What if a US presidential candidate refuses to concede after an election? | Van Jones

Transcriber: Ivana Korom Reviewer: Joanna Pietrulewicz

Translator: Valencia Tjanggra Reviewer: Nathaniel Luis Reyhan Soesilo

OK, as an attorney, as a political commentator,

Oke, sebagai seorang pengacara, sebagai pengamat politik,

and frankly, as a former White House official,

dan sebagai mantan pejabat Gedung Putih,

I used to think I knew a lot

saya dulu berpikir saya tahu banyak

about how America picks a president.

tentang cara Amerika memilih presiden.

I was wrong, I did not know.

Saya salah, saya dulu tidak tahu.

And this year,

Tahun ini, saya melakukan riset mengenai detail-detail kecil

I've been doing some research into some of the fine print

and all the different things in our constitution

dan semua hal yang berbeda dalam konstitusi kami

that we never talk about,

yang tak pernah dibicarakan,

and I've discovered some legal loopholes

dan saya menemukan beberapa celah hukum

that shocked me,

yang mengagetkan saya,

I guarantee will shock you,

saya jamin Anda juga akan kaget,

and could determine the way

dan bisa menentukan hasil pemilihan presiden tahun 2020.

that the presidential election of 2020 turns out.

For instance, did you know that under our constitution

Contohnya, apakah Anda tahu bahwa di konstitusi kami,

a presidential candidate could actually lose the popular vote,

seorang kandidat presiden bisa kalah dalam suara populernya,

fail to get a majority in the electoral college,

gagal mendapatkan suara mayoritas dari lembaga pemilu,

refuse to concede,

menolak untuk mengakuinya,

manipulate hidden mechanisms in our government

memanipulasi mekanisme tersembunyi di pemerintahan kami,

and still get sworn in as the president of the United States of America?

dan tetap dilantik sebagai presiden Amerika Serikat?

That's a true fact.

Ini fakta sebenarnya.

I know it sounds like some crazy "House of Cards" episode,

Ini terdengar seperti episode gila "House of Cards,"

and I wish it was,

dan saya harap begitu

because then we could just change the channel,

karena kita hanya perlu mengganti salurannya.

but I just described to you a real-world, real-life possibility

Tapi apa yang saya jelaskan adalah kemungkinan dunia nyata

that could occur this year, the year I'm talking, in 2020,

yang bisa terjadi tahun ini, tahun 2020,

or in some other year,

atau di tahun yang berbeda

if we don't fix some of these glitches in our system.

kalau kita tidak memperbaiki kesalahan sistem kami ini.

So if you think, though,

Kalau Anda mengira

that the American people's choice in a US presidential election

bahwa pilihan rakyat dalam pilpres Amerika Serikat

should actually be sworn in to become president of the United States,

seharusnya dilantik untuk menjadi presiden AS,

please pay attention to this talk.

tolong dengarkan ini baik-baik.

I'm going to teach you how to stop a coup, OK?

Saya akan mengajari bagaimana cara menghentikan kudeta, oke?

Now, where to begin?

Sekarang, mulai dari mana, ya?

Alright, how about this:

Bagaimana kalau ini:

It turns out that one of the main safeguards of US democracy

Ternyata salah satu penjaga utama demokrasi Amerika Serikat

is not in the constitution at all.

bukan konstitusinya sama sekali.

It's not in the law at all.

It's actually just a little tradition, it's a little custom.

Ini sebenarnya hanya tradisi kecil, hanyalah kebiasaan kecil.

And yet, this one voluntary gesture

is one of the main reasons

adalah salah satu alasan utama

that you almost never have riots and bloodshed and strife

tidak adanya rusuh, pertumpahan darah, perselisihan

after a US election.

setelah pilpres Amerika Serikat.

What I'm talking about is a concession speech.

Yang saya bicarakan adalah pidato konsesi.

OK, it's ironic,

Oke, ini sangat ironis,

it's the one speech no presidential candidate ever wants to give,

ini pidato yang tak ingin dibawakan oleh kandidat presiden mana pun.

and yet, it is that public address

Namun, ini adalah pernyataan publik

that is most important for the health

yang terpenting untuk kesehatan

and the well-being of our nation.

dan kesejahteraan bangsa kami.

