The real reason polio is so dangerous

Translator: Hygna Husada Reviewer: Reno Kanti Riananda

In 1952, polio was everywhere.

Pada tahun 1952, polio ada di mana mana.

For years, this virus killed or paralyzed roughly half a million people annually,

Selama bertahun tahun, virus ini membunuh atau melumpuhkan setengah juta orang,

leaving survivors reliant on crutches, wheelchairs, and respirators.

mengakibatkan penyintasnya bergantung pada kruk, kursi roda, dan selang nafas.

Yet just 10 years later, paralytic polio cases in the US dropped by 96%.

10 tahun kemudian, kasus lumpuh polio di Amerika turun sebanyak 96%

Soon, similar trends spread worldwide,

Tak lama kemudian, tren ini menyebar ke seluruh dunia,

and it looked like we were on track to eradicate polio for good.

dan tampaknya kita berhasil menumpas polio untuk selamanya.

But in the 21st century, the virus started striking back.

Namun, di abad ke 21 virus ini kembali.

So, what’s the source of these recent spikes,

Jadi, apa sumber lonjakan baru-baru ini,

and how can researchers fighting polio finally get rid of this deadly disease?

dan bagaimana para ilmuwan memerangi polio hingga penyakit ini bisa musnah?

To answer these questions, we first need to understand the true danger of polio.

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami bahaya polio

Most infected individuals only present mild flu symptoms or no symptoms at all,

Kebanyakan orang yang terinfeksi hanya menunjukkan gejala flu ringan,

atau tanpa gejala sama sekali,

with paralysis occurring in less than 1% of cases.

dengan kasus terjadinya kelumpuhan hanya kurang dari 1%

Which is why the real danger of polio is how infectious it is.

Inilah mengapa bahaya nyata polio adalah seberapa mudah ia menular.

Historically, there have been three strains of poliovirus,

Secara historis, ada tiga jenis virus polio,

all of which typically enter our mouths from airborne droplets

yang masuk ke mulut melalui butiran air di udara

or contact with infected fecal matter.

atau kontak dengan kotoran yang terinfeksi.

This means polio runs rampant in communities with poor sanitation.

Ini artinya polio merajalela di lingkungan yang kurang bersih.

And once infected, individuals remain contagious for 3 to 6 weeks,

Sekali terinfeksi, seseorang dapat menularkan selama 3-6 minggu,

spreading a silent outbreak with few trackable symptoms.

diam-diam menyebarkan wabah yang gejalanya hampir tak dapat terlacak.

This is what made polio unstoppable

Inilah yang membuat polio tak dapat dihentikan

until US physician Jonas Salk found a solution in the early 1950s.

hingga fisikawan Amerika Jonas Salk menemukan solusinya di awal 1950-an

He created an inactivated version of the virus that, when injected,

Ia meciptakan virus yang tidak aktif, yang ketika disuntikkan,

prevented all three strains from causing paralysis.

mencegah kelumpuhan akibat ketiga jenis virus itu.

However, this inactivated poliovirus vaccine, or IPV,

Namun, vaksin polio yang dinonaktifkan ini, atau IPV,

didn’t stop poliovirus from living in our bodies and spreading to others.

tidak mencegah virus polio untuk tinggal di dalam tubuh dan menyebar ke orang lain.

Fortunately, Polish American microbiologist Albert Sabin

Untungnya, ahli mikrobiologi Amerika keturunan Polandia, Albert Sabin,

was creating the oral polio vaccine, or OPV, at the same time.

menciptakan vaksin polio tetes atau OPV, di saat yang sama.

This even cheaper and easier to administer treatment

Pengobatan yang lebih murah dan lebih mudah diberikan ini

contained weakened variants of each poliovirus strain,

berisi varian dari setiap jenis virus polio yang dilemahkan,

known as attenuated viruses,

dikenal sebagai virus yang dilemahkan,

And once ingested, these prevented polio from settling in the body altogether.

dan setelah tertelan, dapat mencegah virus menyebar ke seluruh tubuh sepenuhnya.

Over the next several decades,

Selama beberapa dekade berikutnya,

IPV and OPV eliminated polio in country after country.

IPV dan OPV memusnahkan polio di berbagai negara

But near the turn of the century,

Namun, menjelang pergantian abad,

this arms race between medical ingenuity and viral evolution took a turn.

pertarungan antara kecerdasan medis dan evolusi virus menemui puncaknya.

Scientists discovered variant strains of polio—

Ilmuwan menemukan jenis virus polio—

each almost identical to one of the three existing strains.

masing-masing hampir identik dengan tiga jenis virus yang telah ada.

And their source was even more troubling.

Sumbernya bahkan lebih meresahkan.

Up to this point, one of OPV’s greatest advantages was that its attenuated viruses

Sampai saat ini, salah satu keuntungan OPV adalah virus yang dilemahkan

could spread just like wild polio,

dapat menyebar seperti polio liar,

moving through the air and immunizing unvaccinated individuals.

bergerak di udara dan mengimunisasi individu yang tidak tervaksin.

