Could Fungi Actually Be the Key to Humanity’s Survival? | David Andrew Quist | TED

Translator: dyah ayu kusumastuty Reviewer: aditya prayogi

OK, people, let's just get this out of the way.

Baiklah para hadirin, mari kita segera selesaikan ini.

Now, I know this isn't a very comfortable subject for many of you,

Saya tahu ini bukan topik yang nyaman bagi banyak orang,

but I've got to say it.

tapi saya akan jujur.

We have to talk about your fungus problem.

Kita perlu membicarakan masalah jamur Anda.

Tidak apa-apa, jangan malu. Anda tahu siapa diri Anda sendiri.

Now, it's OK, don't be embarrassed. You know who you are.

Kita bisa menyelesaikan dan akan melewatinya bersama-sama.

We can work this out. We'll get through it together.

Sebut saja "jamur" (fungi), "si wah menyenangkan" (fun-gee),

Now, call them fungi, "fun-gee," "fun-guy" -- you decide.

atau "si pria menyenangkan" (fun-guy) Anda yang tentukan.

But what I'd like to impress upon you

Apa yang ingin saya kesankan pada Anda adalah ini dunia baru

is this is a new world we need to begin exploring.

yang perlu kita jelajahi.

And I think we can do it in interesting ways.

Dan kita bisa melakukannya dengan cara yang menarik.

But all of us have had an issue with fungi at some point in our lives, right?

Kita semua pernah punya masalah dengan jamur, kan?

Bahkan mungkin saat ini?

Maybe even now?

We think of fungi, we think of fuzzy stuff

Ketika kita ingat jamur, kita ingat sesuatu yang berbulu

that's growing on our yogurt that we forgot in the back of the fridge.

yang tumbuh di atas yogurt yang terlupakan di dalam kulkas.

Or maybe that itch you developed by wearing that favorite pair of pants,

Atau mungkin gatal yang Anda alami karena memakai celana favorit

but just got a little bit too tight?

yang terlalu ketat?

Or, you know, maybe you think of death and decay and disease,

Atau mungkin Anda ingat akan

kematian, pembusukan, dan penyakit?

when you think about fungi?

But fungi, maybe some of them have a dark side.

Beberapa jamur mungkin punya sisi gelap. Siapa yang tidak?

I mean, who of us doesn't?

But I'd like to invite you to see these misunderstood creatures

Tapi saya ingin mengundang Anda untuk

melihat makhluk yang sering disalahpahami ini ke dalam sudut pandang baru

in a new light,

and maybe start to appreciate

dan mungkin mulai menghargai perilaku positif dan inspiratifnya.

some of the positive and inspirational ways that they behave.

So if that mold is breaking bad on that yogurt

Jadi jika jamur kapang merusak yogurt

you forgot in the back of the fridge, again,

yang sekali lagi Anda lupakan di dalam kulkas,

maybe it's not just rotting and spoiling,

mungkin jamur itu bukan cuma membuat busuk dan merusak,

but maybe it's taking an act of transformation,

tapi sedang berperan mengubah,

of renewal and of new possibilities.

memperbaharui, dan menunjukkan kemungkinan baru.

And it's that very act of transformation that's so central to life on our planet,

Peran transformasi jamur sangat mendasar bagi kehidupan di planet kita,

it’s been important for our own history.

penting untuk sejarah kita,

And maybe for the future,

dan mungkin untuk masa depan.

if we can learn from fungi,

Jika kita belajar dari jamur,

we might be able to transform ourselves and our societies

kita mungkin bisa mentransformasi diri dan sosial

in ways that are in greater harmony with nature.

agar lebih selaras dengan alam.

So what do I mean when I say fungi have been important to our past?

Jadi, apa yang saya maksud dengan jamur penting bagi masa lalu?

I'm not talking about that amazing mushroom trip you took

Saya tidak sedang membicarakan wisata jamur

yang Anda lakukan sewaktu kuliah.

back in university,

though that was probably pretty awesome in its own right.

Meskipun itu mungkin mengagumkan dengan caranya sendiri.

