Richard Wilkinson: The link between inequality and anxiety | TED

Transcriber:

Translator: Tutut Indriaty Reviewer: Reno Kanti Riananda

Saya yakin Anda tahu perbedaan antara foto-foto berpose

dan foto-foto yang diambil saat orang tidak sadar kamera.

I'm sure you've noticed the difference between posed photographs

Gambar di mana orang-orang tidak sadar --

seringnya terlihat seperti ini.

and pictures taken of people who are unaware of the camera.

Gambar ini diambil di pusat kota London.

The pictures where people are unaware --

Orang-orang berada di puncak kehidupan,

tetapi semua orang di sana terlihat lesu, depresi, cemas.

they often look like this.

This picture was taken in central London.

Beberapa dari mereka terlihat cukup marah. Tak terlihat senyumnya.

People in the prime of life,

and yet everyone there looks haggard, depressed, anxious.

Namun, jika Anda melihat foto-foto orang berpose,

mereka saling melingkarkan lengan satu sama lain,

Some of them look quite angry. Not a smile to be seen.

seperti dalam foto ini.

And yet, if you look at pictures of people posed,

Mereka tersenyum.

Itu, menurut saya, cara kita ingin dilihat,

cara kita harus bersama.

they put their arms around each other,

as in this picture.

Sayangnya, data menunjukkan hal yang berbeda.

They smile.

That's, I think, how we'd like to be seen,

Di UK, survei menunjukkan bahwa 74 persen orang dewasa

how we think we should be together.

pernah merasakan stres atau kewalahan dan tidak mampu bertahan,

Unfortunately, the data tells a different story.

In the UK, surveys have shown that 74 percent of adults

32 persen pernah memiliki pemikiran untuk bunuh diri,

16 persen pernah benar-benar melukai diri sendiri.

have felt so stressed or overwhelmed and unable to cope,

Di Amerika Serikat, gambarannya sangat mirip:

32 percent have had suicidal thoughts,

79 persen merasakan stres setiap hari,

16 percent have actually self-harmed.

In the USA, the picture's very similar:

dan hampir 60 persen pernah merasa tak berdaya karena stres.

79 percent felt stressed every day,

Saat ada gambaran baru yang muncul di media

and almost 60 percent have felt paralyzed by stress.

menunjukkan tingkat stres, depresi, melukai diri sendiri,

penyalahgunaan narkoba, gangguan pola makan,

When there are new figures that come out in the media

showing levels of stress, depression, self-harm,

apa tanggapannya?

Sederhana, hanya menuntut lebih banyak layanan,

drug abuse, eating disorders,

lebih banyak psikoterapis, lebih banyak psikolog, lebih banyak psikiater.

what's the response?

Seakan-akan sebagian besar populasi

It's simply to demand more services,

sedang terluka parah

more psychotherapists, more psychologists, more psychiatrists.

dan bukannya menemukan apa yang salah

kita hanya ingin lebih banyak ahli bedah untuk menjahit mereka.

It's as if a large majority of the population

Pertanyaan penting yang harus kita tanyakan adalah, “Mengapa ini terjadi?”

were being seriously injured

and instead of finding out what’s going wrong,

we simply want more surgeons to stitch them up.

Mengapa bahkan di negara kaya?

Saya adalah ahli epidemologi,

The crucial question we must ask is: Why is this happening?

di mana sepanjang karir saya meneliti

penyebab kesehatan dan penyakit dalam masyarakat.

Why even in rich countries?

I'm an epidemiologist,

Saya ingin menunjukkan pada Anda bahwa ketimpangan adalah penyebab kuat

which means I've spent my career doing research

on the causes of health and illness in populations.

tingginya tingkat kecemasan dan tekanan mental,

ketidakbahagiaan, depresi.

And I want to show you that inequality is a really powerful cause

Saya ingin Anda mengembalikan ingatan

pada saat Anda merasa cemas, malu, gugup di depan orang lain,

of higher levels of anxiety and mental distress,

unhappiness, depression.

paparan sosial,

I'd like you to cast your minds back

to when you've felt anxious, embarrassed, nervous in front of other people,

mungkin saat Anda sedang membuat pidato

atau saat pergi ke pesta di mana Anda tidak tahu siapa pun.

Namun, segala macam situasi di mana kita menghadapi ancaman dilihat secara negatif

the social exposure,

maybe when you're making a speech

or going to a party where you don't know anyone.

menyebabkan semua jenis emosi tersebut.