It's that speech, you know, when a presidential contender gives,

Calon presiden memberi pidato tersebut

setelah penasihat datang dan media memberi tahu mereka,

it's after the advisers come and the media tells them,

"Lihat, kamu tidak akan mendapatkan suara yang cukup

"Look, you're not going to get enough votes

to be able to hit that magic number of 270 electoral college votes.

untuk bisa mencapai angka ajaib 270 suara lembaga pemilihan umum.

You're just not going to get there."

Kamu pokoknya tidak akan bisa."

At that moment --

Di saat itu --

you don't think about this,

Anda tidak memikirkan tentang ini,

but the fate of the entire republic

tetapi nasib seluruh republik

is in the hands of a single politician

ada di dalam tangan satu politisi

and their willingness to walk out there

dan kesediaan mereka untuk pergi ke sana

and stand in front of their family and stand in front of the cameras

dan berdiri di depan keluarga mereka, kamera,

and stand in front of the whole nation

dan di depan seluruh bangsa

dan berkata, "Saya menyerah dalam lomba ini, secara sukarela.

and say, "I am conceding the race, voluntarily.

Thank you to my supporters.

Terima kasih untuk pendukung saya.

The other person has won now, congratulations to them,

Orang lain telah menang sekarang, selamat untuk mereka,

let's unite behind them, let's move on, let's be one country.

mari bersatu di belakang mereka, mari kita lanjutkan, menjadi satu negara.

God bless America."

Tuhan memberkati Amerika."

You've seen it a thousand times.

Anda telah melihatnya seribu kali.

Make no mistake,

Jangan salah,

this is a remarkable tradition in our country.

ini adalah tradisi yang luar biasa di negara kita.

Because at that moment,

Karena pada saat itu,

that candidate still has at her command

kandidat itu masih memimpin

a nationwide army of campaign activists,

sebuah kelompok nasional dari aktivis kampanye,

of die-hard partisans,

partisan yang keras kepala,

tens of thousands of people.

puluhan ribu orang.

They could just as easily take up arms,

Mereka bisa dengan mudah mengangkat senjata,

take to the streets,

membawanya ke jalan,

they could do whatever they want to.

dan melakukan keinginan mereka.

But that concession speech instantly demobilizes all of them.

Tetapi, pidato konsesi itu langsung mendemobilisasi semuanya.

It says, "Hey, guys, stand down.

Bunyinya, "Hei, semuanya, mundur.

Teman-teman, sudah berakhir."

Folks, it's over."

Moreover, that concession speech

Lebih lagi, pidato konsesi itu

helps the tens of millions of people who voted for that person

juga membantu puluhan juta orang yang memilih orang itu

to accept the outcome.

untuk menerima hasilnya.

Acknowledge the winner, however begrudgingly,

Akui pemenangnya, meski dengan enggan,

and then just get up the next morning,

dan bangun keesokan paginya,

go to work, go to school,

pergi ke kantor, sekolah,

maybe disappointed

mungkin dengan rasa kecewa,

but not disloyal to America's government.

tapi bukan ketidaksetiaan kepada pemerintah Amerika.

And even more importantly,

Yang lebih pentingnya lagi,

that concession speech has a technical function

pidato konsesi itu memiliki fungsi teknis

in that it kind of allows all the other stuff

karena itu memungkinkan semua hal lainnya

that our constitution requires after the voting,

yang diperlukan konstitusi kami setelah pemungutan,

and there are a bunch of steps like,

dan ada banyak langkah,

you've got the electoral college that has got to meet,

seperti pertemuan lembaga pemilu,

you've got Congress who's got to ratify this thing,

ratifikasi Kongres,

you've got an inauguration to be had,

pelantikan yang akan terjadi,

semua hal itu bisa terus maju secara otomatis

all that stuff can just move ahead on automatic pilot

because after the concession speech,

karena setelah pidato konsesi,

every subsequent step

setiap langkah selanjutnya

to either reinstate the president or elevate a new president

untuk melantik ulang presiden atau mengangkat presiden baru

just happens on a rubber-stamp basis.

hanya terjadi dalam dasar stempel karet.

The constitution requires it, but it's a rubber stamp.

Konstitusi mengharuskannya, tapi itu stempel karet.

But we sometimes forget, candidates do not have to concede.

Tapi terkadang kita lupa, kandidat tidak harus menyerah.

There's nothing that makes them concede.

Tidak ada yang memaksa mereka menyerah.

It's just a norm in a year in which nothing is normal.

Itu hanya sebuah norma dalam tahun yang tidak normal.

