How porn changes the way teens think about sex | Emily F. Rothman

Translator: Veronica Wijayanti Reviewer: Ade Indarta

[This talk contains mature content]

[Pembicaraan ini mengandung konten dewasa]

Six years ago,

Enam tahun lalu,

I discovered something that scientists have been wanting to know for years.

Saya menemukan sesuatu yang ilmuwan ingin ketahui selama bertahun-tahun.

How do you capture the attention

Bagaimana Anda menarik perhatian

of a roomful of extremely bored teenagers?

sekelompok remaja yang sangat bosan?

It turns out all you have to do is mention the word pornography.

Yang harus Anda lakukan hanya menyebut kata pornografi.

(Laughter)

(Tertawa)

Let me tell you how I first learned this.

Biarkan saya bercerita

In 2012, I was sitting in a crowded room full of high school students

Pada 2012, saya duduk di ruangan yang penuh dengan siswa sekolah menengah

who were attending an after-school program in Boston.

yang hadir pada program sepulang sekolah di Boston.

And my job, as guest speaker for the day,

Dan tugas saya, sebagai pembicara tamu hari itu,

was to inspire them to think about how exciting it would be

adalah menginspirasi mereka untuk berpikir tentang menariknya

to have a career in public health.

memiliki karier di bidang kesehatan.

The problem was,

Masalahnya adalah,

as I looked at their faces,

ketika saya melihat wajah mereka,

I could see that their eyes were glazing over,

saya bisa melihat mata mereka kosong,

and they were just tuning out.

dan mereka tidak berniat mendengarkan.

It didn't even matter that I wore

Bahkan tidak masalah saya memakai

what I thought was my cool outfit that day.

apa yang saya pikir pakaian keren saya hari itu.

I was just losing my audience.

Saya baru saja kehilangan penonton saya.

So, then one of the two adults who worked for the program said,

Lalu, satu dari dua orang dewasa yang bekerja untuk program itu berkata,

"Aren't you doing some research about pornography?

"Bukankah kamu melakukan penelitian tentang pornografi?

Maybe tell them about that."

Mungkin beritahu mereka tentang itu."

All of a sudden, that room full of high school students exploded

Tiba-tiba, ruangan itu penuh dengan siswa sekolah menengah

into laughter, high fives.

meledak penuh tawa, tos.

I think there were some loud hooting noises.

Saya pikir ada beberapa , teriakan yang keras.

And all anyone had done was say that one word -- pornography.

Dan yang dilakukan hanyalah mengatakan satu kata - pornografi.

That moment would prove to be an important turning point

Momen itu akan menjadi bukti titik balik yang penting

for me and my professional mission of finding solutions

bagi saya dan misi profesional saya dalam mencari solusi

to end dating and sexual violence.

untuk mengakhiri kekerasan kencan dan seksual.

At that point, I'd been working for more than a decade

Pada saat itu, saya sudah bekerja lebih dari satu dekade

on this seemingly intractable problem of dating violence.

pada masalah kekerasan kencan yang tampaknya sulit dipecahkan ini.

Data from the US Centers for Disease Control and Prevention

Data dari Pusat AS untuk Pengendalian dan Pencegahan Penyakit

demonstrate that one in five high school-attending youth

menunjukkan bahwa satu dari lima remaja di sekolah menengah atas

experience physical and/or sexual abuse

mengalami pelecehan fisik dan/atau seksual

by a dating partner each year in the US.

oleh mitra kencan setiap tahunnya di AS.

That makes dating violence more prevalent

Itu membuat kekerasan saat berkencan lebih umum

than being bullied on school property,

daripada dirundung di sekolah,

seriously considering suicide,

secara serius mempertimbangkan bunuh diri,

or even vaping,

atau bahkan vaping,

in that same population.

pada populasi yang sama.

But solutions were proving elusive.

Tetapi solusinya terbukti sulit dipahami.

And I was working with a research team

Dan saya bekerja dengan tim peneliti

that was hunting for novel answers to the question:

yang sedang berburu jawaban baru atas pertanyaan:

What's causing dating abuse, and how do we stop it?

Apa penyebab penyalahgunaan kencan dan bagaimana kita menghentikannya?

One of the research studies that we were working on at the time

Salah satu studi penelitian yang kami kerjakan pada saat itu

happened to include a few questions about pornography.

kebetulan termasuk beberapa pertanyaan tentang pornografi.

And something unexpected was emerging from our findings.

