It's Time for Infectious Generosity. Here's How | Chris Anderson | TED

Translator: ryan aziz Reviewer: Reno Kanti Riananda

So tonight I want to share with you 10 remarkable stories

Malam ini saya ingin berbagi dengan Anda, 10 cerita luar biasa,

and introduce you to the people behind them,

dan memperkenalkan Anda kepada orang-orang di baliknya,

because I think collectively they have created a playbook

karena menurut saya mereka telah menciptakan pedoman

for a truly world-changing idea.

untuk ide yang benar-benar mengubah dunia.

It's a new way to think about generosity.

Ini adalah cara baru untuk berpikir tentang kemurahan hati.

Generosity? Come on.

Kemurahan hati? Ayolah.

I mean, surely that's way too tiny a force

Maksud saya, tentunya itu kekuatan yang terlalu kecil

to pit against the ugly world we're facing.

untuk menghadapi dunia buruk yang kita hadapi.

Not necessarily.

Belum tentu.

You remember this guy?

Anda ingat ini?

This is so small, it's invisible.

Benda ini sangat kecil, tidak terlihat.

But somehow it still found a way to shut down the world economy.

Namun, entah bagaimana benda ini bisa menghentikan ekonomi dunia.

Here's the thing.

Ini masalahnya.

You don't need to be big to be powerful.

Anda tidak perlu menjadi besar untuk menjadi kuat.

You just need to be infectious.

Anda hanya perlu menular.

(Laughter)

(Tertawa)

So that's the question we're going to ask this evening.

Itulah pertanyaan yang akan kita tanyakan malam ini.

What would it take to make generosity infectious?

Apa yang diperlukan untuk membuat kemurahan hati menular?

Can we actually picture a world

Bisakah kita membayangkan dunia

where instead of infecting each other with anger and upset and fear,

yang alih-alih menginfeksi satu sama lain dengan kemarahan dan kesal dan ketakutan,

we're sparking waves of kindness across the planet?

justru memicu gelombang kebaikan di seluruh planet ini?

So I feel like I've been wrestling with this question,

Saya telah bergulat dengan pertanyaan ini,

in one form or another, pretty much my whole life.

dalam satu atau lain bentuk, hampir sepanjang hidup saya.

How can you be generous?

Bagaimana Anda bisa murah hati?

I think my mother is to blame, I'm going to say, for this.

Saya rasa ini semua gara-gara ibu saya.

Here we go, that's ... littlun's me.

Ini dia, itu... bayi mungil itu saya.

Every day my mother showed us

Setiap hari ibu saya menunjukkan kepada kami

what it was like to be just deeply generous.

bagaimana rasanya menjadi sangat murah hati.

She's an extraordinary woman.

Dia wanita yang luar biasa.

And also a really hard act to follow,

Tindakannya juga sangat sulit untuk ditiru,

because my whole life,

karena sepanjang hidup saya,

I've been wrestling with this need to want to be generous,

saya bergulat dengan kebutuhan untuk menjadi murah hati,

but feeling often like this onerous burden.

tetapi sering merasa terbebani.

In 2006, something remarkable happened.

Pada tahun 2006, sesuatu yang luar biasa terjadi.

Saya baru saja mengambil alih kepemimpinan konferensi aneh bernama TED,

I'd recently taken over leadership of this weird

but wonderful conference called TED,

and suddenly we were in a position where we could, if we wanted to,

dan tiba-tiba kami berada dalam posisi kami bisa, jika kami mau,

give away all our content online

memberikan semua konten kami secara daring,

because of this new technology, online video.

karena ada teknologi baru, yaitu video daring.

But should we do that?

Namun, haruskah kami melakukannya?

We were worried that it would kill the conference

Kami khawatir itu akan membunuh konferensi

that we depended on.

yang kami andalkan.

Saya pikir itu adalah suara ibu saya di kepala saya,

So I think it was my mother's voice in my head,

combined with a very brave group of people around me

dikombinasikan dengan sekelompok orang yang sangat berani di sekitar saya

that gave clarity on this.

yang memberikan kejelasan tentang ini.

We decided to start posting TED Talks

Kami memutuskan untuk mulai posting TED Talks

and were kind of stunned at what happened.

dan agak terkejut dengan apa yang terjadi.

TED went viral.

TED menjadi viral.

Suddenly our little website was being hit by millions of people.

Tiba-tiba situs web kecil kami diserbu oleh jutaan orang

And thousands of volunteer translators took TED into 100 languages.

dan ribuan penerjemah sukarela menerjemahkan TED ke dalam 100 bahasa.