So what if a losing candidate simply refuses to concede?

Lantas, bagaimana jika calon yang kalah menolak untuk menyerah?

What if there is no concession speech?

Bagaimana jika tidak ada pidato konsesi?

Well, what could happen might terrify you.

Kemungkinan kejadiannya bisa menakutkan Anda.

I think it should.

Saya pikir itu harus.

First, to give you the background,

Pertama, latar belakang dulu,

let's make sure we're on the same page,

mari pastikan kita paham,

let me give you this analogy.

izinkan saya memberi analogi ini.

Pikirkan pemilihan presiden sebagai pertandingan bisbol.

Think about a presidential election as a baseball game.

The end of the ninth inning,

Akhir dari babak sembilan,

whoever is ahead wins, whoever is behind loses.

siapa pun yang di depan menang, siapa pun yang tertinggal kalah.

That's baseball.

Itulah bisbol.

But could you imagine a different world

Tapi, bisakah Anda bayangkan dunia lain

in which, in baseball,

di mana, dalam bisbol,

there were actually 13 innings, or 14 innings, not just nine.

sebenarnya ada 13 atau 14 babak, bukan hanya sembilan.

But we just had a weird tradition.

Tapi, kami memiliki tradisi yang aneh.

If you are behind in the ninth inning,

Jika Anda tertinggal di babak kesembilan,

you just come out and concede.

keluarlah dan menyerah.

Alright?

Oke?

So all those other innings don't matter.

Jadi, semua babak lainnya tidak penting.

That's really how the presidential elections work in America.

Begitulah cara kerja pemilihan presiden di Amerika.

Because the constitution actually spells out

Karena konstitusi sebenarnya menjelaskan

two different sets of innings.

dua set babak berbeda.

You've got the popular election process that everybody pays attention to.

Ada proses pemilihan populer yang diperhatikan semua orang.

And then you've got the elite selection process

Kemudian ada proses seleksi elit

that everybody essentially ignores.

yang pada dasarnya diabaikan semua orang.

But in a close election,

Tapi dalam pemilihan yang ketat,

if nobody concedes,

kalau tidak ada yang menyerah,

the second invisible process,

proses kedua yang tak terlihat ini,

these extra innings if you will,

babak tambahan ini,

they actually matter a whole lot.

mereka sebenarnya sangat berarti.

Let me explain.

Biar saya jelaskan.

That first set of innings, popular election,

Putaran pertama itu, pemilihan populer,

it's what you think about

itu yang Anda pikirkan ketika memikirkan pemilihan presiden.

when you think about the presidential election.

Ini termasuk pendahuluan, kaukus, debat-debat,

It's the primaries, the caucuses, the debates,

the conventions, it's election night,

konvensi, malam pemilihan,

it's all that stuff.

semua hal itu.

Most of the time, the loser on election night

Sering kali, yang kalah pada malam pemilihan,

at that point just concedes.

pada saat itu langsung menyerah.

Why? "The American people have spoken."

Mengapa? "Rakyat Amerika telah berbicara."

All that.

Itu semua.

But according to the constitution, the game is technically not over.

Namun menurut konstitusi, permainan belum berakhir secara teknis.

After the cameras go away,

Setelah kameranya pergi,

after the confetti's swept away,

setelah konfetinya disapu,

the constitution requires this whole other set of innings.

konstitusi membutuhkan seluruh rangkaian babak lainnya.

This elite selection process stuff,

Proses seleksi elit ini,

and this is all behind closed doors,

dan ini semua di balik pintu tertutup,

it's among government officials.

ini di antara pejabat pemerintah.

And this process goes from the end of the vote counting in November,

Proses ini berlangsung dari akhir penghitungan suara di November,

through December all the way and then January.

sepanjang Desember, dan kemudian Januari.

You just never think about it,

Anda tidak memikirkannya

karena untuk banyak generasi,

because for so many generations,

these extra innings haven't mattered much

babak tambahan ini tidak terlalu penting

because the election-night loser just concedes.

karena calon yang kalah pada malam pemilihan sudah menyerah.

So this other stuff is just a formality.

Jadi, yang lain hanyalah formalitas.

Even in 2000,

Bahkan di tahun 2000,

wakil presiden Al Gore menyerah

vice president Al Gore gave up

as soon as the Supreme Court ordered an end to the vote counting.

langsung setelah Mahkamah Agung mengakhiri penghitungan suara.

