How AI Art Could Enhance Humanity’s Collective Memory | Refik Anadol | TED

Translator: ryan aziz Reviewer: Mardiyanto Saahi

Let me begin by saying

that what you are looking at is not real.

These are artificial corals created by a generative AI algorithm,

Izinkan saya memulai dengan mengatakan

trained with more than 100 million coral images.

bahwa apa yang sedang Anda lihat tidaklah nyata.

Across the globe,

sea water is becoming less habitable due to the climate change

Ini adalah karang buatan yang dibuat oleh algoritma AI generatif,

and the coral reefs are dying rapidly.

dilatih dengan lebih dari 100 juta gambar karang.

One day we might be only left with the simulations of corals

Di seluruh dunia,

air laut menjadi semakin tidak layak huni karena perubahan iklim

in a virtual world.

dan terumbu karang mati dengan cepat.

With this project, “Coral Dreams,”

our aim is to use AI

Suatu hari kita mungkin hanya bisa menyaksikan simulasi karang

and try to create artificial realities while preserving disappearing nature.

di dunia maya.

Dengan proyek “Coral Dreams” ini,

tujuan kami adalah menggunakan AI

I'm a media artist and director.

My team and I have been using generative AI as a collaborator

dan mencoba menciptakan realitas buatan

sembari melestarikan alam yang terancam punah.

for seven years,

although it feels like 70.

We train machine-learning algorithms by harnessing large,

Saya adalah seniman dan sutradara media.

Saya dan tim telah menggunakan AI generatif sebagai kolaborator

focused and publicly available data sets

selama tujuh tahun,

tapi terasa sudah 70 tahun.

and visualizing what I call humanity's collective memories,

Kami melatih algoritma pembelajaran mesin

such as nature, urban and culture.

dengan memanfaatkan kumpulan data besar, yang terfokus, dan tersedia untuk umum,

Since [the] pandemic,

dan memvisualisasikan apa yang saya sebut ingatan kolektif umat manusia,

my focus has been to compile the largest data sets

seperti alam, perkotaan, dan budaya.

and artificially preserve nature.

I am optimistic about generative AI

Sejak pandemi,

because of its potential for enhancing our memories.

fokus saya adalah mengompilasikan kumpulan data terbesar

We as artists can utilize this potential not only to represent nature,

dan melestarikan alam secara artifisial.

Saya optimis pada AI generatif

karena potensinya untuk meningkatkan ingatan kita.

but also to remember how it feels to be immersed in it in a digital age.

Sebagai seniman, kami bisa memanfaatkan potensi ini

Generative AI creates possibilities to train algorithms with any image, sound,

tidak hanya untuk melukiskan alam,

tapi juga untuk mengingat rasanya tenggelam di alam di era digital.

text and even scent data.

For example, this is “Floral Dreams,”

AI generatif menciptakan berbagai kemungkinan

an algorithm trained with more than 75 million floral images

untuk melatih algoritma dengan data gambar,

suara, teks, dan bahkan aroma.

of 16,000 species.

By using more than half a million scent molecules,

Misalnya, ini adalah “Floral Dreams,”

algoritma yang dilatih dengan lebih dari 75 juta gambar bunga

we were able to create the scent of these dreams.

dari 16.000 spesies.

Now let's please imagine a living archive

Dengan menggunakan lebih dari setengah juta molekul aroma,

that we can walk into.

kami mampu menciptakan aroma mimpi ini.

A universe that is constantly reimagined, [reconstructing] its forms, patterns,

Sekarang mari kita bayangkan sebuah arsip hidup

colors and scents.

yang bisa kita masuki.

Alam semesta yang terus ditata ulang, merekonstruksi bentuk, pola,

Our life is becoming increasingly rooted in digital worlds,

and the boundaries between physical and virtual,

warna, dan aromanya.

technology and nature, are blurring.

Hidup kita menjadi semakin terikat pada dunia digital,

Generative AI helps us to create new realities

dan batas-batas antara fisik dan virtual,

and also project onto reality through possibility space.

teknologi dan alam, semakin kabur.

AI generatif membantu kita untuk menciptakan realitas baru

Can we go to that space?

