4 Ways To Design a Disability-Friendly Future | Meghan Hussey | TED

Translator: Indah Setiawan Reviewer: Made Pramana

I've never known life without disability.

Saya tidak pernah kenal hidup tanpa disabilitas.

Disability is where a physical or mental condition or impairment

Disabilitas adalah adanya suatu kondisi atau gangguan fisik atau mental

is combined with physical or social barriers

dikombinasikan dengan rintangan fisik atau sosial

that make it hard for a person to do certain things

yang membuat seseorang sulit melakukan hal tertentu

or interact with the world around them.

atau berinteraksi dengan dunia di sekitarnya.

Disability is very diverse,

Disabilitas sangat beragam,

with a wide range of experiences

dengan berbagai pengalaman

that can affect a person's ability to see, move, hear, learn,

yang dapat memengaruhi kemampuan seseorang

untuk melihat, bergerak, mendengar, belajar,

communicate or interact with others.

berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain.

In my case, my sister Erin is autistic and has intellectual disabilities.

Dalam kasus saya, saudara perempuan saya, Erin, autis dan cacat intelektual.

She processes the world differently.

Dia memproses dunia secara berbeda.

She enjoys riding her bike, collecting rubber ducks,

Dia suka naik sepeda, mengoleksi bebek karet,

watching YouTube videos on repeat

menonton video Youtube berulang-ulang,

and spending the money she earns at work.

dan membelanjakan uang dari pekerjaannya.

When she's really happy, she squeals and claps her hands.

Ketika sangat bahagia, dia berteriak dan bertepuk tangan.

Though, for many people Erin is different,

Walaupun bagi banyak orang Erin berbeda,

she is my normal.

dia adalah normal saya.

In my family, we were raised with the core value

Dalam keluarga saya, kami diajarkan nilai inti

that different is not less.

bahwa berbeda bukan berarti kurang.

But it was made clear to me

Namun, jelas bagi saya

that the rest of the world didn't always share this value.

bahwa seluruh dunia tidak selalu memiliki nilai ini.

Like, I'll never forget, one time in middle school,

Seperti, saya tidak pernah lupa, suatu saat di SMP,

my sister's aid had made a video of her learning how to communicate

pendamping adik saya membuat video dia belajar cara berkomunikasi

using speech and sign

menggunakan kata dan isyarat

and thriving in an inclusive classroom where she was loved

dan berkembang di kelas inklusif di mana dia dicintai

and accepted just for who she is.

dan diterima apa adanya.

And I brought it to school, wanting to share,

Dan saya membawanya ke sekolah, ingin berbagi,

to give my classmates the opportunity to learn more about autism,

untuk memberi teman sekelas saya kesempatan belajar lebih tentang autisme,

only to be told by my teacher that the faculty had decided against it

hanya untuk diberitahu guru saya bahwa sekolah telah melarang

to "protect" me from other students inevitably making fun of her.

untuk ″melindungi″ saya dari kemungkinan ejekan murid-murid lain.

It was one of many instances that taught me what stigma was.

Itu adalah salah satu dari banyak contoh yang mengajari saya apa itu stigma.

With every rude comment,

Lewat komentar kasar,

when Erin would have a sensory meltdown in a public place,

ketika Erin mengalami kewalahan sensorik di tempat umum,

with every casual use of the slur retard, by even childhood friends of mine

melalui setiap cercaan, bahkan oleh teman masa kecil saya,

with every judgmental stare,

dengan setiap tatapan menghakimi,

I learned that the rest of the world didn't necessarily see Erin

saya belajar bahwa dunia tidak melihat Erin

for the full human being that she is.

sebagai manusia seutuhnya.

Now, when I went off to college, I didn't know what role, if any,

Kemudian, ketika saya kuliah saya tidak tahu peran apa, jika ada,

disability would play in my life outside my family.

disabilitas dalam hidup saya di luar keluarga saya.

It wasn't until I studied abroad in China for my International Relations major

Barulah saat saya belajar jurusan hubungan internasional ke Cina,

that my personal background with disability

latar belakang pribadi saya dengan disabilitas

and my career came together.

dan karier saya bertemu.

Through a class I was taking on social issues in Beijing,

Lewat kelas yang saya ambil tentang isu sosial di Beijing,

I had the opportunity to visit an autism school there

saya berkesempatan berkunjung ke sekolah autisme di sana

and was introduced to a local disability rights advocacy organization.

dan dikenalkan pada organisasi advokasi lokal untuk hak-hak disabilitas.

