Art that transforms cities into playgrounds of the imagination | Helen Marriage

Translator: Sabrina Go Reviewer: Ade Indarta

We live in a world increasingly tyrannized by the screen,

Kita hidup dalam dunia yang semakin dikuasai oleh layar,

by our phones, by our tablets, by our televisions and our computers.

oleh ponsel kita, tablet kita, televisi, dan komputer.

We can have any experience that we want,

Kita bisa mempunyai pengalaman apa saja yang kita mau,

but feel nothing.

tapi tidak merasakan apa-apa.

We can have as many friends as we want,

Kita bisa punya teman sebanyak yang kita mau,

but have nobody to shake hands with.

tapi tidak ada orang untuk disalami.

I want to take you to a different kind of world,

Saya ingin membawa Anda ke dunia yang berbeda,

the world of the imagination,

dunia imajinasi,

where, using this most powerful tool that we have,

di mana, menggunakan alat yang paling kuat yang kita punya,

we can transform both our physical surroundings,

kita bisa mengubah penampilan sekitar kita,

but in doing so, we can change forever how we feel

tapi dalam melakukannya, kita bisa mengubah perasaan kita selamanya

dan perasaan kita terhadap orang-orang yang berbagi planet ini dengan kita.

and how we feel about the people that we share the planet with.

My company, Artichoke, which I cofounded in 2006,

Perusahaan saya, Artichoke, yang ikut saya dirikan tahun 2006,

was set up to create moments.

dibuat untuk menciptakan momen-momen.

We all have moments in our lives, and when we're on our deathbeds,

Kita semua punya momen dalam hidup kita dan waktu kita terbaring sekarat,

we're not going to remember the daily commute to work

kita tidak akan ingat perjalanan harian menuju kantor

on the number 38 bus

dengan bus nomor 38

or our struggle to find a parking space every day when we go to the shop.

atau perjuangan kita setiap hari mencari tempat parkir saat kita pergi belanja.

We're going to remember those moments when our kid took their first step

Kita akan mengingat momen-momen saat anak kita melakukan langkah pertamanya

or when we got picked for the football team

atau saat kita terpilih untuk regu sepak bola

or when we fell in love.

atau saat kita jatuh cinta.

So Artichoke exists to create moving, ephemeral moments

Maka Artichoke ada untuk menciptakan momen yang bergerak dan tidak kekal

that transform the physical world using the imagination of the artist

yang mengubah dunia menggunakan imajinasi dari seniman

to show us what is possible.

untuk memperlihatkan pada kita apa yang mungkin.

We create beauty amongst ruins.

Kami menciptakan keindahan di antara puing-puing.

We reexamine our history.

Kami memeriksa ulang sejarah.

We create moments to which everyone is invited,

Kami menciptakan momen-momen di mana semua orang diajak,

either to witness or to take part.

entah sebagai saksi atau untuk ambil bagian.

It all started for me way back in the 1990s,

Semua dimulai bagi saya di tahun 1990-an,

when I was appointed as festival director in the tiny British city of Salisbury.

saat saya ditunjuk sebagai pemimpin festival di Salisbury, kota kecil Inggris.

You'll probably have heard of it.

Anda mungkin sudah mendengarnya.

Here's the Salisbury Cathedral, and here's the nearby Stonehenge Monument,

Di sini Katedral Salibury, dan di sini dekat dengan monumen Stonehenge,

which is world-famous.

yang terkenal di dunia.

Salisbury is a city that's been dominated for hundreds of years by the Church,

Salbisbury adalah kota yang didominasi oleh gereja selama ratusan tahun,

the Conservative Party

Partai Konservatif

and the army.

dan tentara.

It's a place where people really love to observe the rules.

Ini adalah tempat di mana orang-orang gemar sekali menaati peraturan.

So picture me on my first year in the city,

Jadi bayangkan saya di tahun pertama saya di kota,

cycling the wrong way down a one-way street, late.

bersepeda di jalan satu arah yang salah, terlambat.

I'm always late.

Saya selalu terlambat.

It's a wonder I've even turned up today.

Ajaib saya bisa muncul di sini hari ini.

(Laughter)

(tertawa)

A little old lady on the sidewalk helpfully shouted at me,

Seorang wanita tua di trotoar menolong saya dengan berteriak,

"My dear, you're going the wrong way!"