Dan sesuatu yang tidak terduga muncul dari temuan kami.

Eleven percent of the teen girls in our sample

Sebelas persen remaja perempuan dalam sampel kami

reported that they had been forced or threatened

melaporkan bahwa mereka pernah dipaksa atau diancam

to do sexual things that the perpetrator saw in pornography.

melakukan hal-hal seksual yang pelaku lihat dalam pornografi.

That got me curious.

Itu membuat penasaran

Was pornography to blame for any percentage of dating violence?

Apakah pornografi yang harus disalahkan untuk persentase kekerasan dalam pacaran?

Or was it more like a coincidence that the pornography users

Atau lebih seperti kebetulan bahwa pengguna pornografi

also happen to be more likely to be in unhealthy relationships?

juga menjadi lebih mungkin berada dalam hubungan yang tidak sehat?

I investigated by reading everything that I could

Saya menyelidiki dengan membaca segala sesuatu yang saya bisa

from the peer-reviewed literature,

dari literatur ulasan rekan,

and by conducting my own research.

dan melalui penelitian saya sendiri

I wanted to know

Saya ingin tahu

what kinds of sexually explicit media youth were watching,

media seksual eksplisit apa yang ditonton anak-anak muda,

and how often and why,

dan seberapa sering dan mengapa,

and see if I could piece together

lihat jika saya bisa menyatukanya

if it was part of the reason that for so many of them

jika itu bagian dari alasan bahwa untuk banyak dari mereka

dating relationships were apparently unhealthy.

berpacaran rupanya menjadi tidak sehat.

As I read, I tried to keep an open mind,

Ketika saya membaca, saya mencoba untuk tetap berpikiran terbuka,

even though there were plenty of members of the public

meskipun ada banyak anggota masyarakat

who'd already made up their mind about the issue.

yang sudah menetapkan pikiran mereka tentang masalah ini.

Why would I keep an open mind about pornography?

Mengapa saya harus tetap berpikiran terbuka tentang pornografi?

Well, I'm a trained social scientist,

Baik, saya seorang ilmuwan sosial terlatih

so it's my job to be objective.

jadi itu tugas saya untuk bersikap objektif.

But I'm also what people call sex-positive.

Tapi saya juga orang yang disebut seks-positif.

That means that I fully support people's right

Itu artinya saya mendukung sepenuhnya hak seseorang

to enjoy whatever kind of sex life and sexuality they find fulfilling,

untuk menikmati kehidupan seks apa pun dan kepuasan seksualitas yang mereka temukan,

no matter what it involves,

tidak peduli apa pun yang terlibat,

as long as it includes the enthusiastic consent

selama itu termasuk persetujuan antusias

of all parties involved.

dari semua pihak yang terlibat.

That said, I personally wasn't inclined towards watching pornography.

Maksudnya, saya pribadi tidak cenderung untuk menonton pornografi.

I'd seen some, didn't really do anything for me.

Saya pernah melihat beberapa, tidak terlalu bekerja untukku

And as a mom of two soon-to-be teenage children,

Dan sebagai ibu dua anak yang akan segera remaja,

I had my own concerns

Saya memiliki kekhawatiran sendiri

about what seeing pornography could do to them.

tentang bagaimana pornografi dapat mempengaruhi mereka.

I noticed that while there were a lot of people

Saya perhatikan bahwa ketika ada banyak orang

who were denouncing pornography,

yang mengecam pornografi,

there were also people who were staunch defenders of it

ada juga orang yang merupakan pembela yang gigih

for a variety of reasons.

karena berbagai alasan.

So in my scholarly exploration,

Jadi dalam eksplorasi ilmiah saya,

I genuinely tried to understand:

Saya benar-benar mencoba memahami

Was pornography bad for you or was it good for you?

Apakah pornografi buruk bagi Anda atau apakah itu baik untuk Anda?

Was it misogynist or was it empowering?

Apakah itu misoginis atau memberdayakan?

And there was not one singular answer that emerged clearly.

Dan tidak ada satu jawaban tunggal yang muncul dengan jelas.

There was one longitudinal study that had me really worried,

Ada satu studi longitudinal yang membuat saya benar-benar khawatir,

that showed that teenagers who saw pornography

itu menunjukkan bahwa remaja yang melihat pornografi

were subsequently more likely to perpetrate sexual violence.

kemudian lebih mungkin untuk melakukan kekerasan seksual.

