How rollercoasters affect your body - Brian D. Avery

Reviewer: Reno Kanti Riananda

In the summer of 1895, crowds flooded the Coney Island boardwalk

Pada musim panas tahun 1895, pengunjung memadati Coney Island

to see the latest marvel of roller coaster technology:

untuk melihat keajaiban terbaru dari teknologi kereta luncur:

the Flip Flap Railway.

Flip Flap Railway.

This was America’s first-ever looping coaster

Ini adalah kereta luncur lintasan melingkar pertama di Amerika

– but its thrilling flip came at a price.

– tetapi pengalaman mendebarkan ini harus dibayar mahal.

The ride caused numerous cases of severe whiplash,

Permainan itu menyebabkan banyak kasus cedera lecutan dan cedera leher parah,

neck injury and even ejections,

bahkan terlontar dari kursi,

all due to its signature loop.

semua akibat dari lintasan terkenal itu.

Today, coasters can pull off far more exciting tricks,

Sekarang, kereta luncur menjanjikan pengalaman yang lebih menarik

without resorting to the “thrill” of a hospital visit.

tanpa disertai kunjungan “mendebarkan” ke rumah sakit.

But what exactly are roller coasters doing to your body,

Apa sebenarnya yang dilakukan kereta luncur terhadap tubuhmu

and how have they managed to get scarier and safer at the same time?

dan bagaimana mereka jadi makin mengerikan sekaligus makin aman di saat yang sama?

At the center of every roller coaster design is gravity.

Titik tengah dari setiap desain kereta luncur adalah gravitasi.

Tidak seperti mobil atau kereta biasa,

Unlike cars or transit trains,

most coasters are propelled around their tracks

kebanyakan kereta luncur hampir seluruhnya digerakkan di rel oleh energi gravitasi.

almost entirely by gravitational energy.

After the coaster crests the initial lift hill,

Setelah kereta luncur berada di titik puncak pertama,

it begins an expertly engineered cycle –

maka dimulailah sebuah siklus yang direkayasa secara lihai –

building potential energy on ascents and expending kinetic energy on descents.

mengumpulkan energi potensial saat di tanjakan

dan memanfaatkan energi kinetis saat di turunan.

This rhythm repeats throughout the ride,

Ritme ini diulang selama permainan,

acting out the coaster engineer’s choreographed dance

menarikan koreografi energi gravitasi besutan sang ahli kereta luncur.

of gravitational energy.

But there’s a key variable in this cycle that wasn’t always so carefully considered:

Namun, ada variabel utama dalam siklus ini yang tak selalu dipikirkan dengan baik:

you.

kalian.

In the days of the Flip-Flap,

Pada era Flip-Flap,

ride designers were most concerned with coasters getting stuck

desainer kereta luncur khawatir kereta luncur terjebak

somewhere along the track.

di tengah-tengah lintasan.

This led early builders to overcompensate,

Hal ini menyebabkan desainer awal menjadi berlebihan,

hurling trains down hills

mendorong kereta di turunan

and pulling on the brakes when they reached the station.

dan menarik rem ketika kereta sampai di stasiun.

But as gravity affects the cars, it also affects the passengers.

Namun, selain kereta luncur, gravitasi juga memengaruhi penumpang.

And under the intense conditions of a coaster,

Dengan kondisi yang intens di dalam kereta luncur,

gravity’s effects are multiplied.

efek gravitasi meningkat berlipat.

There’s a common unit used by jet pilots,

Ada satuan umum yang dipakai penerbang jet, astronot,

astronauts,

and coaster designers called “g force”.

dan desainer kereta luncur, yang disebut ”G force“.

One G force is the familiar tug of gravity you feel when standing on Earth

Satu G force adalah gaya tarik gravitasi yang Anda rasakan ketika berdiri di Bumi.

– this is the force of Earth’s gravitational pull on our bodies.

Ini adalah gaya gravitasi bumi yang menarik tubuh kita.

But as riders accelerate and decelerate,

Namun, seiring penumpang kereta luncur melaju dan melambat,

they experience more or less gravitational force.

gaya gravitasi yang mereka rasakan bisa lebih banyak atau lebih sedikit.

Modern ride designers know that the body can handle up to roughly 5 Gs,

Desainer modern tahu bahwa tubuh hanya kuat menahan 5 kali G force,

but the Flip-Flap and its contemporaries routinely reached up to 12 Gs.

tapi Flip-Flap dan yang sejenisnya biasanya mencapai hingga 12 kali G force.

