The most important thing you can do to fight climate change: talk about it | Katharine Hayhoe

Reviewer: Camille Martínez

Translator: Azfa Adid Reviewer: Ayudia Triwardhani

It was my first year as an atmospheric science professor

Saat itu adalah tahun pertama saya sebagai profesor ilmu atmosfer

at Texas Tech University.

di Texas Tech University.

We had just moved to Lubbock, Texas,

Kami baru pindah ke Lubbock, Texas,

which had recently been named the second most conservative city

yang waktu itu baru saja diberi gelar kota paling konservatif kedua

in the entire United States.

di seluruh Amerika Serikat.

A colleague asked me to guest teach his undergraduate geology class.

Seorang teman meminta saya menjadi dosen tamu di kelas geologi S1-nya.

I said, "Sure."

Saya bilang, "Tentu."

But when I showed up, the lecture hall was cavernous and dark.

Tapi saat saya muncul, ruang kuliahnya luas dan gelap.

As I tracked the history of the carbon cycle

Saat saya melacak sejarah siklus karbonnya

through geologic time to present day,

dengan waktu geologis saat ini.

most of the students were slumped over, dozing or looking at their phones.

kebanyakan mahasiswa menunduk dan melihat telepon mereka.

I ended my talk with a hopeful request for any questions.

Saya mengakhiri pembicaraan saya dengan harapan ada pertanyaan.

And one hand shot up right away.

Dan satu tangan terangkat langsung.

I looked encouraging, he stood up, and in a loud voice, he said,

Saya terlihat semangat, dia berdiri, dan dengan lantang dia berkata,

"You're a democrat, aren't you?"

"Anda seorang demokrat, kan?"

(Laughter)

(Tawa)

"No," I said, "I'm Canadian."

"Tidak" Saya jawab, "Saya orang Kanada."

(Laughter)

(Tawa)

(Applause)

(Tepuk tangan)

That was my baptism by fire

Itulah baptis api saya,

into what has now become a sad fact of life here in the United States

yang menjadi fakta kehidupan yang menyedihkan di AS

and increasingly across Canada as well.

dan meluas sampai Kanada.

The fact that the number one predictor

Faktanya, prediktor nomor satu

of whether we agree that climate is changing,

apakah kita setuju bahwa iklim sedang berubah,

humans are responsible

manusia bertanggungjawab

and the impacts are increasingly serious and even dangerous,

dan dampaknya sangat serius, bahkan bahaya,

has nothing to do with how much we know about science or even how smart we are

tidak berhubungan dengan ilmu yang kita tahu atau bahkan seberapa pintar kita

but simply where we fall on the political spectrum.

tapi hanya di mana posisi kita di spektrum politis.

Does the thermometer give us a different answer

Apakah termometer memberi jawaban yang berbeda

depending on if we're liberal or conservative?

tergantung apakah kita liberal atau konservatif?

Of course not.

Tentu tidak.

But if that thermometer tells us that the planet is warming,

Tapi jika termometer menunjukkan bahwa planet ini memanas,

that humans are responsible

manusia yang bertanggungjawab

and that to fix this thing,

dan untuk memperbaikinya,

we have to wean ourselves off fossil fuels as soon as possible --

kita harus berhenti memakai bahan bakar fosil sesegera mungkin --

well, some people would rather cut off their arm

Banyak orang lebih memilih memotong lengan mereka

than give the government any further excuse

daripada mengizinkan pemerintah

to disrupt their comfortable lives and tell them what to do.

untuk mengganggu kenyamanan hidup dan menyuruh bertindak sesuatu.

But saying, "Yes, it's a real problem, but I don't want to fix it,"

Tapi jawabannya, "Ya, itu masalah serius tapi saya tidak mau memecahkanya,"

that makes us the bad guy, and nobody wants to be the bad guy.

itu membuat kita jahat dan tak ada yang mau menjadi orang jahat.

So instead, we use arguments like, "It's just a natural cycle."

Jadi kita justru berargumen, seperti, "itu hanya siklus alam."

"It's the sun."

"Itu karena mataharinya."

Or my favorite,

Atau favorit saya,

"Those climate scientists are just in it for the money."

"Itulah sumber uang para ilmuwan iklim"

(Laughter)

(Tawa)

I get that at least once a week.

Setidaknya seminggu sekali, saya dengar hal itu.