But the design of the study

Tetapi desain penelitian

didn't allow for definitive causal conclusions.

tidak memungkinkan untuk definitif kesimpulan kausal.

And there were other studies that did not find

Dan ada penelitian lain yang tidak menemukan

that adolescent pornography use

bahwa penggunaan pornografi pada remaja

was associated with certain negative outcomes.

dikaitkan dengan hasil negatif tertentu.

Even though there were other studies that did find that.

Meskipun ada penelitian lain yang menemukan hal itu.

But as I spoke to other experts,

Tapi saat saya bicara dengan ahli lainnya

I felt tremendous pressure to pick a side about pornography.

saya merasakan tekanan luar biasa untuk memilih sisi tentang pornografi.

Join one team or the other.

Bergabung dengan tim satu atau yang lain.

I was even told that it was weak-minded of me

Saya bahkan diberitahu bahwa itu adalah pikiran lemah saya

not to be able to pick out the one correct answer about pornography.

untuk tidak bisa memilih satu jawaban yang benar tentang pornografi.

And it was complicated,

Dan itu rumit,

because there is an industry

karena ada industri

that is capitalizing off of audience's fascination

yang memanfaatkan ketertarikan penonton

with seeing women, in particular, not just having sex,

untuk melihat wanita, khususnya, tidak hanya berhubungan seks,

but being chocked, gagged, slapped,

tetapi dicekik, disumpal, ditampar,

spit upon, ejaculated upon,

diludahi, diejakulasi,

called degrading names over and over during sex,

disebut nama yang merendahkan berulang-ulang saat berhubungan seks,

and not always clearly with their consent.

dan tidak selalu jelas dengan persetujuan mereka

Most people would agree that we have a serious problem

Kebanyakan orang akan setuju bahwa kita memiliki masalah serius

with misogyny, sexual violence and rape in this country,

dengan kebencian kepada wanita, kekerasan sensual dan pemerkosaan di negara ini,

and pornography probably isn't helping with any of that.

dan mungkin pornografi tidak membantu dengan semua itu.

And a critically important problem to me was that

Dan masalah yang sangat penting bagi saya adalah

for more than a century,

bahwa selama lebih dari seabad,

the anti-pornography position had been used as a pretext

posisi anti-pornografi telah digunakan sebagai alasan

for discriminating against gays and lesbians

untuk melakukan diskriminasi terhadap kaum gay dan lesbian

or people who have kinks or have fetishes.

atau orang yang memiliki kegemaran seksual unik atau aneh.

So I could see why, on the one hand,

Jadi saya bisa melihat mengapa, di satu sisi

we might be very worried about the messages that pornography is sending,

kami mungkin sangat khawatir tentang pesan yang dikirim pornografi,

and on the other hand,

dan di sisi lain,

why we might be really worried about going overboard indicting it.

mengapa kita mungkin terlalu khawatir tentang terlalu berlebihan mendakwanya.

For the next two years,

Selama dua tahun ke depan,

I looked into every scary, horrifying claim that I could find

saya melihat ke setiap ketakutan, klaim mengerikan yang bisa saya temukan

about the average age at which people first see pornography,

tentang usia rata-rata di mana seseorang pertama kali melihat pornografi,

or what it does to their brains or their sexuality.

atau apa yang terjadi pada otak mereka atau seksualitas mereka.

Here's what I have to report back.

Inilah yang harus saya laporkan kembali.

The free, online, mainstream pornography,

pornografi gratis, online, mainstream,

that's the kind that teenagers are most likely to see,

itulah jenis yang paling disukai remaja untuk dilihat,

is a completely terrible form of sex education.

Ini adalah bentuk yang benar-benar mengerikan dari pendidikan seks.

(Laughter)

(Tertawa)

(Applause)

(Tepuk tangan)

But that's not what it was intended for.

Tapi itu memang bukan tujuannya.

And it probably is not instantly poisoning their minds

Dan itu mungkin tidak langsung meracuni pikiran mereka

or turning them into compulsive users,

atau mengubah mereka menjadi pengguna kompulsif

the way that some ideologues would have you believe.

seperti yang dikatakan beberapa penyebar ideologi.

It's a rare person who doesn't see some pornography in their youth.

Sudah jarang orang yang tidak melihat pornografi di masa muda mereka.