Apa yang saya maksud di sini adalah bagaimana jamur menjadi dasar

What I'm talking about is the way that fungi have been central

evolusi di planet ini

to the evolution of life on the planet,

that virtually all life has a fungal backstory.

karena hampir semua kehidupan terkait dengan jamur.

Now, think: fungi have been on the planet for a billion years ... or more.

Coba Anda pikirkan: jamur telah ada setidaknya sejak satu miliar tahun

atau lebih.

And during that time the Earth was just a rocky, desolate place.

Dan selama rentang waktu tersebut, bumi hanya lahan bebatuan dan tandus.

There wasn't a lot of life on it.

Tidak banyak kehidupan waktu itu.

Now, algae would actually escape the waters

Kemudian ganggang keluar dari perairan

and come onto land to evolve into land plants,

dan datang ke daratan untuk berevolusi menjadi tanaman darat.

but only by partnering with fungi first, as its root system.

Berasosiasi dengan jamur sebagai sistem akar mereka.

Soils would begin to form

Tanah mulai terbentuk

as fungi ate rock and broke it down to make the nutrients available.

karena jamur melunakkan dan memecahkan batu untuk membuat ketersediaan nutrisi.

So you had this opportunity for new life to spring up.

Jadi tersedia kesempatan bertumbuh bagi kehidupan baru.

As a result, the evolution of plants would explode across the planet,

Sebagai hasilnya, evolusi tanaman meledak di seluruh planet,

which would oxygenate the atmosphere

menyediakan oksigen ke atmosfer

and allow the evolution of more complex life-forms,

yang memungkinkan terjadinya evolusi bentuk kehidupan yang lebih kompleks,

like us, humans.

seperti ras manusia.

Right?

Benar, kan?

So being on the planet for a billion years,

Jamur yang berada di planet ini selama satu miliar tahun,

fungi have developed all sorts of life strategies

telah mengembangkan berbagai strategi kehidupan

to be adaptive and diverse and resilient.

untuk menjadi adaptif, beragam, dan tangguh.

Think about it -- they survived a billion years,

Coba Anda pikirkan - jamur telah bertahan selama satu miliar tahun,

through great swings in climate, over hundreds of millions of years,

menghadapi perubahan cuaca ekstrim selama ratusan juta tahun,

lived through all the five great mass extinction events,

melalui lima peristiwa besar kepunahan masal.

where the dinosaurs went extinct and the poor little trilobites

Kepunahan dinosaurus, trilobit kecil yang malang,

and countless other forms of life that we don't even know existed.

dan banyak bentuk kehidupan lain,

yang bahkan belum pernah kita ketahui,

But fungi persisted and thrived, and do to this day.

Tapi jamur bertahan dan berkembang sampai hari ini.

Itulah yang mendekatkan mereka pada saya.

And I think that's what drove them to me.

Sangat menyentuh, kan?

It's so endearing, right?

I mean, who doesn't love a good survival story?

Maksud saya, siapa yang tidak suka kisah bertahan hidup yang bagus?

I know I do.

Saya tahu saya menyukainya.

But fungi weren't my first love. That was music, actually.

Sebenarnya jamur bukan cinta pertama saya, tapi musik.

And actually, when I was a young, young boy,

Ketika saya masih sangat muda,

I was really into grunge music,

saya menyukai musik grunge

and I played in a grunge band.

dan bermain di sebuah band grunge.

And we were awful.

Tapi kami sangat buruk.

(Laughter)

(Tertawa)

But I didn't know that at the time,

Saya tidak tahu pada saat itu.

Bagaimanapun, saya mengikuti hasrat saya.

and anyhow, I had to follow my passion.

So I put everything in my pickup truck

Jadi saya mengemas semua barang saya ke dalam mobil pick-up,

and I moved from my childhood home of Kansas City to Seattle,

kemudian pindah dari rumah masa kecil saya di Kansas City ke Seattle,

the mecca of grunge music in the ’90s.

kiblatnya musik grunge di tahun 90-an,

And I was going to start a new band.

untuk memulai sebuah band baru.

And unfortunately, none of the talent of Nirvana or Soundgarden

Sayangnya, tidak ada bakat dari band Nirvana atau Soundgarden

rubbed off on me.

yang menular pada saya.