Gore did not continue the fight into the state legislatures,

Dia tidak melanjutkannya ke badan legislatif negara,

into the electoral college,

ke lembaga pemilihan umum,

into Congress,

ke Kongres,

he didn't try to discredit the results in the press.

dia tidak mencoba mendiskreditkan hasilnya di pers.

Frankly, he didn't send his supporters out into the streets

Terus terang, dia tidak mengirim pendukungnya ke jalan

with protest signs

dengan papan protes,

or pitchforks or long guns.

garpu rumput, atau senjata panjang.

As soon as the court said the vote count is done,

Begitu pengadilan berkata penghitungan suaranya selesai,

he just conceded to George W. Bush.

dia langsung menyerah kepada George W. Bush.

Because that's what we do,

Karena itulah yang kami lakukan,

begitulah cara kerja kami di sini.

that's just kind of how we do things around here.

You don't fight in the extra innings.

Anda tidak bertarung di babak tambahan.

Until maybe 2020,

Sampai mungkin 2020,

when one major candidate is already saying

ketika satu kandidat utama sudah berkata

he may not accept the results of the vote counting.

dia mungkin tidak menerima hasil dari penghitungan suaranya.

Curse you 2020.

Terkutuklah 2020.

So what can happen instead?

Jadi, apa yang bisa terjadi?

Instead of conceding,

Daripada menyerah,

a losing candidate could launch a ferocious fight to grab power anyway.

kandidat yang kalah bisa bertarung sengit untuk merebut kekuasaan.

Or to hold onto power anyway.

Atau untuk mempertahankan kekuasaan.

In the courts, yes.

Di pengadilan, iya.

But also in the state houses, electoral college, even in Congress.

Tapi juga di rumah negara, lembaga pemilihan umum, dan di Kongres.

They could file, for instance, dozens of lawsuits

Mereka dapat mengajukan, misalnya, lusinan tuntutan hukum

attempting to block the counting of millions of, like, mail-in ballots,

yang mencoba untuk memblokir penghitungan jutaan surat suara masuk,

saying they should all be thrown out, they're all fraudulent.

mengatakan mereka semua harus dibuang, mereka semua curang.

Then, they could demand

Kemudian, mereka menuntut

that the states refuse to certify the election

agar negara bagian menolak mengesahkan pemilihannya

because of all this alleged fraud,

karena semua dugaan kecurangan ini,

or interference from a foreign power.

atau gangguan dari kekuatan asing.

Or the loser's party could send a rival slate of electors

Atau pihak yang kalah bisa mengirimkan daftar pemilih saingan

to the electoral college or to Congress,

ke lembaga pemilihan umum atau ke Kongres,

and say, "We're the real electors,"

dan berkata, "Kami pemilih sebenarnya,"

and create a whole situation with that.

dan menciptakan kekacauan dengan itu.

Any of this stuff could create such a mess

Semua ini bisa membuat kekacauan

di lembaga pemilihan umum dan Kongres

in the electoral college and the Congress,

that the whole matter just winds up in front of the House of Representatives

hingga semua masalah akan berakhir begitu saja di depan DPR

for the first time since the 1800s.

untuk pertama kalinya sejak tahun 1800-an.

Now, here's where it gets totally crazy.

Sekarang, di sinilah semuanya menjadi sangat gila.

If the presidential election winds up in the House of Representatives,

Jika pemilihan presiden berakhir di depan DPR,

they don't have to pay any attention at all to the popular vote

mereka sama sekali tidak perlu memperhatikan suara populer

or the electoral vote.

atau suara elektoral.

It's like the election never happened.

Ini seakan-akan pemilihannya tidak pernah terjadi.

And then it gets even crazier.

Dan kemudian menjadi lebih gila lagi.

The final tally in the House is taken not by delegates

Penghitungan terakhir di DPR tidak dihitung oleh delegat,

but by delegation.

tetapi oleh pendelegasian.

In other words,

Dengan kata lain,

individual congresspeople don't get to vote.

anggota kongres individu tidak bisa memilih.

It's done by states.

Itu dilakukan oleh negara bagian.

Now, get your head wrapped around this.

Cobalah pahami ini,

In 2020, the majority of Americans live in blue states,

pada tahun 2020, mayoritas orang Amerika tinggal di negara bagian biru,

but there are more red states.

tapi ada lebih banyak negara bagian merah.

