Rumaitha Al Busaidi: Women and girls, you are part of the climate solution | TED Countdown

Transcriber:

Translator: Aufa Istighfara Reviewer: Maria Nainggolan

When we think of solutions to global warming,

Ketika kita berpikir solusi pemanasan global,

we generally think in terms of technology or policy,

umumnya kita berpikir dalam istilah teknologi atau kebijakan,

but other approaches are necessary

namun diperlukan pendekatan lain,

which have to do with how our societies are structured.

yang berhubungan dengan bagaimana masyarakat terstruktur.

The most important of them

Yang paling penting

is educating and empowering women and girls.

adalah pendidikan dan memberdayakan wanita dan anak perempuan.

Now, don't take my word for it.

Jangan terlalu diambil hati.

Its potential impact has been calculated by scientists.

Dampak potensialnya telah dihitung oleh ilmuwan.

Like, for instance, those working on Project Drawdown,

Misalnya seperti mereka yang bekerja di Proyek Drawdown,

who focus on greenhouse gas emissions.

yang berfokus pada gas emisi rumah kaca.

They calculated that educating and empowering women and girls

Mereka menghitung bahwa pendidikan dan pemberdayaan wanita

is one of the single most important things

adalah satu-satunya hal yang terpenting

that we can do to confront carbon pollution.

yang bisa kita lakukan untuk menghadapi polusi karbon.

It may result in a total reduction of CO2-equivalent gases

Ini dapat mengakibatkan pengurangan total gas yang setara dengan CO2

of over 80 billion tons,

sebesar lebih dari 80 miliar ton,

which is not far from double the total annual global emissions.

yang tidak jauh dari dua kali lipat total emisi global tahunan.

As a marine scientist and nature adventurer,

Sebagai seorang ilmuwan kelautan dan petualang,

I've witnessed firsthand

saya pernah melihat langsung

how climate change impacts the world we live in.

bagaimana perubahan iklim berdampak pada bumi yang kita tinggali.

These climate catastrophes have almost taken my life.

Bencana iklim ini hampir merenggut nyawa saya.

Like when I was nearly buried alive during an avalanche

Seperti ketika saya hampir terkubur hidup-hidup saat longsor salju

or swept away by a cyclone.

atau tersapu badai siklon.

Thankfully, I survived,

Beruntungnya, saya bisa bertahan,

but will our grandchildren call this planet home in 2050 or 2100

namun akankah cucu kita menyebut planet ini rumah pada tahun 2050 atau 2100

if our trajectory continues?

jika hal ini terus berlanjut?

Coming from a male-dominated society,

Berasal dari masyarakat yang didominasi lelaki,

I've been asked all sorts of intrusive questions

saya ditanyai banyak pertanyaan yang mengganggu seperti

as to why I do what I do.

mengapa saya melakukan apa yang saya lakukan.

"Can you even travel alone?"

“Bisakah kamu bepergian sendirian?”

"Are you capable of climbing mountains with your heavier figure?

“Apakah kamu mampu mendaki gunung dengan berat badanmu?

I mean, are you fit enough?"

Maksudku, apakah kamu cukup bugar?”

"Do you think, as a woman, you're equipped to do this?"

“Menurutmu sebagai seorang perempuan, kamu siap untuk melakukan ini?”

And the answer has always been, yes.

Dan jawabannya akan selalu ‘ya’.

I want to show my fellow Arab women that anything is possible,

Saya ingin menunjukkan sesama wanita Arab bahwa segala sesuatu mungkin terjadi,

that being a woman should not be the end to your dreams,

bahwa menjadi seorang perempuan tidak perlu mengakhiri mimpimu

that you are so much more than what you are conditioned to be,

bahwa kamu lebih dari itu, dari apa yang akan kamu kondisikan,

and that you are indeed the solution to the crisis facing our planet.

dan bahwa kamu adalah solusi terhadap krisis yang dihadapi bumi kita.

In 2020, women made up about 40 percent of the global workforce.

Tahun 2020, sekitar 40 persen tenaga kerja global adalah wanita.

Women's shares in the Middle East are just under 25 percent.

Partisipasi perempuan di Timur Tengah hanya di bawah 25 persen.

And these figures are way lower in the Gulf countries.

Dan angka-angka ini lebih rendah di negara-negara Teluk.

And considering that women make up nearly half of the Gulf,

Dan mengingat bahwa perempuan membentuk hampir setengah Teluk,

imagine how women's equal involvement in the economy

bayangkan bagaimana keterlibatan perempuan dalam perekonomian

could enhance the overall growth of the region.

akan meningkatkan keseluruhan pertumbuhan wilayah.

Many labor laws state

Banyak UU ketenagakerjaan

that there's no discrimination between men and women.

menyatakan bahwa tidak ada diskriminasi antara pria dan wanita.

