Elizabeth Camarillo Gutierrez: What's missing from the American immigrant narrative | TED

Reviewer: Evarini Dairi

Halo semuanya, nama saya Elizabeth,

dan saya bekerja di bursa saham.

Namun, saya masih baru di bidang ini.

Hi, everyone, my name is Elizabeth,

Saya lulus dari universitas sekitar satu setengah tahun lalu,

and I work on the trading floor.

dan sejujurnya,

But I'm still pretty new to it.

Saya masih memulihkan diri dari proses rekrutmen kerja

yang saya lalui hingga bisa ke tahap ini.

I graduated from college about a year and a half ago,

(suara tawa)

Saya tak tahu tentang Anda,

and to be quite honest,

I'm still recovering from the recruiting process

tapi ini adalah hal tergila

I had to go through to get here.

yang saya ingat soal seluruh proses perekrutan,

(Laughter)

Now, I don't know about you,

yaitu menanyai mahasiswa yang tak percaya diri

but this is the most ridiculous thing

soal keinginan terbesar mereka.

Anda yakin mau saya menjawabnya?

that I still remember about the whole process,

was asking insecure college students what their biggest passion was.

(suara tawa)

Tentu saja.

Sejujurnya,

Like, do you expect me to have an answer for that?

Saya menunjukkan pada para perekrut betapa bersemangatnya saya

dengan menceritakan semua soal

(Laughter)

Of course I did.

awal ketertarikan saya pada ekonomi global,

And to be quite honest,

yang secara kebetulan, bermula dari obrolan

I really showed those recruiters just how passionate I was

dari orang tua imigran saya yang sering saya dengar,

by telling them all about my early interest in the global economy,

soal uang dan nilai peso Meksiko yang fluktuatif.

which, conveniently, stemmed from the conversations

Para perekrut suka kisah pribadi yang bagus.

that I would overhear my immigrant parents having

Namun, tahukah Anda?

about money and the fluctuating value of the Mexican peso.

Saya berbohong.

(suara tawa)

Bukan karena hal yang saya ceritakan itu bohong,

They love a good personal story.

orang tua saya memang mengoborol soal hal ini.

But you know what?

Namun, bukan karena itu saya terjun ke dunia keuangan.

I lied.

(Laughter)

And not because the things I said weren't true --

I mean, my parents were talking about this stuff.

Saya hanya ingin bisa bayar uang sewa.

(suara tawa)

But that's not really why I decided to jump into finance.

Begini.

Kenyataan harus bayar uang sewa dan tanggung jawab sebagai orang dewasa

I just really wanted to pay my rent.

(Laughter)

adalah sesuatu yang jarang kita akui pada pemberi kerja,

And here's the thing.

ke orang lain, bahkan ke diri sendiri.

The reality of having to pay my rent and do real adult things

Saya sadar tak akan memberi tahu perekrut

kalau saya ada di sana demi uang.

is something that we're rarely willing to admit to employers,

Karena alasan utamanya,

to others and even to ourselves.

kita ingin melihat diri kita sebagai idealis,

I know I wasn't about to tell my recruiters

yang melakukan apa yang diyakini

that I was there for the money.

dan mengejar hal yang dianggap paling menyenangkan.

And that's because for the most part,

Namun, kenyataannya adalah

we want to see ourselves as idealists

and as people who do what they believe in

sangat sedikit dari kita yang punya hak istimewa untuk hal itu.

and pursue the things that they find the most exciting.

Saya tak bisa mewakili semua orang,

But the reality is

tapi hal ini benar adanya

very few of us actually have the privilege to do that.

bagi imigran muda profesional seperti saya.

Dan alasan mengapa ini benar, ada hubungannya dengan narasi

Now, I can't speak for everyone,

yang terus saja disampaikan masyarakat pada kita

but this is especially true for young immigrant professionals like me.

melalui berita, di tempat kerja

dan bahkan oleh suara-suara nyinyir di kepala kita.