But these are just sciencey-sounding smoke screens,

Tapi ini hanya layar asap yang terdengar halus,

that are designed to hide the real reason for our objections,

didesain untuk menyembunyikan alasan asli dari bantahan kita

which have nothing to do with the science

yang tak ada kaitannya dengan sains

and everything to do with our ideology and our identity.

namun dengan ideologi dan identitas kita.

So when we turn on the TV these days,

Jadi saat kita menyalakan TV sekarang,

it seems like pundit X is saying,

Cendekiawan X seperti berkata,

"It's cold outside. Where is global warming now?"

"Di luar dingin. Mana ada pemanasan global?"

And politician Y is saying,

Dan politisi Y berkata,

"For every scientist who says this thing is real,

"Untuk setiap ilmuwan yang bilang ini nyata,

I can find one who says it isn't."

Saya bisa jumpai satu yang bilang tidak"

So it's no surprise that sometimes we feel like everybody is saying these myths.

Jadi tidak heran kadang kita merasa setiap orang mengatakan ini hanya mitos.

But when we look at the data --

Namun ketika kita melihat datanya --

and the Yale Program on Climate [Change] Communication

dan Yale Program di Climate [Change] Communication

has done public opinion polling across the country now for a number of years --

sudah menyelidiki opini publik di seluruh negara selama bertahun-tahun --

the data shows that actually 70 percent of people in the United States agree

datanya menunjukkan 70% orang di AS sebenarnya setuju

that the climate is changing.

bahwa iklim sedang berubah.

And 70 percent also agree that it will harm plants and animals,

Dan 70% juga setuju itu akan merusak tumbuhan dan hewan,

and it will harm future generations.

dan merugikan generasi masa depan.

But then when we dig down a bit deeper, the rubber starts to hit the road.

Tapi jika kita gali lebih dalam, ibarat karet menghantam jalanan.

Only about 60 percent of people think it will affect people in the United States.

Hanya sekitar 60% yang sadar itu berdampak ke orang-orang di AS.

Only 40 percent of people think it will affect us personally.

Hanya 40% yang sadar itu akan berdampak ke kita sendiri.

And then when you ask people, "Do you ever talk about this?"

Lalu ketika Anda bertanya pada orang, "Pernahkah Anda membahas hal ini?"

two-thirds of people in the entire United States say, "Never."

dua pertiga orang di seluruh AS berkata, "Tak pernah."

And even worse, when you say, "Do you hear the media talk about this?"

Lebih parahnya, saat Anda tanya, "Apakah Anda mendengar media membahasnya?"

Over three-quarters of people say no.

Lebih dari tiga per empat bilang tidak.

So it's a vicious cycle.

Seperti lingkaran setan.

The planet warms.

Planet memanas.

Heat waves get stronger.

Gelombang panas semakin kuat.

Heavy precipitation gets more frequent.

Hujan deras makin sering terjadi.

Hurricanes get more intense.

Badai semakin intens

Scientists release yet another doom-filled report.

Para ilmuwan merilis laporan petaka lain.

Politicians push back even more strongly,

Politisi menolak lebih keras,

repeating the same sciencey-sounding myths.

mengulang-ulang mitos yang seperti sains.

What can we do to break this vicious cycle?

Apa yang bisa dilakukan untuk memecah lingkaran ini?

The number one thing we can do is the exact thing that we're not doing:

Hal utama yang bisa kita lakukan adalah hal yang jelas tidak kita lakukan:

talk about it.

membahasnya.

But you might say, "I'm not a scientist.

Mungkin Anda bilang, "Saya bukan ilmuwan"

How am I supposed to talk about radiative forcing

Bagaimana saya bisa membahas penguatan radiasi

or cloud parametrization in climate models?"

atau parameterisasi awan dalam model iklim?"

We don't need to be talking about more science;

Kita tidak perlu membahas lebih banyak sains;

we've been talking about the science for over 150 years.

kita sudah membahasnya selama lebih dari 150 tahun.

Did you know that it's been 150 years or more since the 1850s,

Tahukan Anda ini sudah 150 tahun lebih sejak tahun 1850-an

when climate scientists first discovered

ketika ilmuwan iklim pertama kali menemukan

that digging up and burning coal and gas and oil

bahwa penggalian dan pembakaran batu bara, gas, dan minyak

is producing heat-trapping gases

menciptakan gas yang memanas

that is wrapping an extra blanket around the planet?

yang memberi lapisan tambahan di sekeliling planet ini?

