3 Ways to Make Flying More Climate-Friendly | Ryah Whalen | TED

Translator: Ilsa Krisdwiyani Reviewer: Made Pramana

I have a confession to make.

Saya ingin mengakui sesuatu.

I feel bad about flying.

Saya merasa bersalah ketika naik pesawat.

And I know I'm not the only one here.

Dan saya yakin saya tidak sendiri di sini.

I love to travel, but I know it's hurting our environment.

Saya sangat suka melancong,

namun saya paham bahwa hal itu merusak lingkungan.

Ketika saya berusia enam tahun, saya pindah ke Taiwan.

When I was six years old, I moved to Taiwan.

My family, we boarded a regional jet in Iowa,

Kami sekeluarga naik sebuah pesawat penumpang regional di Iowa,

and 30 hours later we stepped off a 747 in Taiwan.

dan setelah 30 jam penerbangan, kami turun dari Boeing 747 di Taiwan.

Airplanes had taken us halfway across the globe.

Pesawat telah membawa kami melintasi separuh bumi.

And I felt the wonder of a new world.

Saya takjub akan dunia baru ini.

Air travel,

Perjalanan udara,

it builds bridges and it connects us.

itu menjembatani dan menghubungkan kita.

It takes families and people to new lives and new experiences.

Membawa keluarga dan orang-orang ke kehidupan dan pengalaman yang baru.

But it also comes with a cost.

Namun ada harga yang harus dibayar.

Dampak terhadap iklim kita.

A cost to our climate.

When I first started focusing on the aviation sector,

Saat saya pertama kali fokus di sektor aviasi,

I quickly learned that aviation accounts for

saya cepat menyadari bahwa sektor aviasi berkontribusi

about two percent of global CO2 emissions.

atas kurang lebih 2% emisi CO2 dunia.

And while that number may seem small,

Walaupun angka tersebut terlihat rendah,

it could grow to 20 percent by 2050 if no action is taken.

itu bisa saja terus menanjak hingga 20% di tahun 2050 jika tidak ada intervensi.

And for those of us that do fly regularly,

Dan untuk mereka yang rutin terbang,

it can be the biggest component of our individual carbon footprint.

ini bisa menjadi komponen terbesar dalam jejak karbon mereka.

That trip I took when I was six,

Trip yang saya tempuh saat berumur enam tahun itu,

if I were to make the same trip today,

jika saya melakukan perjalanan yang sama sekarang,

I would have to be vegetarian for nearly four years

saya harus menjadi vegetarian paling tidak untuk empat tahun

to make up for the carbon and other emissions from that trip.

untuk menebus jejak karbon dan emisi lain yang saya keluarkan pada perjalanan itu.

And so that's why I'm conflicted.

Maka dari itu saya mempunyai konflik batin.

And it's also why I'm working with the aviation sector

Dan itulah juga alasan saya bekerja dengan sektor aviasi

to figure out how to decarbonize as soon as possible.

untuk menemukan cara dekarbonisasi secepatnya.

The next thing I learned is this:

Hal yang saya pelajari selanjutnya adalah:

decarbonizing aviation, it's no easy task.

dekarbonasi sektor aviasi, bukanlah hal mudah.

Traditional jet fuel is so very good at its job.

Avtur konvensional punya kinerja yang sangat baik.

It’s cheap, and it’s energy-dense.

Dia murah dan padat energi.

And because of that engines, airplanes, airports,

Oleh karena itu mesin, pesawat, bandara,

fuel supply chains and regulations,

rantai suplai bahan bakar, dan regulasi,

they are all built on flying planes from point A to point B

segalanya dirancang untuk menerbangkan pesawat dari titik A ke titik B

yang berbahan bakar avtur.

that run on jet fuel.

And those planes that run on jet fuel,

Dan pesawat yang berbahan bakar avtur,

they're operated for 20 to 30 years on average

bisa beroperasi rata-rata sampai 20 atau 30 tahun

before they're retired.

sebelum diberhentikan.

That means a plane that's ordered today will be flying until around 2050.

Berarti pesawat yang dipesan hari ini masih akan terbang hingga kira-kira 2050.

So we can't get there on engines and airplanes alone.

Jadi kita tidak bisa hanya berharap dari mesin dan pesawat saja.

