Jorge Mañes Rubio: What should humans take to space (and leave behind)? | TED Fellows

Translator: Yuliana Ayundini Reviewer: Maria Nainggolan

[SHAPE YOUR FUTURE]

[BENTUKLAH MASA DEPANMU]

We are at the beginning of a new era for the future exploration

Kita ada di awal era baru untuk penjelajahan masa depan

and commercialization of space.

dan komersialisasi ruang angkasa.

First it will be the Moon and from there, Mars and the rest of the solar system.

Yang pertama akan ada Bulan, kemudian Mars dan planet tata surya lainnya.

I've always been fascinated by space exploration,

Saya selalu tertarik dengan penjelajahan ruang angkasa,

but at the same time troubled by its multiple implications.

namun di saat yang sama bermasalah dengan beberapa impikasinya.

Historically, human exploration has led

Secara historis, penjelajahan manusia menyebabkan

to an aggressive exploitation of people, land and resources.

sebuah eksploitasi agresif terhadap orang-orang, tanah dan sumber daya.

This ongoing colonization process

Proses kolonialisasi yang sedang berlangsung ini

has shaped the unfair world we live in today.

telah membentuk dunia yang tidak adil tempat kita tinggal sekarang.

So how can we make sure

Jadi bagaimana kita yakin

we stop perpetuating the same old colonial patterns?

kita berhenti melestarikan pola kolonial lama yang sama?

When I was appointed artist in residence at the European Space Agency,

Ketika saya ditunjuk sebagai seniman di Badan Antariksa Eropa,

I thought it was a unique opportunity to make a bold statement, to rethink:

Saya pikir itu kesempatan unik untuk membuat pernyataan berani,

untuk berpikir ulang:

as human beings, what do we really need to take with us on this space journey?

sebagai manusia,

apa yang benar-benar kita butuhkan untuk dibawa saat perjalanan luar angkasa ini?

And perhaps even more importantly,

Dan mungkin yang lebih pentingnya lagi,

what should we leave behind?

apa yang harus kita tinggalkan?

As a privileged white male individual born and raised in Europe

Sebagai laki-laki berkulit putih yang lahir dan besar di Eropa

I grew up in a world where Western arts, science and technology

Saya tumbuh di dunia dimana seni kebaratan, ilmu pengetahuan dan teknologi

are presumed superior over every other form of knowledge.

dianggap unggul atas setiap bentuk pengetahuan lainnya.

However, visiting many museums

Namun, saat mengunjungi berbagai museum

and their vast collections, products of our colonial heritage,

dan banyaknya koleksi mereka, produk-produk warisan kolonial kita,

I was introduced to a wide range of cultures

saya dikenalkan pada berbagai budaya

and unique ways to understand the world we live in.

dan cara yang unik untuk memahami dunia tempat kita tinggal.

Humanity's greatest achievement was not landing on the Moon,

Pencapaian terbesar manusia bukanlah mendarat di bulan,

but our cultural diversity,

namun keberagaman budaya kita,

the rituals, beliefs and knowledge woven within it.

ritual, keyakinan dan pengetahuan di dalamnya.

This rich legacy does not belong in the past

Peninggalan yang kaya ini bukanlah milik masa lalu

but is very much alive,

namun sangatlah hidup,

sometimes even thriving.

bahkan tumbuh subur.

We rarely talk about cultural,

Kita jarang bicara tentang kebudayaan,

ethical or even spiritual matters

etis ataupun hal-hal berbau spiritual

when discussing space exploration,

saat mendiskusikan penjelajahan ruang angkasa,

but I believe it's precisely culture that will give us a purpose in the future.

namun saya percaya bahwa budayalah yang akan memberi kita tujuan di masa depan.

Through my artistic practice,

Melalui praktik artistik saya,

learning to appreciate multiple cultural dimensions

belajar untuk mengapresiasi dimensi kebudayaan yang beraneka

without the nostalgia or condescension

tanpa nostalgia atau rendah diri

that historically has been projected upon these cultures,

bahwa secara historis telah diproyeksikan kebudayaan tersebut,

their knowledge and their significance.

pengetahuan mereka dan signifikansi mereka.

This is Kim Keum-Hwa,

Ini adalah Kim Keum-Hwa,

Korea's most iconic shaman who passed last year.

cenayang Korea paling ternama yang meninggal tahun lalu.

