How squids outsmart their predators - Carly Anne York

Translator: Yasmein Wijaya Reviewer: Sarmoko Sarmoko

In the ocean’s depths, two titans wage battle:

Di kedalaman samudra, dua titan bertarung:

the sperm whale and the colossal squid.

paus sperma dan cumi-cumi raksasa.

Sperm whales use echolocation to hunt these squid for food,

Paus sperma menggunakan gema untuk memburu cumi-cumi, makanannya.

but even against this gigantic animal, squid can put up an impressive fight.

Menghadapi hewan raksasa ini, cumi-cumi bisa memberi perlawanan yang hebat.

Scientists know this because on the bodies of washed-up whales,

Para ilmuwan mengetahuinya karena pada tubuh paus yang terdampar,

they frequently find huge, round suction scars,

sering kali ditemukan luka bekas sedotan yang sangat besar,

emblazoned there by large, grasping tentacles.

terpampang di sana dengan genggaman tentakel yang besar.

Ranging in size from this giant’s impressive 14 meters

Dengan ukuran beragam dari ukuran besar luar biasa sepanjang 14 meter

to the 2.5 centimeters of the southern pygmy squid,

hingga cumi-cumi kerdil berukuran 2,5 cm dari belahan bumi selatan,

these creatures fall into the group of animals known as cephalopods.

mahluk-mahluk ini masuk dalam kelompok hewan sebagai sefalopoda.

There are about 500 squid species worldwide,

Ada sekitar 500 spesies cumi-cumi di seluruh dunia,

and they live in all the world’s oceans,

yang hidup di seluruh samudra dunia,

making them a reliable food source for whales,

menjadikannya sumber pakan andalan untuk paus,

dolphins,

lumba-lumba,

sharks,

hiu,

seabirds,

fish,

burung laut,

ikan,

and even other squid.

dan bahkan cumi-cumi lainnya.

Indeed, squid themselves are fearsome ocean predators.

Benar, cumi-cumi sendiri yaitu pemangsa samudra yang ditakuti.

But their most extraordinary adaptations

Tapi, adaptasinya yang luar biasa

are those that have evolved to help them thwart their predators.

yaitu kemampuan yang berevolusi membantunya mengalahkan pemangsanya.

Squid, which can be found mainly

Cumi-cumi bisa ditemukan terutama

in estuarine, deep-sea, and open-water habitats,

di habitat-habitat estuaria, laut dalam, dan samudra lepas,

often swim together in shoals.

seringkali berenang bersama dalam kawanan.

Being out in the open without anywhere to hide makes them vulnerable,

Di tempat terbuka tanpa tempat sembunyi membuat mereka rentan,

so as a first line of defense, they rely on large, well-developed eyes.

dan sebagai pertahanan pertama, mereka mengandalkan mata yang besar dan terlatih.

In the colossal squid, these are the size of dinner plates,

Untuk cumi-cumi raksasa, ukurannya sebesar piring.

the largest known eyes in the animal kingdom.

Mata terbesar yang diketahui ada di dunia hewan.

When it’s dark or the water is murky, however,

Sewaktu gelap atau bila airnya keruh,

squid rely on a secondary sensory system,

cumi-cumi bergantung pada sistem sensor sekundernya,

made from thousands of tiny hair cells that are only about twelve microns long

terbuat dari ribuan sel-sel rambut mungil, yang panjangnya hanya 12 mikron

and run along their heads and arms.

di sepanjang kepala dan lengan.

Each of these hair cells is attached to axons in the nervous system.

Masing-masing sel-sel rambut itu menempel ke akson di sistem saraf.

Swimming animals create a wake,

Hewan yang berenang menciptakan arus,

so when the hairs on the squid’s body detect this motion,

dan saat rambut-rambut di tubuh cumi-cumi mendeteksi gerakan ini,

they send a signal to the brain,

mereka mengirimkan sinyal ke otak,

which helps it determine the direction of the water’s flow.

yang membantu menentukan arah arus air mengalir.

This way, a squid can sense an oncoming predator in even the dimmest waters.

Akibatnya, cumi-cumi bisa merasa datangnya pemangsa bahkan di perairan paling redup.

Aware of the threat, a squid can then mask itself from a predator.

Sadar akan ada ancaman, cumi-cumi bisa membuat dirinya tersamar dari pemangsanya.

Squid skin contains thousands of tiny organs called chromatophores,

Kulit cumi-cumi mengandung ribuan organ mungil disebut kromatofor,

each made of black, brown, red or yellow pigments and ringed in muscle.

masing-masing terbuat dari pigmen coklat, merah, atau kuning mengelilingi otot.

