Amma Y. Ghartey-Tagoe Kootin: A musical that examines black identity in the 1901 World's Fair | TED

Translator: Christine Deyani Reviewer: Novia Putri

The archive.

Arsip .

One may envision rooms and shelves

Bayangkan ruangan dan rak-rak

stocked with boxes and cartons of old stuff.

berisi banyak kotak dan kardus barang lama.

And yet, for those who are patient enough to dig through it,

Namun, bagi yang cukup sabar membongkarnya,

the archive provides the precious opportunity

arsip itu memberikan peluang yang berharga

to touch the past,

untuk menyentuh masa lalu,

to feel and learn from the experiences

untuk merasakan dan belajar dari pengalaman orang

of once-living people who now seem dead and buried deeply in the archive.

yang dulu hidup tetapi sekarang mati dan terkubur dalam arsip itu.

But what if there was a way to bring the archive to life?

Tapi bagaimana jika ada cara untuk menghidupkan kembali arsip itu?

Jon Michael Reese: "The world is thinking wrong about race."

Jon Michael Reese: "Dunia salah berpikir tentang ras."

Melissa Joyner: "This country insists upon judging the Negro."

Melissa Joyner: "Negara ini memaksa untuk menghakimi Negro."

JMR: "Because it does not know."

JMR: "Karena ia tidak tahu."

AYGTK: What if one could make it breathe?

AYGTK: Bagaimana jika itu hidup?

MJ: "By his lowest and most vicious representatives."

MJ: "Representasinya yang paling rendah dan keji."

AYGTK: Speak.

AYGTK: Bicaralah.

JMR: "An honest, straightforward exhibit."

JMR: "Suatu peraga yang jujur dan lugas."

AYGTK: And even sing to us,

AYGTK: Bernyanyi untuk kita

so that the archive becomes accessible to everyone.

Maka arsip itu dapat diakses oleh setiap orang.

What would performing the archive look like?

Seperti apa jadinya tampilan arsip itu?

A performance that is not simply based on a true story

Suatu pentas yang tak hanya berdasarkan kisah nyata

but one that allows us to come face-to-face

tapi yang membuat kita dapat berhadapan langsung

with things we thought were once dead and buried.

dengan sesuatu yang telah lama mati dan terkubur.

(Piano music)

(Musik piano)

This is what "At Buffalo," a new musical we're developing,

Inilah "At Buffalo" musikal baru yang kami kembangkan.

is all about.

tentang semua.

Using collections from over 30 archival institutions,

Menggunakan koleksi lebih dari 30 institusi arsip,

"At Buffalo" performs the massive archive of the 1901 Pan-American Exposition,

"At Buffalo" mementaskan arsip besar Pan-American Exposition 1901,

the first World's Fair of the 20th century,

Pekan Dunia yang pertama di abad ke-20,

held in Buffalo, New York.

di Buffalo, New York.

Now, if you've heard of this fair,

Jika Anda pernah mendengar adil ini

it might be because this is where then-US president, William McKinley,

mungkin karena di sinilah Presiden saat itu, William McKinley,

was assassinated.

dibunuh.

For nearly 17 years,

Selama hampir 17 tahun,

I've stayed inside the gates and the archive of this fair,

Saya tinggal di dalam gerbang dan dengan arsip pekan raya ini,

not only because of that story

tak hanya karena kisahnya

but because of a real life-and-death racial drama

tapi karena drama rasial nyata antara hidup dan mati

that played out on the fairgrounds.

yang dimainkan di gelanggangnya.

Here, in a place that was like Disney World, the Olympics,

Di sini, di tempat yang mirip dengan Disney World, The Olympics,

carnivals, museums, all in one,

karnaval, museum, menjadi satu,

there were three conflicting displays of what it meant to be black

ada tiga tampilan konflik mengenai apa artinya berkulit hitam

in the United States.

di Amerika Serikat.

The archive says white showmen presented

Arsip itu berkata pemain sandiwara kulit putih

a savage black origin

memerankan asal kulit hitam yang biadab

in the form of 98 West and Central Africans,

seperti orang Barat 98 dan orang Afrika Tengah

living and performing war dances

hidup dan menampilkan tarian perang

in a recreated village called Darkest Africa.

di desa yang dibangun kembali bernama Darkest Africa.