I met Kim Keum-Hwa at her shrine in Ganghwa Island,

Saya bertemu Kim Keum-Hwa di kuilnya di pulau Ganghwa,

where I witnessed her last ritual,

dimana saya menyaksikan ritual terakhirnya,

a celebration to bless her 70th anniversary as a shaman

sebuah perayaan 70 tahunnya sebagai cenayang

and to prepare her departure to the spirit world.

dan untuk mempersiapkan keberangkatannya menuju dunia ruh.

Dating back to prehistoric times,

Kembali ke zaman prasejarah,

Korean shamanism has remained a resilient form of spiritual practice

Syamanisme Korea tetap berpegang pada bentuk tangguh dari praktik spiritual

and a source of empowerment for many women.

dan sumber kewenangan untuk banyak wanita.

This is Jeong Soon-deok, the shaman of the people,

Ini adalah Jeong Soob-deok, cenayang rakyat,

during a ceremony that lasted several days and nights.

selama upacara yang berlangsung beberapa siang dan malam.

I remember bowing to her,

Saya ingat membungkuk padanya,

surrounded by blades and colorful costumes and offerings.

dikelilingi oleh pedang dan kostum warna- warni serta persembahan.

Everyday objects were being elevated,

Setiap hari benda-benda dinaikkan,

acquiring a new dimension right in front of my eyes.

memperoleh dimensi baru tepat di depan mata saya.

I saw her becoming a god,

Saya melihat dia menjadi Tuhan,

her body transformed through dance, prayer and ritual.

tubuhnya bertransformasi melalui tarian, doa dan ritual.

What's interesting is that despite their position of power,

Menariknya adalah terlepas dari posisi kekuatan mereka,

Korean shamans remain graceful, humble human beings.

cenayang Korea tetaplah manusia yang anggun dan rendah hati.

Through these women,

Melalui wanita-wanita itu,

I could clearly see the power within ancient forms of knowledge.

saya bisa melihat dengan jelas kekuatan dalam bentuk pengetahuan kuno.

The role our cultures play in maintaining a fragile cosmic balance.

Peran budaya kita dalam memelihara keseimbangan kosmik yang rapuh.

This is Don Ramón,

Ini adalah Don Ramon,

a local healer from the Center for Indigenous Arts in Veracruz, Mexico,

seorang penyembuh lokal dari Pusat Seni Pribumi di Veracruz, Mexico,

where Totonac culture is being taught to future generations.

dimana budaya Totonac diajarkan kepada generasi mendatang.

The center's director, Humberto García, was proud,

Direktur Pusat, Humberto Garcia, dengan bangga,

describing an educational model

mendeskripsikan sebuah model pendidikan

where disciplines like art, communication or medicine

dimana beberapa disiplin ilmu seperti seni, komunikasi atau pengobatan

are not independent but entangled with each other.

tidak independen namun saling terlibat satu sama lain.

Totonac cosmovision revolves around this ever-changing,

Totonac cosmovision berputar di sekitar dimensi yang saling berhubungan ini

interconnected dimension.

dan selalu berubah.

There is a natural rhythm that infuses every activity here,

Ada ritme natural yang menanamkan setiap aktifitasnya di sini.

be it cooking or weaving or healing.

baik itu memasak atau menenun atau penyembuhan.

Nothing is trivial or decorative.

Tidak ada yang sepele maupun dekoratif.

Every gesture, every action has a meaning.

Setiap gestur, setiap tindakan punya arti.

These traditions, beliefs and rituals, they're far from being immobile.

Tradisi, kepercayaan dan ritual ini, ketiganya jauh dari kata tak bergerak.

They're the result of thousands of years of practice

Mereka adalah hasil dari ribuan tahun berlatih

in a painful regenerative process.

dalam proses regenerasi yang menyakitkan.

These are unique pieces of wisdom

Ini adalah bagian unik dari kebijaksanaan

we must definitely bring with us into the future.

kita pasti harus membawanya ke masa depan.

And this is what I'm doing to make that happen.

Dan inilah yang sedang saya lakukan untuk membuatnya terjadi.

I want to challenge our current model of space colonization,

Saya ingin menantang model kolonialisasi ruang angkasa kita saat ini,

and I decided to start with a big gesture --

dan saya memutuskan untuk mulai dengan sebuah gerakan besar --

to recognize the Moon

untuk mengenali Bulan

as a universal symbol of rebirth and renewal.

sebagai simbol universal dari kelahiran kembali dan pembaruan.