Reflecting cells beneath the chromatophores

Sel-sel pemantul di bawah kromatofor tersebut

mirror the squid’s surroundings, enabling it to blend in.

memantulkan warna di sekitarnya membuatnya baur dengan lingkungan.

So, when the muscles contract,

Sewaktu otot-otot berkontraksi,

the color of the pigment is exposed,

warna pigmen tampak jelas,

whereas when the muscles relax the colors are hidden.

sebaliknya waktu otot-otot rileks warna-warna tersebut tersembunyi.

Each of these chromatophores

Masing-masing kromatofor ini

is under the individual control of the squid’s nervous system,

hanya dikendalikan oleh sistem saraf cumi-cumi,

so while some expand, others remain contracted.

sementara sebagian melonggar, yang lainnya tetap berkontraksi.

That enables countershading,

Hal tersebut memberikan bayangan untuk berlindung,

where the underside of the squid is lighter than the top,

di mana sisi bagian bawah lebih terang dari sisi atasnya,

to eliminate a silhouette that a predator might spy from below.

untuk menghilangkan siluet, mengecoh pemangsa yang mengintai dari bawah.

Some predators, however, like the whales and dolphins,

Akan tetapi, beberapa pemangsa seperti paus dan lumba lumba

get around this ruse by using sound waves to detect a squid’s camouflaged form.

menyiasatinya menggunakan gelombang suara untuk mendeteksi penyamaran cumi-cumi.

Not to be outfoxed, the squid still has two more tricks up its sleeve.

Tak kalah cerdik, cumi-cumi masih punya dua trik lainnya.

The first involves ink, produced inside its mantle.

Pertama tinta, yang diproduksi di dalam tudung kepalanya.

Squid ink is made mostly of mucus and melanin,

Tinta cumi-cumi sebagian besar terbuat dari lendir dan melanin,

which produces its dark coloring.

menghasilkan warnanya yang gelap.

When squid eject the ink,

Sewaktu cumi-cumi mengeluarkan tintanya,

they either use it to make a large smokescreen

mereka memakainya untuk membuat layar asap besar

that completely blocks the predator’s view

yang sepenuhnya menutupi pandangan predator

or a blob that roughly mimics the size and shape of the squid.

atau ceceran tinta yang menyerupai ukuran dan bentuk cumi-cumi.

This creates a phantom form, called a pseudomorph,

Ini menciptakan bentukan hantu disebut pseudomorf,

that tricks the predator into thinking it’s the real squid.

yang menipu pemangsa mengiranya cumi-cumi sungguhan.

As a final touch, squid rely on jet propulsion

Senjata terakhir, cumi-cumi mengandalkan tenaga penggerak jet,

to rapidly shoot away from their hunters,

secepat mungkin menembakkan diri jauh-jauh dari pemangsanya,

reaching speeds of up to 25 miles per hour and moving meters away in mere seconds.

mencapai kecepatan 40 km/jam dan telah berpindah jauh dalam hitungan detik.

This makes them Earth’s fastest invertebrates.

Ini menjadikan mereka hewan tak bertulang belakang tercepat di bumi.

Some squid species have also developed unique adaptive behaviors.

Beberapa spesies cumi-cumi juga telah mengembangkan adaptasi perilaku yang unik.

The deep-sea vampire squid, when startled,

Cumi-cumi vampir laut dalam saat terkejut,

uses its webbed arms to make a cape it hides behind.

menggunakan lengan berselaputnya membuat cekungan tempat ia bersembunyi.

The tiny bobtail, on the other hand, tosses sand over its body

Si Buntut Kuda mungil, lain lagi, melemparkan pasir ke sekujur tubuhnya

as it burrows away from prying eyes.

sambil menggali lebih dalam menjauhi mata pengintai.

The Pacific flying squid uses jet propulsion for another purpose:

Cumi-cumi terbang Pasifik menggunakan tenaga penggerak jet untuk maksud lain:

to launch itself right out of the water.

untuk melontarkan dirinya keluar dari air.

Squids’ inventive adaptations have allowed them

Adaptasi inventif cumi-cumi membuatnya

to proliferate for over 500 million years.

untuk berkembang biak lebih dari 500 juta tahun.

Even now, we’re still uncovering new species.

Bahkan sekarang pun, kita masih menemukan spesies baru.

And as we do,

Sementara itu,

we’re bound to discover even more about how these stealthy cephalopods

kita akan menemukan lebih banyak lagi tentang cara sefalopoda penuh rahasia ini

have mastered survival in the deep and unforgiving sea.

telah menguasai keahlian bertahan hidup di laut yang dalam dan tak kenal ampun.