And across the street,

Dan di seberang jalan,

a happy slave life,

kehidupan budak yang bahagia,

in the form of 150 Southern black performers,

ditampilan oleh 150 pemain sandiwara kulit hitam dari Selatan

picking cotton,

memetik kapas,

singing and dancing minstrel shows

bernyanyi dan menari di pertunjukan lagu

in a recreated antebellum attraction called Old Plantation.

di pertunjukan sebelum perang bernama Old Plantation.

As a response,

Sebagai respon,

the black Buffalo community championed the third display of blackness:

komunitas kulit hitam Buffalo membela pertunjukan hitam ketiga:

the Negro Exhibit.

the Negro Exhibit.

Codesigned by African American scholar W.E.B. Du Bois,

Disandikan oleh orang Afrika-Amerika sarjana W.E.B. Du Bois,

it curated photographs, charts, books and more,

itu foto pendeta, bagan, buku, dan lainnya,

to show black Americans as a high-achieving race,

untuk menunjukkan orang kulit hitam sebagai ras berprestasi,

capable of education and progress.

yang berpendidikan dan berkembang.

When I first encountered this story,

Ketika saya pertama kali menemukan cerita ini,

I understood from my own life experience

Saya tau pengalaman hidup saya sendiri

what was at stake to have members of the African diaspora

dipertaruhkan untuk memiliki anggota diaspora Afrika

see each other like this.

saling melihat seperti ini.

For me, as the child of immigrant parents from Ghana, West Africa,

Bagi saya, sebagai anak orang tua imigran dari Ghana, Afrika Barat,

born in the American South,

lahir di Amerika Selatan,

raised in Manhattan, Kansas,

dibesarkan di Manhattan, Kansas,

(Laughter)

(Tertawa)

and having attended the same elite school as Du Bois,

dan telah menghadiri sekolah elit sebagai Du Bois,

I could see that the Buffalo fair effectively pitted

Saya bisa melihat bahwa Buffalo diadu secara efektif

the black Northerner against the Southerner,

Orang Utara hitam melawan orang selatan,

the educated against the uneducated,

yang berpendidikan dengan yang tidak,

and the African American against the African.

dan orang Amerika keturunan Afrika melawan Afrika.

And I wanted to know:

Dan saya ingin tahu:

How did these three distinct groups of black folk navigate this experience?

Bagaimana ketiga kelompok orang kulit hitam menavigasi pengalaman ini?

Unfortunately, the archive had answers to questions like this

Sayangnya, arsipnya punya jawaban untuk pertanyaan seperti ini

underneath racial caricature,

di bawah karikatur ras,

conflicting information and worse -- silence.

informasi yang saling bertentangan dan lebih buruk lagi - diam.

(Piano music)

(Musik piano)

Still, I could hear musical melodies

Tetap saja, saya bisa mendengar melodi musik

and see dance numbers

melihat nomor dansa

and the rhythms of the words

dan irama kata-kata

coming off the pages of old newspaper articles.

yang keluar dari halaman artikel koran bekas.

And learning that this World's Fair

Dan belajar bahwa World Fair ini

had music playing everywhere on its fairgrounds,

punya musik yang diputar di mana-mana di pasar malamnya,

I knew that live, immersive, spectacular musical theater,

Saya tahu bahwa hidup, imersif, teater musikal yang spektakuler,

with the latest technologies of our time,

dengan teknologi terbaru di zaman kita,

is the closest experience that can bring the archival story of the 1901 fair

pengalaman terdekat yang bisa dibawa menjadi kisah kearsipan tahun 1901

out of boxes and into life.

keluar dari kotak dan ke kehidupan.

Stories, like Tannie and Henrietta,

Cerita, seperti Tannie dan Henrietta,

a husband and wife vaudeville duo in love

sepasang suami istri vaudeville cinta

who become at odds over performing these "coon" minstrel shows

yang berselisih atas kinerja menunjukkan penyanyi "coon"

while striving for their five-dollar-a-week dream

berjuang untuk lima dolar per minggu

in the Old Plantation attraction.

di objek wisata Old Plantation.

Like African businessman John Tevi,

Seperti pengusaha Afrika John Tevi,

from present-day Togo,

dari Togo sekarang,

who must outwit the savage rules of the human zoo

yang harus mengecoh aturan biadab dari Human Zoo

in which he has become trapped.

di mana dia menjadi terperangkap.