I ended up interning with them

Saya berakhir magang di sana

and got completely absorbed into that community.

dan benar-benar menikmati waktu di komunitas itu.

I was finally able to see how my family's struggle

Saya akhirnya melihat bagaimana kesulitan keluarga saya

was part of something much larger,

adalah bagian dari hal yang lebih besar,

and the magnitude of what I found actually shocked me.

dan besarnya apa yang saya temukan benar-benar mengejutkan saya.

Over a billion people,

Lebih dari satu miliar orang,

an estimated 15 percent of the world's population,

kira-kira 15 persen dari populasi dunia,

have some form of disability.

memiliki disabilitas tertentu.

And persons with disabilities as a group worldwide

Dan orang dengan disabilitas sebagai kelompok global

face huge amounts of stigma and disadvantage.

menghadapi banyak stigma dan kerugian.

Just to use education as an example,

Gunakan pendidikan sebagai contoh,

of the 240 million children with disabilities in the world,

dari 240 juta anak-anak dengan disabilitas di dunia,

about 50 percent have never been to school.

sekitar 50 persen tidak pernah sekolah.

I was appalled that I had been studying global human rights

Saya terkejut bahwa saya telah belajar hak asasi global

at an Ivy League school,

di sebuah sekolah Ivy League,

and even though the problem was so unbelievably huge,

dan walaupun masalahnya begitu luar biasa besar,

not once had disability really ever come up.

tidak sekalipun disabilitas dibicarakan.

So I decided to pivot,

Jadi saya putuskan beralih

and I've spent the past decade in my career to disability inclusion

dan saya habiskan satu dekade karier saya untuk inklusi disabilitas

in international development.

dalam perkembangan internasional.

I returned to China on a Fulbright scholarship

Saya kembali ke Cina dengan beasiswa Fulbright

to do research on education and programs for autistic adolescents and adults.

untuk melakukan riset mengenai pendidikan dan program untuk dewasa dan remaja autis.

I then went on to do research or work with disability organizations

Kemudian, saya meriset atau bekerja dengan organisasi disabilitas

in places like Tanzania, Ireland and South Africa.

di tempat-tempat seperti Tanzania, Irlandia dan Afrika Selatan.

I now work globally with Special Olympics,

Sekarang, saya bekerja dengan Special Olympics,

using sport as a platform to teach and promote inclusive attitudes.

menggunakan olahraga sebagai wadah untuk mengajar dan mempromosikan sikap inklusif.

And what I found is that all over the world,

Apa yang saya temukan adalah di seluruh dunia,

even though countries' specific cultural context or systems might be different,

walaupun konteks atau sistem budaya spesifik negara-negara mungkin berbeda,

the underlying problem of attitude barriers remains the same.

permasalahan mendasar tentang hambatan sikap tetap sama.

And the research backs me up.

Dan riset mendukung saya.

The second most cited barriers to inclusion, after lack of data,

Hambatan kedua paling banyak dikutip tentang inklusi, setelah kurangnya data,

is negative attitudes towards disability.

adalah sikap negatif pada disabilitas.

What people don't realize is that exclusion hurts everyone.

Apa yang orang tidak sadari adalah pengucilan menyakiti semua orang.

The International Labour Organization estimates that disability exclusion costs

International Labour Organization memperkirakan eksklusi disabilitas memakan

low- and middle-income countries between three and seven percent of GDP.

sekitar 3 sampai 7 persen GDP dari negara berpendapatan menengah dan rendah.

But the opposite is also true.

Namun, kebalikannya juga benar.

Inclusion could help everyone.

Inklusi dapat membantu semua orang.

Our research at Special Olympics has found

Riset kami di Special Olympics menemukan

that inclusive sport and youth leadership programming

bahwa program olahraga dan kepemimpinan inklusif

has benefits for youth, both with and without disabilities,

punya manfaat untuk pemuda-pemudi, baik dengan dan tanpa disabilitas,

especially when it comes to developing key social and emotional skills

terutama dalam pengembangan kemampuan sosial dan emosional yang utama,

everyone needs to succeed in an increasingly diverse

setiap orang harus berhasil dalam dunia yang semakin beragam

and interconnected world.

dan saling terhubung.

