Humanity's Search for Cosmic Truth and Poetic Beauty | Maria Popova | TED

Translator: Arif Saelan Reviewer: Maria Nainggolan

[The Universe in Verse]

[Syair Semesta]

[Prelude]

[Pembuka]

In 1908,

Pada 1908,

Henrietta Swan Leavitt,

Henrietta Swan Leavitt,

one of the women known as the Harvard Computers,

salah satu wanita yang disebut Komputer Harvard,

who changed our understanding of the universe

yang mengubah pemahaman kita tentang semesta

long before they could vote,

jauh sebelum mereka dapat memberi suara,

was cataloging photographic plates at the Harvard College Observatory,

sedang mengatalogkan pelat fotografik di Observatori Kampus Harvard,

single-handedly analyzing 2,000 variable stars --

seorang diri menganalisis 2.000 bintang variabel --

stars with fluctuating brightness,

bintang dengan kecerahan tak tetap,

kind of like a lighthouse beacon --

mirip suar mercusuar --

when she began noticing a distinct correlation

ketika dia mulai menyadari korelasi nyata

between their brightness and their blinking pattern.

antara kecerahan mereka dan pola kedipan mereka.

That correlation made it possible to measure the distance of stars

Korelasi itu memungkinkan pengukuran jarak bintang

for the very first time,

untuk pertama kalinya,

furnishing the yardstick of the universe.

memberikan penggaris untuk semesta.

Meanwhile, a dutiful teenage boy in the Midwest

Sementara itu, seorang remaja patuh di Midwest

was repressing his childhood love of astronomy

membendung cinta masa kecilnya terhadap astronomi

and beginning his legal studies to fulfill his dying father's demand

dan memulai studi legalnya untuk memenuhi tuntutan ayahnya yang sekarat

for an ordinary, reputable life.

untuk kehidupan yang biasa dan ternama.

When his father died,

Ketika ayahnya meninggal,

Edwin Hubble turned that passion for the stars into formal study

Edwin Hubble mengubah renjananya kepada bintang menjadi studi formal

and discovered two revolutionary facts about the universe:

dan menemukan dua fakta revolusioner tentang semesta:

that it is tremendously bigger than we thought

bahwa semesta jauh lebih besar dari yang kita kira

and that it's getting bigger and bigger by the blink.

dan bahwa semesta terus membesar setiap kejap mata.

One October evening in 1923,

Suatu senja Oktober tahun 1923,

perched at the foot of the largest telescope in the world,

bertengger di kaki teleskop terbesar di dunia,

at Mount Wilson Observatory, not far from here,

di Observatori Mount Wilson, tidak jauh dari sini,

Hubble took a 45-minute exposure of Andromeda,

Hubble mengambil pemaparan Andromeda selama 45 menit

which was then thought to be one of many spiral nebulae in our Milky Way.

yang saat itu dikira salah satu dari banyak nebula spiral di Bima Sakti kita.

The notion of a galaxy,

Gagasan tentang galaksi,

a gravitationally bound cluster of stars and dust and dark matter,

gugus bintang dan debu dan materi gelap yang terikat secara gravitasi,

didn't exist at the time.

tidak ada pada saat itu.

The Milky Way, which, by the way, was coined as a term

Bima Sakti, yang, omong-omong, diciptakan sebagai istilah

by Chaucer in the 14th century,

oleh Caucher di abad ke-14,

was thought to be what was called an "island universe"

dianggap sebagai sesuatu yang dikatakan “pulau semesta”

beyond the edge of which lay cold, dark nothingness.

yang di luar tepiannya terhampar kehampaan yang dingin dan gelap.

But when Hubble looked at the photograph the next morning

Namun, ketika Hubble melihat fotografi di pagi selanjutnya

and compared it to previous ones,

dan membandingkannya dengan yang sebelumnya,

he furrowed his brow

dia mengerutkan keningnya

and with a gasp of revelation scribbled right on top of the plate "VAR"

dan dengan kesiap pencerahan mengoret tepat di atas pelat “VAR”

and then drew an exclamation point

lalu menggambar tanda seru

because he had realized that a tiny fleck in Andromeda

karena dia menyadari bahwa bintik kecil di Andromeda

previously thought to be a nova

yang sebelumnya dianggap sebagai nova

could not possibly be a nova,

tidak mungkin adalah nova,

given its blinking pattern across these different photographs.

mengingat pola berkelipnya pada foto yang berbeda.

And it was, in fact, a variable star.

Dan itu adalah, sesungguhnya, sebuah bintang variabel.

Which meant, given Henrietta Leavitt's data,

Berarti, mengingat data dari Henrietta Leavitt,

that it was very, very far away,

itu sangat, sangat jauh sekali,

farther than the edge of the Milky Way.

lebih jauh daripada tepi Bima Sakti.

Which meant that Andromeda was not a nebula in our own galaxy,

Berarti bahwa Andromeda bukanlah sebuah nebula di galaksi kita,

but a whole other galaxy,

tetapi merupakan sebuah galaksi lain,

out there, in the cold, dark nothingness.

di luar sana, di kehampaan yang dingin dan gelap.

Suddenly, the universe was a garden, blooming with galaxies,

Tiba-tiba saja, semesta adalah taman, berbunga dengan galaksi,

with ours but a single bloom.

dengan milik kita hanyalah salah satunya.