"Kau salah jalan, sayang!"

Charmingly -- I thought -- I said, "Yeah, I know."

Dengan ramah -- saya kira -- saya jawab, "Ya, saya tahu."

"I hope you die!" she screamed.

"Semoga kau mati!" teriaknya.

(Laughter)

(Tertawa)

And I realized that this was a place where I was in trouble.

Dan saya sadar ini adalah tempat di mana saya dalam masalah.

And yet, a year later,

Akan tetapi, setahun kemudian,

persuasion, negotiation -- everything I could deploy --

bujukan, negosiasi -- semua yang bisa saya lakukan --

saw me producing the work.

melihat saya menghasilkan karya.

Not a classical concert in a church or a poetry reading,

Bukan konser musik klasik di gereja atau membaca puisi,

but the work of a French street theater company

tapi karya dari perusahaan teater jalanan Perancis

who were telling the story of Faust,

yang mementaskan cerita tentang Faust,

"Mephistomania," on stilts, complete with handheld pyrotechnics.

"Mephistomania," dengan egrang, lengkap dengan petasan genggam.

The day after, the same little old lady stopped me in the street and said,

Hari setelahnya, wanita tua yang sama menghentikan saya di jalan dan berkata,

"Were you responsible for last night?"

"Apakah Anda yang bertanggung jawab atas semalam?"

I backed away.

Saya mundur.

(Laughter)

(tertawa)

"Yes."

"Ya."

"When I heard about it," she said, "I knew it wasn't for me.

"Saat saya mendengarnya," katanya, "saya tahu itu bukan untuk saya.

But Helen, my dear, it was."

Tapi, Helen sayang, ternyata ya."

So what had happened?

Jadi apa yang terjadi?

Curiosity had triumphed over suspicion,

Keingintahuan mengalahkan kecurigaan,

and delight had banished anxiety.

dan kesenangan mengusir kegelisahan.

So I wondered how one could transfer these ideas to a larger stage

Jadi saya berpikir bagaimana memindahkan ide ini ke panggung yang lebih besar

and started on a journey to do the same kind of thing to London.

dan memulai perjalanan untuk melakukan hal yang sama di London.

Imagine: it's a world city.

Bayangkan: kota dunia.

Like all our cities, it's dedicated to toil, trade and traffic.

Seperti semua kota, London dibuat untuk bekerja, berdagang dan pengangkutan.

It's a machine to get you to work on time and back,

Itu adalah mesin agar Anda bekerja dan kembali tepat waktu,

and we're all complicit in wanting the routines to be fixed

dan kita semua menginginkan rutinitas itu selalu ada

and for everybody to be able to know what's going to happen next.

dan agar semua orang agar mengetahui apa yang akan terjadi kemudian.

And yet, what if this amazing city could be turned into a stage,

Namun, bagaimana kalau kota yang luar biasa ini diubah menjadi panggung,

a platform for something so unimaginable

sebuah ajang untuk sesuatu yang tak terbayangkan

that would somehow transform people's lives?

yang entah bagaimana bisa mengubah hidup banyak orang?

We do these things often in Britain.

Kami sering melakukan ini di Inggris.

I'm sure you do them wherever you're from.

Saya yakin Anda juga dari manapun Anda berasal.

Here's Horse Guards Parade.

Ini Parade Pasukan Berkuda.

And here's something that we do often. It's always about winning things.

Dan ini yang sering kita lakukan. Selalu tentang memenangkan sesuatu.

It's about the marathon or winning a war

Tentang memenangkan maraton atau perang

or a triumphant cricket team coming home.

atau regu kriket yang berjaya pulang.

We close the streets. Everybody claps.

Kami menutup jalan. Semua bertepuk tangan.

But for theater? Not possible.

Tapi untuk teater? Tidak mungkin.

Except a story told by a French company:

Kecuali sebuah cerita dari sebuah perusahaan Perancis:

a saga about a little girl and a giant elephant

sebuah kisah tentang seorang gadis kecil dan seekor gajah

that came to visit

yang datang berkunjung

for four days.

selama empat hari.

And all I had to do was persuade the public authorities

Dan yang harus saya lakukan adalah membujuk pihak berwenang

that shutting the city for four days was something completely normal.

bahwa menutup kota selama empat hari adalah hal yang sangat wajar.