It would have been a quite different life had it did.

Kehidupan saya akan berbeda andai memilikinya.

But the splendor of the Pacific Northwest forests really did.

Tapi kemegahan hutan Pacific Northwest-lah yang membuat hidup saya berbeda.

And it was the trees and all the life aboveground

Pepohonan dan seluruh kehidupan di atas permukaan tanah

that drew me there,

memang menarik saya ke sana,

but it was the fungi and the microbes belowground

tapi jamur dan mikroba di bawah tanahlah

that kept me coming back.

yang membuat saya terus kembali.

I just got even more and more interested about the way that they lived,

Saya semakin tertarik dengan cara hidup jamur,

all these bizarre forms,

dengan semua bentuk anehnya,

the fact that fungi are literally everywhere.

dan fakta bahwa jamur ada di mana-mana.

Right now, they're on your skin,

Jamur ada di kulit Anda,

in your gut.

di dalam usus,

With every breath you take, you inhale dozens of fungal spores.

dan pada setiap tarikan napas Anda. Anda menghirup puluhan spora jamur.

Every move you make,

Setiap gerakan yang Anda buat,

you trample mushrooms and molds beneath your feet,

Anda menginjak jamur khamir dan jamur kapang di bawah kaki Anda,

in the soil.

di dalam tanah.

And their ubiquity ...

Dan keberadaannya yang ada di mana-mana

is a big reason why we know so little about fungi.

menjadi alasan utama mengapa kita tahu sedikit sekali tentang jamur.

Despite all the tools we have at our disposal, scientific tools,

Terlepas dari alat ilmiah yang kita miliki,

we know perhaps five percent of all the fungi,

kita hanya mengetahui sekitar 5% dari tiga juta spesies jamur

some three million species

that are thought to exist in the world today.

yang diperkirakan ada di dunia saat ini.

Now that's a massive amount of biodiversity

Jumlah keragaman hayati yang besar sekali,

yang praktis membuat kita tidak tahu apa-apa

that we know virtually nothing about,

how it lives and what it does.

tentang cara hidup dan fungsi jamur.

And that's what really inspired me to continue to study about fungi

Itulah yang menginspirasi saya untuk terus mempelajari jamur

and ask deeper questions.

dan mengajukan pertanyaan lebih dalam.

Could some of this biodiversity help in creating a more resilient future?

Apakah keanekaragaman hayati ini bisa menciptakan

masa depan yang lebih tangguh?

What could we actually learn from fungi?

Apa yang sebenarnya bisa kita pelajari dari jamur?

Were there metaphors that we might apply

Apakah ada metafora yang mungkin kita terapkan

to how we live,

pada cara hidup kita,

to create a more resilient future together?

untuk menciptakan masa depan yang lebih tangguh?

I'd like to share with you some of those metaphors.

Perkenankan saya berbagi beberapa metafora tersebut.

The first is that fungi are biointelligent.

Pertama, jamur bersifat biointelligent.

Being on the planet for so long,

Berada di planet ini begitu lama

fungi have created a really great ability to be good at resource efficiency

telah membuat jamur menyempurnakan efisiensi sumber daya, ketangguhan,

and resilience,

and, as it turns out, spatial planning.

dan ternyata, juga dalam perencanaan tata ruang.

So researchers in Japan did this super cool experiment

Para peneliti di Jepang telah melakukan eksperimen yang menarik.

where they wanted to see if fungi could help engineers

Mereka ingin mengetahui apakah jamur bisa membantu para insinyur,

to create more efficient transport networks.

menciptakan jaringan transportasi yang lebih efisien.

So they laid out oatmeal on a petri dish,

Jadi mereka menata oatmeal di atas cawan petri,

corresponding to the cities of the Tokyo metropolitan area.

sesuai dengan kota-kota di sekitar Tokyo.

And they introduced a slime mold,

Kemudian mereka melepaskan kapang lendir,

a type of fungus whose favoritest food ever is oatmeal,

jenis jamur yang makanan favoritnya adalah oatmeal.

and the fungus rapidly went through a process of self-optimization

Dan jamur tersebut dengan cepat mengoptimalisasi diri

to find the most efficient links between its favoritest-ever food source,

mencari rute-rute paling efisien menuju makanan favoritnya,

represented by a map of the Tokyo metropolitan area.

meniru peta area metropolitan Tokyo.