That's how long we've known.

Begitu lamanya kita tahu.

It's been 50 years since scientists first formally warned a US president

Sudah 50 tahun sejak ilmuwan pertama kali memberi peringatan pada presiden AS

of the dangers of a changing climate,

tentang bahaya perubahan iklim,

and that president was Lyndon B. Johnson.

dan waktu itu presidennya Lyndon B.Johnson.

And what's more, the social science has taught us

Apalagi, ilmu sosial telah mengajari kita

that if people have built their identity on rejecting a certain set of facts,

jika orang membangun identitas mereka yang menolak seperangkat fakta

then arguing over those facts is a personal attack.

lalu berdebat tentangnya, fakta itu jadi serangan pribadi.

It causes them to dig in deeper,

Jadi mereka menggali lebih dalam,

and it digs a trench, rather than building a bridge.

dan menggali parit, bukannya membangun jembatan.

So if we aren't supposed to talk about more science,

Jadi jika kita tidak wajib membahas sains lebih jauh

or if we don't need to talk about more science,

atau tidak perlu membahas sains lebih jauh,

then what should we be talking about?

lalu apa yang seharusnya kita bahas?

The most important thing to do is,

Yang paling utama untuk dilakukan,

instead of starting up with your head, with all the data and facts in our head,

bukan memulai dari kepala, dengan data dan fakta yang kita tahu,

to start from the heart,

tapi mulailah dari hati,

to start by talking about why it matters to us,

mulailah membahas mengapa itu menjadi masalah kita bersama,

to begin with genuinely shared values.

mulailah dari orang sekitar.

Are we both parents?

Apakah kita orang tua?

Do we live in the same community?

Apakah kita ada di komunitas yang sama?

Do we enjoy the same outdoor activities: hiking, biking, fishing, even hunting?

Apakah kita senang beraktifitas di luar: mendaki, bersepeda, memancing, berburu?

Do we care about the economy or national security?

Pedulikah kita dengan ekonomi atau keamanan nasional?

For me, one of the most foundational ways I found to connect with people

Bagi saya, salah satu yang paling dasar untuk terhubung dengan orang,

is through my faith.

yaitu dengan iman saya.

As a Christian, I believe that God created this incredible planet that we live on

Sebagai seorang Kristen, saya percaya Tuhan menciptakan planet luar biasa ini

and gave us responsibility over every living thing on it.

dan memberi kita tanggung jawab atas makhluk hidup di atasnya.

And I furthermore believe that we are to care for and love

Dan saya percaya kita hidup untuk saling peduli dan sayang

the least fortunate among us,

pada yang paling tidak beruntung,

those who are already suffering the impacts of poverty,

mereka yang telah menderita karena miskin,

hunger, disease and more.

kelaparan, penyakit, dan lain-lain.

If you don't know what the values are that someone has,

Jika Anda tidak tahu nilai yang dimiliki seseorang

have a conversation, get to know them, figure out what makes them tick.

Ajaklah bicara, cari tahu, bayangkan apa yang membuat mereka berdetak.

And then once we have,

Dan jika kita sudah melakukannya,

all we have to do is connect the dots between the values they already have

langkah selanjutnya yaitu menghubungkan titik-titik antara nilai yang mereka punya

and why they would care about a changing climate.

dan mengapa mereka peduli dengan perubahan ilkim.

I truly believe, after thousands of conversations that I've had

Saya sangat percaya, setelah ribuan percakapan yang kita lakukan

over the past decade and more,

selama dekade terakhir dan lebih,

that just about every single person in the world

bahwa setiap orang di dunia

already has the values they need to care about a changing climate.

telah memiliki nilai yang dibutuhkan untuk peduli perubahan ikilm.

They just haven't connected the dots.

Mereka hanya belum menghubungkan titik-titiknya

And that's what we can do through our conversation with them.

Dan itulah yang dapat kita lakukan dengan berbicara dengan mereka.

The only reason why I care about a changing climate

Satu-satunya alasan saya peduli perubahan iklim,

is because of who I already am.

adalah karena saya sendiri.

I'm a mother, so I care about the future of my child.

Saya seorang ibu, jadi saya peduli dengan masa depan anak saya.

