The surprising scent of the world’s largest flower - Daniel Nickrent

Translator: Asti Wahyuningtyas Reviewer: annisa putri

Deep inside the Sumatran rainforest, a carrion fly descends,

Jauh di dalam hutan hujan Sumatera, seekor lalat bangkai turun,

guided by the scent of its favorite place to lay eggs:

dipandu oleh aroma tempat favoritnya untuk bertelur: bangkai hewan

dead and rotting animal carcasses.

mati dan membusuk.

But when it lands, it isn’t on liquefying flesh,

Tetapi ketika mendarat, itu bukan pada daging yang mencair,

but instead on the world’s biggest, and perhaps strangest, flower—

melainkan pada bunga terbesar, dan mungkin paling aneh di dunia -

Rafflesia arnoldii.

Rafflesia arnoldii.

Rafflesia is a genus of over 30 species

Rafflesia adalah genus yang lebih dari 30

found across the tropical forests of Southeast Asia.

spesies yang ditemukan di hutan tropis Asia Tenggara.

While its smallest representative has a flower only a few centimeters wide,

Perwakilan terkecilnya memiliki bunga hanya selebar beberapa sentimeter,

its biggest weighs seven kilograms and spans over a meter wide.

yang terbesar seberat tujuh kilogram, dan lebar lebih dari satu meter.

And its putrid aroma isn’t the only thing that sets these plants apart—

Dan aromanya yang busuk bukan satu-satunya hal yang membedakan tanaman ini -

all Rafflesia are parasites.

semua Rafflesia adalah parasit.

For most of its life, the Rafflesia plant exists as an endophyte,

Sebagian besar hidupnya, Rafflesia sebagai endofit, untaian tipis

a single thin strand of almost uniform cells beneath the bark of its host.

tunggal sel yang hampir seragam di bawah kulit inangnya.

It strictly infects Tetrastigma,

Ini menginfeksi Tetrastigma,

a genus of large vines related to the grape.

genus tanaman merambat besar yang terkait dengan anggur.

Like typical leafy plants, the host Tetrastigma’s cells contain chloroplasts.

Seperti tanaman berdaun khas, sel Tetrastigma inang mengandung kloroplas.

These organelles convert sunlight into energy

Organel ini mengubah sinar matahari menjadi energi

and are each equipped with their own DNA.

dan masing-masing dilengkapi dengan DNA.

Rafflesia’s plastids, on the other hand, appear to have lost their DNA,

Plastida Rafflesia, di sisi lain, tampaknya telah kehilangan DNA mereka,

and with it the ability to photosynthesize.

dan dengan itu kemampuan untuk berfotosintesis.

This sort of loss is incredibly rare.

Kerugian macam ini sangat jarang terjadi.

With no roots and no ability to produce its own food,

Tanpa akar dan tidak memiliki kemampuan untuk menghasilkan makanannya sendiri,

Rafflesia is completely dependent on its host,

Rafflesia sepenuhnya bergantung pada inangnya,

siphoning the Tetrastigma’s water and nutrients to fuel its own growth.

menyedot air dan nutrisi Tetrastigma untuk mendorong pertumbuhan.

And Rafflesia’s propensity for theft doesn’t end there.

Dan kecenderungan Rafflesia untuk mencuri tidak berakhir di situ.

Using a process known as horizontal gene transfer, or HGT,

Menggunakan proses yang dikenal sebagai transfer gen horizontal, atau HGT,

Rafflesia has stolen quite a bit of genetic material from its host

Rafflesia telah mencuri cukup banyak materi genetik dari inangnya

and other plants in its habitat.

dan tanaman lain di habitatnya.

While HGT is well known in bacteria,

Sementara HGT terkenal pada bakteri,

it has only recently been documented in parasitic plants.

baru-baru ini didokumentasikan pada tanaman parasit.

And scientists are still trying to understand

Dan para ilmuwan masih berusaha memahami

exactly how this DNA transfer happens.

dengan tepat bagaimana transfer DNA ini terjadi.

Rafflesia appears to utilize several of these stolen sequences

Rafflesia tampaknya memanfaatkan beberapa urutan yang dicuri ini

as if they were their own,

seolah-olah itu milik sendiri,

transcribing the DNA into RNA and then translating it into proteins,

menyalin DNA menjadi RNA dan kemudian mengubahnya menjadi protein,

which are used in key cellular processes.

yang digunakan dalam proses seluler utama.