And in a matter of hours, it would recreate, largely,

Dalam hitungan jam, jamur tersebut membuat ulang

the existing railway map of the Tokyo metropolitan area --

sebagian besar peta kereta api yang ada di area metropolitan Tokyo-

a process it took engineers decades to actually produce.

sebuah proses yang bagi insinyur membutuhkan waktu bertahun-tahun.

Now the fungus, it has no brain,

Begini, jamur tidak memiliki otak, rencana, instruksi, atau panduan.

it has no plan, it was given no instructions or guidance.

But still, it created a highly optimized network.

Namun tetap bisa menciptakan jaringan yang sangat optimal.

And this convinced me and other scientists

Hal ini meyakinkan saya dan ilmuwan lain

that maybe fungi could have practical applications

bahwa jamur memiliki kemampuan praktis

to help solve some of our human challenges

untuk membantu manusia memecahkan beberapa tantangan

in ways that are quick and efficient

dengan cepat dan efisien.

and perhaps even more imaginative than we could do

Bahkan lebih kreatif daripada yang kita lakukan

with all of our brains put together.

dengan gabungan semua otak kita.

Now, another way that fungi can produce a metaphor

Metafora jamur yang lain adalah kolaboratif.

is being collaborative.

Now, there is most evidence in their relationship with plants.

Bukti paling besar adalah hubungan jamur dengan tanaman.

Now remember how algae evolved into plants

Masih ingat tentang ganggang berevolusi menjadi tanaman

through the help of fungi as their root system?

dengan bantuan jamur sebagai sistem akarnya?

Well, that love affair never ended.

Kisah cinta yang tak pernah berakhir.

Still today, 90 percent of all land plants need to have a mycorrhizal association.

Sampai hari ini, 90 persen dari semua tanaman darat

membutuhkan asosiasi mikoriza.

This is the plant-fungus-root association.

Mikoriza adalah asosiasi antara akar tanaman dan jamur.

So depicted here, in this highly realistic view

Jadi, seperti yang ditampilkan pada gambar realistis kualitas tinggi

of the underground of a forest ecosystem ...

dari ekosistem hutan bawah tanah ini,

you can see the fungus,

Anda dapat melihat jamur

which exists in most of its life as thin filaments,

yang sebagian besar hidupnya berwujud filamen tipis.

and the network of thin filaments, we call it mycelium.

Jaringan filamen tipis itu disebut miselium.

And the mycelium of the fungus can tap into the root of plants

Miselium jamur dapat menjangkau akar tanaman dan membentuk simbiosis.

and make a symbiosis.

And thereby, they exchange nutrients

Dengan cara itu mereka bertukar nutrisi

that the other one isn't so good at making or capturing.

disaat tanaman tidak terlalu baik dalam membuat atau menangkapnya.

So in case of the fungi, they're providing minerals to the plants,

Jadi dalam hal ini, jamur menyediakan mineral untuk tanaman.

and the plants, through photosynthesis, are providing carbon.

Sedangkan tanaman, melalui fotosintesis, menyediakan karbon.

And so this exchange can go on between the organisms.

Pertukaran ini berlangsung antara organisme tersebut.

But it doesn’t stop there,

Tapi tidak berhenti sampai di situ

because the fungi can tap into other plants at the same time,

karena jamur bisa menjangkau tanaman lain pada saat yang sama.

and other plants can also have other fungal partners.

Dan tanaman lain juga bisa berpasangan dengan jamur yang lain.

So what you end up with

Hasilnya, jaringan bawah tanah skala besar dengan jamur sebagai mediatornya.

is this massive underground network mediated by fungi.

Now, it's not just nutrients that are flowing,

Bukan hanya nutrisi yang mengalir,

but also communication,

tapi juga komunikasi

because plants can talk to each other through the fungal network

karena tanaman bisa berbicara satu sama lain melalui jaringan jamur

to create chemical signals to be able to warn of a pest attack, for example.

dengan menciptakan sinyal kimia, misalnya untuk memperingatkan serangan hama.

