What it takes to crush a pandemic | Johanna Benesty

Translator: Yuliana Ayundini Reviewer: Nathaniel Luis Reyhan Soesilo

My son was born in January 2020,

Anak saya lahir di bulan Januari 2020

shortly before the lockdown in Paris.

sesaat sebelum lockdown di Paris.

He was never scared of people wearing masks,

Dia tidak pernah takut pada orang bermasker

because that's all he knows.

karena hanya itu yang dia tahu.

My three-year-old daughter knows how to say "gel hydro-alcoolique."

Anak perempuan saya yang berusia tiga tahun

tahu cara mengatakan "gel hydro-alcoolique."

That's the French word for hydroalcoholic gel.

Itu adalah bahasa Perancis untuk gel hidroalkohol.

She actually pronounces it better than I do.

Pengucapannya sebenarnya lebih baik dari saya.

But no one wants to be wearing a mask

Namun tak seorang pun ingin memakai masker

or wash their hands with hand sanitizer every 20 seconds.

atau mencuci tangan dengan hand sanitizer setiap 20 detik.

We're all desperately looking at R and D to find us a solution: a vaccine.

Kita melihat R&D dengan putus asa mencari sebuah solusi:

sebuah vaksin.

It's interesting that in our minds,

Hal ini sangat menarik

karena kita menganggap penemuan vaksin sebagai sebuah Cawan Suci.

we keep thinking of the vaccine discovery like it's the Holy Grail.

But there are a couple of shortcuts here that I'd like to unpack.

Namun ada beberapa alternatif yang ingin saya bahas di sini.

I'm not a doctor, I'm just a consultant.

Saya bukan dokter, saya hanya konsultan.

My clients focus on health care --

Klien saya fokus pada kesehatan --

biopharma companies, providers, global health institutions --

perusahaan biofarma, penyedia, institusi kesehatan global --

dan mereka telah mendidik saya.

and they've educated me.

We need to find the tools to fight COVID,

Kita perlu menemukan alat untuk melawan COVID,

and we need to make them accessible to all.

dan kita harus membuatnya mudah diakses semua orang.

First, one single vaccine will not get us out of this.

Pertama, satu vaksin tidak akan menyelesaikan masalah ini.

What we need is an arsenal of tools.

Yang kita butuhkan adalah alat yang sangat banyak.

We need vaccines, we need therapeutics, we need diagnostics

Kita butuh vaksin, obat, dan diagnosis untuk memastikan

to make sure that we can prevent, identify and treat COVID cases

bahwa kita dapat mencegah, mengidentifikasi, dan menyembuhkan COVID

in a variety of populations.

dalam berbagai macam populasi.

Second, it's not just about finding a tool.

Kedua, ini tidak hanya tentang menemukan sebuah alat.

What do you think will happen when one of those clinical trials

Apa yang Anda kira akan terjadi ketika salah satu uji klinis

demonstrates that the tool is effective?

membuktikan bahwa alatnya efektif?

Do you think we can all run to the pharmacy next door,

Apakah kita bisa lari ke apotek terdekat,

we get the product, we take off our masks

mendapatkan produknya, lalu melepaskan masker

and we go back to French kissing?

dan lalu bisa melakukan ciuman Perancis?

No.

Tidak.

Menemukan alat efektif hanyalah satu langkah dalam pertarungan besar ini

Finding an effective tool is just one step in this big fight,

because there is a difference between the existence of a product

karena ada perbedaan antara keberadaan produk

and access to that product.

dan akses ke produk tersebut.

Sekarang Anda pasti berpikir,

And now you're thinking,

"Oh -- she means other countries will have to wait."

"Oh, itu berarti negara lain harus menunggu."

Well, no, that's not my point.

Tidak, bukan itu poin saya.

Not only others may have to wait,

Bukan hanya orang lain yang harus menunggu,

but any of us may have to.

tetapi setiap dari kita juga harus.