After living some time embedded in the host vine,

Setelah hidup beberapa waktu tertanam di pohon anggur inang,

Rafflesia emerges as a single bud,

Rafflesia muncul sebagai tunas tunggal,

which then takes several months, or even a year, to reach full size.

yang butuh beberapa bulan, bahkan satu tahun, untuk ukuran penuh.

When it opens, its fleshy maroon petals

Saat terbuka, kelopak merah marun tebal

emit several foul-smelling sulfur-containing compounds.

memancarkan beberapa senyawa yang mengandung belerang yang berbau busuk.

The evolutionary reason for this odor is relatively straightforward:

Alasan evolusi untuk bau ini relatif mudah:

to attract pollinators.

untuk menarik penyerbuk.

For most species of Rafflesia, single flowers are either male or female.

Sebagian besar spesies Rafflesia, bunga tunggal adalah jantan atau betina.

So, to produce a seed,

Jadi, untuk menghasilkan biji,

pollen must be transferred from one flower to the next.

serbuk sari harus dipindahkan dari satu bunga ke bunga berikutnya.

The rotten stench is ideal for attracting corpse-loving carrion flies,

Bau busuk sangat ideal untuk menarik lalat bangkai yang menyukai mayat,

and the massive size of the flower may help broadcast it

dan ukuran bunga yang sangat besar dapat membantu menyiarkannya

through the stagnant rainforest air.

melalui udara hutan hujan yang stagnan.

A deceived fly will explore the flower’s interior,

Seekor lalat yang tertipu akan menjelajahi bagian dalam bunga,

laying thousands of ill-fated eggs.

bertelur ribuan telur naas.

But during the fly’s visit,

Tetapi selama kunjungan lalat,

the male Rafflesia’s liquid pollen may end up on the fly’s back where it dries.

serbuk sari Rafflesia jantan bisa berakhir di punggung lalat dan mengering.

If the fly encounters an open female Rafflesia flower,

Jika lalat bertemu dengan bunga Rafflesia betina terbuka,

the pollen will rehydrate when rubbed against the flower’s damp stigma,

serbuk sari akan terehidrasi ketika digosokkan pada kepala putik yang lembab,

completing cross-pollination.

menyelesaikan penyerbukan silang.

A pollinated Rafflesia flower gradually withers and turns black,

Bunga Rafflesia yang diserbuki akan layu dan berubah menjadi hitam,

but this doesn't mean it's dead.

tetapi ini tidak berarti bunga itu mati.

Over several months, a fruit forms which contains thousands of tiny seeds.

Selama beberapa bulan, buah terbentuk yang mengandung ribuan biji kecil.

But what disperses these seeds is still debated,

Tetapi apa yang menyebarkan benih ini masih diperdebatkan,

with hypotheses ranging from elephants to rodents to ants.

dengan hipotesis mulai dari gajah hingga hewan pengerat hingga semut.

We do know that the seeds have an oily appendage called an elaiosome,

Kita tahu bahwa bijinya memiliki peleng kap berminyak yang disebut elaiosom,

a structure ants often feed to their larvae.

struktur yang sering diberi makan semut untuk larva mereka.

And scientists have even observed ants carrying Rafflesia seeds.

Dan para ilmuwan bahkan telah mengamati semut membawa biji Rafflesia.

But what happens to the Rafflesia seeds once inside the ant nest remains unclear.

Tapi apa yang terjadi pada biji Rafflesia saat di dalam sarang masih belum jelas.

In any case, nobody has seen Rafflesia seeds germinate,

Bagaimanapun, tidak ada yang melihat biji Rafflesia berkecambah,

or attach to and infect a host root.

atau menempel dan menginfeksi akar inang.

Because this crucial step of their development is still not fully understood,

Karena langkah penting perkembangan mereka ini masih belum sepenuhnya dipahami,

cultivation of Rafflesia is difficult.

budidaya Rafflesia sulit dilakukan.

Despite many attempts, botanists from around the globe

Meskipun banyak upaya, ahli botani dari seluruh dunia sebagian besar

have been largely unsuccessful at growing Rafflesia

tidak berhasil menanam Rafflesia

from seeds outside its natural habitat.

dari biji di luar habitat aslinya.

As these tropical forests are under threat,

Karena hutan tropis ini berada di bawah ancaman,

we’re at risk of losing Rafflesia,

kita berisiko kehilangan Rafflesia,

and our ability to unravel some of its many remaining secrets.

dan kemampuan kita untuk mengungkap beberapa dari banyak rahasia yang tersisa.