But researchers discovered that if these weakened viruses circulated

Namun, ilmuwan menemukan bahwa jika virus yang dilemahkan ini beredar

for several weeks in under-vaccinated populations,

beberapa minggu pada populasi yang belum divaksin,

they could mutate into new vaccine-derived strains.

mereka bisa bermutasi menjadi virus jenis baru.

To be clear, this didn’t mean the attenuated vaccine

Vaksin yang dilemahkan tidak berarti

was inherently dangerous.

pada hakikatnya berbahaya.

OPV had already been used to stop wild poliovirus type 2 worldwide

OPV telah digunakan untuk mencegah virus polio tipe 2 di seluruh dunia

and eradicate all wild poliovirus

dan memberantas segala virus polio ganas

from the Americas, West Pacific, and countless other countries.

dari Amerika, Pasifik Barat, dan berbagai negara lain

The issue was ensuring populations met a certain vaccination threshold—

Masalahnya adalah memastikan populasi mencapai batas vaksinasi tertentu—

specifically, at least 80% of every community needed to be vaccinated

setidaknya 80% dari setiap komunitas perlu divaksin

to prevent strains from mutating.

untuk mencegah mutasi dari jenis vaksin.

So, in our current fight against polio,

Jadi, dalam pertarungan kita melawan polio,

we've taken two approaches to this problem.

kita mengambil dua pendekatan untuk masalah ini.

First, vaccine developers have made even safer forms of OPV.

Pertama, pengembang vaksin membuat bentuk yang lebih aman dari OPV.

Monovalent and bivalent OPVs

OPV jenis monovalen dan bivalen

respectively contain one or two types of attenuated poliovirus,

masing-masing mengandung satu atau dua jenis virus polio yang dilemahkan,

reducing the number of strains that could possibly mutate.

yang mengurangi jumlah jenis virus yang mungkin dapat bermutasi.

These vaccines helped eradicate wild poliovirus types 2 and 3,

Vaksin tersebut membantu membasmi virus polio luar tipe 2 dan 3,

and today they’re tackling the last remnants of type 1 poliovirus

dasaat ini mereka menangani sisa terakhir virus polio tipe 1

in Pakistan and Afghanistan.

di Pakistan dan Afghanistan.

Vaccine researchers also developed OPVs targeting vaccine-derived polio.

Peneliti juga mengembangkan OPV untuk polio yang berasal dari vaksin.

Currently, most polio cases are caused by vaccine-derived poliovirus

Saat ini, sebagian besar kasus polio disebabkan oleh polio dari vaksin tipe 2,

type 2 outbreaks in Africa and the Middle East.

yang mewabah di Afrika dan Timur Tengah.

So researchers created a new vaccine specifically to tackle this strain

Jadi peneliti menciptakan vaksin baru khusus untuk mengatasi jenis ini

with minimal risk of mutating.

dengan risiko mutasi minimal.

Second, medical workers on the front lines are using cutting-edge technology

Kedua, pekerja medis di garda terdepan menggunakan teknologi paling mutakhir

to ensure every population meets that 80% threshold.

untuk memastikan setiap populasi memenuhi 80% ambang batas.

Digital tools like geospatial imaging and analysis

Alat digital seperti pencitraan geospasial dan analisis

help them locate and immunize remote communities.

membantu mereka menemukan dan mengimunisasi komunitas terpencil

Extensive monitoring systems ensure they don’t miss a single child.

Sistem pemantauan yang luas memastikan mereka tidak melewatkan satu anak pun.

And waste surveillance systems employed across the globe

dan sistem pengawasan limbah di seluruh dunia

can alert us to potential outbreaks.

dapat mengingatkan kita akan potensi wabah.

Today, the fight against polio is at a critical moment.

Saat ini, perang melawan polio adalah momen kritis.

We’re primed to eradicate wild poliovirus in the near future,

Kita dipersiapkan untuk membasmi virus polio liar di masa mendatang,

and with our new vaccines,

dan dengan vaksin baru kita,

eradicating vaccine-derived strains might not be much further off.

memberantas virus yang berasal dari vaksin mungkin tidak akan lama lagi.

But doctors still struggle to reach areas

Namun, para dokter masih berjuang untuk mencapai daerah

experiencing military conflict and civil unrest.

yang bersinggungan dengan konflik militer dan kerusuhan sipil.

And without keeping vaccination rates high,

Tanpa menjaga tingkat vaksinasi tetap tinggi,

polio’s silent outbreaks could easily surge.

wabah polio yang tak terdeteksi dapat dengan cepat meningkat.

So it’s essential that we keep up the pressure

Jadi, sangat penting mempertahankan desakan

to finally finish what we started over 70 years ago.

untuk menyelesaikan dengan tuntas upaya kita lebih dari 70 tahun lalu.