The real reason dodo birds went extinct - Leon Claessens

Translator: Indah Setiawan Reviewer: Vanessa Lee

Dodos are commonly considered brainless, blundering birds

Dodo kerap disebut burung tak berotak,

that were poorly adapted and doomed to die off,

yang gagal beradaptasi sempurna, dan ditakdirkan untuk mati,

making their human-mediated extinction effortless and inevitable.

membuat kepunahan yang dicampurtangani manusia

mudah terjadi dan tak terhindarkan.

But that's not the case.

Namun, nyatanya tidak begitu.

So, what were dodos actually like? And what really caused their downfall?

Sebenarnya, seperti apa burung Dodo dan apa yang menyebabkan kepunahan mereka?

Let's start at their origin.

Mari kita mulai dari asal mereka.

Okay, rewinding more than 20 million years,

Oke, mundur ke lebih dari 20 juta tahun yang lalu,

some tropical pigeons from Southeast Asia voyaged across the Indian Ocean,

beberapa merpati tropis dari Asia Tenggara berlayar melintasi Samudra Hindia,

perhaps by gradually journeying from island to island.

mungkin dengan terbang secara bertahap dari pulau ke pulau.

Eventually, their descendants came to a remote archipelago east of Madagascar.

Akhirnya, keturunan mereka datang ke kepulauan terpencil di timur Madagaskar.

Those that settled likely diversified over time.

Mereka yang menetap kemungkinan berkembang biak dari waktu ke waktu.

Then, about 8 million years ago,

Kemudian, sekitar 8 juta tahun yang lalu,

an underwater volcano formed another island on the chain,

gunung berapi di bawah laut membentuk pulau lain di barisan pulau itu,

which would come to be known as Mauritius.

yang kemudian dikenal sebagai Mauritius.

Some of the birds populated this new island, too,

Beberapa burung juga menghuni pulau baru ini,

and down the line, dodos emerged as a distinct species.

dan di kemudian hari, Dodo muncul sebagai spesies yang berbeda.

They shared Mauritius with bats, lizards, giant tortoises, and other birds.

Mereka hidup di Mauritius bersama dengan kelelawar, kadal,

kura-kura raksasa, dan burung lain.

The closest large predators were held back by about 800 kilometers of ocean,

Predator besar terdekat mereka tertahan oleh laut sejauh sekitar 800 kilometer,

so getting murdered was basically a non-issue.

jadi pada dasarnya mereka tidak mungkin terbunuh.

Without the need for defensive adaptations, like flight,

Tanpa kebutuhan untuk adaptasi defensif, seperti terbang

expending energy on them would have been wasteful.

mengeluarkan energi akan menjadi hal yang sia-sia.

So, as with the kākāpōs of New Zealand and the cormorants of the Galápagos,

Jadi, seperti burung kākāpō di Selandia Baru

dan kormoran di Galapagos,

their flight muscles shrank.

otot-otot terbang mereka menyusut.

Dodos probably nested on the island's forest floor,

Burung dodo mungkin bersarang di dasar hutan pulau itu,

feasting on fruits and seeds.

berpesta dengan buah-buahan dan biji-bijian.

Reaching just under a meter tall,

Dengan tinggi tidak sampai satu meter,

they were among the island's largest animals.

mereka termasuk hewan terbesar di pulau itu.

And they were well-adapted to their environment,

Dan mereka beradaptasi dengan baik di lingkungannya,

which could fluctuate between extreme dry and wet conditions.

yang dapat berubah-ubah antara kering dan basah yang ekstrem.

They also survived some major disruptions.

Mereka juga selamat dari sejumlah bahaya besar.

Around 4,300 years ago,

Sekitar 4.300 tahun yang lalu,

a megadrought caused waves of mass mortality events on Mauritius.

kekeringan yang sangat parah menyebabkan kematian massal di Mauritius.

Fresh water grew scarce and lakes likely grew saltier

Pasokan air tawar menjadi langka dan danau menjadi lebih asin

and became treacherous traps.

dan menjadi perangkap berbahaya.

This lasted for around 150 years.

Hal ini berlangsung selama sekitar 150 tahun.

However, dodos prevailed... until a few millennia later,

Namun, burung dodo mampu bertahan... sampai beberapa milenium kemudian,

when everything changed— quickly.

ketika semuanya berubah—dengan cepat.

In 1598, Dutch sailors came ashore on Mauritius,

Pada tahun 1598, para pelaut Belanda mendarat di Mauritius,

and the island soon became a welcome stopover for their trade ships.

dan pulau itu segera menjadi persinggahan untuk kapal dagang mereka.

The sailors described natural wonders,

Para pelaut menggambarkan keajaiban alam,

including large numbers of birds twice as big as swans

termasuk sejumlah besar burung yang dua kali lebih besar dari angsa

and tortoises with shells huge enough to fit 10 men.

dan kura-kura dengan cangkang cukup besar untuk memuat 10 orang.