The humbling thing about COVID

Hal sederhana dari COVID adalah kecepatan dan skalanya

is that because of its speed and magnitude,

it's exposing all of us to the same challenges

memaparkan kita semua dengan tantangan yang tidak terbiasa kita hadapi.

and giving us a flavor of challenges we're not used to.

Remember when China got into lockdown?

Ingatkah ketika China lockdown?

Did you imagine that you would be in the same situation

Apakah Anda terpikir kita akan ada di situasi yang sama

a few weeks after?

beberapa minggu kemudian?

I certainly didn't.

Saya tentu tidak terpikir.

Let's go to the theoretical moment when we have a vaccine.

Mari kita berpikir secara teoretis jika kita memiliki vaksin.

In this case, the next access challenge

Dalam hal ini, tantangan selanjutnya adalah pasokan.

will be supply.

The current estimate of the global community

Perkiraan komunitas global saat ini adalah pada akhir tahun 2021,

is that by the end of 2021 --

so that's over a year after the discovery of the vaccine --

lebih dari satu tahun setelah vaksinnya ditemukan,

we would have enough doses to cover one to two billion

kita akan memiliki dosis yang cukup untuk satu hingga dua miliar

of the eight billion of us on the planet.

dari total delapan miliar orang di Bumi.

So who will have to wait?

Jadi, siapakah yang harus menunggu?

Bagaimana dengan aksesnya ketika pasokan menipis?

How do you think about access when supply is short?

Scenario number one:

Skenario nomor satu:

we let the market forces play,

kita biarkan kekuatan pasar bermain,

and those who can pay the highest price or be the fastest to negotiate deals

dan mereka yang dapat membayar dengan mahal atau dengan cepat

will get access to the product first.

akan mendapat akses ke produknya lebih dulu.

It's not equitable at all,

Ini sama sekali tidak adil,

but it's a very likely scenario.

tetapi skenario ini sangat mungkin terjadi.

Scenario number two:

Skenario nomor dua:

we could all agree, based on public health rationale,

kita dapat setuju berdasarkan kesehatan masyarakat,

who gets the product first.

siapa yang dapat produknya dulu.

Let's say we agree that health care workers would get it first,

Katakanlah tenaga kesehatan menjadi prioritas utama,

and then the elderly

kemudian para lansia, setelah itu baru masyarakat umum.

and then the general population.

Now let me be a bit more provocative.

Sekarang izinkan saya lebih provokatif.

Scenario number three:

Skenario nomor tiga:

countries who have demonstrated that they can manage the pandemic well

negara yang telah menunjukkan kemampuan mengelola pandemi dengan baik

would get access to the product first.

akan mendapatkan produknya lebih dulu.

It's a little bit extrapolated,

Ini hanya sekedar prediksi, bukan sepenuhnya fiksi ilmiah.

but it's not complete science fiction.

Years ago, when the supply of high-quality second-line tuberculosis drug was scarce,

Beberapa tahun lalu, ketika pasokan obat TBC tingkat dua menjadi langka,

a special committee was established

sebuah pasukan khusus dibentuk

to determine which countries had health systems that were strong enough

untuk menentukan negara mana yang punya sistem kesehatan yang bagus

to ensure that the products would be distributed properly

untuk memastikan bahwa produk didistribusikan dengan tepat

and that patients would follow their treatment plans properly.

dan pasien mengikuti rencana perawatan mereka dengan benar.

Those select countries got access first.

Negara terpilih tersebut mendapatkan akses pertama.

Or, scenario number four:

Atau skenario nomor empat:

we could decide on a random rule,

kita dapat menentukannya secara acak,

for instance, that people get to be vaccinated on their birthday.

misalnya, orang-orang divaksin pada hari ulang tahun mereka.

Now let me ask you this:

Sekarang izinkan saya bertanya.

How does it feel to think of a future where the vaccine exists,

Bagaimana perasaan Anda ketika membayangkan adanya vaksin di masa depan,

but you would still have to wear a mask and keep your kids home from school,

namun Anda masih harus mengenakan masker dan anak-anak tetap bersekolah dari rumah,

and you would not be able to go to work the way you want

dan Anda tidak dapat bekerja sesuai keinginan

because you wouldn't have access to that product?

karena Anda tidak memiliki akses ke produk tersebut?