This was really beyond exciting,

Ini benar-benar luar biasa menarik,

and it inspired us to double down on generosity

dan ini mengilhami kami untuk menggandakan kemurahan hati

and to start giving away our brand.

dan mulai membagikan jenama kami secara cuma-cuma.

Well, we thought we could let volunteers anywhere in the world run TED events,

Kami membiarkan relawan di mana pun di dunia mengadakan acara TED,

but just using the label TEDx.

tetapi menggunakan label TEDx.

Seemed a little risky,

Sebenarnya sedikit berisiko,

it actually was.

dan memang demikian.

But it led to an explosion of incredible events,

Namun, hal ini menyebabkan ledakan peristiwa luar biasa,

things like giant theaters, far-flung cities,

hal-hal seperti teater raksasa, kota-kota yang jauh,

venues that we never could have imagined actually ourselves doing.

tempat-tempat yang kami tidak pernah bayangkan untuk melakukannya sendiri.

We went to churches,

TED ada di gereja,

mountains,

gunung,

prisons several times,

beberapa kali di penjara,

a refugee camp

kamp pengungsi,

and then football stadiums.

dan stadion sepak bola.

This was mind-blowing to us.

Ini mengejutkan kami.

And if you think about it,

Jika kita tinjau kembali,

we just gave away our brand.

kami hanya memberikan merek kami.

And tens of thousands of volunteers around the world gave their time,

Lalu puluhan ribu sukarelawan di seluruh dunia memberikan waktu mereka,

their energy, their talent, their financial risk to do this.

energi, bakat, risiko keuangan mereka untuk melakukannya.

It was mind-blowing.

Itu luar biasa.

It led to 200,000 TEDx videos being produced,

Ini menyebabkan 200.000 video TEDx telah diproduksi,

a billion views annually.

dan ditonton miliaran orang setiap tahunnya.

So it got me thinking that ...

Itu membuat saya berpikir bahwa...

in this connected era, the rules around what we hold on to

di era yang terhubung ini, aturan seputar apa yang kita pegang

and what we give away had fundamentally changed.

dan apa yang kita berikan telah berubah secara fundamental.

I mean, think about it.

Pikirkanlah.

It's much easier now to give away things that really matter to people

Jauh lebih mudah untuk memberikan hal-hal yang sangat penting bagi orang-orang

at basically limitless scale,

pada skala yang pada dasarnya tidak terbatas,

and those gifts carry with them

dan hadiah-hadiah itu membawa serta

the most important currency of our age, reputation.

mata uang terpenting di zaman kita, reputasi.

So this made me think that maybe the new mantra

Ini membuat saya berpikir bahwa mungkin mantra baru

for the connected age should be something like this:

untuk zaman yang terhubung harus seperti ini:

“Berani.

"Be brave.

Berikan apa yang Anda bisa,

Give what you can,

and then be absolutely amazed at what happens next."

kemudian terpukaulah Anda dengan apa yang terjadi selanjutnya.”

I don't think this is just a mantra for TED.

Saya rasa ini bukan hanya mantra untuk TED.

I think this is a mantra for every organization

Saya pikir ini adalah mantra untuk setiap organisasi

and actually for every individual.

dan sebenarnya untuk setiap individu.

Well how so, how so?

Bagaimana bisa begitu?

Well, the first piece of good news is an underreported human trait.

Kabar baik pertama adalah sebuah sifat manusia yang kurang diekspos.

Kind of a weird thing when you step back and think about it.

Agak aneh ketika Anda mundur sejenak untuk memikirkannya.

Sekarang, saya ingin memperkenalkan Anda kepada Lydia Tarigan,

Now, I want to introduce you to Lydia Tarigan,

yang bersama kami di sini dari Indonesia.

who's with us here from Indonesia.

Lydia, senang bertemu dengan Anda.

Lydia, so good to see you.

Two years ago, something weird happened to her.

Dua tahun lalu, sesuatu yang aneh terjadi padanya.

She was gifted 10,000 dollars

Dia diberi hadiah 10.000 dolar

by an anonymous donor couple on the internet

oleh sepasang donatur anonim di internet

as part of a weird social experiment.

sebagai bagian dari eksperimen sosial yang aneh.

An economist might predict that she would spend it on herself.

Ekonom memprediksi bahwa dia akan membelanjakannya untuk dirinya sendiri.

That's what rational agents do.

Itulah yang rasional dilakukan.

It is not what happened.

Bukan itu yang terjadi.

Instead, she stunned three of her co-workers with huge gifts.

Sebaliknya, dia mengejutkan tiga rekan kerjanya dengan hadiah besar.