I live in West Texas, where water is already scarce,

Saya tinggal di West Texas, yang langka air.

and climate change is impacting the availability of that water.

dan perubahan iklim berdampak pada persediaan air.

I'm a Christian, I care about a changing climate

Saya Kristen, saya peduli dengan perubahan iklim

because it is, as the military calls it, a "threat multiplier."

karena itu, yang biasa militer sebut "pengali ancaman."

It takes those issues,

Dibutuhkan isu-isu itu,

like poverty and hunger and disease and lack of access to clean water

seperti kemiskinan, kelaparan, penyakit, dan kurangnya akses air bersih

and even political crises that lead to refugee crises --

bahkan krisis politik yang berujung pada krisis pengungsian --

it takes all of these issues and it exacerbates them,

Terjadilah isu-isu itu dan semakin buruk

it makes them worse.

Semakin buruk.

I'm not a Rotarian.

Saya bukan Rotarian

But when I gave my first talk at a Rotary Club,

Tapi ketika saya berpidato di Rotary Club,

I walked in and they had this giant banner that had the Four-Way Test on it.

Saya masuk dan mereka siap dengan banner besar yang punya tes 4 mata ini.

Is it the truth?

Benarkah itu?

Absolutely.

Benar

Is it fair?

Apakah adil?

Heck, no, that's why I care most about climate change,

Tidak, itu sebabnya saya peduli dengan perubahan iklim

because it is absolutely unfair.

karena itu sangat tidak adil.

Those who have contributed the least to the problem

Mereka yang berkontribusi sedikit pada masalah ini

are bearing the brunt of the impacts.

yang menanggung beban dari dampaknya.

It went on to ask:

Lanjut dengan pertanyaan:

Would it be beneficial to all, would it build goodwill?

Akankah itu bermanfaat untuk semua, dan muncul niat baik?

Well, to fix it certainly would.

Tentu saja, demi perbaikan

So I took my talk, and I reorganized it into the Four-Way Test,

Jadi saya berceramah, dan menyusunnya menjadi tes empat arah,

and then I gave it to this group of conservative businesspeople

lalu saya berikan pada para pebisnis konservatif

in West Texas.

di West Texas

(Laughter)

(Tawa)

And I will never forget at the end,

dan saya takkan pernah lupa akhirnya,

a local bank owner came up to me with the most bemused look on his face.

seorang pemilik bank lokal datang ke saya dengan wajah bingung.

And he said, "You know, I wasn't sure about this whole global warming thing,

dan berkata, "kamu tahu, saya tidak yakin akan pemanasan global ini,

but it passed the Four-Way Test."

namun itu lolos tes empat arah."

(Laughter)

(Tawa)

(Applause)

(Tepuk tangan)

These values, though -- they have to be genuine.

Nilai ini -- pastilah asli

I was giving a talk at a Christian college a number of years ago,

Saya berceramah di perguruan tinggi Kristen beberapa tahun lalu,

and after my talk, a fellow scientist came up and he said,

setelah itu, rekan ilmuwan datang dan berkata

"I need some help.

"Saya butuh bantuan.

I've been really trying hard to get my foot in the door

Saya telah berusaha keras untuk masuk

with our local churches,

dengan gereja lokal kami,

but I can't seem to get any traction.

tapi sepertinya saya tak dapat daya tarik

I want to talk to them about why climate change matters."

Saya ingin berbicara mengapa perubahan iklim terjadi."

So I said, "Well, the best thing to do

Saya bilang, "Yang terbaik adalah

is to start with the denomination that you're part of,

mulai mencap Anda sebagai bagian dari mereka

because you share the most values with those people.

karena Anda berbagi nilai dengan mereka.

What type of church do you attend?"

Gereja apa yang Anda datangi?"

"Oh, I don't attend any church, I'm an atheist," he said.

"Oh, saya tak datang ke gereja, saya ateis," dia bilang.

(Laughter)

(Tawa)

I said, "Well, in that case, starting with a faith community

Jawab saya, "Jika begitu, memulai dari komunitas iman

is probably not the best idea.

bukanlah ide bagus.

Let's talk about what you do enjoy doing, what you are involved in."

Apa yang Anda gemari? Anda tergabung dalam komunitas apa?"

And we were able to identify a community group

Dan kami bisa mengidentifikasi sebuah grup

that he was part of, that he could start with.

yang dia ikuti, yang bisa dia mulai dari sana.