Can we fill it with our feelings, our senses?

dan juga memproyeksikan ke dalam kenyataan melalui ruang kemungkinan.

Large language models are just the beginning

Bisakah kita masuk ke ruang itu?

of a long journey of innovations [which] will bring more possibilities.

Bisakah kita mengisinya dengan perasaan, indra kita?

Soon, I believe we will be exploring hyper models,

Model bahasa besar hanyalah permulaan

dari perjalanan panjang inovasi

text to image, to sound,

yang akan membawa lebih banyak kemungkinan.

to scent, to life.

Saya yakin kita akan segera menjelajahi model hiper,

And a big challenge using generative AI in art

teks menjadi gambar, menjadi suara,

is how to provide models with original data.

menjadi aroma, menjadi hidup.

Dan tantangan besar menggunakan AI generatif dalam seni

For this project, “Glacier Dreams,”

we decided not to use existing models.

Instead, we decided to collect our own image,

adalah bagaimana menyediakan model dengan data asli.

sound, scent and climate data.

Untuk proyek “Glacier Dreams” ini,

kami memutuskan tidak menggunakan model yang ada.

By traveling to our first destination, Iceland,

Sebaliknya, kami mengumpulkan data gambar,

we were able to capture the beginning of our own narratives of glaciers.

suara, aroma, dan iklim kami sendiri.

Dengan mengunjungi tujuan pertama kami, Islandia,

I also believe that AI's capacity can be mapped

kami dapat mengabadikan permulaan narasi kami sendiri tentang gletser.

onto the complex history of human wisdom and consciousness in nature.

Could we use AI to preserve and learn about ancient knowledge in nature?

Saya juga percaya bahwa kapasitas AI dapat dipetakan

pada sejarah rumit kebijaksanaan manusia dan kesadaran tentang alam.

This was one of the first questions in my mind

Bisakah kita menggunakan AI

when I met with the wonderful leaders

untuk melestarikan dan mempelajari pengetahuan kuno tentang alam?

of Yawanawa tribe in Brazil, Acre, Amazonia, in the rainforest.

Ini adalah salah satu pertanyaan awal dalam pikiran saya

My mentors and heroes, Chief Nixiwaka and his creative force Putanny,

saat saya bertemu dengan para pemimpin luar biasa

dari suku Yawanawa di Brazil, Acre, Amazonia, di hutan hujan.

who oversee their cultural preservation and ecological sanctuary.

Mentor dan pahlawanku, Chief Nixiwaka dan tenaga kreatifnya Putanny,

I became deeply inspired by their ways of learning

and remembering already existing knowledge in nature.

yang mengawasi pelestarian budaya dan suaka ekologi mereka.

Together we started a new project,

Saya menjadi sangat terinspirasi dengan cara mereka mempelajari

a respectful co-creation and open-source AI rainforest model.

dan mengingat pengetahuan alam yang sudah ada.

Bersama-sama kami memulai proyek baru,

With this model,

generative AI can even reconstruct extinct flora and fauna

kreasi bersama yang penuh hormat dan model hutan hujan AI sumber terbuka.

based on the tribe's deep and collective knowledge.

Dengan model ini,

AI generatif bahkan dapat merekonstruksi flora dan fauna yang punah

This project will help us, hopefully,

to bring ancient wisdom to our society respectfully.

berdasarkan pengetahuan yang dalam dan kolektif dari suku ini.

My hope is that one day

Semoga, proyek ini akan membantu kami,

AI becomes a mirror that can reflect collective memories of all humanity.

untuk menghadirkan kebijaksanaan kuno kepada masyarakat kita secara hormat.

Harapan saya adalah suatu hari nanti

And I do believe that we can use it to bring people of any age and culture,

AI menjadi cermin yang bisa merefleksikan kenangan kolektif seluruh umat manusia.

inspiration, joy and hope.

Saya yakin kita bisa menggunakannya untuk menghadirkan orang-orang

Thank you.

(Applause)

dari segala usia dan budaya,

inspirasi, kebahagiaan, dan harapan.

Terima kasih.

(Tepuk tangan)