Now, fungi are also regenerative.

Jamur juga bersifat regeneratif.

Now, their ability to decompose is important for the planet,

Kemampuan mereka mendekomposisi sangat penting bagi planet ini.

to say the least,

Ini tidak berlebihan.

because fungi eat death and give it back to life, as nutrients,

karena jamur memakan yang mati dan menghidupkannya kembali sebagai nutrisi

to start the cycle anew.

sehingga siklus dapat dimulai kembali.

In nature, there's no such thing as waste.

Di alam, tidak ada yang namanya sampah. Sampah adalah konsep manusia.

I mean, waste is a human concept.

Everything is used, everything is circular.

Semuanya digunakan, semuanya didaur ulang.

Everything becomes something else.

Semuanya menjadi sesuatu yang lain.

And if you don't appreciate fungi,

Jika Anda tidak menyukai jamur,

Anda akan menyukai untuk alasan ini,

you will, for one reason,

and it's that decompositional ability.

yaitu kemampuan dekomposisi.

I mean, think about it.

Bayangkan saja,

We would be buried under kilometers of undecayed plant matter

kita akan terkubur berkilo-kiloan meter di bawah sisa tanaman yang belum terurai,

and dead animals and poo

hewan mati, dan kotoran

without the decompositional ability of fungi.

tanpa kemampuan dekomposisi jamur.

And that would be a pretty crappy existence,

Itu akan jadi kehidupan yang lumayan memalukan, Anda harus akui.

you've got to admit.

So as a metaphor,

Jadi metafora jamur

fungi can provide us with ways of being biointelligent,

menjadi contoh bagi kita dalam hal biointelligent,

collaborative and resilient.

bekerjasama, dan ketangguhan.

But I also believe that fungi have practical applications

Namun saya juga percaya bahwa jamur memiliki penerapan praktis

in how we produce materials.

dalam cara kita memproduksi material.

And this is actually my very cool day job,

Ini sebenarnya pekerjaan saya yang luar biasa

as researcher at a fermentation science company here in Oslo

sebagai peneliti di sebuah perusahaan sains fermentasi di Oslo

that’s reimagining a new world of more sustainable materials

yang membayangkan sebuah dunia baru

dengan material untuk produk sehari-hari yang lebih berkelanjutan

of everyday products.

So let me give you some examples.

Biarkan saya berikan Anda beberapa contoh.

One is biomaterials.

Pertama adalah biomaterial.

So taking a fungus,

Dengan bantuan jamur,

we can literally grow new materials, using agricultural residues,

kita bisa menghasilkan material-material baru menggunakan sisa-sisa pertanian,

menggantikan produk-produk tak berkelanjutan seperti styrofoam

to replace unsustainable products like Styrofoam or Rockwool

atau rockwool (media tanam hidroponik)

that often end up in landfills or in pollution.

yang seringkali akan berakhir di tempat pembuangan atau mencemari lingkungan.

So we can grow things like soundproofing panels

Kita bisa menghasilkan panel kedap suara atau sekat bangunan.

or insulation for buildings.

Or we can make mushroom Frisbees.

Atau kita bisa membuat frisbee (mainan lempar cakram) dari jamur.

The possibilities are nearly endless.

Kemungkinannya hampir tak terbatas.

We can also make textiles from fungi.

Kita juga bisa membuat tekstil dari jamur.

So, for example, animal-free leathers.

Misalnya, kulit non-hewan.

So usually, you have a cow,

Biasanya seekor sapi

and it takes about three years to make leather,

butuh sekitar tiga tahun untuk menghasilkan kulit.

and all the resources and animal death that is involved.

Membutuhkan banyak sumber daya dan melibatkan kematian hewan tersebut.

Not a great way to make leather.

Bukan cara baik menghasilkan kulit.

If you can make it another way, like with fungi,

Jika bisa dengan cara lain, misalnya jamur,

it takes days to make it.

prosesnya hanya butuh hitungan hari.

A much better way that's both efficient and ethical,

Cara yang jauh lebih baik karena efisien dan etis

and how we can make leathers in the future.

membuat kulit di masa depan.