That same year, in another country,

Pada tahun yang sama, di negara lain,

suspended between two World Wars,

terjepit antara dua Perang Dunia,

another young scientist came up with the radical idea

ilmuwan muda lainnya muncul dengan ide radikal

of using rocket technology,

menggunakan teknologi roket,

this deadly military technology,

teknologi mematikan militer ini,

to mount an enormous telescope and launch it into Earth's orbit.

untuk mengangkut teleskop raksasa dan meluncurkannya ke orbit Bumi.

Not only closer to the stars, but bypassing the atmosphere

Tidak hanya lebih dekat ke bintang, tetapi juga memintas atmosfer

that occludes our terrestrial instruments.

yang menghambat peralatan kebumian kita.

It would take another two generations of scientists

Dibutuhkan dua generasi ilmuwan lagi

to make that telescope a reality:

untuk mewujudkan teleskop itu:

a shimmering poem of metal, physics and perseverance

puisi bekerlapan metal, fisika, dan berkepanjangan

bearing Hubble's name.

yang memikul nama Hubble.

But when the Hubble Space Telescope launched in 1990,

Namun, ketika Teleskop Luar Angkasa Hubble diluncurkan pada 1990,

our human fallibility had slipped into the precision of the instrument,

keteledoran manusia kita menyelinap ke dalam ketelitian alat,

and it turned out that its primary mirror

dan ternyata cermin utamanya

was ground into the wrong spherical shape,

dibuat menjadi bentuk bundar yang salah,

warping these long-awaited images of the unfathomed universe.

membelokkan citra semesta tak terduga yang telah lama ditunggu.

Up the coast from Mount Wilson Observatory,

Naik sedikit dari Observatori Mount Wilson,

a teenage girl watched her father, who had worked on the Hubble,

seorang gadis memperhatikan ayahnya, yang mengerjakan Hubble,

one of NASA's first Black engineers, come home brokenhearted.

salah satu insinyur kulit hitam pertama NASA, pulang dengan patah hati.

He didn't know that his observant daughter

Dia tidak tahu bahwa putrinya yang awas

would become poet laureate of his country

akan menjadi pemenang penghargaan puisi untuk negaranya

and would commemorate him in the tenderest tribute

dan akan memperingatinya dalam penghormatan terlembut

that an artist's daughter has ever composed for a scientist father,

yang dapat diberikan seorang putri seniman kepada ayah ilmuwannya,

which would win her the Pulitzer Prize

yang memberinya Penghargaan Pulitzer

the year the Hubble's corrected optics captured that revolutionary,

pada tahun ketika optika terkoreksi Hubble menangkap citra revolusioner,

ultra-deep field image of the observable universe,

bidang ultra-dalam dari semesta yang dapat diamati,

revealing what neither Hubble

menyibak hal-hal yang baik Hubble

nor Henrietta Leavitt could have imagined.

maupun Henrietta Leavitt dapat bayangkan.

That ours is not just one of several galaxies,

Bahwa galaksi kita bukanlah satu dari beberapa,

but that there are 100 billion galaxies out there,

tetapi bahwa ada 100 miliar galaksi di luar sana,

each containing 100 billion stars.

masing-masing mengandung 100 miliar bintang.

Narrator: From “My God, It’s Full of Stars.”

Narator: Dari “My God, It’s Full of Stars.”

When my father worked on the Hubble Telescope, he said

Ketika ayahku bekerja untuk Teleskop Hubble, dia berkata

They operated like surgeons: scrubbed and sheathed

Mereka bekerja seperti ahli bedah: digosok dan diselubungi

In papery green, the room a clean, cold and bright white.

Dalam hijau bak kertas, ruangan bersih, dingin, dan putih cerah.

He’d read Larry Niven at home, and drink scotch on the rocks,

Dia membaca Larry Niven di rumah, dan meminum skotch dengan batu es,

His eyes exhausted and pink. These were the Reagan years,

Matanya lelah dan merah muda. Ini adalah masa-masa Reagan,

When we lived with our finger on The Button and struggled

Ketika kita hidup dengan perang nuklir dan berjuang

To view our enemies as children. My father spent whole seasons

Melihat musuh kita sebagai anak-anak. Ayahku menghabiskan sepanjang musim

Bowing before the oracle-eye, hungry for what it would find.

Menunduk di depan mata-peramal, lapar akan yang akan dia temukan.

His face lit-up whenever anyone asked, and his arms would rise

Wajahnya mencerah setiap ada bertanya, dan lengannya akan terangkat

As if he were weightless, perfectly at ease in the never-ending

Seakan dia tidak berbobot, sungguh nyaman di tengah kelestarian

Night of space. On the ground, we tied postcards to balloons

Malam ruang angkasa. Di tanah, kita mengikat kartu pos ke balon

For peace. Prince Charles married Lady Di.

Untuk kedamaian. Pangeran Charles menikahi Lady Di.

Rock Hudson died.

Rock Hudson meninggal.

We learned new words for things. The decade changed.

Kita belajar kata baru untuk sesuatu. Dasawarsa berlalu.

The first few pictures came back blurred, and I felt ashamed

Beberapa citra pertama kembali buram, dan aku merasa malu

For all the cheerful engineers, my father and his tribe. The second time,

Untuk semua insinyur yang riang, ayahku dan sukunya. Kedua kalinya,

The optics jibed. We saw to the edge of all there is --

Optika mongolok-olok. Kita melihat ke tepi segala hal --

So brutal and alive it seemed to comprehend us back.

Sangat kejam dan hidup seperti mengerti kita kembali.