She gave to flood victims in Indonesia,

Dia mendonasikannya kepada korban banjir di Indonesia,

to a pet rescue charity, to the World Wildlife Fund.

ke amal penyelamatan hewan peliharaan, ke World Wildlife Fund.

She paid for expensive medical checks for her family.

Dia membayar pemeriksaan medis mahal untuk keluarganya.

She basically spent very little of that money on herself.

Pada dasarnya, dia hanya menghabiskan sedikit uang itu untuk dirinya sendiri.

Lydia, thank you, you're extraordinary.

Lydia, terima kasih, Anda luar biasa.

And also, you are not alone.

Dan juga, Anda tidak sendirian.

This experiment that Lydia was part of

Eksperimen yang diikuti Lydia ini

was conducted by social psychology professor Elizabeth Dunn, who's with us.

dilakukan oleh profesor psikologi sosial Elizabeth Dunn, yang hadir bersama kita.

It was done in partnership with TED.

Ini dilakukan dalam kemitraan dengan TED.

Ini dimulai dari sebuah twit gila.

And it started with this crazy tweet.

What happened is that 200 people,

Yang terjadi adalah, 200 orang,

who did not know what they were signing up for,

yang tidak tahu untuk apa mereka mendaftar,

received what was kind of the ultimate scam email.

menerima semacam surel penipuan.

"Congratulations!

“Selamat!

We would like to wire 10,000 dollars into your PayPal account,

Kami ingin mentransfer 10.000 dolar ke akun PayPal Anda,

no questions asked. OK?"

tanpa pertanyaan. Oke?”

So eventually they took the money,

Akhirnya mereka mengambil uang itu,

and what happened next was amazing.

dan apa yang terjadi selanjutnya luar biasa.

On average, across those people, across countries,

Rata-rata, di antara orang-orang itu, di seluruh negara,

more than two thirds of that money was given away generously

lebih dari dua pertiga dari uang itu diberikan dengan murah hati

to family, to friends, to strangers, to a huge variety of causes.

kepada keluarga, teman, orang asing, untuk berbagai macam tujuan.

Two-thirds.

Dua pertiga.

Liz and her team recently published a paper about this,

Liz dan timnya baru-baru ini menerbitkan makalah tentang ini,

and it led to headlines like this.

dan itu bermuara ke berita utama seperti ini.

So it turns out that we are wired,

Jadi ternyata kita terhubung,

we human beings are wired to respond to generosity with generosity.

kita, manusia, terprogram untuk menanggapi kemurahan hati dengan kemurahan hati.

Now, in the connected age, that's pretty promising right?

Sekarang, di era yang terhubung, itu cukup menjanjikan bukan?

Now there are many ways, of course, to give, rather than just money.

Ada banyak cara, tentu saja, untuk memberi, bukan hanya uang.

Many of the most beautiful gifts are gifts of time and attention

Banyak dari hadiah yang paling indah adalah hadiah waktu, perhatian,

and hospitality and access

keramahan, akses,

and just simple acts of human kindness.

dan hanya tindakan sederhana dari kebaikan manusia.

But all of them start right here with a generosity mindset,

Namun, semuanya dimulai di sini dengan pola pikir kemurahan hati,

a willingness to pay attention to something

kesediaan untuk memperhatikan sesuatu

that you wouldn't ordinarily pay attention to.

yang biasanya tidak Anda perhatikan.

So you're walking down the street,

Jadi Anda berjalan di jalan,

you notice out of the corner of your eye someone in need,

Anda melihat dari sudut mata Anda seseorang yang membutuhkan,

do you turn and look at them?

apakah Anda berbalik dan melihat mereka?

It's actually surprisingly uncomfortable to do that.

Sebenarnya, sangat tidak nyaman untuk melakukan itu.

We usually don't.

Kita biasanya tidak melakukannya.

John Sweeney was in this situation.

John Sweeney berada dalam situasi ini.

John's with us from Ireland, hello, John.

John bersama kami dari Irlandia. Halo, John.

A few years ago, he was walking down the street,

Beberapa tahun yang lalu, dia sedang berjalan

and he noticed a woman in need.

dan melihat wanita yang kesusahan.

He brought his generosity mindset to this.

John menggunakan pola pikir kedermawanannya.

He turned, he looked at her,

John berbalik, menatapnya,

he got in a conversation.

dan berbincang dengannya.

He ended up buying her a hot drink, a hot meal.

John akhirnya membelikannya minuman dan makanan hangat.

She said to him,

Wanita itu berkata,

"It meant the world to me that you stopped and talked to me."