And the reason this is true has something to do with the narratives

Jadi, narasi seperti apa yang saya maksud?

that society has kept hitting us with

Ada dua narasi soal imigran.

in the news, in the workplace

and even by those annoyingly self-critical voices in our heads.

Narasi pertama, yaitu soal pekerja imigran.

Orang yang datang ke AS adalah yang mau bekerja sebagai buruh,

So what narratives am I referring to?

Well, there's two that come to mind when it comes to immigrants.

atau pekerja lapangan, pencuci piring.

The first is the idea of the immigrant worker.

Hal yang kita anggap pekerjaan berupah rendah,

You know, people that come to the US in search of jobs as laborers,

tapi bagi para imigran?

Ini adalah peluang bagus.

or field workers, dish washers.

Pemberitaan saat ini cenderung membingungkan.

You know, things that we might consider low-wage jobs

but the immigrants?

Itulah yang membuat hubungan Amerika dan imigran menjadi rumit.

That's a good opportunity.

Seperti pakar imigran George Borjas pernah katakan,

The news nowadays has convoluted that whole thing quite a bit.

You could say that it's made America's relationship with immigrants complicated.

Ini seperti Amerika membutuhkan pekerja,

tapi mereka justru bingung setelah mendapatkannya.

And as immigrant expert George Borjas would have put it,

(suara tawa)

it's kind of like America wanted workers,

Wajar jika orang mau berjuang

agar punya tempat tinggal dan hidup normal, bukan?

but then, they got confused when we got people instead.

Jadi untuk alasan jelasnya,

(Laughter)

narasi ini agak membuat saya gila.

I mean, it's natural that people want to strive

to put a roof over their heads and live a normal life, right?

Namun, ini bukan satu-satunya.

Narasi lainnya yang ingin saya sampaikan

So for obvious reasons,

adalah ide soal imigran super.

this narrative has been driving me a little bit crazy.

Di Amerika, kami suka mengidolakan imigran super

But it's not the only one.

sebagai simbol ideal kesuksesan Amerika.

The other narrative that I'm going to talk about

Saya tumbuh besar dengan mengagumi para imigran super,

is the idea of the superimmigrant.

In America, we love to idolize superimmigrants

karena keberadaan mereka menghidupkan mimpi saya dan memberikan harapan.

as the ideal symbols of American success.

Masalah dengan narasi ini adalah seolah-olah menyudutkan

I grew up admiring superimmigrants,

because their existence fueled my dreams and it gave me hope.

mereka yang gagal

atau tak berhasil dengan cara tersebut, sebagai orang gagal.

The problem with this narrative is that it also seems to cast a shadow

Bertahun-tahun, saya terjebak pada sikap

yang seakan-akan menyanjung satu golongan imigran

on those that don't succeed

or that don't make it in that way, as less than.

dan merendahkan golongan lainnya.

Maksud saya, bukankah orang tua saya sudah cukup berkorban?

And for years, I got caught up in the ways

in which it seemed to celebrate one type of immigrant

Fakta saat ayah saya pulang dari pabrik logam,

while villainizing the other.

penuh dengan debu karat,

I mean, were my parents' sacrifices not enough?

apa itu belum cukup hebat?

Was the fact that my dad came home from the metal factory

Jangan salah paham,

Saya telah mendalami sebagian dari dua narasi ini,

covered in corrosive dust,

dan dalam banyak cara,

was that not super?

melihat orang yang dikagumi berhasil, itu mendorong saya berlaku sama.

Don't get me wrong,

I've internalized both of these narratives to some degree,

Namun kedua narasi ini punya kekurangan,

and in many ways,

keduanya merendahkan orang jika tak cocok pada suatu acuan

seeing my heroes succeed, it has pushed me to do the same.

atau sukses di cara tertentu.