By the time they're 18 years old,

Pada saat mereka berusia 18 tahun,

93 percent of first year college males and 62 percent of females

93 persen pria perguruan tinggi tahun pertama dan 62 persen perempuan

have seen pornography at least once.

telah melihat pornografi setidaknya sekali

And though people like to say

Dan meskipun orang suka mengatakan

that the internet has made pornography ubiquitous,

bahwa internet telah membuat pornografi ada di mana-mana,

or basically guarantees that any young child

atau pada dasarnya menjamin bahwa setiap anak muda

who's handed a smartphone is definitely going to see pornography,

yang memegang smartphone pasti akan melihat pornografi,

data don't really support that.

data tidak benar-benar mendukungnya.

A nationally representative study found that in the year 2000

Studi representatif secara nasional menemukan bahwa pada tahun 2000

16 percent of 10-to-13-year-old youth

16% dari remaja berusia 10 hingga 13 tahun

reported that they'd seen pornography in the past year.

diaporkan bahwa mereka melihat pornografi dalam setahun terakhir

And by 2010, that figure had increased.

Dan pada 2010, angka itu telah meningkat.

But only to 30 percent.

Namun hanya sampai 30 persen.

So it wasn't everybody.

Jadi itu bukan semua orang.

Our problems with adolescents and sexual violence perpetration

Masalah kami dengan remaja dan tindak kekerasan seksual

is not only because of pornography.

bukan hanya karena pornografi.

In fact, a recent study

Faktanya, penelitian terbaru

found that adolescents are more likely to see sexualized images

menemukan bahwa remaja lebih cenderung melihat gambar seksual

in other kinds of media besides pornography.

di media lain selain pornografi.

Think about all those sexualized video games,

Pikirkan tentang semua video game seksual,

or TV shows, or music videos.

atau acara TV, atau video musik.

And it could be exposure to a steady stream of violent media

Dan itu bisa jadi paparan untuk aliran media kekerasan yang stabil

that instead of or in addition to the sexualized images

yang bukan atau sebagai tambahan untuk gambar seksual

is causing our problems.

yang menyebabkan masalah pada kita.

By focusing on the potential harms of pornography alone,

Dengan berfokus pada potensi bahaya pornografi saja,

we may be distracting ourselves from bigger issues.

kita mungkin mengalihkan perhatian kita dari masalah yang lebih besar.

Or missing root causes of dating and sexual violence,

Atau kehilangan akar penyebab dari kekerasan saat kencan dan seksual,

which are the true public health crises.

yang merupakan krisis kesehatan masyarakat yang sebenarnya.

That said, even my own research

Artinya, bahkan penelitian saya sendiri

demonstrates that adolescents are turning to pornography

menunjukkan bahwa para remaja beralih ke pornografi

for education and information about sex.

untuk pendidikan dan pengetahuan mengenai seks.

And that's because they can't find

Dan itu karena mereka tidak dapat menemukan

reliable and factual information elsewhere.

informasi yang nyata dan dapat diandalkan di tempat lain.

Less than 50 percent of the states in the United States

Kurang dari 50% negara bagian di Amerika Serikat

require that sex education be taught in schools,

mengharuskan pendidikan seks untuk diajarkan di sekolah,

including how to prevent coerced sex.

termasuk bagaimana cara untuk mencegah pemaksaan seks.

And less than half of those states

Dan kurang dari setengah negara bagian itu

require that the information presented be medically accurate.

mensyaratkan bahwa informasi yang diberikan akurat secara medis.

So in that Boston after-school program,

Jadi dalam program sepulang sekolah di Boston,

those kids really wanted to talk about sex,

anak-anak itu sangat ingin bicara tentang seks

and they really wanted to talk about pornography.

dan mereka sangat ingin berbicara tentang pornografi.

And they wanted to talk about those things

Dan mereka ingin membicarakan hal-hal itu

a whole lot more than they wanted to talk about dating or sexual violence.

jauh lebih dari keinginan mereka bicara tentang kencan atau kekerasan seksual

So we realized,

Jadi kami sadar,

we could cover all of the same topics that we might normally talk about

kami bisa membahas semua topik yang sama dengan yang biasanya kita bicarakan

under the guise of healthy relationships education,

dengan kedok pendidikan hubungan yang sehat

like, what's a definition of sexual consent?

seperti, apa definisi persetujuan seksual?

Or, how do you know if you're hurting somebody during sex?

Atau, bagaimana Anda tahu jika Anda menyakiti seseorang saat berhubungan seks?

Or what are healthy boundaries to have when you're flirting?

Apa batasan sehat yang harus dimiliki ketika Anda menggoda orang lain?