“Sangat berarti untuk saya, Anda berhenti dan berbicara dengan saya.”

And it turned out, it meant the world to him as well.

Ternyata, itu juga sangat berarti bagi John.

Dia memposting tentang hal ini di Facebook.

He posted about this on Facebook.

That post went viral.

Posting itu menjadi viral.

It sparked countless acts of generosity right across Ireland

Ini memicu tindakan kemurahan hati yang tak terhitung di seluruh Irlandia

from adults and children alike.

dari orang dewasa dan anak-anak.

John's whole life is anchored in generosity.

Seluruh hidup John bermuara dalam kemurahan hati.

He's the founder of Suspended Coffees.

Dia adalah pendiri Suspended Coffees.

It makes it really easy for cafes anywhere to allow their customers

Ini membuat kafe mana pun memungkinkan pelanggan mereka

to buy an extra cup of coffee for a stranger.

membeli secangkir kopi ekstra untuk orang asing.

There's a whole world out there of caffeinated kindness.

Ada seluruh dunia di luar sana dengan kebaikan berkafein.

(Laughter)

(Tertawa)

Now, what is it that makes something go viral?

Sekarang, apa yang membuat sesuatu menjadi viral?

The first thing to say is that the difference between

Hal pertama yang harus dikatakan adalah bahwa perbedaan antara

non-infectious and infectious is less than you think.

tidak menular dan menular lebih sedikit dari yang Anda bayangkan.

The math here is really quite extraordinary.

Matematikanya benar-benar luar biasa.

Think of it this way -- if 10 people hear of an inspiring story

Pikirkan seperti ini -- jika 10 orang mendengar cerita yang menginspirasi

and they're inspired to share it, on average, with nine other people,

mereka terinspirasi untuk membagikannya, rerata dengan sembilan orang lainnya,

that story actually will pretty quickly fizzle away.

cerita itu sebenarnya akan cepat hilang.

But if it's just that bit more compelling and they share it with 11 other people

Namun, jika sedikit lebih menarik dan membagikannya dengan 11 orang lain,

and that pattern continues,

dan pola itu berlanjut,

that story goes viral.

cerita itu menjadi viral.

So just a small difference in infectiousness

Jadi, hanya perbedaan kecil dalam penularan

can actually lead to a thousands-fold difference in impact.

dapat menyebabkan perbedaan dampak seribu kali lipat.

Wow.

Wow.

So what is it that could cause that small increase in infectiousness?

Apa yang bisa menyebabkan peningkatan kecil dalam penularan?

Is it just like, lucky timing?

Apakah waktu yang tepat?

Well, luck and timing probably play a part,

Keberuntungan dan waktu mungkin berperan,

but I want to share with you three things that I think make a big difference.

tapi saya ingin berbagi ke Anda tiga hal yang membuat perbedaan besar.

Here's the first, unlocking authentic human emotion.

Inilah yang pertama, membuka emosi manusia yang autentik.

This, of course, is how the dark side of the internet works,

Ini, tentu saja, adalah bagaimana sisi gelap internet bekerja,

emotions like fear and anger and outrage and so forth spread.

emosi seperti ketakutan, kemarahan, kebiadaban, dan sebagainya menyebar.

But positive emotion can also spread virally and often in the simplest ways.

Emosi positif pun dapat viral menyebar dan seringkali dengan cara yang sederhana.

Catherine Barrett, who's with us from Australia,

Catherine Barrett, hadir bersama kita dari Australia,

discovered this in the early days of the pandemic.

menyadari ini di masa-masa awal pandemi.

She posted this picture on Facebook.

Dia memposting gambar ini di Facebook.

It was just of a box of tissues

Itu hanya sekotak tisu

that a neighbor had left in her building saying,

yang ditinggalkan tetangga di gedungnya yang mengatakan,

if anyone needs a cry,

jika ada yang perlu menangis,

basically, take one.

ambillah selembar.

Box of tissues.

Sekotak tisu.

But it moved Catherine, she posted this.

Catherine tersentuh dan mempostingnya.

Turns out a lot of other people had amazing stories to share.

Ternyata banyak orang lain memiliki cerita hebat untuk dibagikan.

500,000 people joined this group.

Sebanyak 500.000 orang bergabung dengan grup ini.

She called it The Kindness Pandemic.

Dia menyebutnya Pandemi Kebaikan.

It's still going to this day.

Itu masih berlangsung sampai hari ini.

You cannot go there without wanting to re-evaluate

Anda tidak dapat pergi ke sana tanpa ingin mengevaluasi kembali peran

the role of generosity in your own life.

kemurahan hati dalam hidup Anda sendiri.

