Picture a perfect society. What does it look like? - Joseph Lacey

Translator: Indah Setiawan Reviewer: annisa putri

You and a group of strangers have been gathered to design a just society.

Anda dan sekelompok orang asing berkumpul untuk merancang masyarakat yang adil.

And to ensure none of you rig the system to benefit yourself,

Untuk memastikan tidak ada yang mengatur sistem untuk menguntungkan diri sendiri,

you’ve all been placed under a “veil of ignorance.”

Anda semua telah ditempatkan di bawah “tabir ketidaktahuan.”

Under this veil, you’re blind to certain information about each other

Di bawah tabir ini, Anda buta terhadap informasi tertentu tentang satu sama lain

and yourselves.

dan diri Anda sendiri.

You don’t know your age or sex,

Anda tidak tahu usia atau jenis kelamin Anda,

your profession or natural talents, how much wealth you have,

profesi, bakat alami, berapa banyak kekayaan yang Anda miliki,

or your religious or philosophical beliefs.

keyakinan agama, atau filosofis Anda.

So, according to political philosopher John Rawls,

Jadi, menurut filsuf politik John Rawls,

you should be motivated to consider what’s most fair

Anda seharusnya termotivasi untuk mempertimbangkan apa yang paling adil

for all your society's citizens.

bagi semua warga di masyarakat Anda.

When Rawls published this thought experiment—

Ketika Rawls menerbitkan eksperimen pemikiran ini—

known as “the original position”— in his 1971 opus “A Theory of Justice,”

dikenal sebagai “posisi asli”— dalam karya tahun 1971 “A Theory of Justice”,

he was trying to identify principles to support a realistic utopia.

ia mencoba menemukan prinsip-prinsip untuk mendukung utopia yang realistis.

This visionary society would ensure everyone had the resources

Masyarakat visioner ini akan memastikan setiap orang memiliki sumber daya

and opportunities required to freely pursue their goals.

dan peluang yang dibutuhkan untuk mengejar tujuan mereka secara bebas.

Rawls was confident these principles could only be realized in a democracy.

Rawls yakin prinsip-prinsip ini hanya bisa direalisasikan dalam demokrasi.

But he felt existing social structures weren’t the right path forward.

Namun, dia merasa struktur sosial yang ada bukanlah jalan yang benar bagi masa depan.

He believed free market philosophies and welfare capitalism

Ia percaya filosofi pasar bebas dan kapitalisme kesejahteraan

led to unjust accumulations of wealth and power.

menyebabkan akumulasi kekayaan dan kekuasaan yang tidak adil.

And he saw models inspired by Marxism

Ia melihat model-model yang terinspirasi oleh Marxisme

as extreme reactions to capitalism’s flaws,

sebagai reaksi ekstrem terhadap kekurangan kapitalisme,

with unrealistic assumptions about economies and human nature.

dengan asumsi yang tidak realistis tentang ekonomi dan sifat alamiah manusia.

So Rawls proposed a new kind of democracy.

Jadi, Rawls mengusulkan jenis demokrasi baru.

One where no person was considered less valuable than another

Jenis dimana tidak ada orang yang dianggap kurang berharga dari yang lain

and all citizens could live according to their own wills.

dan semua warga dapat hidup sesuai dengan kehendak mereka sendiri.

And while the details of this vision can seem radical,

Meskipun detail dari visi ini mungkin terlihat radikal,

Rawls believed that, under the veil of ignorance,

Rawls percaya bahwa di bawah tabir ketidaktahuan,

free and equal people would unanimously agree to his fair society.

orang-orang yang bebas dan setara akan sangat setuju dengan masyarakat adilnya.

So, let’s play out this thought experiment.

Jadi, mari kita mainkan eksperimen pemikiran ini.

The first step in designing our society is deciding how to distribute

Langkah awal merancang masyarakat kita adalah memutuskan cara mendistribusikan

what Rawls called primary goods.

apa yang disebut Rawls sebagai barang primer.

These include the basic liberties, opportunities, and wealth

Ini termasuk kebebasan dasar, peluang, dan kekayaan

necessary for pursuing most goals.

yang diperlukan untuk mengejar sebagian besar tujuan.

Rawls believed our justice-architects would agree

Rawls percaya perancang keadilan kita

akan menyetujui “skema kebebasan dasar setara” bagi semua,

to an “equal scheme of basic liberties” for all,

including freedom of speech

termasuk kebebasan berbicara

and the freedom to associate with whoever they choose.

dan kebebasan untuk bergaul dengan siapa pun yang mereka pilih.

After all, without the freedom to pursue one's goals,

Lagi pula, tanpa kebebasan untuk mengejar tujuan seseorang,

resources like wealth and job opportunities lose their value.

sumber daya, seperti kekayaan dan peluang kerja, kehilangan nilainya.

Citizens would also have equal political liberties to vote and run for office.

Warga juga punya kebebasan politik untuk memilih dan mencalonkan diri yang setara.

Next, Rawls believes the architects would establish what he calls

Selanjutnya, Rawls percaya para perancang akan menetapkan apa yang disebutnya

“fair equality of opportunity.”

“kesetaraan kesempatan yang adil.”

