The Most Powerful Yet Overlooked Resource in Schools | Heejae Lim | TED

Translator: Rahadiani Prasetianti Reviewer: Made Pramana

I'm eight years old,

Saat itu usia saya delapan tahun,

and it's my first day at the new school,

dan itu adalah hari pertama saya di sekolah baru,

but I cannot express myself.

namun saya tak bisa mengekspresikan diri.

Actually, I don't understand a single word of English.

Sebenarnya, saya tidak mengerti satu kata pun dalam bahasa Inggris.

My family just moved from Korea to England.

Keluarga saya baru pindah dari Korea ke Inggris.

My mom is raising my little sister and me,

Ibu saya membesarkan saya dan adik saya,

and she's also finishing her degree.

dan ibu juga menyelesaikan kuliahnya.

She's nearly as lost as I am,

Ibu hampir sama bingungnya dengan saya,

but with the little English she knows,

tapi dengan sedikit bahasa Inggris yang ia tahu,

she speaks to my teachers in broken English, every day,

ia berbicara kepada guru saya dalam bahasa Inggris patah-patah, setiap hari,

about how she can help me at home.

tentang cara membantu saya di rumah.

Compared to many other parents in the school who speak no English at all

Dibandingkan dengan banyak orang tua lain yang tidak bisa berbahasa Inggris

or are even scared to ask the questions,

atau bahkan takut untuk mengajukan pertanyaan,

she's much better-off.

Ibu jauh lebih baik.

And for that, I'm much better-off.

Dan karena itu, keadaan saya jauh lebih baik.

Fast-forward three months.

Tiga bulan kemudian.

Every time my mom picks me up,

Setiap kali Ibu menjemput saya,

a swarm of Korean parents crowd around the car.

sekelompok orang tua Korea berkerumun di sekitar mobil.

It causes a traffic jam, like, every day. Seriously?

Menyebabkan macet setiap hari. Yang benar saja.

(Laughter)

(Tertawa)

All the other Korean parents gather around the car,

Semua orang tua Korea lainnya berkumpul di sekitar mobil,

asking my mom the same questions that she asked my teachers.

menanyakan ibu saya pertanyaan yang sama yang ibu tanyakan pada guru saya.

"What is a parent-teacher conference again?"

“Apa itu pertemuan orang tua-guru?”

"My kid is behind. What can I do?"

“Anak saya lambat belajar. Saya harus bagaimana?”

I don't know how I'd have survived that first year without my mom.

Saya tidak tahu bagaimana bisa bertahan di tahun pertama tanpa ibu saya.

But I do know that my experience is not that unique.

Tapi saya tahu bahwa pengalaman saya tidak begitu unik.

Every year, 50 million children go through the US school system.

Setiap tahun, 50 juta anak masuk sistem pendidikan AS.

And out of that, 40 million,

Dan dari jumlah itu, 40 juta,

that is, four out of five children,

artinya, empat dari lima anak,

come from underserved or immigrant families.

berasal dari keluarga tidak mampu atau keluarga imigran.

We're talking about the vast majority of the system here.

Kita berbicara tentang sebagian besar sistem di sini.

I realize that I'm one of the lucky ones,

Saya sadar bahwa saya termasuk beruntung,

because the law of averages will tell you

karena hukum rerata akan memberi tahu Anda

that these children are likely to fall behind

bahwa anak-anak ini cenderung tertinggal

by two whole school years.

selama dua tahun pelajaran.

This costs the US economy almost one trillion dollars every year.

Ini merugikan ekonomi AS hampir satu triliun dolar setiap tahun.

But it doesn't have to be that way.

Tapi hal ini bisa dicegah.

In fact, research says that for a student to do well,

Bahkan, penelitian mengatakan bahwa bagi seorang siswa untuk berhasil,

a family's engagement is more important than that family's wealth.

keterlibatan keluarga lebih penting daripada ekonomi keluarga.

A parent is a child's first teacher,

Orang tua adalah guru pertama anak,

and children spend 80 percent of their waking hours

dan anak-anak menghabiskan 80 persen dari waktu mereka

outside the classroom.

di luar kelas.

So no wonder families are the game changer.

Jadi tidak heran keluarga adalah pembawa perubahan.

So here’s a trillion-dollar question:

Jadi, inilah pertanyaan pentingnya:

How can we better tap into the incredible potential of families

Bagaimana memanfaatkan potensi keluarga yang luar biasa dengan lebih baik

and their universal love for their children?

dan cinta tak terhingga untuk anak mereka?

