How to Prevent — or Stop — a War | Gabrielle Rifkind | TED

Translator: ryan aziz

I have worked in international conflict resolution

Aku telah bekerja dalam resolusi konflik internasional

for the past two decades.

selama dua dekade terakhir.

I am not a pacifist,

Aku bukan pecinta damai,

but in the end, war is the greatest human rights abuse

tetapi pada akhirnya, perang adalah pelanggaran hak asasi manusia terbesar

and does not make the world safer.

dan tidak membuat dunia lebih aman.

We think we go to war for good moral reasons.

Kami pikir kami berperang karena alasan moral yang baik.

We're fighting for good to triumph over evil.

Kami berjuang untuk kebaikan untuk menang atas kejahatan.

Instead, we unleash a cascade

Sebaliknya, kita melepaskan arus

of chaos and misery.

kekacauan dan kesengsaraan.

In the 21st century,

Pada abad ke-21,

the United States,

Amerika Serikat,

along with its allies and my country, the United Kingdom,

bersama dengan sekutunya dan negara saya, Inggris,

have been involved in four major wars:

telah terlibat dalam empat perang besar:

Afghanistan, Iraq,

Afghanistan, Irak,

Libya, Islamic State.

Libya, Negara Islam.

And we have provided funding

Dan kami telah menyediakan dana

and supplied military equipment to Ukraine and Israel.

dan memasok peralatan militer ke Ukraina dan Israel.

So let's consider the outcome of some of these wars.

Mari kita perhatikan hasil dari beberapa perang ini.

The Afghan war was a 20-year war,

Perang Afghanistan adalah perang 20 tahun,

and we left the Taliban in power.

dan kami meninggalkan Taliban dalam kekuasaan.

The war in Iraq,

Perang di Irak,

we had an immediate military victory,

kami memiliki kemenangan militer langsung,

which was short-lived, civil war

yang berumur pendek, perang saudara

and contributed to the war in Syria.

dan berkontribusi pada perang di Suriah.

The war in Libya unleashed chaos and violence in the Sahel region.

Perang di Libya memicu kekacauan dan kekerasan di wilayah Sahel.

The war against Islamic State weakened it militarily,

Perang melawan ISIS melemahkannya secara militer,

but none of the root causes were dealt with.

tetapi tidak ada akar penyebabnya yang ditangani.

All of you in the audience

Hadirin sekalian

know war is horrendous,

perang itu mengerikan,

but maybe many of you believe that it is inevitable.

tetapi mungkin banyak dari Anda percaya bahwa itu tak bisa dihindari.

I would like to persuade you today

Aku ingin meyakinkan Anda hari ini

that there are many things that we can do.

bahwa ada banyak hal yang dapat kita lakukan.

Even if we commit to arming countries militarily like porcupines.

Jika kita berkomitmen mempersenjatai negara secara militer seperti landak.

We can commit ourselves to war prevention,

Kita dapat berkomitmen untuk pencegahan perang,

early mediation

mediasi dini

and getting into the mind of the enemy.

dan masuk ke dalam pikiran musuh.

I direct the Oxford Process.

Saya mengarahkan Proses Oxford.

It's a conflict resolution organization,

Ini organisasi penyelesaian konflik,

and what we try and do is create back channels

dan apa yang kami coba dan lakukan yaitu menciptakan media

to the political leadership at the highest levels

ke kepemimpinan politik di tingkat tertinggi

of those who are in positions of power

dari mereka yang berada dalam posisi kekuasaan

and can decide the future of the outcome of the war.

dan dapat memutuskan masa depan hasil perang.

I come from a group psychoanalytic background,

Aku berasal dari latar belakang psikoanalitik kelompok,

but I'm passionately committed to putting together the human mind

tetapi aku berkomitmen penuh untuk menyatukan pikiran manusia

and geopolitics, its power relationships

dan geopolitik, hubungan kekuasaannya

and what does and doesn’t lead to war.

dan apa yang dan tidak mengarah pada perang.

We know marginalization,

Kita tahu marginalisasi,

humiliation and exclusion are some of the key drivers of war.

penghinaan dan pengucilan salah satu sebab utama perang.

We also know that war dehumanizes people.

Kita tahu bahwa perang merendahkan manusia.