So there's a possibility

Jadi ada kemungkinan

that the Republicans in the House of Representatives

bahwa para Republikan di DPR

could just anoint their candidate to be president,

bisa saja menyetujui calon mereka untuk menjadi presiden,

even without the popular vote,

bahkan tanpa suara terbanyak,

or a majority in electoral college.

atau mayoritas suara di lembaga pemilihan umum.

That could happen.

Itu bisa saja terjadi.

Now some people would call that outcome

Beberapa orang akan menganggap hasil tersebut

a perfectly legal,

sebagai sesuatu yang sah,

perfectly constitutional coup

kudeta konstitusional yang sah

against the very idea of majority rule in the United States.

yang bertentangan dengan ide aturan mayoritas di Amerika Serikat.

That is possible under our constitution,

Itu mungkin di bawah konstitusi kami,

and it can happen this year.

dan bisa terjadi tahun ini.

So what can you do about it?

Jadi, apa yang bisa dilakukan?

OK now, keep in mind,

Sekarang perlu diingat

jika perbedaan kemenangannya sangat besar,

if the margin of the victory is so massive,

it's truly massive,

dan itu benar-benar besar,

the losing candidate's political party is going to walk away

partai politik calon yang kalah akan pergi

and just let their leader go down.

dan membiarkan pemimpin mereka jatuh.

Nobody is going to risk a constitutional crisis

Tak ada yang akan mengambil risiko krisis konstitusional

to save somebody who is super unpopular.

untuk menyelamatkan seseorang yang sangat tidak populer.

But if the race is close,

Tapi, jika perlombaannya ketat,

all bets are off.

situasinya jadi tak menentu.

And then the fight could continue long past election night.

Pertarungannya bisa berlanjut jauh setelah malam pemilihan.

You could be, you know, trying to deal impact

Anda harus mencoba menghadapi dampak

this whole other process you never heard of before.

dari seluruh proses yang belum pernah Anda dengar.

Anda harus melobi,

You're going to have to be lobbying,

protesting, speaking out, contacting lawmakers,

memprotes, berbicara, menghubungi anggota parlemen,

a whole other process you've never done before.

sebuah proses baru yang belum pernah Anda lakukan.

So landing in this completely unfamiliar scenario,

Jadi, di skenario yang asing ini,

what can you do?

apa yang bisa Anda lakukan?

How are we supposed to act?

Bagaimana kita harus bertindak?

What are we supposed to do in this situation?

Apa yang harus kita lakukan dalam situasi ini?

There's basically three things that matter.

Pada dasarnya, ada tiga hal yang penting.

Number one, get informed.

Nomor satu, cari informasi.

A number of progressive organizations are already working hard

Sejumlah organisasi progresif sudah bekerja keras

untuk memperingatkan orang Amerika tentang ancaman kepada demokrasi ini.

to warn Americans about this growing threat to our democracy.

Some organizations you could look into and research for yourself:

Beberapa organisasi yang dapat Anda cari tahu sendiri:

choosedemocracy.us,

choosedemocracy.us,

electiontaskforce.org,

electiontaskforce.org,

protectdemocracy.org,

protectdemocracy.org,

mobilize.us,

mobilize.us,

allamericans.org,

allamericans.org,

civicalliance.com

civicalliance.com,

and the Fight Back table at demos.org.

dan tabel "Fight Back" di demos.org.

All these groups are working on this.

Semua kelompok ini mengerjakan ini.

Now, on the right, if that's your cup of tea,

Di sisi kanan, jika itu kesukaan Anda,

you could also check out The Heritage Foundation

Anda juga bisa cek "The Heritage Foundation,"

or the Government Accountability Institute.

atau Government Accountability Institute.

They are focused on voter fraud.

Mereka berfokus pada penipuan pemilih.

But you've got to get informed, no matter what side you're on.

Tapi Anda harus mengerti, di mana pun sisi Anda berada.

Juga, nomor dua,

Also, number two,

you've got to get loud.

Anda harus bersuara keras.

You've got to get loud.

Anda harus bersuara keras.

Situation like this, these days, everybody is a media channel.

Situasi seperti ini, akhir-akhir ini, setiap orang adalah saluran media.

You are the media.

Anda adalah medianya.

So use your own voice.

Jadi, gunakan suara Anda.

And when you do, my advice:

Ketika Anda melakukannya, saran saya:

speak to universal American values, not the partisan stuff, OK?