All of these same things we could discuss

Semua hal yang sama ini bisa kita diskusikan

by using pornography as the jumping-off point

dengan menggunakan pornografi sebagai titik awal

for our conversation.

untuk pembicaraan kita.

It's sort of like when adults give kids a desert like brownies,

Ini seperti ketika orang dewasa memberi anak-anak camilan seperti brownies,

but they secretly baked a zucchini or something healthy inside of it.

tapi diam-diam membuat zucchini atau sesuatu yang sehat di dalamnya

(Laughter)

(Tertawa)

We could talk to the kids about the healthy stuff,

Kita bisa berbicara dengan anak-anak tentang hal-hal yang sehat,

the stuff that's good for you,

hal-hal yang baik untuk Anda,

but hide it inside a conversation that was about something

tapi sembunyikan di dalam percakapan itu tentang sesuatu

that they thought they wanted to be talking about.

yang mereka pikir mereka ingin bicarakan.

We also discovered something

Kami juga menemukan sesuatu

that we didn't necessarily set out to find,

Bahwa kami tidak perlu memulai untuk mencari tahu,

which is that there's a fantastic way to have a conversation with teenagers

di mana ada cara yang fantastis untuk memulai percakapan dengan para remaja

about pornography.

tentang pornografi.

And that is,

Dan itu adalah,

keep the conversation true to science.

menjaga percakapan yang benar untuk sains.

Admit what we know and what we don't know

Akui apa yang kita ketahui dan yang tidak kita ketahui

about the impact of pornography.

tentang dampak dari pornografi.

Talk about where there are mixed results

Bicara tentang di mana ada hasil yang beragam

or where there are weaknesses in the studies that have been conducted.

atau di mana ada kelemahan dalam studi yang telah dilakukan.

Invite the adolescents to become critical consumers

Undang remaja untuk menjadi konsumen yang kritis

of the research literature on pornography,

dari literatur penelitian pornografi,

as well as the pornography itself.

serta tentang pornografi itu sendiri.

That really fits with adolescent development.

Itu sangat cocok untuk perkembangan remaja.

Adolescents like to question things

Para remaja suka mempertanyakan banyak hal

and they like to be invited to think for themselves.

dan mereka suka bila diajak untuk berpikir bagi diri mereka sendiri.

And we realized by starting to experiment,

Dan kami menyadari sejak mulai bereksperimen,

teaching some classes in consent, respect and pornography,

mengajar beberapa kelas melalui persetujuan, hormat dan pornografi,

that trying to scare adolescents into a particular point of view

yang berusaha menakuti remaja kepada sudut pandang tertentu

or jam a one-sided argument down their throat about pornography

atau menghentikan argumen satu sisi mereka tentang pornografi

not only probably does not work,

Tidak hanya mungkin tidak berhasil,

but really doesn't model the kind of respectful,

tetapi benar-benar bukan contoh jenis perilaku hormat,

consensual behavior that we want them to learn.

perilaku konsensual yang kami ingin mereka pelajari.

So our approach, what we call pornography literacy,

Jadi pendekatan kami, apa yang kami sebut literasi pornografi,

is about presenting the truth about pornography

adalah tentang menyajikan kebenaran tentang pornografi

to the best of our knowledge,

sejauh pengetahuan kita,

given that there is an ever-changing evidence base.

mengingat bahwa ada basis bukti yang terus berubah.

When people hear that we teach a nine-session, 18-hour class

Ketika orang-orang mendengar bahwa kami mengajar 9 sesi, kelas 18 jam

in pornography literacy to teenagers,

dalam literasi pornografi untuk remaja,

I think that they either think that we're sitting kids down

Saya pikir mereka berpikir bahwa kita mendudukkan anak-anak

and trying to show them how to watch pornography,

dan berusaha menunjukkan mereka cara menonton pornografi,

which is not what we do,

padahal bukan itu yang kami lakukan.

or that we're part of an anti-pornography activist group

Atau bahwa kami adalah bagian dari kelompok aktivis anti-pornografi

that's trying to convince them that if they ever saw pornography,

yang berusaha meyakinkan mereka jika pernah melihat pornografi,

it would be the number one worst thing for their health ever.

itu akan jadi hal buruk nomor satu bagi kesehatan mereka.

And that's not it, either.

Dan bukan itu saja.

Our secret ingredient is that we're nonjudgmental.

Bahan rahasia kami adalah bahwa kami tidak menghakimi.

We don't think that youth should be watching pornography.