If we want any hope of reaching our goal of zero emissions,

JIka kita mau punya secercah harapan untuk mencapai target nol emisi,

we need to find the mix of solutions now.

maka kita perlu mencari kombinasi berbagai solusi sekarang juga.

There's three broad buckets that we need to address.

Ada tiga hal utama yang perlu kita bahas.

The first is how we design and fly planes.

Pertama adalah cara kita merancang dan menerbangkan pesawat.

The second are the fuels that we use, namely biofuels, to power those planes.

Kedua, bahan bakar yang digunakan, yaitu biofuel, untuk menerbangkan pesawat.

And the third is new and emerging technology

Dan yang ketiga adalah teknologi baru serta canggih

that can entirely change the game.

yang bisa mengubah semuanya.

Let's start with how we design planes.

Mari kita mulai dengan bagaimana kita merancang pesawat.

Well, the basic design of a plane doesn't change much

Dasar rancangan pesawat tidak banyak berubah

from one generation to the next.

dari generasi satu ke generasi lain.

Improvements in aerodynamics, reductions in cabin weight

Kemajuan di aerodinamika, penyusutan berat kabin,

and even improved engine efficiency

dan bahkan peningkatan efisiensi mesin

means that each generation of aircraft

berarti setiap generasi pesawat terbang

is about 20 percent more fuel-efficient than the last.

20% lebih efisien menggunakan bahan bakar dari pesawat sebelumnya.

Now, that's great.

Itu kabar yang baik.

But turnover is slow, and so there's more we can do.

Tetapi laju pergantian lambat, dan kita bisa lakukan banyak hal lain.

We can also fly planes differently.

Kita juga bisa menerbangkan pesawat dengan berbeda.

Flying planes differently means changes to airport management,

Menerbangkan dengan berbeda berarti membuat perombakan pada manajemen bandara,

to air traffic control, even individual pilot behavior.

pemandu lalu lintas udara, bahkan perilaku masing-masing pilot.

If a plane sits on the runway for less time before takeoff,

Jika pesawat berada di landasan

dengan waktu lebih singkat sebelum tinggal landas,

we can reduce emissions.

kita bisa mengurangi emisi.

If a plane takes a more direct route instead of flying around national borders,

Jika pesawat mengikuti rute lebih dekat daripada terbang memutari batasan negara,

we reduce emissions.

kita mengurangi emisi.

And if individual pilots don't gun it at takeoff,

Dan jika setiap pilot tidak memaksa kecepatan saat lepas landas,

we can also reduce emissions.

kita bisa mengurangi emisi.

Now, these changes, they may sound easy, but they're not.

Nah, perubahan-perubahan ini mungkin terdengar mudah, ternyata tidak.

Kita semua tahu bahwa perubahan perilaku individu,

We all know that individual behavior change,

it doesn't always stick.

tidak selalu permanen.

And changes to airports and air traffic management,

Dan perubahan pada bandara dan manajemen lalu lintas udara,

that's a really long march.

merupakan perjalanan yang masih jauh.

My team estimates that if we were to really prioritize

Tim saya memperkirakan bahwa jika kita benar-benar memprioritaskan

designing and flying planes differently,

merancang dan menerbangkan dengan berbeda,

we could reduce 2050 carbon dioxide emissions by 30 to 40 percent.

kita bisa menurunkan emisi CO2 sebanyak 30 - 40% pada tahun 2050.

Kita perlu melakukannya.

We need to do this.

But we need more.

Tapi kita perlu melakukan lebih.

We also need biofuels.

Kita juga perlu biofuel.

And for biofuels or bio-based, sustainable aviation fuel,

Dan untuk produksi biofuel atau bahan bakar nabati avtur berkelanjutan,

you need funding and you need feedstock.

kita perlu dana dan juga bahan baku.

Let's start with feedstock.

Mari kita bahas tentang bahan baku.

Biofuels are based on biological sources, like grains and oil seeds,

Biofuel berasal dari bahan dasar nabati, seperti biji-bijian,

forestry residue, used cooking oil, even municipal solid waste.

limbah penebangan, minyak goreng bekas, bahkan sampah padat.