Every day that passed would feel unacceptable, right?

Bukankah setiap hari yang berlalu akan terasa tidak adil?

But guess what?

Tetapi, coba tebak.

There are many diseases for which we have treatments and even cures,

Ada banyak penyakit yang bisa diobati dan disembuhkan,

and yet people keep being infected and die every year.

namun orang-orang tetap terinfeksi dan meninggal setiap tahunnya.

Let's take tuberculosis:

Misalnya TBC:

10 million people infected every year,

10 juta orang terinfeksi setiap tahunnya.

1.5 million people dying,

1,5 juta orang sekarat,

although we've had a cure for years.

meskipun kita telah memiliki obatnya.

And that's just because we haven't completely figured out

Semua itu karena kita belum sepenuhnya mengetahui

some of the key access issues.

beberapa isu aksesnya yang penting.

Equitable access is the right thing to do,

Akses yang merata adalah hal yang benar,

but beyond this humanitarian argument

tetapi di luar argumen kemanusiaan ini, saya harap kita bisa lebih sensitif lagi,

that I hope we are more sensitive to

now that we've experienced it in our flesh,

mengetahui bahwa kita telah mengalaminya langsung,

there is a health and an economic argument

terdapat perdebatan ekonomi dan kesehatan terhadap akses merata.

to equitable access.

The health argument is that as long as the virus is active somewhere,

Argumen kesehatan mengatakan, selama virusnya hidup di suatu tempat,

we're all at risk of reimported cases.

kita semua berisiko melihat kasus reimported.

The economic argument is that because of the interdependencies

Argumen ekonomi berpendapat bahwa karena adanya ketergantungan

in our economies,

di dalam ekonomi kita,

no domestic economy can fully restart if others are not picking up as well.

ekonomi lokal tidak dapat mengulang jika yang lain tidak melakukannya.

Think of the sectors that rely on global mobility,

Pikirkan sektor yang bergantung pada mobilitas global

like aerospace or travel and tourism.

seperti pesawat terbang atau travel dan pariwisata.

Think of the supply chains that cut across the globe,

Pikirkan rantai pasokan yang mengitari seluruh dunia

like textiles or automotive.

seperti industri tekstil dan otomotif.

Think of the share of the economic growth that is coming from emerging markets.

Pikirkan pangsa pertumbuhan ekonomi yang berasal dari pasar negara berkembang.

The reality is that we need all countries to be able to crush the pandemic in sync.

Kenyataannya, kita butuh semua negara untuk mengakhiri pandemi bersama-sama.

So not only is equitable access the right thing to do,

Jadi, pemerataan akses bukan hanya hal yang tepat,

it is also the smart thing to do.

tetapi juga bijak untuk dilakukan.

But how do we do that?

Tetapi bagaimanakah caranya?

Let's make sure we're on the same page in terms of what "access" means.

Mari kita samakan pendapat mengenai arti dari "akses."

It would actually mean that the product exists;

Akses berarti ada produk yang tersedia dan bekerja dengan baik;

that it's working sufficiently well;

that it's been approved by the local authorities;

telah disetujui oleh otoritas setempat;

that it is affordable;

terjangkau;

but also that there is evidence that it works in all the populations

dan juga terbukti bahwa produknya bekerja

di semua masyarakat yang membutuhkannya,

that need it,

and that can include pregnant women or immunodepressed people, or children;

termasuk wanita hamil, orang dengan penyakit sistem imun, atau anak-anak;

that it can be distributed in a variety of settings,

ini juga bisa didistribusikan ke berbagai macam kalangan

like hospitals or rural clinics, or hot climate or cold climate;

seperti rumah sakit atau klinik terpencil, daerah dengan iklim panas maupun dingin;

and that we can produce it at the right scale.

dan kita dapat memproduksinya dalam skala yang tepat.