Some of the conflicts I've worked on are the Palestine-Israel,

Beberapa konflik yang telah aku fokuskan adalah Palestina-Israel,

the Iranian nuclear issue and now the Russia-Ukraine war.

masalah nuklir Iran dan sekarang perang Rusia-Ukraina.

So what can we do to prevent war?

Jadi apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah perang?

We need to address the security concerns of all sides,

Kita perlu mengatasi masalah keamanan semua pihak,

not just our own security.

bukan hanya keamanan kita sendiri.

Russia invaded Crimea in 2014

Rusia menginvasi Krimea pada tahun 2014

and then all of Ukraine in 2022.

dan kemudian seluruh Ukraina pada tahun 2022.

It was morally justified for us to support a country

Secara moral dibenarkan bagi kami untuk mendukung negara

whose sovereignty had been breached.

yang kedaulatannya telah dilanggar.

But now, hundreds of thousands of people are dead and wounded.

Tapi sekarang, ratusan ribu oran tewas dan terluka.

And we do have to ask,

Dan kita harus bertanya,

what else could we have done?

apa lagi yang bisa kita lakukan?

President Putin warned that if NATO edged up on the Russian border,

Presiden Putin memperingatkan bahwa jika NATO bergerak di perbatasan Rusia,

war would be the result.

perang akan terjadi.

In 2008,

Pada tahun 2008,

President Bush stated Ukraine would join NATO.

Presiden Bush menyatakan Ukraina akan bergabung dengan NATO.

Germany and France pushed back

Jerman dan Prancis mundur

as they knew it would create a new crisis between Russia and the West.

karena mereka tahu itu akan menciptakan krisis baru antara Rusia dan Barat.

Would the US have tolerated a hostile military presence on its border

Apakah AS akan mentolerir kehadiran militer yang bermusuhan di perbatasannya

in Mexico and Canada?

di Meksiko dan Kanada?

We might have avoided this war

Kita mungkin akan menghindari perang ini

if we'd addressed the security concerns both of Russia and Europe,

jika kita mengatasi masalah keamanan Rusia dan Eropa,

and established a common European security architecture

dan membangun arsitektur keamanan Eropa bersama

before the war,

sebelum perang,

and it will need to happen afterwards.

dan itu perlu terjadi setelahnya.

Western governments

Pemerintah Barat

could have played more of a mediating role

bisa memainkan lebih banyak peran mediasi

supporting Ukraine to be a bridge between east and west,

mendukung Ukraina untuk menjadi jembatan antara timur dan barat,

not just encouraging Ukraine into our zone of interest.

bukan hanya mendorong Ukraina ke zona kepentingan kita.

Ukraine has difficult geography.

Ukraina memiliki geografi yang sulit.

It will always need to find a way to coexist with its Russian neighbor.

Itu akan selalu perlu menemukan cara hidup berdampingan dengan tetangganya di Rusia.

What else could we do?

Apa lagi yang bisa kita lakukan?

We need to come off our moral pedestal

Kita perlu keluar dari alas moral kita

and stop deciding what is good and evil.

dan berhenti memutuskan apa yang baik dan yang jahat.

We need to talk to the bad guys,

Kita perlu berbicara dengan orang jahat,

the men of violence, if we are to end war.

orang-orang anarkis, jika kita ingin mengakhiri perang.

We understood we had to talk to the IRA in Northern Ireland,

Kami mengerti bahwa kami harus berbicara dengan IRA di Irlandia Utara,

FARC in Colombia and ETA in the Basque Country.

FARC di Kolombia dan ETA di Negara Basque.

But usually we want to speak to the good guys, the people like us,

Tapi biasanya kita ingin berbicara dengan orang baik, orang seperti kita,

the people in gray suits.

orang-orang berjas abu-abu.

Back in 2001, after the Afghan war,

Kembali pada tahun 2001, setelah perang Afghanistan,

and as part of the Bonn peace process,

dan sebagai bagian dari proses perdamaian Bonn,

if we had brought the Taliban in when they were weaker,

jika kita membawa Taliban ketika mereka lebih lemah,

things may have looked different.

segalanya mungkin terlihat berbeda.

Western governments, including the US and the UK,

Pemerintah Barat, termasuk AS dan Inggris,

refused to talk to President Assad.

menolak untuk berbicara dengan Presiden Assad.

They said it was talking to evil.

Mereka bilang itu berbicara dengan kejahatan.