The bottom line is, we don't have to be a liberal tree hugger

Perlu digarisbawahi, kita tidak harus merangkul semua umat

to care about a changing climate.

untuk peduli dengan perubahan iklim.

All we have to be is a human living on this planet.

Kita hanya harus menjadi menusia, hidup di planet ini.

Because no matter where we live,

Karena tidak peduli di mana kita tinggal,

climate change is already affecting us today.

perubahan iklim berdampak pada kita sekarang ini.

If we live along the coasts,

Jika kita tinggal di sepanjang pantai,

in many places, we're already seeing "sunny-day flooding."

di banyak tempat, kita telah melihat "banjir siang bolong."

If we live in western North America,

Jika kita tinggal di Amerika Utara bagian barat,

we're seeing much greater area being burned by wildfires.

kita melihat banyak area yang lebih luas terbakar oleh api.

If we live in many coastal locations,

Jika kita tinggal di lokasi pantai,

from the Gulf of Mexico to the South Pacific,

dari Gulf of Mexico sampai Pasifik Selatan,

we are seeing stronger hurricanes, typhoons and cyclones,

kita melihat badai yang lebih besar, angin topan, dan siklon,

powered by a warming ocean.

yang sumber tenaganya laut yang menghangat

If we live in Texas or if we live in Syria,

JIka kita tinggal di Texas atau di Syria,

we're seeing climate change supersize our droughts,

kita melihat perubahan iklim memperparah kekeringan,

making them more frequent and more severe.

makin sering terjadi, bahkan lebih parah.

Wherever we live, we're already being affected by a changing climate.

Di manapun kita tinggal, kita terkena dampak perubahan iklim.

So you might say, "OK, that's good. We can talk impacts.

Anda mungkin bilang, "Baiklah. Kita bisa membahas dampaknya

We can scare the pants off people, because this thing is serious."

Kita bisa menakut-nakuti orang, karena ini masalah serius."

And it is, believe me. I'm a scientist, I know.

Memang, percayalah. Saya ilmuwan, saya tahu.

(Laughter)

(Tawa)

But fear is not what is going to motivate us

Tapi bukan ketakutan yang akan memotivasi kita

for the long-term, sustained change that we need to fix this thing.

untuk jangka panjang, perubahan berkelanjutan untuk pecahkan masalah ini.

Fear is designed to help us run away from the bear.

Ketakutan didesain untuk membantu kita lari dari masalah.

Or just run faster than the person beside us.

Atau hanya lari lebih cepat dari yang di belakang.

(Laughter)

(Tawa)

What we need to fix this thing is rational hope.

Yang kita butuhkan adalah harapan yang logis.

Yes, we absolutely do need to recognize what's at stake.

Ya, kita perlu mengenali apa yang dipertaruhkan.

Of course we do.

Tentu perlu.

But we need a vision of a better future --

Tapi kita butuh bayangan dari masa depan yang lebih baik --

a future with abundant energy,

masa depan dengan energi berlimpah,

with a stable economy,

ekonomi yang stabil,

with resources available to all,

sumber daya untuk semua,

where our lives are not worse but better than they are today.

di mana kehidupan kita tidak lebih buruk, tapi lebih baik dari hari ini.

There are solutions.

Ada solusi.

And that's why the second important thing that we have to talk about

Itulah mengapa, hal terpenting kedua untuk dibicarakan

is solutions -- practical, viable, accessible, attractive solutions.

adalah solusi yang praktis, giat, dapat diakses dan menarik.

Like what?

Seperti apa?

Well, there's no silver bullet, as they say,

Tak ada peluru silver, seperti kata mereka,

but there's plenty of silver buckshot.

tapi ada banyak gotri silver.

(Laughter)

(Tawa)

There's simple solutions that save us money

Ada solusi sederhana dan hemat

and reduce our carbon footprint at the same time.

dan mengurangi jejak karbon di waktu yang sama.

Yes, light bulbs.

Ya, bola lampu.

I love my plug-in car.

Saya suka mobil plug-in saya.

I'd like some solar shingles.

Saya suka sirapan surya.

But imagine if every home came with a switch beside the front door,

Tapi bayangkan tiap rumah ada saklarnya di belakang pintu depan,

that when you left the house, you could turn off everything except your fridge.

yang, saat Anda keluar rumah, Anda bisa mematikan semua kecuali kulkas.

And maybe the DVR.

dan mungkin DVR Anda.