But both of these narratives are flawed in the ways

Dan ini sangat memengaruhi gambaran diri saya,

in which they dehumanize people if they don't fit within a certain mold

karena saya mulai mempertanyakan ide ini, soal siapa orang tua saya dulu

or succeed in a certain way.

dan siapa saya dulu,

dan mulai bertanya-tanya,

And this really affected my self-image,

"Apa saya sudah berusaha maksimal

because I started to question these ideas for who my parents were

untuk melindungi keluarga dan komunitas saya?

dari ketidakadilan yang kami rasakan setiap hari?"

and who I was,

and I started to wonder,

Jadi, mengapa saya memilih untuk "mengobral diri"

"Am I doing enough to protect my family and my community

di saat menyaksikan tragedi yang terjadi tepat di depan saya?

from the injustices that we felt every day?"

Perlu waktu lama agar saya bisa menerima keputusan ini.

So why did I choose to "sell out"

while watching tragedies unfold right in front of me?

Dan saya sangat berterima kasih pada orang-orang

yang mengelola Hispanic Scolarship Fund, atau HSF,

Now, it took me a long time to come to terms with my decisions.

untuk memastikan proses ini sedari awal.

And I really have to thank the people

Dan cara HSF,

sebuah organisasi yang memperjuangkan para siswa meraih pendidikan lebih tinggi

running the Hispanic Scholarship Fund, or HSF,

for validating this process early on.

melalui bimbingan dan beasiswa,

cara mereka membantu menenangkan kecemasan saya,

And the way that HSF --

an organization that strives to help students achieve higher education

yaitu dengan menceritakan sesuatu yang sangat familier.

through mentorship and scholarships --

Hal yang mungkin pernah Anda dengar sebelumnya,

di menit-menit pertama setelah pesawat lepas landas.

the way that they helped calm my anxiety,

it was by telling me something super familiar.

Saat keadaan darurat,

pakai dulu masker oksigen Anda, sebelum menolong yang lainnya.

Something that you all probably have heard before

in the first few minutes after boarding a flight.

Kini saya mengerti hal ini bermakna berbeda bagi setiap orang.

In case of an emergency,

Namun bagi saya, ini berarti imigran tak bisa

put your oxygen mask on first before helping those around you.

dan tak akan pernah bisa sesuai dengan kedua narasi itu,

Now I understand that this means different things to different people.

karena sebagian besar dari kami sebenarnya punya perjalanan hidup beragam,

But for me, it meant that immigrants couldn't

berjuang bertahan hidup.

Meski mungkin ada yang lebih sukses

and would never be able to fit into any one narrative,

bisa pakai masker oksigennya, serta merasa aman,

because most of us are actually just traveling along a spectrum,

pasti ada orang lain

trying to survive.

yang masih berjuang memakainya

And although there may be people that are further along in life

sebelum sempat berpikir untuk menolong orang-orang di sekitarnya.

with their oxygen mask on and secured in place,

Pelajaran ini sangat berkesan bagi saya,

there are undoubtedly going to be others

karena orang tua saya,

that are still struggling to put theirs on

di saat mereka ingin kami bisa memanfaatkan peluang

before they can even think about helping those around them.

Now, this lesson really hit home for me,

yang tak bisa kami dapatkan di tempat lain,

because my parents,

maksud saya, kami ada di Amerika,

while they wanted us to be able to take advantage of opportunities

dan sebagai anak, ini membuat saya punya mimpi gila, ambisius

in a way that we wouldn't have been able to do so anywhere else --

dan menyusun impian tentang seperti apa masa depan saya.

I mean, we were in America,

and so as a child, this made me have these crazy, ambitious

Namun cara dunia melihat imigran,

memengaruhi lebih dari sekadar narasi yang mereka jalani.

and elaborate dreams for what my future could look like.

Itu juga berdampak pada hukum dan sistem yang memengaruhi komunitas,

But the ways in which the world sees immigrants,

keluarga dan individu.

it affects more than just the narratives in which they live.

Saya tahu ini secara langsung,

karena hukum dan sistem ini, mereka memisahkan keluarga saya,

It also impacts the ways laws and systems can affect communities,

dan menyebabkan orang tua saya kembali ke Meksiko.

families and individuals.