This means society must be arranged so no one is unfairly deprived

Artinya, masyarakat diatur agar tidak ada yang kehilangan sumber daya

of the resources necessary to compete for valued jobs and other positions.

untuk bersaing atas pekerjaan berharga dan posisi lainnya secara tidak adil.

However, after agreeing upon equality of liberty and opportunity,

Namun, setelah menyetujui kesetaraan kebebasan dan kesempatan,

Rawls believes our justice-architects would see the benefits

Rawls percaya perancang keadilan kita akan melihat manfaat

of allowing for some wealth inequalities.

dari memungkinkan beberapa ketidaksetaraan kekayaan.

For example, greater profits can incentivize innovation,

Misalnya, keuntungan yang lebih besar dapat mendorong inovasi,

productivity, and investment.

produktivitas, dan investasi.

But Rawls also believes our designers would want to limit differences in wealth

Namun, Rawls juga percaya perancang kita akan ingin membatasi perbedaan kekayaan

with what he calls “the difference principle.”

dengan apa yang ia sebut “prinsip perbedaan.”

This states that wealth inequalities are only acceptable

Prinsip ini menyatakan ketidaksetaraan kekayaan hanya dapat diterima

when they benefit the least advantaged citizens,

ketika ia menguntungkan warga yang paling tidak diuntungkan,

making them better off than they’d be under conditions of strict equality.

membuat mereka lebih baik daripada di bawah kondisi kesetaraan yang ketat.

These tenets form the foundation of Rawls’ just society,

Prinsip-prinsip ini membentuk fondasi masyarakat adil Rawls

and he believed they could be achieved through what he called

dan ia percaya mereka dapat dicapai melalui apa yang dia sebut

“property owning democracy.”

“demokrasi kepemilikan properti.”

This model would guarantee equal access to education and healthcare

Model ini akan menjamin akses yang setara terhadap pendidikan dan layanan kesehatan

and rely on government regulation to ensure a just distribution

dan bergantung pada peraturan pemerintah untuk memastikan distribusi properti

of property and wealth.

dan kekayaan yang adil.

Rawls knew fully adopting this approach would require major changes

Rawls sadar sepenuhnya mengadopsi pendekatan ini membutuhkan perubahan besar

for existing democracies.

pada demokrasi yang ada.

But he believed his principles could at least inspire

Namun, ia yakin prinsip-prinsipnya paling tidak menginspirasi

some immediate improvements.

beberapa perbaikan mendesak.

For example, Rawls advocated for limits on campaign spending

Misalnya, Rawls menganjurkan pembatasan biaya kampanye dan kontribusi politik

and political contributions

to reduce the influence of wealth on politics.

untuk mengurangi pengaruh kekayaan terhadap politik.

He also endorsed policies fighting discrimination

Dia juga mendukung kebijakan untuk memerangi diskriminasi

and generous social safety nets like unemployment benefits

dan jaring pengaman sosial yang berlimpah, seperti tunjangan pengangguran,

to ensure a good situation for the worst-off.

untuk memastikan situasi yang baik bagi warga dengan situasi terburuk.

Some philosophers have critiqued Rawls’ work.

Beberapa filsuf mengkritik karya Rawls.

Ronald Dworkin argues that the difference principle

Ronald Dworkin berpendapat bahwa prinsip perbedaan

unfairly tethers society’s progress to the status of the worst-off,

secara tidak adil mengaitkan kemajuan ke status warga dengan kondisi terburuk,

even if they’re in that position because of their own choices.

bahkan jika mereka berada di posisi itu akibat pilihan sendiri.

Meanwhile, Martha Nussbaum believes Rawls’ thought experiment

Sementara, Martha Nussbaum berpendapat eksperimen pemikiran Rawls

overlooks real-life particulars.

mengabaikan detail kehidupan nyata.

For example, the special needs of a person with disabilities

Misalnya, kebutuhan khusus penyandang disabilitas

might not be satisfied by the standard distribution of primary goods.

mungkin tidak tercukupi oleh distribusi standar barang primer.

And more generally,

Dan secara lebih umum,

some argue the architects in Rawls’ harmonious thought experiment

beberapa berpendapat perancang dalam eksperimen pemikiran harmonis Rawls

are simply too different from the competing interests

terlalu berbeda dari konflik kepentingan yang membangun masyarakat nyata.

building real societies.

But since its publication,

Namun sejak publikasinya,

this thought experiment has inspired some very real consequences.

eksperimen pemikiran ini telah mengilhami beberapa konsekuensi yang sangat nyata.

Rawls’ rallying cry for social and political equality

Seruan Rawls untuk kesetaraan sosial dan politik

and a more justly regulated form of capitalism

dan bentuk kapitalisme yang diatur dengan lebih adil

has impacted countless political philosophers, activists, and policymakers.

telah memengaruhi banyak filsuf politik, aktivis, dan pembuat kebijakan.

And this new school of thought about justice continues to challenge people

Aliran pemikiran baru tentang keadilan ini terus menantang orang

to look past their biases and consider what a fair society might truly look like.

untuk melampaui bias mereka

dan mempertimbangkan seperti apa masyarakat yang adil sebenarnya.