(Laughter)

(tertawa)

No traffic, just people enjoying themselves,

Tidak ada kemacetan, hanya orang-orang bersenang-senang,

coming out to marvel and witness this extraordinary artistic endeavor

datang untuk mengagumi dan menyaksikan karya artistik yang luar biasa

by the French theater company Royal de Luxe.

dari perusahaan teater Perancis Royal de Luxe.

It was a seven-year journey,

Ini adalah perjalanan tujuh tahun,

with me saying to a group of men -- almost always men -- sitting in a room,

di mana saya berkata pada sekelompok pria- hampir selalu pria -- duduk di ruangan,

"Eh, it's like a fairy story with a little girl and this giant elephant,

"Eh, ini seperti dongeng gadis kecil dan gajah raksasa,

and they come to town for four days

dan mereka datang ke kota selama empat hari

and everybody gets to come and watch and play."

dan semua bisa datang menonton dan bermain."

And they would go,

Dan mereka akan berkata,

"Why would we do this?

"Kenapa kita melakukan ini?

Is it for something?

Apa untuk sesuatu?

Is it celebrating a presidential visit?

Apakah untuk merayakan kunjungan kepresidenan?

Is it the Entente Cordiale between France and England?

Apa ini Entente Cordiale antara Perancis dan Inggris?

Is it for charity? Are you trying to raise money?"

Apa ini untuk amal? Apakah kau berusaha mengumpulkan uang?"

And I'd say,

Dan saya berkata,

"None of these things."

"Bukan semuanya."

And they'd say, "Why would we do this?"

Dan mereka berkata, "Kenapa kita melakukan ini?"

But after four years, this magic trick, this extraordinary thing happened.

Tapi setelah empat tahun, trik sihir ini, hal luar biasa ini terjadi.

I was sitting in the same meeting I'd been to for four years,

Saya sedang duduk di rapat yang sama selama empat tahun ini,

saying, "Please, please, may I?"

berkata, "Tolonglah, tolong, izinkan saya?"

Instead of which, I didn't say, "Please."

Alih-alih saya malah tidak berkata, "Tolong."

I said, "This thing that we've been talking about for such a long time,

Saya berkata, "Kita sudah sangat lama membicarakan hal ini,

it's happening on these dates,

ini akan diadakan pada tanggal sekian,

and I really need you to help me."

dan saya sangat membutuhkan bantuan Anda,"

This magic thing happened.

Keajaiban terjadi.

Everybody in the room somehow decided that somebody else had said yes.

Semua orang dalam ruangan entah bagaimana memutuskan yang lain sudah setuju.

(Laughter)

(tertawa)

(Applause)

(Tepuk tangan)

They decided that they were not being asked to take responsibility,

Mereka memutuskan mereka tidak diminta bertanggung jawab,

or maybe the bus planning manager was being asked to take responsibility

atau mungkin manajer pengaturan bus diminta bertanggung jawab

for planning the bus diversions,

untuk mengatur pengalihan bus,

and the council officer was being asked to close the roads,

dan petugas dewan diminta untuk menutup jalan,

and the transport for London people were being asked to sort out the Underground.

dan angkutan bagi penduduk London diminta untuk mengatur kereta bawah tanah.

All these people were only being asked to do the thing that they could do

Semua orang ini hanya diminta untuk melakukan hal yang bisa mereka lakukan

that would help us.

yang bisa membantu kami.

Nobody was being asked to take responsibility.

Tidak ada yang diminta untuk bertanggung jawab.

And I, in my innocence, thought, "Well, I'll take responsibility,"

Dan saya, dalam pikiran polos saya, "Ya sudah, saya yang bertanggung jawab,"

for what turned out to be a million people on the street.

untuk jutaan orang yang ternyata muncul di jalan.

It was our first show.

Itu pertunjukan pertama kami.

(Applause)

(Tepuk tangan)

It was our first show, and it changed the nature of the appreciation of culture,

Itu pertunjukan pertama kami dan itu mengubah cara mengapresiasi budaya,

not in a gallery, not in a theater, not in an opera house,

bukan di galeri, bukan di teater, bukan di gedung opera,

but live and on the streets,

tapi langsung dan di jalanan,

transforming public space for the broadest possible audience,

menjadikan ruang publik untuk sebanyak mungkin penonton,

orang yang tidak akan membeli tiket untuk menonton apapun.

people who would never buy a ticket to see anything.