By not talking to him,

Dengan tidak berbicara dengannya,

we created a greater evil

kami menciptakan kejahatan yang lebih besar

as thousands and thousands more people died.

karena ribuan dan ribuan orang mati.

Today, many of you will have the Ukraine-Russia war

Hari ini, banyak dari Anda akan memiliki perang Ukraina-Rusia

and Hamas-Israel on your minds, and what can be done.

dan Hamas-Israel di pikiran Anda, dan apa yang bisa dilakukan.

This is the work Oxford Process does quietly behind the scenes

Ini adalah pekerjaan yang dilakukan Oxford Process diam -diam di belakang layar

to explore where there are opportunities to end war.

untuk mengeksplorasi di mana ada peluang untuk mengakhiri perang.

But it requires the blessings of Western governments,

Tetapi itu membutuhkan berkat dari pemerintah Barat,

and they often don't have an exit plan.

dan mereka sering tidak memiliki rencana keluar.

To end the war in Ukraine,

Untuk mengakhiri perang di Ukraina,

we will need to talk to President Putin.

Kita harus berbicara dengan Presiden Putin.

We will need to understand his red lines, what his endgame is,

Kita perlu memahami garis merahnya, apa akhir permainannya,

what opportunities there are for a ceasefire.

peluang apa yang ada untuk gencatan senjata.

After the heinous massacre of 7 October,

Setelah pembantaian keji 7 Oktober,

engaging with Hamas is unthinkable

keterlibatan dengan Hamas tidak terpikirkan

to many Israelis.

oleh banyak orang Israel.

Following the terrible carnage in Gaza,

Setelah pembantaian mengerikan di Gaza,

Hamas has even more support

Hamas bahkan memiliki lebih banyak dukungan

and will need to be included in some kind of future process.

dan perlu dimasukkan dalam semacam proses di masa depan.

Now both sides have dehumanized each other.

Sekarang kedua belah pihak telah merendahkan satu sama lain.

One way through is the release of Marwan Barghouti,

Salah satu caranya adalah pembebasan Marwan Barghouti,

a Palestinian leader who has spent the last two decades in an Israeli prison.

pemimpin Palestina yang telah menghabiskan dua dekade terakhir di penjara Israel.

He supports a future Palestinian state sitting side by side with Israel,

Dia mendukung negara Palestina masa depan yang duduk berdampingan dengan Israel,

and he has the leadership qualities to unite the Palestinian people,

dan dia memiliki kualitas kepemimpinan untuk menyatukan rakyat Palestina,

which will be essential.

yang akan sangat penting.

For some, he's the new Mandela.

Bagi sebagian orang, dia adalah Mandela yang baru.

For others, he has blood on his hands.

Bagi yang lain, dia memiliki darah di tangannya.

In war, everybody has blood on their hands.

Dalam perang, setiap orang memiliki darah di tangan mereka.

(Applause)

(Tepuk tangan)

The Americans are now talking about a two-state solution,

Amerika sekarang berbicara tentang solusi dua negara,

which would involve normalization between Saudi Arabia and Israel.

yang akan melibatkan normalisasi antara Arab Saudi dan Israel.

And yet again,

Dan sekali lagi,

we cannot just speak to our friends and exclude our enemies.

kita tidak bisa hanya berbicara dengan sekutu kita dan mengecualikan musuh kita.

And Iran and its allies will only sabotage the process.

Dan Iran dan sekutunya hanya akan menyabotase prosesnya.

Each one of you here today wants to make a difference.

Masing-masing dari Anda di sini hari ini ingin membuat perbedaan.

But we can feel small

Tapi kita bisa merasa kecil

and impotent in the face of war.

dan impoten dalam menghadapi perang.

But how we behave individually

Tetapi bagaimana kita berperilaku secara individu

is a microcosm of how we behave in war.

adalah mikrokosmos dari bagaimana kita berperilaku dalam perang.

None of us like to engage with people who think differently to us.

Tak satu pun dari kita suka terlibat dengan orang yang berpikir berbeda.

We all divide the world into good and evil.

Kita semua membagi dunia menjadi baik dan jahat.

People we want to talk to and people we don't.

Orang yang kita ajak bicara dan orang yang tidak kita ajak bicara.

But we need to engage with everybody

Tetapi kita perlu terlibat dengan semua orang

and understand the radical differences

dan memahami perbedaan radikal

that exist between us.

yang ada di antara kita.

And we need to start today.