(Laughter)

(Tawa)

Lifestyle choices: eating local, eating lower down the food chain

Pilihan gaya hidup: makan makanan lokal, makanan tingkat bawah di rantai makanan

and reducing food waste, which at the global scale,

dan mengurangi makanan sisa, yang dalam skala global,

is one of the most important things that we can do to fix this problem.

adalah salah satu hal terpenting yang bisa dilakukan untuk pecahkan masalah ini.

I'm a climate scientist,

Saya ilmuwan iklim,

so the irony of traveling around to talk to people about a changing climate

Jadi ironi bepergian sana-sini membicarakan masalah perubahan iklim

is not lost on me.

tidak hilang pada diri saya.

(Laughter)

(Tawa)

The biggest part of my personal carbon footprint is my travel.

Bagian terbesar dari jejak karbon saya adalah bepergian saya.

And that's why I carefully collect my invitations.

Itulah mengapa saya dengan hati-hati memilih undangan saya.

I usually don't go anywhere unless I have a critical mass

Saya biasanya tidak pergi kecuali ada banyak undangan

of invitations in one place --

di suatu tempat --

anywhere from three to four

antara tiga atau empat

to sometimes even as many as 10 or 15 talks in a given place --

kadang sampai 10-15 ceramah di satu tempat --

so I can minimize the impact of my carbon footprint

Jadi saya bisa meminimalisir jejak karbon saya

as much as possible.

sebanyak mungkin.

And I've transitioned nearly three-quarters of the talks I give

Dan saya telah mengalihkan hampir 3/4 pidato yang saya berikan

to video.

ke video.

Often, people will say, "Well, we've never done that before."

Sering orang bilang, "Kita tak pernah lakukan itu sebelumnya."

But I say, "Well, let's give it a try, I think it could work."

Tapi saya jawab, "Mari mencoba. Saya rasa akan berhasil."

Most of all, though,

Yang paling penting,

we need to talk about what's already happening today around the world

kita perlu membahas apa yang telah terjadi di dunia hari ini

and what could happen in the future.

dan apa yang bisa terjadi di masa depan.

Now, I live in Texas,

Sekarang, saya tinggal di Texas,

and Texas has the highest carbon emissions of any state in the United States.

dan Texas punya emisi karbon tertinggi se-AS

You might say, "Well, what can you talk about in Texas?"

Anda mungkin bilang, "Apa yang bisa dibahas tentang Texas?"

The answer is: a lot.

Jawabannya: banyak.

Did you know that in Texas there's over 25,000 jobs

Tahukan Anda di Texas ada lebih dari 25.000 pekerjaan

in the wind energy industry?

di industri energi angin?

We are almost up to 20 percent of our electricity

hampir 20% listrik kami

from clean, renewable sources, most of that wind,

bersumber daya bersih dan diperbarui, misal: angin

though solar is growing quickly.

meski energi matahari tumbuh pesat.

The largest army base in the United States, Fort Hood,

Pangkalan militer terbesar di AS, Fort Hood,

is, of course, in Texas.

tentu saja di Texas.

And they've been powered by wind and solar energy now,

Dan mereka ditenagai angin dan surya sekarang,

because it's saving taxpayers over 150 million dollars.

karena bisa menghemat pajak lebih dari 150 juta dolar.

Yes.

Ya.

(Applause)

(Tepuk tangan)

What about those who don't have the resources that we have?

Bagaimana dengan mereka yang tak punya sumber daya seperti kita?

In sub-Saharan Africa, there are hundreds of millions of people

di Afrika Sub-Sahara, ratusan juta orang

who don't have access to any type of energy except kerosine,

tidak bisa mendapat energi apapun selain minyak tanah,

and it's very expensive.

dan itupun mahal.

Around the entire world,

Di seluruh dunia,

the fastest-growing type of new energy today is solar.

Energi baru yang berkembang paling pesat adalah tenaga surya.

And they have plenty of solar.

Dan mereka punya banyak tenaga surya.

So social impact investors, nonprofits, even corporations

Jadi investor, organisasi nirlaba, dan perusahaan sosial

are going in and using innovative new microfinancing schemes,

akan menggunakan skema pembiayaan mikro baru yang inovatif,

like, pay-as-you-go solar,

seperti, 'pay-as-you-go solar'

so that people can buy the power they need in increments,

agar orang bisa membeli energi untuk kenaikan,

sometimes even on their cell phone.

bahkan kadang di hp mereka.