It's a very long checklist, I know,

Saya tahu itu daftar yang sangat panjang

and in a non-crisis situation,

dan dalam situasi yang terkendali,

we would likely address these issues one after the other in a sequential way,

kita akan mengatasi isu ini satu demi satu secara berurutan

which takes a lot of time.

yang akan memakan waktu lama.

So what do we do?

Jadi, apa yang kita lakukan?

Access is far from being a new challenge,

Akses masih bukan sebuah tantangan baru,

and in the case of COVID,

dalam hal COVID,

I have to say, we're seeing extraordinary collaboration

saya harus mengatakan kita melihat kolaborasi yang luar biasa

dari organisasi internasional, masyarakat, bidang industri, dan lainnya

of international organizations, civil society, industry and others

to accelerate access:

untuk mempercepat akses:

working things in parallel,

bekerja secara paralel,

speeding up regulatory processes,

mempercepat proses regulasi,

engineering supply mechanisms,

mekanisme kebutuhan teknik,

securing procurement, mobilizing resources, etc.

mengamankan pasokan, mobilisasi sumber daya, dan lain-lain.

Yet we are likely to face a situation where, for instance,

Namun, kita cenderung menghadapi situasi di mana, contohnya,

the vaccine would need to be constantly stored at, let's say,

vaksinnya harus disimpan terus menerus pada suhu -80 derajat Celsius;

minus 80 Celsius degrees;

or where the treatment would need to be administered

atau di mana pengobatannya perlu diberikan oleh tenaga kesehatan khusus;

by a highly specialized health care worker;

or where the diagnostic would need to be analyzed

atau di mana diagnosisnya harus dianalisis oleh lab yang mutakhir.

by a sophisticated lab.

So what more can we do?

Lalu apa lagi yang bisa kita lakukan?

Pushing further the logic that the global health community

Memaksa logika bahwa komunitas kesehatan global

telah menganjurkan selama empat tahun,

has advocated for for years,

there is one additional thing I can think of that might help.

ada tambahan satu hal yang menurut saya dapat membantu.

There is a concept in product development and manufacturing

Ada sebuah konsep pada manufaktur dan pengembangan produk

that's called "design to cost."

yang disebut "rancangan untuk biaya."

The basic idea is that the cost management conversation

Ide dasarnya adalah

pengelolaan biaya terjadi bersamaan dengan perancangan produknya,

happens at the same time as the product being designed,

as opposed to the product being designed first

dibandingkan dengan produk yang dirancang terlebih dahulu

and then reworked to bring the cost down.

dan kemudian dikerjakan ulang untuk menekan biaya.

It's a simple method that helps ensure

Itu adalah metode sederhana yang menjamin

that when cost has been identified as a priority criteria for a product,

bahwa ketika biaya telah dianggap sebagai kriteria utama sebuah produk,

it's made a target from day one.

itu menjadi target sejak hari pertama.

Now, in the context of health and access,

Dalam konteks kesehatan dan akses,

I think there is untapped potential

saya kira ada potensi yang belum dimanfaatkan

in R and D to access,

dalam R&D untuk akses,

the same way that manufacturers design to cost.

seperti "rancangan untuk biaya" manufaktur.

This would mean that, instead of developing a product

Hal ini berarti, daripada mengembangkan produk,

kemudian menyesuaikannya untuk memastikan akses yang merata,

and then working to adapt it to ensure equitable access later,

all of the items on the checklist I mentioned

semua hal pada daftar yang saya sebutkan

would be built into the R and D process from the beginning,

akan dibuat ke dalam proses R&D dari awal

and this would actually benefit us all.

dan ini akan menguntungkan kita.

Let's take an example.

Sebagai contoh,

If we develop a product with equitable access in mind,

jika kita mengembangkan sebuah produk

dengan mempertimbangkan akses merata,

we might be able to optimize for scale-up faster.

kita mungkin bisa mengoptimalkan skala yang lebih cepat.