Yet women's upward mobility is quite restricted

Namun mobilitas ke atas bagi perempuan cukup dibatasi

and many senior positions are still being held by men.

dan banyak posisi tertinggi masih sering dipegang oleh laki-laki.

The cultural perception that women are more emotional

Persepsi budaya bahwa perempuan lebih emosional

or better suited to household responsibilities

atau lebih cocok untuk mengurus rumah tangga

remains a serious obstacle for ambitious women

tetap menjadi kendala serius bagi perempuan ambisius

who end up underemployed.

yang akhirnya setengah menganggur.

So what does that have to do with the climate?

Jadi apa hubungannya dengan iklim?

Well, access to education, employment and family planning

Nah, akses pendidikan, pekerjaan, dan rencana keluarga

is the condition for more vibrant lives for women and girls,

adalah kondisi untuk kehidupan yang dinamis bagi perempuan dan anak-anak,

for their families and their entire communities.

bagi keluarga mereka dan seluruh komunitas mereka.

They get to earn more money,

Mereka mendapat banyak uang,

achieve career goals and face fewer health issues.

meraih tujuan karir dan menghadapi lebih sedikit masalah kesehatan.

And not only that, they become more resilient

Dan tidak hanya itu, mereka menjadi lebih tangguh

and better equipped to manage both food and nature

dan lebih siap untuk mengelola baik makanan maupun alam

and to cope with the impacts of climate change.

dan mengatasi dampak perubahan iklim.

Women are also the ones most at risk

Perempuan juga sangat berisiko

when it comes to impacts of climate catastrophes like cyclones,

terhadap dampak bencana iklim seperti siklon,

which have grown more frequent in my own home country of Oman.

yang sering terjadi di negara asal saya, Oman.

And why?

Dan mengapa?

Well because they're left with a charge of the children or elderly,

Yah, karena mereka dikenakan biaya dari anak-anak atau orang tua,

they don't know how to swim,

mereka tidak tahu cara berenang,

or simply because they never had basic resilience skills taught to them,

atau karena mereka tidak punya keterampilan

pertahanan dasar yang diajarkan kepada mereka,

like building a shelter, making a fire

seperti membangun tempat berlindung, membuat api

or even administering basic first aid.

atau bahkan bantuan dasar pertolongan pertama.

In fact, UN figures indicate

Faktanya, PBB menunjukkan angka-angka

that 80 percent of people displaced by climate change

bahwa 80 persen manusia terlantar akibat perubahan iklim

are women.

adalah perempuan.

And with more of these occurrences happening,

Dan dengan lebih banyak peristiwa ini terjadi,

my gender will face more of the brunt

perempuan akan menghadapi lebih banyak beban

further preventing them from achieving their potential

yang mencegah mereka dari pencapaian potensinya

and protecting themselves.

dan melindungi dirinya sendiri.

This is why I founded WomeX,

Inilah mengapa saya mendirikan WomeX,

a platform where we teach women from my community negotiation skills

sarana tempat kami mengajarkan perempuan dari komunitas saya keterampilan negosiasi

to nurture a new wave of girl bosses in the region.

untuk mengayomi generasi baru pemimpin perempuan di wilayah tersebut.

WomeX is on a mission to laying the groundwork

WomeX sedang dalam misi menyiapkan dasar

to combating climate change

untuk memerangi perubahan iklim

by bridging localized context and leadership training.

dengan menghubungkan konteks lokal dan pelatihan kepemimpinan.

By educating more women on these skills,

Dengan mengajarkan lebih banyak wanita tentang keterampilan ini,

we hope to equip them with the tools

kami harap dapat membekali mereka dengan alat

that allow them to control their careers and their lives,

yang memungkinkan mereka untuk mengontrol kehidupan dan karir mereka,

and to contribute significantly to the collective efforts

dan berkontribusi secara signifikan untuk upaya bersama

necessary to confront carbon pollution.

yang diperlukan untuk menghadapi polusi karbon.

So far, we've supported a thousand

Sejauh ini, kami telah mendukung ribuan wanita

and are working hard to achieve our ambitious goal of a million.

dan bekerja keras untuk meraih target kami yaitu satu juta wanita.

Now, even though it has been

Sekarang, meskipun sudah

on the global sustainability radar for years,

pada tahap keberlanjutan global selama bertahun-tahun,

gender parity as a climate solution

kesetaraan gender sebagai solusi iklim

has not received the attention it deserves.

belum mendapatkan perhatian yang layak.

Now is the time to make it a priority.

Sekarang saatnya untuk menjadikannya prioritas.

Now is the time to educate and empower all women and all girls.

Sekarang waktunya mendidik dan memberdayakan seluruh wanita

dan anak-anak perempuan.

Thank you.

Terima kasih.