At those levels of gravitational pressure,

Pada tekanan gravitasi setingkat itu,

blood is sent flying from your brain to your feet,

darah menngalir sangat cepat dari otak ke kaki Anda,

leading to light-headedness or blackouts

menyebabkan pusing atau pingsan

as the brain struggles to stay conscious.

ketika otak berusaha untuk tetap sadar.

And oxygen deprivation in the retinal cells impairs their ability to process light,

Kekurangan oksigen pada sel retinal merusak kemampuannya memroses cahaya,

causing greyed out vision or temporary blindness.

mengakibatkan penglihatan kabur atau kebutaan sementara.

If the riders are upside down, blood can flood the skull,

Saat penumpang dalam keaadaan terbalik, darah dapat membanjiri tengkorak,

causing a bout of crimson vision called a “redout”.

menyebabkan pandangan kemerahan yang disebut ”redout“.

Conversely, negative G’s create weightlessness.

Sebaliknya, negatif G menciptakan ketiadaan beban.

Within the body,

Dalam tubuh, ketiadaan beban sementara umumnya tidak berbahaya.

short-term weightlessness is mostly harmless.

It can contribute to a rider’s motion sickness

Hal tersebut dapat membuat pengendara mabuk darat,

by suspending the fluid in their inner ears

dengan menghambat cairan di telinga bagian dalam

which coordinates balance.

yang mengatur keseimbangan.

But the bigger potential danger

Namun, potensi bahaya terbesar

– and thrill –

– dan mendebarkan –

comes from what ride designers call airtime.

berasal dari sesuatu yang disebut ”air time“.

This is when riders typically experience seat separation,

Ini adalah saat pengendara biasanya terpisah dari kursi,

and, without the proper precautions,

dan tanpa tindakan pencegahan yang tepat, bisa terlontar.

ejection.

The numerous belts and harnesses of modern coasters

Berbagai sabuk pengaman pada kereta luncur modern

have largely solved this issue,

dapat mengatasi masalah ini,

but the passenger’s ever-changing position can make it difficult

tetapi posisi penumpang yang selalu berubah

mempersulit dalam menentukan bagian mana yang memerlukan penahan.

to determine what needs to be strapped down.

Fortunately, modern ride designers are well aware

Untungnya, desainer kereta luncur modern telah menyadari

of what your body, and the coaster,

apa yang dapat diterima oleh kereta luncur dan tubuh Anda.

can handle.

Coaster engineers play these competing forces against each other,

Ahli kereta luncur memainkan dua gaya yang bertolak belakang ini

to relieve periods of intense pressure with periods of no pressure at all.

untuk meredakan periode tekanan hebat dengan periode tanpa tekanan sama sekali.

And since a quick transition from positive to negative G-force

Karena transisi singkat dari G-force positif ke negatif

can result in whiplash, headaches, and back and neck pain,

dapat menyebabkan cedera lecutan dan sakit kepala, punggung, serta leher,

they avoid the extreme changes in speed and direction

mereka menghindari perubahan ekstrem dalam kecepatan dan arah

so common in thrill rides of old.

yang sangat umum ditemukan di wahana zaman dulu.

Modern rides are also much sturdier,

Wahana modern juga jauh lebih kokoh,

closely considering the amount of gravity they need to withstand.

dan mempertimbangkan jumlah gravitasi yang dibutuhkan untuk bertahan.

At 5 G’s, your body feels 5 times heavier;

Pada 5 G, tubuh kalian terasa 5 kali lebih berat;

so if you weigh 100lbs,

jadi jika berat kalian 45 kg,

you’d exert the weight of 500 lbs on the coaster.

berat kalian di kereta luncur akan menjadi 227 kg.

Engineers have to account for the multiplied weight

Para ahli harus memperhitungkan perkalian berat ini untuk setiap penumpang

of every passenger when designing a coaster’s supports.

saat merancang pengaman kereta luncur.

Still, these rides aren’t for everyone.

Mekipun begitu, wahana ini bukan untuk semua orang.

The floods of adrenaline, light-headedness, and motion sickness

Aliran adrenalin, sensasi melayang, serta rasa mual

aren’t going anywhere soon.

tidak akan menghilang begitu saja.

But today’s redundant restraints, 3D modeling and simulation software

Namun, pengaman ganda, pemodelan 3D, dan perangkat lunak simulasi

have made roller coasters safer and more thrilling than ever.

telah membuat kereta luncur lebih aman dan lebih mendebarkan dari sebelumnya.

Our precise knowledge about the limits of the human body

Pengetahuan kita tentang tubuh manusia

have helped us build coasters that are faster, taller, and loopier

membantu membangun kereta luncur yang lebih cepat, lebih tinggi,

dan lebih berliku – tanpa harus keluar jalur.

– and all without going off the rails.

Reviewer: Reno Kanti Riananda