But all sorts of situations where we face the threat of being seen negatively

Grafik ini adalah rangkuman dari ratusan penelitian

yang mengungkap orang ke dalam beragam jenis stres

cause these sorts of emotions.

ketika memeriksa apa yang terjadi pada hormon stres mereka,

This graph is a summary of hundreds of studies

terutama kortisol, hormon stres paling utama.

of exposing people to different kinds of stress

Dan yang ditunjukkan adalah apa yang paling mendorong tingkat hormon stres kita

while measuring what happens to their stress hormones,

principally cortisol, a central stress hormone.

yang disebut “ancaman evaluatif sosial” --

ancaman terhadap harga diri atau status sosial,

And what it shows is that what most pushes up our levels of stress hormones

di mana orang lain bisa menilai kinerja Anda secara negatif.

are what is called "social evaluative threat" --

Jadi, meski stres sosial tersebut dikenal secara luas

threats to self-esteem or social status,

dan kita semua familiar dengannya,

where others can negatively judge your performance.

orang gagal melihat bahwa ketimpangan membuatnya lebih buruk untuk kita semua.

So although these social stresses are widely recognized

and we're all familiar with them,

Di slide ini,

Di bagian bawah, Anda melihat berbagai kelompok pendapatan,

people fail to see how inequality makes them worse for all of us.

dari sepersepuluh penduduk termiskin di sebelah kiri

ke yang terkaya di sebelah kanan.

In this slide,

Dan di bagian atas,

along the bottom, you've got different income groups,

Anda memiliki ukuran kecemasan status,

from the poorest tenth of the population on the left

betapa khawatirnya orang tentang bagaimana mereka dilihat dan dinilai orang lain.

to the richest on the right.

And up the side,

Baris teratas

you've got a measure of status anxiety,

menunjukkan tingkat kecemasan status di semua kelompok pendapatan

how worried people are about how they're seen and judged by others.

dalam masyarakat yang lebih tidak setara.

Dan garis paling bawah menunjukkan tingkat kecemasan status jauh lebih rendah

The top line shows levels of status anxiety across all income groups

dalam masyarakat yang lebih setara.

in the more unequal societies.

Menurut saya, apa yang sedang kita hadapi adalah entah kita tinggal dalam masyarakat

And the bottom line shows the much lower levels of status anxiety

dengan hirarki sosial yang sangat curam seperti ini,

in the more equal societies.

ataukah yang lebih dangkal seperti ini.

I think what we're dealing with is whether we live in societies

Perbedaan materi yang lebih besar

with a very steep social hierarchy like that,

meningkatkan jarak sosial

or a much shallower one like that.

dan perasaan superioritas dan inferioritas itu,

If you like: bigger material differences between us

dan itu membuat perbedaan besar pada hubungan sosial dalam masyarakat.

increase the social distances

and those feelings of superiority and inferiority,

Status dan kelas menjadi lebih penting.

and that makes a big difference to social relationships within society.

Kita cenderung tidak menikahi orang dengan latar belakang kelas yang berbeda.

Status and class become more important.

Kehidupan masyarakat, seperti saya bilang, menurun, dan kekerasan juga meningkat,

We're less likely to marry people with a different class background.

karena kekerasan dipicu oleh orang yang direndahkan.

Community life, as I've said, drops away, and violence also goes up,

Kehilangan muka, tidak dihargai, dihina --

because violence is triggered by people feeling looked down on.

itulah pemicu kekerasan.

Dan tentunya, untuk orang yang lebih sensitif terhadap masalah status,

Loss of face, disrespected, humiliated --

kekerasan lebih sering terpicu.

those are the triggers of violence.

Konsumerisme juga meningkat,

And of course, for people who are more sensitive to status issues,

karena kita semua mencoba untuk menaikan ‘presentasi diri’.

violence is triggered more often.

Berbagai macam ukuran interaksi sosial

Consumerism also goes up,

menunjukkan keseluruhan struktur sosial menjadi lebih kaku dengan ketimpangan.

because we're all trying to enhance our self-presentation.

Mobiltas sosial menurun,

All sorts of measures of social interaction

dan dengan itu, kita menjadi lebih jauh dari kesempatan yang setara

show the whole social structure becoming more ossified with inequality.

yang kita klaim sebagai bekal untuk anak-anak kita nanti.

Social mobility goes down,

and with that, we're even further away from the equal opportunities

Jadi ketimpangan bukan hanya tentang ketidakadilan atau kemiskinan.

Hal itu menempatkan kita dalam hubungan sosial,

which we claim to be trying to provide for children.

hubungan antara superioritas dan inferioritas.

So inequality isn't just about unfairness or poverty.

Itu menjajarkan kita dari terbaik ke terburuk.

It puts us in social relationships,

Ini merupakan proses yang sangat menyakitkan

relationships of superiority and inferiority.

dan menciptakan perasaan inferior.