You can take trash and convert it to fuel

Kita bisa mengubah sampah menjadi bahan bakar

in a way that meaningfully reduces emissions.

sehingga bisa mengurangi emisi secara signifikan.

But there's a catch.

Namun ada suatu halangan.

Limbah penebangan hutan itu terbatas.

There's only so much forestry residue.

And there's only so much land that can or should be converted

Selain itu terbatas juga lahan yang layak atau patut dikonversi

to grow crops for fuel

untuk menanam bahan baku

without impacting global food supply chains.

tanpa memengaruhi suplai makananan global.

And then there's funding. Biofuels are expensive.

Dan juga masalah pendanaan. Biofuel sangatlah mahal.

They're more expensive than traditional jet fuel

Lebih mahal daripada avtur konvensional

and could raise ticket prices to consumers by 10 to 20 percent.

dan bisa melambungkan harga tiket pesawat bagi konsumen hingga 10 - 20%.

And we need a massive initial investment

Kita juga perlu investasi awal yang besar

to build the production facilities to meaningfully supply the sector.

untuk membangun fasilitas produksi yang bisa menyuplai keseluruhan sektor.

It's a classic chicken and egg problem

Bagaikan lingkaran setan

because prices are high, there’s no demand.

oleh karena mahal, tidak ada permintaan.

And because there’s no demand, there’s no supply.

Dan karena tidak ada permintaan, tidak ada suplai.

And because there's no supply,

Dan karena tidak ada suplai,

prices aren't coming down and so there's no demand.

harga tidak akan turun sehingga tidak ada permintaan.

And on and on and on.

Dan begitulah seterusnya.

Thankfully, we are finally starting to break the cycle.

Syukurlah, kita sedang berusaha memutuskan siklus ini.

The European Commission recently proposed an alternative fuels mandate

Komisi Eropa baru saja mengajukan mandat penggunaan bahan bakar alternatif

of 5 percent by 2030 and 20 percent by 2035.

sebesar 5% pada tahun 2030 lalu 20% pada tahun 2035.

And there's even pressure to accelerate that.

Bahkan ada desakan untuk mempercepatnya.

A far cry from the .01 percent of biofuel usage

Jauh sekali dibanding angka 0,01 persen dari penggunaan biofuel di tahun 2018.

that we were at in 2018.

My team estimates that if we were to really focus on biofuels,

Tim kami memperkirakan bahwa bila kita memprioritaskan biofuel,

we could further reduce 2050 CO2 emissions by 10 to 30 percent.

kita dapat mengurangi emisi CO2 sebanyak 10 - 30% pada 2050.

That leaves us with a gap of 30 percent. That’s not good enough.

Masih ada jarak sebesar 30%. Jadi, belum cukup baik.

It doesn’t get us to our goals,

Kita tidak mencapai target,

and it certainly doesn't absolve me of my guilt

sehingga saya masih merasa bersalah

when I consider getting on a plane.

ketika ingin naik pesawat.

The third bucket of things we need

Hal ketiga yang kita perlukan

lies in breakthrough, innovation and invention.

berdasar pada terobosan, inovasi, dan penemuan teknologi baru.

You have synthetic fuel,

Kita ada bahan bakar sintetis,

which, like biofuels, works with existing engine technology and airplane design.

mirip biofuel, dapat digunakan untuk mesin dan desain pesawat saat ini.

Synthetic fuels or e-kerosene actually take carbon dioxide from the air,

Bahan bakar sintetis atau e-kerosene bahkan menyerap CO2 dari udara,

menggabungkannya dengan hidrogen yang telah dipisah dari air

combine it with hydrogen that's cleanly separated from water

to produce fuel.

untuk menghasilkan bahan bakar.

The science is amazing.

Teknologi yang mengagumkan.

But it's really early days, it's small-batch and it's expensive.

Namun masih pada tahap awal jadi dibuat hanya sedikit dan juga mahal.

And then you have hybrid electric and electric aircraft:

Selain itu kita punya hibrida elektrik dan pesawat terbang elektrik:

small planes that run on batteries.

pesawat kecil yang menggunakan baterai.

By 2050, these planes could fly for short distances.

Pada tahun 2050, pesawat kecil ini akan dapat terbang untuk jarak pendek.

And then there's hydrogen. Green hydrogen.