This is why the organization I founded helps teachers, families and schools

Inilah tujuan organisasi saya untuk membantu guru, keluarga, dan sekolah

connect using something that we all have:

dengan menggunakan sesuatu yang kita semua miliki untuk terhubung:

a mobile phone.

sebuah ponsel.

Teachers write the communication in English,

Guru berkomunikasi dalam bahasa Inggris tertulis,

and parents receive it in their own languages, and vice versa.

dan orang tua menerimanya dalam bahasa ibu mereka, dan sebaliknya.

We break down the language barrier,

Kami memecah hambatan bahasa,

bridge cultural and knowledge differences by explaining education concepts

menjembatani perbedaan budaya dengan menjelaskan konsep pendidikan

and enable and prompt parents and teachers to talk to each other.

dan memungkinkan serta mendorong komunikasi orang tua dan guru.

We're playing the role that my mom played

Kami berperan seperti ibu saya dulu

for the school and my friends’ families:

untuk sekolah dan keluarga teman-teman saya:

the communicator, the translator, the coach,

komunikator, penerjemah, pelatih,

the explainer and the go-between.

pengarah dan perantara.

And since my mom cannot be everywhere --

Dan karena ibu saya tak bisa berada di semua tempat --

and, in fact, no parent can, and that is not for the lack of trying --

dan, tidak ada orang tua yang bisa, dan itu bukan karena kurangnya upaya --

we've stepped in and connected four million families,

kami telah berpartisipasi menghubungkan empat juta keluarga,

and students and educators in 70,000 schools to date.

siswa dan pendidik di 70.000 sekolah hingga saat ini.

(Cheers and applause)

(Tepuk tangan)

When families and schools work together, everyone wins.

Ketika keluarga dan sekolah bekerja sama, semua menang.

Students are supported, families are empowered,

Siswa didukung, keluarga diberdayakan,

and teachers' jobs just become that much easier.

dan pekerjaan guru menjadi jauh lebih mudah.

The school environment and community thrives with people from all backgrounds.

Sekolah dan komunitas berkembang dengan orang dari berbagai latar belakang.

Even the system itself benefits.

Bahkan sistem itu sendiri diuntungkan.

Last year, the US spent nearly 700 billion dollars

Tahun lalu, AS menghabiskan hampir 700 miliar dolar

on school-aged education.

untuk pendidikan usia sekolah.

So imagine if you can increase the return on that investment,

Jadi bayangkan jika Anda bisa meningkatkan laba atas investasi itu,

even just a little bit,

meskipun hanya sedikit,

by connecting schools to engage with all families.

dengan menghubungkan sekolah untuk terlibat dengan semua keluarga.

And we should.

Kita perlu melakukannya.

It's literally a no-brainer.

Tidak diragukan lagi.

But actually, there's something much bigger here

Tetapi, ada sesuatu yang jauh lebih besar

than student grades.

daripada prestasi siswa.

Education goes beyond economic growth,

Pendidikan jauh melampaui batas pertumbuhan ekonomi,

and our goal goes beyond the classroom.

dan tujuan kami melampaui batasan ruang kelas.

Schools are a funnel to the real world.

Sekolah adalah gerbang menuju dunia nyata.

Public education makes citizens.

Pendidikan umum mendidik warga negara.

And in creating the next generation of citizens,

Dan dalam menciptakan generasi muda,

we cannot be leaving behind four out of five children

kita tidak bisa meninggalkan empat dari lima anak

or their families.

maupun keluarga mereka.

If we continue to pick and choose who the system engages with

Jika sistem kita terus pilih kasih atas siapa pihak yang mendapat pelayanan

generation after generation, like we do now,

selama beberapa generasi seperti yang kita lakukan sekarang,

we will not be left with a community, a civil society

kita tidak akan memiliki komunitas, masyarakat sipil,

or even a functioning democracy.

atau bahkan demokrasi yang berfungsi.

Our collective well-being starts with inclusive schools

Kesejahteraan kita bersama dimulai dengan sekolah inklusif

and helping every child realize their endless potential.

yang membantu setiap anak wujudkan potensi yang tak terbatas.

So our hope is that one day,

Jadi harapan kami adalah bahwa suatu hari,

all underserved and immigrant children and their families

semua anak-anak kurang mampu, anak imigran, serta keluarga mereka

will feel that they belong in the education system.

akan menemukan tempat mereka dalam sistem pendidikan.

Our dream is that one day, they'll feel included

Mimpi kami adalah bahwa suatu hari, mereka akan merasa disertakan

in the very communities that they're expected to build.

dalam komunitas yang akan mereka bangun.

Thank you.

Terima kasih.

(Cheers and applause)

(Tepuk tangan)