Berbicaralah dengan nilai-nilai di seluruh Amerika,

bukan hal-hal partisan, oke?

Speak to the American values that every American should be down with,

Bicaralah dengan nilai-nilai yang disetujui setiap orang Amerika,

no matter what party they're in.

di partai mana pun mereka berada.

The idea that every voter counts

Ide bahwa setiap pemilih itu penting

and that every vote should be counted,

dan bahwa setiap suara harus dihitung,

that's an American value, period.

itulah nilai Amerika, titik.

The notion that the majority should rule in America,

Gagasan bahwa mayoritas harus memerintah di Amerika,

that's an American value.

itulah nilai Amerika.

The idea that an incumbent president

Ide bahwa presiden petahana

should concede honorably and graciously

harus menyerah dengan hormat dan anggun

and ensure a peaceful transfer of power,

dan memastikan perpindahan kuasa yang damai,

rather than trying to use every trick in the book

daripada menggunakan setiap trik di buku

untuk mempertahankan kuasa,

to hang on to power,

that's an American value too.

itu juga nilai Amerika.

Jika Anda memegang nilai itu,

If you stick with those values,

you're going to be heard by a lot more people

Anda akan didengar lebih banyak orang

dan membantu menyatukan negara.

and help bring the country together.

Terakhir, maaf kawan, memilih tidak cukup,

And lastly, sorry folks, voting is not enough,

You're going to have to get active, get involved.

Anda harus aktif, terlibat.

Anda bisa bergabung dan mendukung dengan uang.

You could join and support with your money.

Some existing organizations, powerful groups,

Beberapa organisasi yang sudah ada, kelompok yang kuat,

like the Leadership Conference on Civil Rights,

seperti Leadership Conference on Civil Rights,

the ACLU,

ACLU,

NAACP, Legal Defense Fund,

NAACP, Legal Defense Fund,

Indivisible, ColorOfChange.org,

Indivisible, ColorOfChange.org,

these groups are going to be fighting in the courts,

kelompok-kelompok ini akan bertarung di pengadilan,

fighting in Congress,

bertarung di Kongres

to try to make sure that we have a fair outcome.

untuk memastikan kita memiliki hasil yang adil.

Those groups could use your help and your donations.

Kelompok-kelompok itu bisa menggunakan bantuan dan donasi Anda.

But if it gets to the point

Tetapi, jika itu sampai pada momen

where you feel

ketika Anda merasa

that you have to take it to the streets,

bahwa Anda harus membawanya ke jalan,

that you're going to have to go outside

bahwa Anda harus keluar

and demonstrate and march and protest,

dan mendemonstrasikan, berbaris, dan memprotes,

please do it peacefully.

tolong lakukan dengan damai.

This is not just philosophy or morality.

Ini bukan hanya filosofi atau moralitas,

A lot of studies have shown

banyak penelitian telah menunjukkan

that it's the peaceful protests

bahwa protes yang damai

that are more successful at challenging these would-be dictators

lebih sukses dalam menantang calon diktator ini

and reversing coup attempts.

dan membalikkan upaya kudeta.

It's the peaceful ones, why?

Biasanya yang damai. Mengapa?

Because when the protests turn violent,

Karena saat protes berubah menjadi kekerasan,

all that chaos and carnage actually chases away supporters.

kekacauan dan pembantaian mengusir pendukung.

So rather than demonstrations getting bigger,

Jadi, bukannya demonstrasinya membesar

and the protests getting bigger,

dan protesnya membesar,

they start to shrink.

mereka mulai mengecil.

Then the government looks reasonable when it cracks down.

Pemerintah malah akan terlihat lebih baik saat ini.

So it's actually a lot better

Jadi, sebenarnya lebih baik

to follow the guidance of the late great Gene Sharp.

untuk mengikuti panduan dari almarhum Gene Sharp.

Now he has written beautifully and well

Dia telah menulis dengan indah dan baik

about how strategically you can roll back a coup

tentang seberapa strategis Anda dapat membatalkan kudeta

just using very smart, very disciplined, very nonviolent protest.

dengan menggunakan protes yang sangat cerdas, disiplin, dan tidak kasar.

And a lot of his best ideas, and people have been influenced by that,

Banyak ide terbaiknya, dan orang telah terpengaruh oleh itu,

are available in a new guidebook called,

tersedia dalam buku panduan baru yang disebut,

"Hold the Line."