I know this firsthand,

Dan di usia 15 tahun,

because these laws and systems, well, they broke up my family,

adik saya yang 8 tahun dan saya,

kami sendirian dan tanpa bimbingan

and they led my parents to return to Mexico.

dari orang tua kami.

And at 15,

Terlepas menjadi warga Amerika,

my eight-year-old brother and I,

we found ourselves alone and without the guidance

kami merasa kalah

that our parents had always provided us with.

oleh apa yang selama ini dianggap sebagai negeri harapan.

Despite being American citizens,

Beberapa minggu setelah kepulangan orang tua saya ke Meksiko,

we both felt defeated

saat mereka sudah tak bisa kembali lagi,

by what we had always known to be the land of opportunity.

saya harus merawat adik saya yang 8 tahun

Now, in the weeks that followed my parents' return to Mexico,

dia dikeluarkan dari sekolah agar bisa bersama keluarganya.

when it became clear that they wouldn't be able to come back,

Di saat yang sama,

Saya bertanya-tanya apakah kembali ke Meksiko

I had to watch as my eight-year-old brother

bisa dibilang sebagai bentuk pengorbanan orang tua saya.

was pulled out of school to be with his family.

And during this same time,

Maka saya pun meyakinkan mereka untuk mengizinkan saya tinggal,

I wondered if going back

tanpa memberi jaminan jika saya akan punya tempat tinggal

would be validating my parents' sacrifices.

And so I somehow convinced my parents to let me stay,

atau akan baik-baik saja.

Hingga hari ini, saya tak pernah lupa bagaimana susahnya dulu

without being able to guarantee them that I'd find somewhere to live

saat berpisah.

Dan saya tak akan lupa betapa susahnya dulu

or that I'd be OK.

melihat adik saya tak berdaya di pelukan mereka,

But to this day, I will never forget how hard it was

saat saya melambaikan tangan dari sisi lain gerbang baja.

having to say goodbye.

And I will never forget how hard it was

Naif rasanya untuk bilang kalau ketabahan

watching my little brother crumble in their arms

sebagai satu-satunya alasan mengapa saya bisa

as I waved goodbye from the other side of steel grates.

mengambil banyak peluang sejak hari itu.

Now, it would be naive to credit grit

Saya sangat beruntung dulu, dan saya mau Anda tahu itu.

as the sole reason for why I've been able to take advantage

Jika bicara statistik,

murid yang tunawisma atau kondisi hidupnya tak stabil,

of so many opportunities since that day.

hampir tak bisa tamat sekolah.

I mean, I was really lucky, and I want you to know that.

Namun saya pikir,

Because statistically speaking,

itu karena orang tua saya mau merelakan saya pergi

students that are homeless or that have unstable living conditions,

saya memperoleh keberanian dan kekuatan

well, they rarely complete high school.

untuk mengambil peluang

But I do think

bahkan saat saya merasa tak yakin atau tak mampu.

that it was because my parents had the trust in letting me go

that I somehow found the courage and strength

Kini, tak dipungkiri bahwa ada biaya yang harus dikeluarkan

to take on opportunities

even when I felt unsure or unqualified.

untuk mewujudkan impian Amerika.

Anda tak harus menjadi

seorang imigran atau anak imigran untuk tahu hal itu.

Now, there's no denying that there is a cost

to living the American dream.

Namun saya tahu kini, hari ini,

saya menjadi apa yang orang tua lihat sebagai

You do not have to be

"impian Amerika"-nya mereka.

an immigrant or the child of immigrants to know that.

Karena setelah saya lulus kuliah,

But I do know that now, today,

Saya mengajak adik saya ke Amerika untuk tinggal dengan saya,

I am living something close to what my parents saw

supaya dia juga bisa melanjutkan pendidikannya.

as their American dream.

Because as soon as I graduated from college,

Saya tahu sulit rasanya kembali bersama adik saya.