So there we were.

Jadi di sanalah kami.

We'd finished, and we've continued to produce work of this kind.

Kami selesai dan kami melanjutkan untuk memproduksi karya semacam ini.

As you can see, the company's work is astonishing,

Seperti yang Anda bisa lihat, kinerja perusahaan mengagumkan,

but what's also astonishing is the fact that permission was granted.

tapi yang juga mengagumkan adalah fakta bahwa izin dikabulkan.

And you don't see any security.

Dan Anda tidak melihat petugas keamanan.

And this was nine months after terrible terrorist bombings

Dan ini adalah 9 bulan setelah teror bom yang mengerikan

that had ripped London apart.

yang mengoyak London.

So I began to wonder whether it was possible

Jadi saya mulai berpikir apakah mungkin

to do this kind of stuff in even more complicated circumstances.

melakukan hal semacam ini dalam situasi yang bahkan lebih rumit.

We turned our attention to Northern Ireland,

Kami mengalihkan perhatian kami ke Irlandia Utara,

the North of Ireland, depending on your point of view.

Irlandia sebelah utara, tergantung sudut pandang Anda.

This is a map of England, Scotland, Wales and Ireland,

Ini peta Inggris, Skotlandia, Wales dan Irlandia,

the island to the left.

pulau di sebelah kiri.

For generations, it's been a place of conflict,

Selama banyak generasi, ini adalah tempat terjadinya konflik,

the largely Catholic republic in the south

republik yang Katolik di bagian selatan

and the largely Protestant loyalist community --

dan komunitas loyalis Protestan yang besar --

hundreds of years of conflict,

konflik ratusan tahun.

British troops on the streets for over 30 years.

Pasukan Inggris di jalan-jalan selama lebih dari 30 tahun.

And now, although there is a peace process,

Dan sekarang, meskipun ada proses perdamaian,

this is today in this city, called Londonderry if you're a loyalist,

hari ini di kota ini, disebut Londonderry jika Anda adalah seorang loyalis,

called Derry if you're a Catholic.

disebut Derry jika Anda seorang Katolik.

But everybody calls it home.

Tapi semua orang menyebutnya rumah.

And I began to wonder

Dan saya mulai berpikir

whether there was a way in which the community tribalism could be addressed

adakah jalan di mana komunitas kesukuan bisa diatasi

through art and the imagination.

melalui seni dan imajinasi.

This is what the communities do,

Inilah yang dilakukan oleh komunitas

every summer, each community.

setiap musim panas, setiap komunitas.

This is a bonfire filled with effigies and insignia

Ini adalah api unggun berisi patung dan lambang

from the people that they hate on the other side.

orang-orang yang mereka benci yang ada di pihak lain.

This is the same from the loyalist community.

Sama dengan komunitas loyalis.

And every summer, they burn them.

Dan setiap musim panas, mereka membakarnya.

They're right in the center of town.

Mereka berada tepat di pusat kota.

So we turned to here, to the Nevada desert, to Burning Man,

Jadi kami pindah ke sini, ke gurun Nevada, ke Burning Man,

where people also do bonfires,

di mana mereka juga membuat api unggun,

but with a completely different set of values.

tapi dengan nilai-nilai yang berbeda jauh.

Here you see the work of David Best and his extraordinary temples,

Di sini Anda melihat karya dari David Best dan kuil-kuil luar biasanya,

which are built during the Burning Man event

yang dibangun saat acara Burning Man

and then incinerated on the Sunday.

dan dibakar di hari Minggu.

So we invited him and his community to come,

Jadi kami mengundang beliau dan komunitasnya untuk datang,

and we recruited from both sides of the political and religious divide:

dan kami merekrut kedua pihak yang berbeda politik dan agamanya:

young people, unemployed people,

anak-anak muda, para pengangguran,

people who would never normally come across each other

orang-orang yang biasanya tidak pernah saling bersinggungan

or speak to each other.

atau saling berbicara.

And out of their extraordinary work rose a temple

Dan di luar karya luar biasa mereka berdirilah kuil

to rival the two cathedrals that exist in the town,

untuk menyaingi dua katedral yang ada di kota,

one Catholic and one Protestant.

satu Katolik dan satu Protestan.