Dan kita harus mulai hari ini.

What else can we do?

Apa lagi yang bisa kita lakukan?

We need to act early

Kita perlu bertindak lebih awal

and put in place early mediating processes.

dan menerapkan proses mediasi awal.

In war, there's an opportunity for mediation.

Dalam perang, ada kesempatan untuk mediasi.

In some wars, when the parties are on the precipice

Dalam beberapa perang, ketika para pihak berada di jurang

and they're more open to compromise.

dan mereka lebih terbuka untuk berkompromi.

Then there's a second opportunity

Lalu ada kesempatan kedua

when they've tested their battlefield strength

ketika mereka telah menguji kekuatan medan perang mereka

and realized they have not achieved their original objectives.

dan menyadari bahwa mereka belum mencapai tujuan awal mereka.

When these opportunities are missed,

Ketika peluang ini terlewatkan,

the parties become hardened by the horrors and trauma of war.

para pihak menjadi keras oleh kengerian dan trauma perang.

They believe they have sacrificed too much

Mereka percaya mereka telah berkorban terlalu banyak

to compromise and make peace.

untuk berkompromi dan berdamai.

So what can we do to make these ideas real?

Jadi apa yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan ide-ide ini?

Today, the UN is a weakened institution,

Saat ini, PBB adalah lembaga yang lemah,

and many have lost faith in it.

dan banyak yang kehilangan kepercayaan padanya.

But if we're to be serious about peacemaking,

Tetapi jika kita ingin serius dalam pencip taan perdamaian,

we will need to strengthen it again.

kita perlu memperkuatnya lagi.

One way through is to empower the UN

Salah satu caranya adalah memberdayakan PBB

to have statutory early mediation

untuk malakukan mediasi dini menurut undang-undang

when countries are on the edge of tipping to war.

ketika negara-negara berada di ambang perang.

And then three months later,

Dan tiga bulan kemudian,

when they've tested their battlefield strength.

ketika mereka telah menguji kekuatan medan perang mereka.

The UN would also appoint permanent war prevention teams

PBB juga akan menunjuk tim pencegahan perang permanen

embedded in the countries at risk of going to war,

yang tertanam di negara-negara yang berisiko berperang,

high-level mediators and permanent peace tables.

mediator tingkat tinggi dan meja perdamaian permanen.

We would establish them in such areas as Sudan,

Kami akan mendirikan mereka di daerah-daerah seperti Sudan,

Pakistan-India, Taiwan-China,

Pakistan-India, Taiwan-China,

Palestine-Israel, the US-China.

Palestina-Israel, AS-China.

We would be committed to prevention and early intervention.

Kami akan berkomitmen untuk pencegahan dan intervensi dini.

(Applause)

(Tepuk tangan)

So in conclusion,

Jadi sebagai kesimpulan,

liberal democracies should see themselves

demokrasi liberal harus melihat diri mereka

first and foremost as mediators and bridge builders

terlebih dahulu dan terutama sebagai mediator dan pembangun jembatan

and help countries manage their radical differences.

dan membantu negara-negara mengelola perbedaan radikal mereka.

Not the world's self-appointed policeman or supplier of weapons.

Bukan polisi atau pemasok senjata yang ditunjuk sendiri di dunia.

Instead of providing drones and missiles,

Alih-alih menyediakan drone dan rudal,

we could contribute more resources and expertise to mediation

kami dapat menyumbangkan lebih banyak sumber daya dan keahlian untuk mediasi

and peacemaking.

dan penciptaan perdamaian.

We would put all our passions and pragmatism

Kami akan menempatkan semua hasrat dan pragmatisme kami

into avoiding war.

untuk menghindari perang.

War is like a cancer.

Perang itu seperti kanker.

It spreads quickly.

Ini menyebar dengan cepat.

Once it has progressed far enough,

Setelah berkembang cukup jauh,

nobody knows how to stop it.

tidak ada yang tahu bagaimana menghentikannya.

Treat it quickly, even prevent it,

Perlakukan dengan cepat, bahkan mencegahnya,

millions of lives can be saved.

jutaan nyawa bisa diselamatkan.

We behave as if war is inevitable.

Kita bersikap seolah-olah perang tidak bisa dihindari.

It is not.

Itu tidak.

Thank you, my friends.

Terima kasih, teman-temanku.

(Applause)

(Tepuk tangan)