I flew my younger brother to the United States to live with me,

Saya tahu sulit rasanya

so that he, too, could pursue his education.

harus menyeimbangkan permintaan dan profesionalisme

Still, I knew that it would be hard flying my little brother back.

yang dibutuhkan pekerjaan tingkat pemula

sambil merawat anak dengan mimpi dan ambisinya sendiri.

I knew that it would be hard

having to balance the demands and professionalism

required of an entry-level job

Anda bisa bayangkan betapa menyenangkannya jadi 24 tahun,

while being responsible for a child with dreams and ambitions of his own.

di puncak masa remaja saya, di New York,

dengan teman serumah remaja pemarah yang benci cuci piring.

But you can imagine how fun it is to be 24 years old,

(suara tawa)

Menyebalkan.

(suara tawa)

at the peak of my youth, living in New York,

Saat saya lihat adik saya belajar untuk membela dirinya,

with an angsty teenage roommate who hates doing the dishes.

dan saat saya melihatnya bersemangat soal kelas dan sekolahnya,

(Laughter)

The worst.

(Laughter)

Saya tak meragukan apa pun.

But when I see my brother learning how to advocate for himself,

Karena saya tahu,

hidup yang aneh, indah dan istimewa ini, yang saya punya kini

and when I see him get excited about his classes and school,

adalah alasan sebenarnya mengapa saya mau mengejar karier

I do not doubt anything.

yang akan membantu saya dan keluarga meraih stabilitas finansial.

Because I know that this bizarre,

beautiful and privileged life that I now live

is the true reason for why I decided to pursue a career

Saya tak tahu hal itu sebelumnya,

tapi selama 8 tahun saya tinggal tanpa keluarga,

that would help me and my family find financial stability.

saya pakai masker oksigen dan fokus bertahan hidup.

I did not know it back then,

Dan di 8 tahun yang sama,

but during those eight years that I lived without my family,

saya merasakan sakit dan luka tanpa daya

yang menyebabkan keluarga saya terpisah.

I had my oxygen mask on and I focused on survival.

Yang maskapai tak beri tahu adalah pakai masker oksigen lebih dulu

And during those same eight years,

I had to watch helplessly the pain and hurt

saat melihat sekitarmu sedang bergumul,

that it caused my family to be apart.

itu perlu keberanian besar.

What airlines don't tell you is that putting your oxygen mask on first

Namun, mampu mengontrol diri itu

terkadang adalah satu-satunya cara untuk membantu sekitar kita.

while seeing those around you struggle --

it takes a lot of courage.

Saya kini merasa sangat beruntung bisa berada di sisi adik saya

But being able to have that self-control

is sometimes the only way that we are able to help those around us.

sehingga dia merasa percaya diri dan siap

untuk menentukan langkah selanjutnya.

Now I'm super lucky to be in a place where I can be there for my little brother

Saya juga tahu

so that he feels confident and prepared

karena saya ada di posisi seistimewa ini,

to take on whatever he chooses to do next.

saya mengemban tanggung jawab

untuk memastikan komunitas saya punya tempat yang bisa membimbing mereka,

But I also know

that because I am in this position of privilege,

memperoleh akses dan dukungan.

I also have the responsibility

to make sure that my community finds spaces where they can find guidance,

Saya tak tahu pasti di mana kalian saat ini

dalam menjalani hidup,

access and support.

tapi saya tahu kalau dunia kita adalah

dunia yang berkembang pesat saat beragam suara jadi satu.

I can't claim to know where each and every one of you are

on your journey through life,

Harapan saya adalah Anda akan menemukan keberanian

but I do know that our world is one

memakai masker oksigen saat Anda perlu,

that flourishes when different voices come together.

dan Anda akan menemukan kekuatan

My hope is that you will find the courage

untuk menolong sekitar Anda selama masih bisa.

Terima kasih.

to put your oxygen mask on when you need to,

(tepuk tangan)

and that you will find the strength

to help those around you when you can.

Thank you.

(Applause)