Kami tidak berpikir bahwa remaja harus menonton pornografi.

But, above all, we want them to become critical thinkers

Tetapi, di atas semua itu, kami ingin mereka menjadi pemikir yang kritis,

if and when they do see it.

mengapa dan kapan mereka melihatnya.

And we've learned,

Dan kami telah belajar,

from the number of requests for our curriculum and our training,

dari jumlah permintaan untuk kurikulum dan pelatihan kami,

from across the US and beyond,

dari seluruh AS dan sekitarnya,

that there are a lot of parents and a lot of teachers

bahwa ada banyak orang tua dan banyak guru

who really do want to be having these more nuanced

yang benar-benar menginginkan ini lebih bernuansa

and realistic conversations with teenagers about pornography.

dan percakapan yang realistis dengan remaja tentang pornografi.

We've had requests from Utah to Vermont,

Kami sudah mendapat permintaan dari Utah ke Vermont,

to Alabama, to Hawaii.

ke Alabama, ke Hawaii.

So in that after-school program,

Jadi dalam program sepulang sekolah itu,

what I saw, is that from the minute we mentioned the word pornography,

apa yang saya lihat, adalah dari menit kami menyebutkan kata pornografi,

those kids were ready to jump in to a back-and-forth

anak-anak itu sudah siap untuk melompat ke depan-belakang

about what they did and didn't want to see in pornography,

tentang apa yang mereka lihat dan yang tidak ingin dilihat pada pornografi,

and what they did and didn't want to do during sex.

dan apa yang mereka lakukan dan tidak ingin lakukan selama seks.

And what was degrading to women

Dan apa yang merendahkan bagi wanita

or unfair to men or racist, all of it.

atau tidak adil bagi pria atau rasis, semuanya.

And they made some really sophisticated points.

Dan mereka membuat beberapa poin yang sangat canggih.

Exactly the kinds of things that we would want them to be talking about

Tepatnya hal-hal seperti itu yang kami ingin mereka bicarakan

as violence prevention activists.

sebagai aktivis pencegahan kekerasan.

And as teachers, we might leave the class one day and think,

Dan sebagai guru,kita mungkin meninggalkan kelas suatu hari dan berpikir,

"It is really sad that there's that one boy in our class

"Sangat menyedihkan bahwa ada satu bocah lelaki di kelas kami

who thinks that all women have orgasms from anal sex."

yang menganggap bahwa semua wanita mengalami orgasme dari seks anal. "

And we might leave class the next week and think,

Dan kita mungkin meninggalkan kelas minggu berikutnya dan berpikir,

"I'm really glad that there's that one kid in our class who's gay,

"Aku benar-benar senang di sana ada satu anak di kelas kami yang gay,

who said that seeing his sexuality represented in pornography

yang berkata bahwa melihat seksualitasnya terwakili dalam pornografi

saved his life."

menyelamatkan hidupnya. "

Or, "There's that one girl in our class

Atau, "Ada satu gadis di kelas kita

who said that she's feeling a lot better about her body,

yang mengatakan bahwa dia merasa jauh lebih baik tentang tubuhnya,

because she saw someone shaped like her as the object of desire

karena dia melihat seseorang dengan tubuh seperti dia sebagai objek keinginan

in some tame pornography."

di beberapa pornografi yang lembut."

So this is where I find myself as a violence prevention activist.

Jadi di sinilah saya menemukan diri saya sebagai aktivis pencegahan kekerasan.

I find myself talking about and researching pornography.

Saya menemukan diri saya berbicara dan meneliti pornografi.

And though it would be easier

Dan meskipun akan lebih mudah

if things in life were all one way or the other,

jika hal dalam hidup semua satu atau lain cara,

what I've found in my conversations with teenagers about pornography

apa yang saya temui dalam percakapan saya dengan remaja tentang pornografi

is that they remain engaged in these conversations

adalah bahwa mereka tetap terlibat dalam percakapan ini

because we allow them to grapple with the complexities.

karena kami mengizinkan mereka untukk bergulat dengan kompleksitas.

And because we're honest about the science.

Dan karena kami jujur tentang sains.

These adolescents may not be adults yet,

Remaja ini mungkin belum dewasa,

but they are living in an adult world.

tetapi mereka hidup di dunia dewasa.

And they're ready for adult conversations.

Dan mereka siap untuk percakapan orang dewasa.

Thank you.

(Tertawa)

(Applause)

(Tepuk tangan)