But this was a temple to no religion,

Akan tetapi ini adalah kuil tanpa agama,

for everyone,

untuk siapa saja,

for no community, but for everyone.

bukan untuk komunitas saja, tapi untuk semuanya.

And we put it in this place where everyone told me nobody would come.

Dan kami menempatkannya di tempat yang kata orang tidak akan dikunjungi.

It was too dangerous. It sat between two communities.

Tempat itu terlalu berbahaya. Terletak di antara dua komunitas.

I just kept saying, "But it's got such a great view."

Saya tetap berkata, "Tapi pemandangannya indah sekali."

(Laughter)

(tertawa)

And again, that same old question:

Dan lagi, pertanyaan yang sama:

Why wouldn't we do this?

Mengapa kita tidak melakukannya?

What you see in the picture

Yang Anda lihat di gambar

is the beginning of 426 primary school children

adalah awal dari 426 orang siswa SD

who were walked up the hill by the head teacher,

yang dibawa mendaki bukit oleh kepala sekolah mereka,

who didn't want them to lose this opportunity.

yang tidak mau mereka kehilangan kesempatan ini.

And just as happens in the Nevada desert,

Dan seperti juga terjadi di gurun Nevada,

though in slightly different temperatures,

meski dalam suhu yang sedikit berbeda,

the people of this community, 65,000 of them,

orang-orang dalam komunitas ini, 65.000 orang,

turned out to write their grief, their pain, their hope,

ternyata menuliskan duka mereka, rasa sakit, harapan mereka,

their hopes for the future,

harapan mereka untuk masa depan,

their love.

cinta mereka.

Because in the end, this is only about love.

Sebab pada akhirnya, ini semua tentang cinta.

They live in a post-conflict society:

Mereka hidup dalam lingkungan pasca-konflik:

lots of post-traumatic stress,

banyak stres pasca-trauma,

high suicide.

bunuh diri.

And yet, for this brief moment --

Tapi, untuk momen singkat ini --

and it would be ridiculous to assume that it was more than that --

dan akan konyol untuk berasumsi lebih dari itu --

somebody like Kevin -- a Catholic whose father was shot when he was nine,

seseorang seperti Kevin -- seorang Katolik yang ayahnya tertembak saat ia 9 tahun,

upstairs in bed --

di kamar tidur atas --

Kevin came to work as a volunteer.

Kevin bekerja sebagai relawan.

And he was the first person to embrace the elderly Protestant lady

Dan ia orang pertama yang merangkul seorang wanita tua Protestan

who came through the door on the day we opened the temple to the public.

yang datang lewat pintu di hari kami membuka kuil untuk umum.

It rose up. It sat there for five days.

Kuil itu berdiri. Kuil itu berada di sana selama lima hari.

And then we chose -- from our little tiny band of nonsectarian builders,

Dan kemudian kami memilih -- dari kelompok non-sektarian kecil tukang bangunan kami,

who had given us their lives for this period of months

yang sudah menyumbangkan hidupnya bagi kami selama beberapa bulan

to make this extraordinary thing --

untuk membuat hal luar biasa ini --

we chose from them the people who would incinerate it.

kami memilih dari mereka orang-orang yang akan membakarnya.

And here you see the moment when,

Dan di sini Anda lihat momen ketika,

witnessed by 15,000 people who turned out on a dark, cold, March evening,

disaksikan oleh 15.000 orang yang muncul di petang Maret yang gelap, dingin,

the moment when they decided to put their enmity behind them,

saat mereka memutuskan untuk melupakan perselisihan mereka,

to inhabit this shared space,

untuk menempati ruang bersama ini,

where everybody had an opportunity to say the things that had been unsayable,

di mana semua orang bisa mengatakan hal yang sulit dikatakan sebelumnya,

to say out loud,

dengan lantang,

"You hurt me and my family, but I forgive you."

"Kau menyakitiku dan keluargaku, tapi aku memaafkanmu."

And together, they watched

Dan bersama, mereka melihat

as members of their community let go of this thing that was so beautiful,

sebagai anggota komunitas melepaskan hal yang begitu indah

but was as hard to let go of

tapi juga berat untuk dilepaskan

as those thoughts and feelings

bersama dengan pikiran dan perasaan

that had gone into making it.

yang terlibat di dalamnya.

(Music)

(Musik)

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)