The 4 greatest threats to the survival of humanity

Translator: Syifa Sabrina Reviewer: Faradila Zuchrina

In January of 1995, Russia detected a nuclear missile headed its way.

Pada Januari 1995, Rusia mendeteksi adanya rudal nuklir yang mengarah ke sana.

The alert went all the way to the president,

Peringatannya sampai kepada presiden

who was deciding whether to strike back

yang memutuskan untuk menyerang balik

when another system contradicted the initial warning.

ketika sistem lain menyatakan hal berlawanan dengan yang sebelumnya.

What they thought was the first missile in a massive attack

Apa yang mereka kira adalah rudal pertama untuk serangan besar,

was actually a research rocket studying the Northern Lights.

sebenarnya, adalah roket untuk meneliti aurora borealis.

This incident happened after the end of the Cold War,

Insiden ini terjadi setelah Perang Dingin berakhir.

but was nevertheless one of the closest calls we’ve had

Meskipun begitu, insiden itu merupakan salah satu panggilan

to igniting a global nuclear war.

yang nyaris memulai perang nuklir secara mendunia.

With the invention of the atomic bomb,

Dengan penemuan bom atom,

humanity gained the power to destroy itself for the first time in our history.

manusia memperoleh kekuatan merusak diri untuk pertama kali dalam sejarah.

Since then, our existential risk—

Sejak saat itu, risiko eksistensi kita—

risk of either extinction

baik risiko kepunahan

or the unrecoverable collapse of human civilization—

maupun jatuhnya peradaban manusia yang tidak dapat dipulihkan—

has steadily increased.

terus meningkat dengan stabil.

It’s well within our power to reduce this risk,

Kita memiliki kemampuan untuk mengurangi risiko ini,

but in order to do so,

tapi untuk melakukannya,

we have to understand which of our activities

kita harus memahami kegiatan kita yang mana

pose existential threats now, and which might in the future.

yang menimbulkan ancaman eksistensial, baik sekarang maupun masa depan.

So far, our species has survived 2,000 centuries,

Sejauh ini, spesies kita telah bertahan hidup selama 2.000 abad

each with some extinction risk from natural causes—

dengan beberapa ancaman kepunahan yang disebabkan oleh alam—

asteroid impacts, supervolcanoes, and the like.

tabrakan asteroid, gunung berapi, dan semacamnya.

Assessing existential risk is an inherently uncertain business

Menerka-nerka ancaman eksistensial merupakan hal yang tidak pasti

because usually when we try to figure out how likely something is,

karena biasanya ketika kita mencoba mengira seberapa mungkin sesuatu terjadi,

we check how often it's happened before.

kita memeriksa sesering apa itu terjadi sebelumnya.

But the complete destruction of humanity has never happened before.

Namun, kehancuran total pada umat manusia belum pernah terjadi sebelumnya.

While there’s no perfect method to determine our risk from natural threats,

Walaupun tidak ada cara sempurna untuk memastikan ancaman dari alam,

experts estimate it’s about 1 in 10,000 per century.

para ahli memperkirakan sekitar 1 dari 10.000 tiap abad.

Nuclear weapons were our first addition to that baseline.

Senjata nuklir merupakan contoh yang pertama.

While there are many risks associated with nuclear weapons,

Meskipun ada banyak ancaman yang berhubungan dengan senjata nuklir,

the existential risk comes from the possibility

ancaman eksistensial muncul

of a global nuclear war that leads to a nuclear winter,

dari kemungkinan perang nuklir dunia yang berujung pada musim dingin nuklir

where soot from burning cities blocks out the sun for years,

di mana jelaga dari kota yang terbakar menghalangi matahari selama bertahun-tahun

causing the crops that humanity depends on to fail.

dan menyebabkan hasil pertanian yang dibutuhkan manusia gagal panen.

We haven't had a nuclear war yet,

Kita belum pernah mengalami perang nuklir,

but our track record is too short to tell if they’re inherently unlikely

tapi rekam jejak kita terlalu pendek untuk memutuskan apakah sungguh tidak mungkin

or we’ve simply been lucky.

atau kita hanya sedang beruntung.

We also can’t say for sure

Kita juga tidak bisa yakin

whether a global nuclear war would cause a nuclear winter so severe

perang nuklir dunia akan menyebabkan musim dingin nuklir yang parah

it would pose an existential threat to humanity.

dan menyebabkan ancaman eksistensial bagi manusia.

The next major addition to our existential risk was climate change.

Hal besar lain yang menambah ancaman eksistensial adalah perubahan iklim.