I think that the world is teeming with stories of kindness like we've heard.

Saya pikir dunia dipenuhi dengan kisah kebaikan seperti yang telah kita dengar,

yang sering kali tidak terdeteksi,

They're often under the radar,

we miss them.

kita merindukannya.

Ini tragedi, karena jika Anda bisa melihatnya,

And it's a tragedy that we do, because if you could see them,

I think we would discover that actually is a truer picture of us, of humans,

kita akan sadar bahwa itu adalah gambaran yang lebih sejati tentang kita, manusia,

than the news we often read.

dibandingkan berita yang sering kita baca.

Here's the second driver: creativity.

Inilah pendorong kedua: kreativitas.

The wilder the better.

Semakin liar semakin baik.

So let's see.

Mari kita lihat.

Let's say you want to tidy up your neighborhood,

Katakanlah Anda ingin merapikan lingkungan Anda,

so you organize some volunteers to go out and do that,

Anda mengatur beberapa sukarelawan untuk pergi dan melakukan itu,

and you capture on video for social media.

Anda merekam video untuk media sosial.

Well, a group of friends in Japan did that,

Nah, sekelompok teman di Jepang melakukan itu,

except their video looked like this.

hanya saja, video mereka terlihat seperti ini:

Jika Anda mengambil sampah dengan cara samurai,

If you pick up litter the samurai way,

it's no surprise that millions of people are going to view this video.

tidak mengherankan jika jutaan orang akan menonton video ini.

This thing sparked new groups across Japan and beyond.

Hal ini memicu kelompok-kelompok baru di seluruh Jepang dan sekitarnya.

Creativity.

Kreativitas.

And there are fantastic examples of creativity

Terdapat contoh fantastis kreativitas

that's gone viral everywhere,

yang menjadi viral di mana-mana,

like the French artist Ememem's glorious fixing of potholes

seperti perbaikan lubang jalan yang megah oleh seniman Prancis Ememem

and other examples of urban decay in a way that lights up cities.

dan contoh kerusakan lainnya dengan cara yang membuat kota menjadi meriah.

Or the Brazilian street artist Mundano,

Atau seniman jalanan Brasil, Mundano,

who repainted the carts of trash pickers,

yang mengecat ulang gerobak pemungut sampah,

giving them dignity and pride and visibility.

memberi mereka martabat dan kebanggaan serta visibilitas.

And it sparked a movement, moved out to several other countries.

Hal itu memicu gerakan, menyebar ke beberapa negara lain.

Whatever we do,

Apa pun yang kita lakukan,

if we can spark people's imagination as well as their hearts,

jika kita dapat memicu imajinasi orang serta hati mereka,

it will increase the efforts of our generosity.

itu akan meningkatkan upaya kemurahan hati kita.

Here's the third driver: courage.

Inilah pendorong ketiga: keberanian.

Daryl Davis, he's an extraordinary man.

Daryl Davis, dia pria yang luar biasa.

He grew up wondering why it was

Dia tumbuh bertanya-tanya

that some people in his country, America, hated him

mengapa beberapa orang di negaranya, Amerika,

just because of the color of his skin.

membencinya hanya karena warna kulitnya.

He reached out to the local leader of the Ku Klux Klan

Dia menghubungi pemimpin lokal Ku Klux Klan

and invited him to a meeting.

dan mengundangnya ke sebuah pertemuan.

Seperti yang bisa Anda bayangkan, pertemuan yang cukup menegangkan.

As you can imagine, quite a tense meeting.

Somehow they continued to meet,

Entah bagaimana mereka terus bertemu,

Daryl even attended KKK rallies.

Daryl bahkan menghadiri rapat umum KKK.

To cut a long story short,

Singkat cerita,

he eventually persuaded more than 200 people to leave the KKK.

dia akhirnya membujuk lebih dari 200 orang untuk meninggalkan KKK.

Now, can you imagine why it is

Sekarang, dapatkah Anda bayangkan

that that story received global media coverage?

mengapa cerita itu mendapat liputan media global?

Because of his astonishing courage.

Karena keberaniannya yang menakjubkan.

And his courage meant that millions of people got to discover

Keberaniannya berarti bahwa jutaan orang harus menemukan

this essential act of generosity for the divided times that we're in,

tindakan kemurahan hati yang penting di masa perpecahan seperti saat ini,

bridging: the willingness to listen with respect to our enemies.

menjembatani: kesediaan untuk mendengarkan dengan menghormati musuh kita.

Whatever type of generosity we do, if we can be braver, it will go farther.