And this has held true in countries as different as the United States,

Ini merupakan fakta di negara-negara seperti Amerika,

China, India, Kenya and Greece.

Cina, India, Kenya, dan Yunani.

The good news is

Kabar baiknya adalah

there are four things we all can do to make the future more inclusive.

ada empat hal yang bisa kita lakukan untuk membuat masa depan lebih inklusif.

Number one,

Pertama,

we need to reevaluate our own attitudes towards disability.

kita perlu mengevaluasi ulang sikap kita sendiri terhadap disabilitas.

I still get questions about whether it is "realistic"

Saya masih mendapatkan pertanyaan apakah ‘realistis’

to include persons with disabilities in international development programs

untuk memasukkan orang dengan disabilitas dalam program pengembangan internasional

when even the so-called regular people are struggling.

saat bahkan bagi yang disebut orang biasa pun kesulitan.

There are still too many stereotypes that associate disability with pity,

Masih ada terlalu banyak stereotip yang mengaitkan disabilitas dengan rasa iba,

and we're still living with social systems and physical structures

dan kita masih hidup dengan sistem sosial dan struktur fisik

that segregate people with disabilities.

yang mengasingkan orang-orang dengan disabilitas.

So fewer people have it as part of their everyday experience,

Sehingga sedikit orang yang menjadikan ini bagian dari keseharian,

and it still makes them really uncomfortable.

dan masih membuat mereka sangat tidak nyaman.

We need to re-evaluate these attitudes.

Kita perlu evaluasi ulang sikap-sikap ini.

Needing accommodation or support

Membutuhkan akomodasi atau dukungan

does not make a person any less deserving of dignity and respect.

tidak membuat seseorang menjadi kurang layak untuk dihargai dan dihormati.

This is a matter of justice and equity, not charity.

Ini merupakan masalah keadilan dan kesetaraan, bukan amal.

Second, choose to include.

Kedua, pilih untuk melibatkan.

Solving this issue is not just a matter of policy.

Memecahkan isu ini bukan hanya tentang kebijakan.

There are plenty of countries that have disability laws on the books

Ada banyak negara yang punya hukum disabilitas di buku-buku

or have signed and ratified the United Nations Convention

atau menandatangani dan meratifikasi Konvensi PBB

on the Rights of Persons with Disabilities,

tentang Hak-Hak Orang dengan Disabilitas,

but there is still a huge gap between what is written in policy

tetapi masih ada kesenjangan besar antara apa yang tertulis di kebijakan

and what actually happens in practice.

dan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan.

And this comes down to all of us.

Dan ini menjadi tugas kita semua.

We can put pressure on governments

Kita dapat menekan pemerintah

to make sure that laws are actually implemented.

untuk memastikan bahwa hukum benar-benar diimplementasikan.

But we can also look at where we have the power to effect change.

Namun, kita juga melihat bagaimana kita berkuasa untuk membawa perubahan.

We should be looking at organizations' diversity, equity and inclusion strategies

Kita perlu melihat keragaman, kesetaraan, dan strategi inklusi organisasi,

and see where we can be doing better.

dan lihat di mana kita bisa meningkatkannya.

Too often we still fall short of recognizing disability

Kita masih terlalu sering gagal memahami disabilitas

as part of human diversity.

sebagai bagian dari keragaman manusia.

We would all benefit by not only accommodating

Kita akan mendapat manfaat bukan hanya dengan mengakomodasi,

but actively supporting and including persons with disabilities

tetapi dengan mendukung dan melibatkan orang dengan disabilitas

in the workplace.

di tempat kerja.

Third, we need to recognize where disability intersects

Ketiga, kita perlu menyadari di mana disabilitas beririsan

with every issue area.

dengan setiap bidang isu.

When we talk about gender equity,

Ketika bicara soal kesetaraan gender,

we need to be inclusive of women with disabilities

kita perlu melibatkan wanita dengan disabilitas

who are actually more likely to be victims of gender-based violence.

yang sebenarnya lebih mungkin menjadi korban kekerasan berbasis gender.

When we talk about global health and health systems,

Ketika bicara kesehatan global dan sistem kesehatan,

we need to be inclusive of persons with disabilities

kita perlu melibatkan orang dengan disabilitas

who are more likely to have poor health outcomes,

yang lebih mungkin memiliki kesehatan yang buruk,

often not because of their actual disability

seringkali bukan karena disabilitas asli mereka,

but because of stigma and lack of access to care.

tetapi karena stigma dan kurangnya akses kesehatan.