Like nuclear war, climate change could result

Seperti perang nuklir, perubahan iklim dapat menghasilkan

in a lot of terrible scenarios that we should be working hard to avoid,

banyak skenario buruk yang kita harus bekerja keras untuk mencegahnya,

but that would stop short of causing extinction or unrecoverable collapse.

tapi itu hanya menunda penyebab kepunahan atau keruntuhan yang tidak terpulihkan.

We expect a few degrees Celsius of warming,

Kita memperkirakan kenaikan suhu beberapa derajat celcius,

but can’t yet completely rule out 6 or even 10 degrees,

tapi belum bisa benar-benar mencegah kenaikan 6 atau 10 derajat

yang akan menyebabkan bencana

which would cause a calamity of possibly unprecedented proportions.

dengan proporsi yang mungkin tak pernah terjadi sebelumnya

Even in this worst-case scenario,

Bahkan, pada skenario terburuk ini,

it’s not clear whether warming would pose a direct existential risk,

belum jelas apakah pemanasan akan berakibat risiko eksistensial langsung.

but the disruption it would cause would likely make us more vulnerable

Namun, kekacauan yang ditimbulkan dapat membuat kita semakin rentan

to other existential risks.

terhadap risiko eksistensial yang lain.

The greatest risks may come from technologies that are still emerging.

Risiko paling besar dapat datang dari teknologi yang masih bertumbuh.

Take engineered pandemics.

Contohnya pandemi buatan.

The biggest catastrophes in human history have been from pandemics.

Bencana terbesar dalam sejarah manusia berasal dari pandemi.

And biotechnology is enabling us to modify and create germs

Bioteknologi memungkinkan kita untuk memodifikasi dan membuat mikroba

that could be much more deadly than naturally occurring ones.

yang dapat lebih mematikan daripada yang terjadi secara alami.

Such germs could cause pandemics through biowarfare and research accidents.

Mikroba dapat menyebabkan pandemi lewat perang biologis dan kecelakaan penelitian.

Decreased costs of genome sequencing and modification,

Turunnya biaya dalam pengurutan dan modifikasi genom

along with increased availability of potentially dangerous information

serta naiknya ketersediaan informasi yang mungkin berbahaya,

like the published genomes of deadly viruses,

seperti genom virus mematikan yang dipublikasikan,

also increase the number of people and groups

juga menambah jumlah orang dan kelompok

who could potentially create such pathogens.

yang dapat berpotensi membuat patogen seperti itu.

Another concern is unaligned AI.

Kekhawatiran lainnya adalah kecerdasan buatan (AI) yang tidak selaras.

Most AI researchers think this will be the century

Sebagian besar peneliti AI berpikir ini adalah abad

where we develop artificial intelligence that surpasses human abilities

di mana kita mengembangkan kecerdasan buatan

yang melampaui kemampuan manusia di segala bidang.

across the board.

If we cede this advantage, we place our future in the hands

Kalau kita melepaskan keuntungan ini,

kita memberikan masa depan kepada tangan sistem yang kita buat.

of the systems we create.

Even if created solely with humanity’s best interests in mind,

Kalaupun kita menciptakan sesuatu hanya dengan memikirkan kepentingan manusia,

superintelligent AI could pose an existential risk

AI yang sangat cerdas dapat menyebabkan ancaman eksistensial

if it isn’t perfectly aligned with human values—

jika tidak benar-benar selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan—

a task scientists are finding extremely difficult.

tugas yang dianggap sangat sulit oleh para ilmuwan.

Based on what we know at this point,

Dari yang kita ketahui sekarang,

some experts estimate the anthropogenic existential risk

beberapa ahli memperkirakan risiko eksistensial yang dibuat manusia

is more than 100 times higher than the background rate of natural risk.

lebih dari 100 kali lebih tinggi daripada risiko bencana alam.

But these odds depend heavily on human choices.

Namun, keganjilan ini sangat bergantung pada pilihan manusia.

Because most of the risk is from human action, and it’s within human control.

karena sebagian besar ancaman

berasal dari ulah manusia dan berada dalam kuasa manusia.

If we treat safeguarding humanity's future as the defining issue of our time,

Kalau kita memperlakukan penyelamatan masa depan manusia sebagai masalah serius,

we can reduce this risk.

kita dapat mengurangi risiko ini.

Whether humanity fulfils its potential—

Apakah manusia memenuhi potensi itu—

or not—

atau tidak—

is in our hands.

ada di tangan kita.