Apa pun jenis kemurahan hatinya, jika kita lebih berani, dampaknya luas.

What happens if you combine all three of those things:

Apa yang terjadi jika Anda menggabungkan ketiga hal itu:

emotion, creativity, courage?

emosi, kreativitas, keberanian?

Well, then all bets are off.

Tak ada yang tak mungkin.

Amy Wolf knows this.

Amy Wolf tahu ini.

Great to see you, Amy.

Senang bertemu dengan Anda, Amy.

So, Amy, read the suicide statistics in her hometown a few years ago

Amy membaca statistik bunuh diri di kota asalnya beberapa tahun yang lalu,

and was horrified by them, decided to do something about it.

terkejut karenanya, dan memutuskan untuk melakukan sesuatu.

She ordered 20 signs like this.

Dia memesan 20 plang seperti ini.

Memberanikan diri untuk membuat perubahan.

Found the courage to go and knock on doors.

Surprisingly, everyone was willing to put them up in their gardens,

Anehnya, semua orang bersedia menempatkannya di kebun mereka,

in their yards.

di pekarangan mereka.

And the pictures of this blew up on social media.

Kemudian, foto-foto ini meledak di media sosial.

Today, these signs have appeared in every state in America

Saat ini, plang-plang tersebut telah ada di setiap negara bagian di Amerika

and in dozens of countries beyond.

dan di lusinan negara di luar.

They have inspired kindness.

Plang itu mengilhami kebaikan.

And yes, they've actually saved lives.

Ya, mereka benar-benar menyelamatkan nyawa.

Amy has amazing stories.

Amy memiliki cerita yang luar biasa.

Or take Dylan Marron, who's here.

Lihatlah Dylan Marron, yang juga ada di sini.

Dylan somehow found it in him to reach out

Dylan, entah bagaimana, menemukan keberanian untuk menjangkau

to his most obnoxious critics on social media

para kritiknya yang paling menjengkelkan di media sosial

and invite them to have a conversation with him.

dan mengundang mereka untuk berbicara dengannya.

It led to an incredibly powerful podcast series that's been seen

Ini menghasilkan seri siniar terkuat yang pernah ada

and has inspired millions of people.

dan telah menginspirasi jutaan orang.

Or take Joshua Coombes.

Atau Joshua Coombes.

He is a hairdresser who has been giving free haircuts

Dia adalah seorang penata rambut yang memberikan potongan rambut gratis

to people on the street who needed them,

kepada tunawisma yang membutuhkannya,

often making a huge difference to their lives

sering kali membuat perbedaan besar dalam hidup mereka

and sparking a beautiful movement called Do Something for Nothing.

dan memicu gerakan indah bernama Do Something for Nothing.

In each case,

Dalam setiap kasus,

authentic human emotion has been amplified

emosi manusia yang autentik telah diperkuat

by creativity and courage.

oleh kreativitas dan keberanian.

No wonder these initiatives have blown up so beautifully.

Tidak heran inisiatif ini telah meledak begitu indah.

Now, sometimes when I give these stories, people's reaction is to nitpick a bit.

Terkadang, ketika saya membagi cerita ini, reaksi orang sedikit menjengkelkan.

It's like they go, "Well, you know,

Seperti berkata, “Yah,

they didn't actually address the underlying problem here."

mereka tidak benar-benar mengatasi masalah yang mendasarinya di sini.”

Or "Maybe their motivation was a little bit mixed."

Atau, “Mungkin motivasi mereka sedikit campur aduk.”

Or "Philanthropy is just rich people trying to solve their consciences."

Atau, “Filantropi hanyalah orang kaya yang berusaha menenangkan nurani.”

Stop it.

Hentikan itu.

Just stop that.

Hentikan itu.

Stop looking for the bad in people.

Berhentilah mencari yang buruk pada orang.

Let's look for the good in people.

Mari kita cari kebaikan dalam diri manusia.

If perfection is your filter,

Jika kesempurnaan adalah filter Anda,

you'll end up seeing nothing good and doing nothing good.

pada akhirnya Anda tidak akan melihat dan melakukan kebaikan.

Now, the thing about infectious generosity is that you never know

Inti dari kemurahan hati yang menular adalah Anda tidak pernah tahu

how long it will travel and what the results might be.

berapa lama perjalanan itu akan berjalan dan apa hasilnya.

It was only last year that I met Supriya Paul.

Baru tahun lalu saya bertemu Supriya Paul.