One company, Azuri, has distributed tens of thousands of units

Satu perusahaan, Azuri, telah mendistribusikan puluhan ribu unit

across 11 countries, from Rwanda to Uganda.

ke 11 negara, dari Rwanda hingga Uganda.

They estimate that they've powered over 30 million hours of electricity

Mereka mengestimasi telah tenagai lebih dari 30 juta jam listrik

and over 10 million hours of cell phone charging.

dan lebih dari 10 juta jam pengisian daya telepon.

What about the giant growing economies of China and India?

Bagaimana dengan ekonomi yang tumbuh pesat di Cina dan India?

Well, climate impacts might seem a little further down the road,

Dampak iklim mungkin tampak sedikit lebih jauh,

but air quality impacts are right here today.

tapi dampak kualitas udara sudah ada disini.

And they know that clean energy is essential to powering their future.

Dan mereka tahu energi bersih sangat penting untuk masa depan.

So China is investing hundreds of billions of dollars in clean energy.

Jadi, China investasi ratusan milyar dolar untuk energi bersih.

They're flooding coal mines,

Mereka banjiri tambang batubara

and they're putting floating solar panels on the surface.

memasang panel surya yang bisa mengambang di permukaannya.

They also have a panda-shaped solar farm.

Mereka punya ladang surya bentuk panda.

(Applause)

(Tepuk tangan)

(Laughter)

(Tawa)

Yes, they're still burning coal.

Ya, mereka masih membakar batubara.

But they've shut down all the coal plants around Beijing.

Namun mereka menutup seluruh pabrik batubara di Beijing.

And in India, they're looking to replace

Dan di India, mereka ingin mengganti

a quarter of a billion incandescent light bulbs with LEDs,

seperempat dari satu milyar bola lampu pijar dengan LED

which will save them seven billion dollars in energy costs.

yang akan menghemat biaya energi sebanyak 7 milyar dolar.

They're investing in green jobs,

Mereka berinvestasi untuk penghijauan,

and they're looking to decarbonize their entire vehicle fleet.

dan mereka ingin dekarbonisasi seluruh armada kendaraan mereka.

India may be the first country to industrialize

India mungkin negara pertama yang berindustri

without relying primarily on fossil fuels.

tanpa mengandalkan bahan bakar fosil secara primer.

The world is changing.

Dunia berubah.

But it just isn't changing fast enough.

Hanya saja belum cukup cepat.

Too often, we picture this problem

Terlalu sering kita membahas

as a giant boulder sitting at the bottom of a hill,

masalah itu seperti batu besar di bawah bukit

with only a few hands on it, trying to roll it up the hill.

dengan sedikit tangan yang mencoba mendorongnya ke atas bukit.

But in reality, that boulder is already at the top of the hill.

Tapi nyatanya, batu itu sudah di atas bukit.

And it's got hundreds of millions of hands, maybe even billions on it,

Dan ratusan juta bahkan milyaran tangan

pushing it down.

mendorongnya kebawah.

It just isn't going fast enough.

Itu hanya tidak cukup cepat.

So how do we speed up that giant boulder so we can fix climate change in time?

Bagaimana kita percepat batu besar agar kita bisa pecahkan masalah tepat waktu?

You guessed it.

Coba tebak.

The number one way is by talking about it.

Nomor satu adalah dengan membahasnya.

The bottom line is this:

Intinya adalah:

climate change is affecting you and me right here, right now,

Perubahan iklim berdampak pada Anda dan saya disini, sekarang,

in the places where we live.

di tempat kita tinggal.

But by working together, we can fix it.

Namun dengan bekerjasama, kita bisa memecahkannya.

Sure, it's a daunting problem.

Itu masalah yang menakutkan.

Nobody knows that more than us climate scientists.

Tak ada yang tahu melebihi kami, ilmuwan iklim.

But we can't give in to despair.

Tapi kita tidak boleh putus asa.

We have to go out and actively look for the hope that we need,

Kita harus keluar dan mencari harapan yang kita butuhkan,

that will inspire us to act.

yang menginspirasi kita untuk beraksi.

And that hope begins with a conversation today.

Dan harapan itu dimulai dari percakapan kita hari ini.

Thank you.

Terima kasih

(Applause)

(Tepuk tangan)