"Hold the Line."

You can look it up,

Anda bisa mencarinya,

it's called "Hold the Line, The Guide to Defending Democracy."

itu namanya "Hold the Line, The Guide to Defending Democracy."

You can get that at holdthelineguide.com.

Anda bisa membelinya di holdthelineguide.com.

Itu bisa memberi Anda kerangka kerja yang bagus

And that can give you a real good framework

to move forward in a smart, peaceful way

untuk maju dengan cerdas dan damai

if you feel that you've got to take it to the streets.

jika Anda merasa harus membawanya ke jalan.

Now look,

Sekarang,

saya tahu ini banyak sekali,

I know all this stuff is overwhelming,

and I've got to admit, some of these steps may not be enough.

dan saya mengakui, langkah-langkah ini mungkin tidak cukup.

A truly rogue president

Seorang presiden yang benar-benar kurang ajar

could call on private armed militia

bisa memanggil milisi bersenjata swasta

to try to intimidate lawmakers into keeping him or her in power.

untuk mencoba mengintimidasi parlemen agar tetap bisa berkuasa.

Or they could just abuse their emergency powers

Atau menyalahgunakan kekuatan darurat mereka

and try to stay in office indefinitely.

dan mencoba untuk di kantor tanpa batas waktu.

So we've got some real problems in our system.

Jadi, kami punya masalah nyata di sistem kami.

The best way to stop a coup

Cara terbaik untuk menghentikan kudeta

is to update and strengthen our democratic system

adalah untuk memperbarui dan memperkuat sistem demokrasi kita

as soon as this election is over.

setelah pemilu ini selesai.

Maybe we need to rethink, reimagine or just get rid of

Mungkin kita perlu berpikir kembali, mengimajinasikan, atau menyingkirkan

this whole electoral college, extra inning thing in the first place.

seluruh lembaga pemilu ini dan babak tambahannya sejak awal.

I know for sure

Saya tahu dengan pasti,

we've got to do a better job of protecting voter rights,

kita harus melindungi hak pemilih dengan lebih baik,

of prosecuting voter intimidation

menghukum pengintimidasi pemilih,

and also making sure we've got the technology

dan juga memastikan kita punya teknologinya

that nobody needs to be afraid of voter fraud.

agar tidak ada yang menakuti penipuan pemilih.

These are the steps that we're going to have to take

Ini langkah-langkah yang harus kita ambil

untuk memastikan kita memiliki demokrasi yang bertahan.

to make sure that we have a democracy and the democracy endures.

Because never forget this:

Karena jangan pernah lupakan ini:

in the long sweep of human history,

Dalam sejarah panjang manusia,

a democratic republic

sebuah republik demokratis

adalah bentuk pemerintahan paling langka di dunia.

is the rarest form of government on earth.

Democracies are fragile.

Demokrasi itu rapuh.

Democracies can fail.

Demokrasi bisa gagal.

And what citizens do or fail to do in a moment of crisis

Yang dilakukan atau gagal dilakukan oleh warga negara di saat krisis

can determine the final fate

dapat menentukan nasib akhir

dari pemerintah, oleh dan untuk rakyat.

of government of, by and for the people.

So let's do our best, vote, but this time,

Jadi, lakukan yang terbaik, pilih, tapi kali ini,

we've got to stay vigilant and active,

kita harus tetap waspada dan aktif,

even after the ballots have been counted.

bahkan setelah surat suara telah dihitung.

We've got to stay active all the way through

Kita harus tetap aktif di sepanjang jalan

to inauguration day.

sampai hari pelantikan.

But I want to say to you,

Tapi, saya ingin mengatakan kepada Anda,

I will support the winner of a free and fair election

saya akan mendukung pemenang pemilihan yang bebas dan adil

no matter which candidate wins,

tidak peduli kandidat mana yang menang,

and I will oppose any so-called winner

dan saya akan menentang siapa pun yang disebut pemenang

who prevails by twisting the process beyond recognition.

yang menang dengan memutar prosesnya dengan cara yang buruk.

Because any American should be willing to concede an election,

Karena setiap orang Amerika harus rela menyerah dalam suatu pemilu,

tetapi tidak boleh ada orang Amerika yang menyerahkan

but no American should concede

the core principles of democracy itself.

prinsip inti dari demokrasi itu sendiri.

Thank you.

Terima kasih.