So she told me this amazing story that 10 years earlier,

Dia menceritakan kisah luar biasa ini bahwa 10 tahun sebelumnya,

she was studying to be an accountant

dia sedang belajar menjadi akuntan

when she and her friend Shobhit

ketika dia dan temannya, Shobhit,

watched this classic video by Sir Ken Robinson.

menonton video klasik dari Sir Ken Robinson.

Mereka terinspirasi olehnya dan mereka bertanya-tanya,

They were inspired by it and they wondered,

"Could we do something like this in India,"

“Bisakah kita melakukannya di India,”

especially for those in India outside the normal education systems?

terutama bagi mereka yang berada di India di luar sistem pendidikan normal?

So they created kind of, to her father's dismay initially,

Mereka menciptakan sesuatu, dan membuat ayahnya kecewa pada awalnya,

Josh Talks.

Josh Talks.

Josh Talks has been described as India's TED Talks,

Josh Talks digambarkan sebagai TED Talks India,

and I am absolutely fine with that.

dan saya tak mempermasalahkan hal itu.

Mereka membawa acara ini ke skala yang sangat luar biasa.

They have taken this thing to incredible scale, incredible scale.

There's like 100 million people viewing these regularly

Ada sekitar 100 juta orang yang menonton ini secara teratur

in the world's most populous country.

di negara terpadat di dunia.

If TED had achieved nothing other than prompt Josh Talks,

Jika TED tidak mencapai apa pun selain mendorong munculnya Josh Talks,

this whole thing would be worthwhile.

semua ini akan layak.

So friends, this is a battle I think we can win.

Teman-teman, ini adalah pertempuran yang menurut saya kita bisa menangkan.

I really think we can win.

Saya benar-benar berpikir kita bisa menang.

I don't know about you, I am sick of how mean the world is.

Saya tidak tahu tentang Anda, saya muak betapa jahatnya dunia ini.

I'm sick to my stomach about it.

Perut saya mual karenanya.

I think you are as well, I think everyone is.

Saya pikir Anda juga, saya pikir semua orang begitu.

I think the pendulum needs to swing,

Saya pikir pendulum perlu berayun,

and the pendulum may indeed be swinging.

dan pendulum mungkin memang berayun.

It may surprise you to know that one of the top influencers on YouTube

Mungkin Anda terkejut saat tahu salah satu influencer teratas di YouTube

is not a peddler of doom and gloom.

bukanlah penjual malapetaka dan kesuraman.

He's someone who wants to share the amazingness of life,

Dia adalah seseorang yang ingin berbagi kehidupan yang menakjubkan,

and he does so with these kind of, crazily audacious stunts.

dan dia melakukannya dengan aksi yang sangat berani ini.

I'm talking, of course, about MrBeast and his 200 million subscribers.

Saya berbicara tentang MrBeast dan 200 juta pelanggannya.

Many of his stories are anchored in generosity.

Banyak dari kisahnya bercerita seputar kemurahan hati.

And his style may not be for everyone,

Gayanya pun mungkin tidak untuk semua orang,

but he is introducing a whole new generation

tetapi dia memperkenalkan generasi baru

to the possibility that generosity is actually really cool.

pada kemungkinan bahwa kemurahan hati sebenarnya sangat keren.

It's a beautiful thing.

Itu hal yang indah.

The man who runs MrBeast Philanthropy, Darren Margolias,

Orang yang menjalankan MrBeast, filantrofis Darren Margolias,

is with us.

hadir bersama kita.

Inspiring man to talk to.

Pria yang menginspirasi untuk berbagi.

Darren introduced me to Milad Mirg, who was inspired also by MrBeast.

Darren memperkenalkan saya pada Milad Mirg yang juga terinspirasi oleh MrBeast.

Milad memutuskan untuk menyorot tren menjijikkan

Milad decided to take on this disgusting trend

of food waste being dumped.

tentang membuang-buang makanan.

He created his own videos that actually said, no,

Dia membuat videonya sendiri yang sebenarnya mengatakan, tidak,

how about we make that into handmade sandwiches,

bagaimana kalau kita membuatnya menjadi roti lapis buatan tangan,

like 100 of them, and distribute them on the streets?

sekitar 100 potong, dan membagikannya di jalanan?

This video ended up being seen by far more people

Video ini akhirnya dilihat oleh jauh lebih banyak orang

than the trend he was combating,

daripada tren yang dia lawan.

and I found it so inspiring to talk to Milad, Milad's with us.

Saya merasa sangat menginspirasi berbicara dengannya, Milad bersama kita.

I find it inspiring to talk to you,

Saya merasa itu menginspirasi berbicara dengan Anda,

because you persuaded me that it was possible

karena Anda membujuk saya bahwa adalah mungkin

for people of good intent to win this battle.

bagi orang-orang dengan niat baik untuk memenangkan pertempuran ini.