And then, there's food,

Kemudian ada makanan, topik yang sangat saya sukai.

a subject I'm particularly passionate about.

Dengan jamur, kita bisa hasilkan

Now, with fungi, we can make

a whole range of sustainable and delicious foods.

banyak makanan berkelanjutan dan lezat.

Things like meat replacements for seafood or dairy, for example.

Seperti pengganti daging, seafood, dan susu, misalnya.

Or even a new class of food that doesn't look like any of that stuff.

Atau kategori baru yang tidak menyerupai makanan apapun.

The possibilities are unlimited.

Kemungkinannya tidak terbatas.

And we can do it in a way

Dan kita melakukannya agar proses itu memiliki jejak lingkungan yang kecil.

that has a fraction of the environmental footprint.

Now fungi are self-replicating organisms,

Jamur bereproduksi dengan cara membelah diri.

so we can make it in really huge quantities,

Sehingga bisa diproduksi dalam jumlah besar,

and help address the challenge of how we're going to make more food

untuk memecahkan masalah bagaimana menghasilkan lebih banyak makanan

and lower our impact on the planet.

tapi mengurangi dampak terhadap planet ini.

It's a big challenge.

Ini tantangan besar

We can do it with fungi.

yang bisa kita atasi dengan jamur.

And last but not least, fish feed.

Terakhir tapi tak kalah pentingnya adalah pakan ikan.

I mean, here we are in Norway, right?

Karena ini di Norwegia, ya kan?

The world's largest producer of salmon.

Produsen ikan salmon terbesar di dunia.

And what do we feed that salmon, as proteins?

Apa pakan protein untuk salmon?

Two things, primarily -- soy and fish meal,

Ada dua yang utama, kedelai dan tepung ikan.

neither of which are sustainable sources of protein for the future,

Keduanya bukan sumber protein berkelanjutan untuk masa depan

because they contribute to overfishing in the oceans

karena berkontribusi terhadap penangkapan ikan berlebihan di laut

and land-use patterns that degrade, for some of the lands.

dan praktek penggunaan tanah yang merusak.

Oleh karena itu kita perlu menemukan sumber protein berkelanjutan

So we need to come up with more sustainable sources

in how we feed our fish.

untuk pakan ikan.

And what if we could do it using fungi

Bagaimana jika kita menggunakan jamur

to create the proteins to feed those fish?

untuk membuat protein pakan ikan tersebut?

And we could do it in a way

Kita bisa gunakan sisa-sisa industri pangan

that we’re using byproducts of food industries

sebagai makanan untuk jamur selama budidaya.

as food for our fungus when we grew it?

It would be an amazingly sustainable system

Ini akan menjadi sistem yang sangat berkelanjutan.

and, dare I say it, it would help in our self-sufficiency.

dan berani saya katakan, akan membantu kemandirian kita.

Now, one of the coolest things about being a fungal researcher

Tapi hal paling keren menjadi peneliti jamur adalah

is, with all that diversity out there,

bahwa dengan segala keragamannya,

probably the coolest thing that fungi can do,

hal terbaik yang dilakukan jamur

we haven't even uncovered yet.

masih belum terungkap.

The most amazing fungal discoveries are still waiting to be made.

Penemuan menakjubkan dari jamur, masih menunggu terjadi.

We're only scratching the surface of what we might be able to achieve

Kita baru menyentuh permukaannya saja dari apa yang mungkin bisa kita capai

with the help of fungi.

dengan bantuan jamur.

So I have a hope,

Saya memiliki harapan

and my hope is that we transfer our fungal problems

dapat mengubah masalah jamur kita menjadi solusi

into fungal solutions,

that we look to the fungal world for new mindsets and new metaphors

agar kita melihat dunia jamur dengan pola pikir baru, metafora baru, dan

and even new materials,

bahkan material baru.

as we think more collaboratively, regeneratively

Selama kita berfikir lebih kolaboratif, regeneratif,

and with more biointelligence,

dan lebih banyak biointelligent,

as we approach the future,

menuju masa depan

just like fungi.

seperti jamur.

Thank you very much.

Terima kasih banyak.

(Applause)

(Tepuk tangan)