In my experience, drug developers often focus on finding a dose that works,

Menurut pengalaman saya, pengembang obat biasanya fokus

pada penemuan dosis yang cocok

and only after do they optimize the dosage or make adjustments.

hanya setelah mereka mengoptimalkan dosis dan melakukan penyesuaian.

Now imagine that we're talking of a candidate product

Bayangkan tentang produk kandidat

yang bahan aktifnya adalah sumber daya yang langka.

for which the active ingredient is a scarce resource.

What if instead we focused on developing a treatment

Bagaimana jika kita fokus pada pengembangan pengobatan

that uses the lowest possible amount of that active ingredient?

yang menggunakan jumlah bahan aktif yang serendah mungkin?

It could help us produce more doses.

Itu dapat membantu kita memproduksi lebih banyak dosis.

Let's take another example.

Kita ambil contoh lain.

If we develop a product with equitable access in mind,

Jika kita mengembangkan produk dengan akses yang merata,

we might be able to optimize for mass distribution faster.

kita mungkin bisa mengoptimalkan penyaluran massal lebih cepat.

In high-income countries,

Di negara-negara maju,

we have strong health systems capacity.

kita memiliki kapasitas sistem kesehatan yang kuat.

We can always distribute products the way we want.

Kita dapat menyalurkan produk sesuai keinginan.

Jadi kita sering mengabaikan fakta bahwa produk dapat disimpan

So we often take for granted that products can be stored

in temperature-controlled environments

di lingkungan dengan pengontrol suhu

or requires a highly skilled health care worker for administration.

atau memerlukan ahli tenaga medis untuk memberikannya.

Of course,

Tentu saja,

temperature-controlled environments and highly skilled health care workers

lingkungan dengan pengontrol suhu dan ahli tenaga kesehatan

tidak tersedia di semua tempat.

are not available everywhere.

If we were to approach R and D

Jika kita datangi R&D

with the constraints of weaker health systems in mind,

dengan pemikiran terbatas tentang sistem kesehatan yang lemah,

we might get creative

kita mungkin akan jadi kreatif

and develop sooner, for instance, temperature-agnostic products

dan segera mengembangkan, contohnya, produk suhu-agnostik,

or products that can be taken as easily as a vitamin

atau produk yang mudah dikonsumsi seperti vitamin,

or long-lasting formulations instead of repeat doses.

atau formula jangka panjang, bukan dosis berulang.

If we were able to produce and develop such simplified tools,

Jika kita mampu memproduksi dan mengembangkan

alat sederhana tersebut, tentu ini akan menambah keuntungan

it would have the added benefit

of putting less strains on hospitals and health systems

dengan mengurangi beban sistem kesehatan dan rumah sakit

for both high- and low-income countries.

untuk negara dengan penghasilan tinggi maupun rendah.

Given the speed of the virus

Mengingat kecepatan virus

and the magnitude of the consequences we're facing,

dan besarnya konsekuensi yang kita hadapi,

I think we have to continue challenging ourselves

saya kira kita harus terus menantang diri sendiri

to find the fastest way to make products to fight COVID

untuk menemukan cara tercepat untuk membuat produk yang melawan COVID

and future pandemics accessible to all.

dan pandemi di masa depan yang mudah diakses semua orang.

In my perspective,

Menurut pandangan saya,

unless the virus disappears,

kecuali jika virusnya menghilang,

there are two ways this story ends.

ada dua cara mengakhiri cerita ini.

Either the scales tip one way --

Entah neracanya condong ke satu arah:

hanya beberapa dari kita mendapat akses ke produknya

only some of us get access to the product

and COVID remains a threat to all of us --

dan COVID masih menjadi ancaman bagi kita semua,

or we balance the scales,

atau kita seimbangkan neracanya,

we all get access to the right weapons,

kita semua dapat akses ke senjatanya dan bangkit bersama-sama.

and we all move on together.

Innovative R and D can't beat COVID alone,

R&D yang inovatif tak bisa mengalahkan COVID sendirian,

but innovative management of R and D might help.

namun manajemen inovatif R&D mungkin dapat membantu.

Thank you.

Thank you.