Setelah itu ada juga hidrogen. Hidrogen hijau.

There's hydrogen fuel cells, batteries that run on hydrogen,

Ada juga sel tunam hidrogen, baterai yang diisi hidrogen,

or hydrogen-combustion engines, engines that use hydrogen as fuel.

atau mesin pembakaran hidrogen, mesin yang memakai hidrogen sebagai bahan bakar.

These also show promise, and we need to continue to invest in them.

Hal ini terlihat menjanjikan, dan kita perlu terus berinvestasi pada mereka.

These new fuels pair really well with new aircraft design,

Bahan-bahan bakar terbaru ini cocok dengan rancangan pesawat baru,

like the blended wing body where there's no clear dividing line

seperti sayap yang berbaur dengan badan jadi tidak terlihat batas

between the main body and the wings of the aircraft.

antara badan utama dan sayap pesawat terbang.

These planes could be at least 20 percent more fuel-efficient

Pesawat ini paling tidak 20% lebih efisien bahan bakar

than traditional aircraft.

dari pesawat tradisional.

And they create the opportunity to rethink where fuel is stored

Lalu memberikan kita peluang untuk kembali berpikir

lokasi bahan bakar bisa disimpan

so we can use new energy sources, like hydrogen.

sehingga kita dapat memakai energi baru, seperti hidrogen.

Now, some of these innovations, they'll work, and some may not.

Untuk sekarang, inovasi-inovasi tadi mungkin akan bekerja, mungkin tidak.

We may need to rely on high quality removals

Kita mungkin perlu untuk bersandar pada pemurnian kualitas tinggi,

like carbon capture and storage.

seperti pengawalan dan penyimpanan karbon.

What is clear is that if we want any hope of getting to zero emissions,

Yang jelas jika kita ingin punya peluang untuk bisa mencapai emisi nol,

we will need some of these and potentially other technologies.

kita akan membutuhkan teknologi ini dan teknologi potensial lain di luar sana.

There are challenges: ensuring the safety of these technologies,

Ini kendala-kendala yang akan kita temui: memastikan keamanan dari teknologi baru,

investing billions and billions of dollars

berinvestasi miliaran dolar AS

to build the production facilities and supply chains

untuk membangun fasilitas produksi dan rantai pasokan

for biofuels and synthetic fuels.

untuk biofuel dan bahan bakar sintetis.

And making sure that each and every country does its part.

Serta memastikan setiap dan semua negara melaksanakan tugasnya.

If it sounds hard, that's because it is hard,

Jika ini terdengar sulit, karena memang ini sulit.

but it's not impossible.

Tetapi bukannya tidak mungkin.

I think we can get it done.

Saya kira kita bisa.

The hard work, it's already starting.

Perjuangannya sudah dimulai.

The sector is innovating and investing and collaborating,

Sektor aviasi berinovasi, berinvestasi, dan berkolaborasi,

and that hard work, it needs to continue.

dan perjuangan ini perlu diteruskan.

Bahkan perlu ditingkatkan.

And it needs to intensify.

And while that hard work happens, I'll remain conflicted.

Dan selagi perjuangan itu berjalan, saya tetap bimbang.

I want to travel.

Saya ingin melancong.

I want to see friends and family and colleagues.

Saya ingin bertemu kawan, keluarga, dan teman kantor.

And so there's a few things I do.

Untuk itu, saya melakukan hal-hal ini.

I ask myself: Do I really need to make that trip?

Saya tanya pada diri sendiri: Apa benar-benar perlu bepergian?

I work with my company to advocate for biofuels,

Saya bekerja di perusahaan yang mengadvokasi bahan bakar nabati,

to try to break that chicken and egg cycle.

mencoba untuk memutus lingkaran setan tadi.

And I try to fly on the most climate-friendly

Saya berusaha menaiki penerbangan yang paling

and fuel-efficient airlines.

ramah lingkungan dan efisien bahan bakar.

We all know that individual choices can drive collective action.

Kita semua sadar bahwa pilihan individu mampu mendorong aksi kolektif.

This sector, like many others,

Sektor ini, sama seperti yang lain,

is one where the entire industry has to work together

memerlukan kerja sama dari seluruh bagian industri

jika kita ingin mencapai tujuan kita.

if we want to reach our goal.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)