As part of the European Space Agency's plans

Sebagai bagian dari rencana Badan Antariksa Eropa

to support a permanent human presence on the Moon,

untuk mendukung kehadiran manusia secara permanen di Bulan,

I'm proposing to build the Moon Temple,

Saya mengajukan untuk membangun Candi Bulan,

a future space for diverse cultural projections,

ruang angkasa masa depan untuk keberagaman proyeksi budaya,

traditions and scientific research.

tradisi dan penelitian ilmiah.

The Moon Temple will stand on the rim of the Shackleton crater,

Candi Bulan akan berdiri di tepi kawah Shackelton,

a gigantic impact crater featuring peaks of eternal light and perpetual darkness.

sebuah kawah tumbukan raksasa yang menampilkan cahaya dan kegelapan abadi.

Its design takes advantage of lunar microgravity,

Desainnya mengambil keuntungan dari mikro gravitasi gerhana bulan,

the use of local resources

penggunaan sumber daya lokal

and the complex celestial mechanics

dan mekanik benda angkasa yang kompleks

that operate on the south pole of the moon.

yang beroperasi di kutub selatan bulan.

Sheltered in its interior,

Terlindung di bagian interiornya,

we can find traces from an intriguing new material culture,

kita dapat menemukan jejak-jejak dari budaya materi baru yang menarik,

a series of objects made with moon dust and rare aerospace materials,

rangkaian benda terbuat dari debu bulan dan materi ruang angkasa yang langka,

symbolizing humanity's ancestral wisdom and all its complexity.

menyimbolkan kearifan nenek moyang manusia dan segala kerumitannya.

These masks, vessels and other ritual artifacts,

Topeng-topeng ini, bejana dan artefak ritual lainnya,

they're powerful objects that imply deep personal transformations,

adalah benda sangat kuat yang menyiratkan transformasi personal yang dalam,

sometimes even becoming a bridge to distant worlds.

bahkan kadang menjadi jembatan ke dunia yang sangat jauh.

They represent the vast diversity embedded in the human experience.

Mereka mewakili keberagaman yang luas melekat pada pengalaman manusia.

These objects carry within them thousands of stories yet to be written.

Benda-benda ini terbawa di dalamnya ribuan kisah yang belum dituliskan.

Some provide protection,

Beberapa memberikan perlindungan,

while others relate to the harsh conditions

saat yang lain berhubungan dengan kondisi yang keras

that people will endure outside our planet.

bahwa orang-orang akan bertahan diluar Bumi kita.

But even if these objects come from a place far away from here,

Meskipun jika benda-benda ini datang dari tempat yang jauh dari sini,

we can still recognise a familiar human quality within them.

kita masih bisa mengenali kualitas manusia yang familiar di dalam mereka.

The Moon Temple celebrates the Moon as the measure of all things.

Candi Bulan merayakan Bulan sebagai alat ukur segala hal.

It is a monument to humanity's reason and imagination.

Ia adalah sebuah monumen untuk alasan dan imajinasi kemanusiaan.

It represents our chance

Ia mewakili kesempatan kita

to bring together once again science, art and ritual.

untuk sekali lagi mempertemukan ilmu pengetahuan, seni, dan ritual.

This may be a personal,

Ini mungkin bersifat pribadi,

even utopian vision for our interplanetary future,

bahkan visi utopia untuk masa depan antar planet,

but perhaps through these utopian exercises

namun mungkin melalui latihan utopia ini,

we can break free from many of our prejudices here on Earth,

kita bisa membebaskan diri dari prasangka di sini di Bumi,

because we need more diverse personal narratives for our future,

karena kita butuh lebih keberagaman cerita pribadi untuk masa depan kita,

a future where we don't turn our backs to our cultures

masa depan dimana kita tidak membelakangi budaya kita

and the role they play in shaping who we are today.

dan peran yang mereka mainkan dalam membentuk siapa kita sekarang.

A future that does not perpetuate the survival of the most privileged

Sebuah masa depan yang tidak melestarikan kelangsungan hidup yang paling istimewa

at the expense of the most vulnerable,

dengan mengorbankan yang paling rentan,

but instead acknowledges our fragile position in this universe

namun sebaliknya menyatakan posisi rapuh kita di alam semesta ini

and our responsibilities towards it.

dan tanggungjawab kita terhadapnya.