Mauritian animals hadn't evolved to fear being hunted by humans,

Hewan Mauritius tidak berevolusi karena takut diburu oleh manusia,

so they were an easy catch.

sehingga mereka mudah ditangkap.

Sailors ate some dodos, but this alone didn't cause their doom.

Para pelaut juga memakan burung dodo,

tetapi bukan hal ini saja yang menyebabkan mereka punah.

The Dutch sailors came with company.

Para pelaut Belanda datang beramai-ramai.

They brought macaques that were probably pets.

Mereka membawa kera yang mungkin adalah peliharaan mereka.

They released goats and pigs on the island to establish food sources.

Mereka melepaskan kambing dan babi di pulau itu

untuk membangun sumber makanan.

And at some point, sailors also inadvertently introduced rats.

Dan pada titik tertentu, pelaut juga secara tidak sengaja memperkenalkan tikus.

It's thought that goats and pigs grazed and rooted through the forest understory,

Diperkirakan bahwa kambing dan babi digembalakan dan berkembang biak

di dasar hutan,

which dodos lived in;

tempat Dodo tinggal;

pigs, macaques, and rats preyed on dodo eggs and chicks;

babi, kera, dan tikus memangsa telur Dodo dan anak ayam;

and all of them competed with dodos for resources.

dan mereka semua bersaing dengan Dodo untuk mendapatkan sumber daya makanan.

Dodos were last seen less than a century after Dutch arrival.

Dodos terakhir terlihat kurang dari satu abad setelah kedatangan Belanda.

At the time, people didn't recognize that species could disappear.

Pada saat itu, orang tidak menyadari bahwa spesies dapat menghilang.

It wasn't until a century later, in the 1790s,

Baru ketika seabad kemudian, pada tahun 1790-an,

that a scientist conclusively demonstrated the concept of extinction.

seorang ilmuwan secara meyakinkan menunjukkan konsep kepunahan.

By then, many thought dodos were fake.

Pada saat itu, banyak yang mengira Dodo itu palsu.

But discoveries from digs and sparse remains helped confirm their existence.

Tetapi penemuan dari penggalian membantu mengonfirmasi keberadaan mereka.

Nevertheless, representations of dodos were misleading.

Meski begitu, gambaran mengenai Dodo kerap menyesatkan.

One popular natural history text of the late 1700s

Salah satu teks sejarah alam populer pada akhir tahun 1700-an

characterized them as stupid, voracious, and grotesque.

menciri-cirikan mereka sebagai bodoh, rakus, dan aneh.

Once Lewis Carroll included a dodo

Setelah Lewis Carroll memasukkan Dodo

in "Alice's Adventures in Wonderland" in 1865,

dalam “Alice’s Adventures in Wonderland” pada tahun 1865,

the birds quickly amassed popularity.

burung-burung itu dengan cepat mendapatkan ketenaran.

But dodos continued being framed as inept, clumsy, lazy, and unfit for survival

Tapi Dodo terus dipandang sebagai burung yang aneh, ceroboh, malas,

dan tidak mampu bertahan hidup

in scholarly works, satirical magazines, and children's poems alike.

dalam karya-karya ilmiah, majalah satir, dan puisi anak-anak.

And yet, there's no evidence that dodos were less intelligent

Namun, tidak ada bukti bahwa Dodo tidak secerdas

than their relatives.

kerabat mereka.

The dodo's brain size relative to its body was similar to that of other pigeons.

Ukuran otak Dodo dibandingkan tubuhnya mirip dengan merpati lainnya.

And especially rotund dodo depictions are misleading.

Dan penggambaran bentuk tubuh dodo khususnya menyesatkan.

They may have been inspired by what dodos looked like during mating displays

Mereka mungkin terinspirasi dari bentuk Dodo ketika memikat pasangannya

or in captivity—

atau di penangkaran—

or they were just poor artistic renderings.

atau itu hanya merupakan reka citra artistik yang buruk.

Scientists think dodos were fairly muscular birds.

Para ilmuwan berpikir Dodo adalah burung yang cukup berotot.

All in all, the dodo was, in fact, a survivor

Pada akhirnya, Dodo, faktanya, sebenarnya adalah,

burung yang selamat dari bencana besar dan berkembang pesat di pulau asalnya.

that withstood major natural disasters and thrived on its island home.

It simply wasn't prepared for a sudden onslaught of invasive species.

Dodo hanya sama sekali tidak siap untuk serangan spesies invasif.

And neither were other endemic Mauritian animals,

Begitu pula dengan hewan endemik Mauritius lainnya,

including raven parrots, fruit bats, and giant tortoises.

termasuk bayan gagak,

kelelawar pemakan buah, dan kura-kura raksasa.

In the aftermath, perhaps it was easier to declare the dodo's extinction

Pada akhirnya, mungkin lebih mudah untuk menyatakan kepunahan Dodo sebagai

the result of its personal failing than to admit it was a human one.

akibat dari kesalahan mereka

daripada mengakuinya sebagai akibat perbuatan manusia.