And stories like Mary Talbert,

Dan kisah-kisah seperti Mary Talbert,

a wealthy leader of the black Buffalo elite,

pemimpin yang kaya dari elit Buffalo hitam,

who must come to terms

harus berdamai

with the racial realities of her home town.

dengan realitas rasial dari kota asalnya.

MJ: "The dominant race in this country

MJ: "Ras yang dominan di negara ini

insists upon judging the Negro

bersikeras menghakimi orang Negro

by his lowest and most vicious representatives."

dengan yang terendah dan terbanyak perwakilan ganas. "

AYGTK: Like Old Plantation and Darkest Africa.

AYGTK: Seperti Old Plantation dan Darkest Africa.

MJ: "... instead of by the more intelligent and worthy classes."

MJ: "... bukannya lebih banyak kelas yang layak dan cerdas. "

AYGTK: When fair directors ignored Mary Talbert

AYGTK: Ketika direksi mengabaikan Mary Talbert

and the local black Buffalo community's request to participate in the fair,

dan komunitas Buffalo setempat memintaan berpartisipasi dalam pameran,

newspapers say that Mary Talbert

koran mengatakan bahwa Mary Talbert

and her club of educated African American women

dan klubnya yang berpendidikan Wanita Afrika Amerika

held a rousing protest meeting.

mengadakan pertemuan protes yang meriah.

But the details of that meeting,

Tetapi detail pertemuan itu,

even down to the fiery speech she gave,

bahkan sampai pidato semangat yang dia berikan,

were not fully captured in the archive.

tidak sepenuhnya ditangkap dalam arsip.

So, "At Buffalo" takes the essence of Mary's speech

Jadi, "At Buffalo" mengambil esensinya pidato Mary

and turns it into song.

dan mengubahnya menjadi lagu.

(All singing) We must, we are unanimous.

(Semua bernyanyi) dengan suara bulat.

We must, we are unanimous.

Kita harus sepakat.

MJ: We've got something to show --

MJ: Kami punya sesuatu untuk ditampilkan -

we're going to teach a lesson in Buffalo.

kita akan mengajarkan pelajaran Buffalo.

It would benefit the nation

Akan bermanfaat bagi bangsa ini

to see our growth since emancipation.

untuk melihat pertumbuhan kita sejak emansipasi.

Colored people should be represented in this Pan-American exposition,

Orang kulit berwarna harus diwakili dalam eksposisi Pan-Amerika ini,

it would benefit the nation

itu akan bermanfaat bagi bangsa

to see our growth since emancipation.

untuk melihat pertumbuhan kita sejak emansipasi.

(All singing) They made a great mistake

(Semua bernyanyi) Mereka membuat kesalahan besar

not to appoint someone from the race.

untuk tidak menunjuk seseorang dari lomba.

We must, we are unanimous.

Kita harus sepakat.

We must, we are unanimous.

Kita harus sepakat.

We must, we are unanimous.

Kita harus sepakat.

AYGTK: Mary Talbert successfully demands that the Negro Exhibit come to the fair.

AYGTK: Mary Talbert berhasil menuntut bahwa Pameran Negro datang ke pameran.

And to have the Negro Exhibit in Buffalo

Untuk memiliki Pameran Negro di Buffalo

means that the musical must tell the story behind why Du Bois cocreated it ...

jadi musikal harus menceritakan kisahnya mengapa Du Bois menciptakannya ...

and why Mary and the black elite felt it was urgently needed.

dan mengapa Mary dan elite kulit hitam merasa itu sangat dibutuhkan.

JMR: "The world is thinking wrong about race.

JMR: "Dunia berpikir salah tentang ras.

They killed Sam Hose for who they thought he was.

Mereka membunuh Sam Hose untuk siapa.

And more men like him, every day,

Dan banyak pria menyukainya,

more Negro men, like him, taken apart.

lebih banyak orang negro, seperti dia, yang dipisahkan.

And after that -- that red ray ...

Dan setelah itu - sinar merah ...

we can never be the same.

kita tidak akan pernah bisa sama.

(Singing) A red ray

(Bernyanyi) Sinar merah

[A man hunt in Georgia]

[Pria berburu di Georgia]

cut across my desk

memotong mejaku

[Mob after Hose; he will be lynched if caught]

[Mob; dia akan dihukum mati jika tertangkap]

the very day

hari itu juga

Sam's hands were laid to rest.