Everyone has something they can do to make their work more inclusive.

Semua orang bisa berupaya untuk membuat pekerjaan mereka lebih inklusif.

And together,

Bersama-sama,

these collective efforts can result in the cultural shift that we need.

usaha kolektif ini dapat menghasilkan perubahan budaya yang kita butuhkan.

Finally, and most importantly, don't just listen to me.

Terakhir, dan paling penting, jangan hanya mendengarkan saya.

Listen to persons with disabilities themselves.

Dengarkan mereka, orang dengan disabilitas.

All over the world, there are incredible self advocates.

Di seluruh dunia, terdapat advokat diri yang luar biasa.

Like my friend and colleague Ben,

Seperti teman dan kolega saya Ben,

who is both legally blind and has intellectual disability

yang buta secara legal dan punya disabilitas intelektual

and who successfully advocated to the DC Department of Transportation

dan sukses melakukan advokasi ke Departemen Transportasi DC

to get voice and sound added to the crosswalks near our office

untuk memasang suara dan bunyi di persimpangan dekat kantor kami

to make it safe for him and people like him

untuk membuat dia dan orang seperti dia aman

to cross the street going to work.

untuk menyeberang jalan menuju kantor.

Or Brina from the Philippines,

Atau Brina dari Filipina,

whose parents were told upon her Down syndrome diagnosis

yang orang tuanya diberitahu tentang sindrom Down-nya

that they shouldn't set their expectations too high,

bahwa mereka sebaiknya tidak berharap terlalu tinggi,

but who has become an assistant preschool teacher

tetapi telah menjadi seorang asisten guru PAUD

and a UNESCO champion for inclusion in education.

dan juara UNESCO untuk inklusi pada pendidikan.

Or Haseeb, who has actually been on a TEDx stage before me

Atau Haseeb, yang sebenarnya telah berada di panggung TEDx sebelum saya

to speak out against the stigma he has faced as an autistic young person

menyuarakan menentang stigma yang dia hadapi sebagai anak muda autis

in Pakistan.

di Pakistan.

And I could go on and on and on

Dan saya bisa terus-menerus berbicara

with others who have shared their lived experience of disability

dengan orang lain yang berbagi pengalaman hidup mereka dengan disabilitas

in books, speeches, blogs, podcasts and social media.

di buku, dialog, blog, podcast, dan media sosial.

When you're looking for ways to make your work more inclusive,

Ketika Anda mencari cara untuk membuat pekerjaan lebih inklusif,

seek out the voices of persons with disabilities.

cari suara dari orang dengan disabilitas.

Really take the time to listen to what they have to say

Luangkan waktu sungguh-sungguh untuk mendengarkan apa yang mereka katakan

and follow their lead.

dan ikuti petunjuk mereka.

Disability has always been and will always be a part of my life.

Disabilitas sudah dan akan selalu menjadi bagian dari hidup saya.

Erin and I deserve to live in a world

Erin dan saya layak tinggal di dunia

where she has more opportunities to be supported and included.

di mana ia punya lebih banyak kesempatan untuk didukung dan dilibatkan.

Erin, Ben, Brina and Haseeb are only four out of over a billion people

Erin, Ben, Brina dan Haseeb hanya empat dari semiliar orang

who are just trying to find belonging and live their best lives

yang mencoba untuk menemukan tempat dan hidup sebaik mungkin

in a world that was not designed for them.

di dunia yang tidak didesain untuk mereka.

Indeed, a world that was designed to hold them back.

Sungguh, dunia yang dirancang untuk menahan mereka.

Not because it had to be that way,

Bukan karena harus seperti itu,

but because people built systems

tetapi karena orang membangun sistem

around attitudes that other and exclude them.

dengan sikap yang memisahkan dan mengucilkan mereka.

And all of those people have family members like me

Dan orang-orang itu punya anggota keluarga, seperti saya,

whose lives are shaped by this issue

yang hidupnya dibentuk dari isu ini

and communities who are affected, whether they realize it or not.

dan komunitas yang terpengaruh, tanpa sadar atau tidak.

Disability inclusion is not something nice that we do for those people.

Inklusi disabilitas bukanlah suatu hal baik

yang kita lakukan untuk orang-orang itu.

It is something critical that needs to come from all of us.

Itu adalah sesuatu yang penting yang perlu datang dari kita semua.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)