It ranks us from better to worse.

Membuat kita lebih menilai satu sama lain berdasarkan status sosial, dan dengan itu,

It's a really invidious process,

kita jadi lebih khawatir tentang bagaimana kita dilihat dan dinilai oleh orang lain.

and it creates those feelings of inferiority at the bottom.

It makes us judge each other more by social status, and with that,

Terdapat dua respons umum

untuk merasa begitu khawatir tentang bagaimana kita dilihat dan dinilai.

we become more worried about how we are seen and judged by others.

Satu adalah Anda hampir menerima inferioritas Anda,

There are two common responses

percaya diri yang rendah, kekurangan kepercayaan diri.

to feeling so worried about how we're seen and judged.

Anda menjauh dari kehidupan sosial karena mendapati semuanya terlalu berat,

One is that you almost accept your inferiority,

dan Anda menjadi lebih rentan depresi.

low self-esteem, lack of confidence.

Dan memang, tingkat depresi lebih tinggi dalam lingkungan yang lebih timpang.

You withdraw from social life because you find it all too difficult,

and you become more vulnerable to depression.

Respons umum lainnya adalah hampir sama dengan kebalikannya.

And indeed, rates of depression are higher in more unequal societies.

Jika Anda khawatir tentang apa yang orang pikirkan,

Anda meyakinkan diri sendiri.

Anda melebih-lebihkan diri sendiri. Anda pamer kemampuan dan pencapaian.

The other common response is almost exactly the opposite.

Anda menjadi narsistik, bukannya rendah hati.

If you're worried about what people think of you, you talk yourself up.

Kita juga melihat itu di lingkungan yang lebih tidak setara.

You big yourself up. You flaunt your abilities and achievements.

Grafik berikut berasal dari studi tentang apa yang disebut psikolog

You become narcissistic instead of modest.

sebagai “peningkatan diri”.

We see that, too, in more unequal societies.

Orang di berbagai negara ditanya

This next graph is from a study of what psychologists call self-enhancement.

bagaimana cara mereka membandingkan diri dengan berbagai karakteristik kebanyakan.

People in different countries are asked

Dan yang muncul adalah

dalam lingkungan yang lebih tidak setara, orang melebih-lebihkan diri sendiri.

how they think they compare to the average on different characteristics.

Mereka berpikir mereka lebih baik;

mereka menunjukkan diri mereka dengan berlebihan.

And what it shows is, in more unequal societies, people big themselves up,

Mereka menjadi narsistik.

Ini seperti semua berpikir, mereka pengemudi yang lebih baik dari lainnya.

They think they're better at things;

they present themselves in an exaggerated way.

Kecenderungan itu lebih besar di lingkungan yang lebih tidak setara.

They become narcissistic.

It's like everyone thinking they're better drivers than average.

Penyakit jiwa juga lebih buruk di negara yang lebih tidak setara,

That tendency is greater in more unequal societies.

karena penyakit jiwa sering dipicu atau diperparah

Mental illness is also worse in more unequal countries,

oleh masalah berkaitan dengan atasan dan bawahan,

superioritas dan inferioritas.

because mental illness is often triggered or exacerbated

Terdapat studi terkini pada 36 negara OECD

by issues to do with dominance and subordination,

superiority and inferiority.

yang menunjukkan korelasi kuat antara tingkat ketimpangan dalam lingkungan

There was a recent study of the 36 OECD countries

dengan 10 kelainan jiwa yang paling umum.

Saya pikir bagian tersedih adalah studi tentang kebahagiaan dan kesejahteraan

showing a tight correlation between levels of inequality in those societies

and the 10 most common mental disorders.

dan studi tentang kesehatan

menunjukkan salah satu penentu penting

I think the saddest part of this is that studies of happiness and well-being,

adalah kuaitas hubungan sosial kita,

studies of health, too,

show that one of the most important determinants

lingkungan sosial kita,

pertemanan kita.

Dan disitulah ketimpangan melakukan kerusakan terhebatnya.

is the quality of our social relationships,

our social environment,

Untuk mengatasi beban berat dari depresi, kecemasan,

our friendships.

And that is where inequality does its greatest damage.

penyakit jiwa, melukai diri sendiri,

yang harus dilakukan adalah mengurangi tingkat ketimpangan di lingkungan

To address this heavy burden of depression, anxiety,

mental illness, self-harm,

yang memisahkan kita satu sama lain.

Ketimpangan telah menjadi musuh di antara kita.

what we have to do is reduce the levels of inequality in society

that divide us from each other.

Inequality is, in a sense, the enemy between us.