Tangan Sam diistirahatkan.

Can words alone withstand the laws unjust?

Bisakah dengan kata-kata saja menahan hukum yang tidak adil?

[Escape seems impossible]

[Tidak bisa melarikan diri]

Can words alone withstand the violence?

Bisakah kata-kata saja menahan kekerasan?

Oh, no, oh.

Oh, tidak, oh.

[Burned alive]

[Terbakar hidup-hidup]

[Sam Hose is lynched]

[Sam Hose digantung]

Oh, no, oh.

Oh, tidak, oh.

[His body cut in many pieces]

[Tubuhnya terpotong-potong]

Oh, no, oh.

Oh, tidak, oh.

[Burned at the Stake]

[Terbakar di Pasak]

[Ten Cents Slice Cooked Liver.]

[Sepuluh Sen Dipotong Hati.]

[Fight for souvenirs.]

(Both singing) Who has read the books?

(Keduanya bernyanyi) Siapa yang telah membaca buku?

Our numbers and statistics look small

Angka dan statistik kami terlihat kecil

against the page.

pada halaman.

The crisis has multiplied.

Krisis telah berlipat ganda.

Our people are lynched and died.

Orang-orang digantung dan mati.

Oh, Lord.

Oh Tuhan.

Something must change.

Sesuatu harus berubah.

AYGTK: Something must change.

AYGTK: Sesuatu harus berubah.

"At Buffalo" reveals how the United States today

"At Buffalo" mengungkapkan bagaimana Amerika Serikat saat ini

stands at similar crossroads as 1901 America.

berdiri di persimpangan yang serupa seperti 1901 Amerika.

Just as the name of Sam Hose filled newspapers back then,

Sama seperti nama Sam Hose mengisi koran saat itu,

today's media carries the names of:

media saat ini membawa nama-nama:

JMR: Oscar Grant.

JMR: Oscar Grant.

MJ: Jacqueline Culp.

MJ: Jacqueline Culp.

Pianist: Trayvon Martin.

Pianist: Trayvon Martin.

AYGTK: Sandra Bland.

AYGTK: Sandra Bland.

And too many others.

Dan yang lainnya.

The 1901 fair's legacies persist

Warisan 1901 adil bertahan

in more ways than we can imagine.

lebih banyak dari yang kita bayangkan.

MJ: Mary Talbert

MJ: Mary Talbert

and the National Association of Colored Women

dan Asosiasi Nasional Wanita Berwarna

started movements against lynching

memulai gerakan melawan hukuman mati tanpa pengadilan

and the myth of black criminality

dan mitos kriminalitas kulit hitam

just as black women today started Black Lives Matter.

sama seperti wanita kulit hitam hari ini mulai Black Lives Matter.

JMR: And some of the same people who fought for

JMR: Dan beberapa yang sama orang-orang yang berjuang

and created the Negro Exhibit,

dan menciptakan Pameran Negro,

including Du Bois,

termasuk Du Bois,

came to Buffalo, four years after the fair,

datang ke Buffalo, empat tahun setelah pameran,

to start the Niagara Movement,

untuk memulai Gerakan Niagara,

which set the groundwork for the creation of the NAACP.

yang mengatur dasar untuk pembuatan NAACP.

AYGTK: It's not just black folks

Tidak hanya orang kulit hitam

who had a peculiar experience at the 1901 fair.

yang memiliki pengalaman aneh pada 1901.

An official handbook informed fair-goers:

Buku pegangan resmi memberi tahu ke berkunjung:

MJ: "Please remember:"

MJ: "Harap diingat:"

JMR: "... once you get inside the gate,"

JMR: "... begitu Anda masuk ke gerbang,"

AYGTK: "... you are a part of the show."

AYGTK: "... Anda adalah bagian dari pertunjukan."

Performing the archive in "At Buffalo"

Melakukan arsip di "At Buffalo"

allows audiences to ask themselves,

memungkinkan audiens untuk bertanya pada diri sendiri,

"Are we still inside the gates,

"Apakah kita masih di dalam gerbang,

and are we all still part of the show?"

dan apakah kita semua masih menjadi bagian dari pertunjukan? "

(Music ends)

(Musik berakhir)

(Applause and cheers)

(Tepuk tangan)