So social media, we rightly blame it for so many things.

Kita menyalahkan media sosial untuk begitu banyak hal.

But look under the surface and there are amazing people out there like Milad

Namun, lihatlah sisi lain dan ada orang luar biasa di luar sana

seperti Milad,

and like Massimo Orgiazzi, who, despite huge personal health issues,

dan seperti Massimo Orgiazzi, yang meski memiliki masalah kesehatan serius,

he spends every day sharing with the world

menghabiskan setiap hari berbagi dengan dunia

dozens of examples of the awesomeness of the universe.

lusinan contoh kehebatan alam semesta.

Maksud saya, sejujurnya, jika dia satu-satunya akun yang Anda ikuti di X,

I mean, honestly, if he was the only account you followed on X,

you would be happy.

Anda akan senang.

Finally, Giving Tuesday.

Akhirnya, Giving Tuesday.

How awesome is it that a single hashtag spread around the world

Betapa hebatnya bahwa satu tagar menyebar ke seluruh dunia

and persuaded millions of people to donate literally billions of dollars

dan membujuk jutaan orang untuk menyumbangkan miliaran dolar

to hundreds of thousands of organizations,

kepada ratusan ribu organisasi,

and is now going beyond that to spread a global movement of kindness.

dan sekarang melampaui itu untuk menyebarkan gerakan kebaikan global.

I'm in awe of what they've achieved.

Saya kagum dengan apa yang telah mereka capai.

Apa yang bisa kita lakukan?

What can we do?

Honestly, do anything.

Sejujurnya, lakukan apa saja.

Do anything.

Lakukan apa saja.

Look at someone.

Lihatlah seseorang.

Lakukan kontak mata dengan seseorang yang merasa tidak terlihat.

Make eye contact with someone who feels invisible.

Or go online and find someone who's doing something that's positive,

Atau masuk ke daring dan temukan seseorang yang melakukan sesuatu yang positif,

amplify them.

perkuat mereka.

Atau undang sekelompok teman untuk makan malam

Or invite a group of friends to dinner

and dream together about what you might do in your community.

dan bermimpi bersama tentang apa yang mungkin Anda lakukan di komunitas.

Or listen to Sara Lomelin's TED Talk and join a giving circle.

Atau dengarkan TED Talk Sara Lomelin dan bergabunglah dengan komunitas donasi.

Atau cari beberapa cara berbagai gagasan tentang kemurahan hati yang menular ini

Or just figure out some way of sharing this idea of infectious generosity

however you might.

dengan cara apa pun yang Anda inginkan.

And this journey,

Perjalanan ini,

this journey doesn't have to be daunting.

perjalanan ini tidak harus menakutkan.

I want to leave you with something from my mother.

Saya ingin menyampaikan pada Anda warisan dari ibu saya.

It's something ...

Itu sesuatu...

My mother passed away earlier this month.

Ibu saya meninggal awal bulan ini.

And she left -- I feel so much gratitude.

Dia berpulang -- Saya merasa sangat bersyukur.

She left me with this incredible gift,

Dia meninggalkan saya dengan hadiah yang luar biasa,

that it's only in the last few years that I've fully understood it

yang beberapa tahun terakhir ini barulah saya sepenuhnya memahami

and embraced it, I would say, and I just want to share it with you.

dan merangkulnya, dan saya ingin membagikannya kepada Anda.

It's this.

Ini.

If you commit to a journey of generosity, sooner or later,

Jika Anda berkomitmen pada perjalanan kemurahan hati, cepat atau lambat,

sooner or later,

cepat atau lambat,

two amazing companions will join you on that journey.

dua teman yang luar biasa akan bergabung dengan Anda dalam perjalanan itu.

Journey mates.

Teman perjalanan.

Their names are meaning and happiness.

Mereka adalah makna dan kebahagiaan.

So look,

Jadi dengar,

I just want to salute the unsung heroes who are with us tonight.

Saya ingin memberi hormat kepada para pahlawan tanpa tanda jasa

yang bersama kita malam ini.

You may not know it, but you are helping shape the course of history.

Anda mungkin tidak mengetahuinya, tapi Anda membantu membentuk sejarah.

Tonight, you may well have infected all of us

Malam ini, Anda mungkin menulari kita semua

with something super powerful.

dengan sesuatu yang sangat kuat.

And here's my wish --

Keinginan saya adalah --

that we never recover.

kita tidak pernah pulih darinya.

Thank you so much.

Terima kasih banyak.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)