Max Hawkins: I let algorithms randomize my life for two years | TED

Transcriber:

Translator: Reviewer: Maria Nainggolan

I used to love waking up at exactly 7:00am.

Dulu, saya sangat suka bangun tepat pukul tujuh pagi.

When I lived in San Francisco,

Saat tinggal di San Fransisco,

I would wake up right at 7:00am

saya bangun tepat pukul tujuh pagi

and immediately go to my favorite coffee shop.

dan langsung pergi ke kedai kopi favorit saya.

It was my favorite coffee shop, because it was the best coffee shop.

Itu adalah kedai kopi favorit saya, karena itu yang terbaik.

I had done the research, it was five stars, it was great.

Saya sudah telusuri, berbintang lima, sangat bagus.

And I would drink my coffee

Dan saya meminum kopi saya

and get onto my bicycle and ride into work.

dan menaiki sepeda saya dan berkendara menuju kantor.

And I had optimized my schedule to be perfect.

Dan saya sudah mengatur jadwal saya agar sempurna.

I was constantly, like, shaving off one or two seconds

Saya terus-menerus mengurangi satu atau dua detik

making it slightly faster

membuatnya sedikit lebih cepat

so I could get into work faster.

agar dapat tiba di kantor lebih cepat.

I was working as a software engineer at Google,

Saya bekerja sebagai insinyur perangkat lunak di Google,

and in a lot of ways,

dan dalam banyak hal,

this was my dream job.

inilah pekerjaan impian saya.

It felt like this was the thing

Rasanya seperti ini adalah sesuatu

that the rest of my life was leading up towards.

yang menjadi tujuan hidup saya selama ini.

I'd always wanted to work in software

Perangkat lunak adalah cita-cita saya

and I was finally doing it.

dan akhirnya saya melakukannya.

And I was living in San Francisco,

Dan saya tinggal di San Fransisco,

which is a city that I love,

kota yang sangat saya suka,

surrounded by people who were like me.

dikelilingi oleh orang-orang seperti saya.

And every part of my life was perfectly tailored to my interests,

Dan seluruh bagian hidup saya sesuai dengan keinginan saya,

the things that I wanted to do.

hal-hal yang ingin saya lakukan.

And I loved it.

Dan saya menyukainya.

So one day I was at work and I started to read this paper,

Jadi suatu hari saya sedang bekerja dan saya mulai membaca tulisan ini,

a computer science research paper about predictive analytics.

makalah penelitian ilmu komputer tentang analitik prediktif.

And the gist of the paper was

Dan inti dari tulisan itu adalah

that if you take someone's GPS trace,

jika Anda mengambil jejak GPS seseorang,

like the listing of all the places that they've been in the past month or so,

seperti daftar tempat yang telah mereka kunjungi dalam sebulan terakhir,

and you feed it into a machine-learning algorithm,

dan Anda memasukkannya ke suatu algoritma pembelajaran mesin,

you can predict with fairly high accuracy

Anda dapat memprediksi dengan cukup akurat

where they're going to be on the following day.

di mana mereka akan berada keesokan harinya.

And I thought this was kind of cool.

Dan saya rasa ini cukup keren.

And I was thinking, like,

Dan saya berpikir, apa yang akan terjadi

what would happen if you put my GPS trace into the algorithm?

jika Anda memasukkan jejak GPS saya ke dalam algoritma itu?

What would come out the other end?

Akan seperti apa hasilnya?

So I was talking with my friend Kelly,

Jadi saya sedang berbicara dengan teman saya Kelly,

and we were planning something to do after work that day.

dan kami sedang merencanakan sesuatu untuk dilakukan sepulang kerja hari itu.

And I got onto Yelp and found this really great bar

Dan saya membuka Yelp dan menemukan bar yang sangat bagus

that had just opened up.

yang baru saja dibuka.

And I was about to suggest that we go to this bar

Dan saya baru saja akan mengajak pergi ke bar ini

when I stopped.

namun saya berhenti.

And I started thinking about that algorithm again.

Saya mulai berpikir tentang algoritma itu lagi.

And I started thinking, wait a second,

Dan saya mulai berpikir, tunggu sebentar,

isn't this bar exactly where that algorithm would guess

bukankah ini adalah bar yang diprediksi oleh algoritma itu

that I was going to go this evening?

akan saya kunjungi malam ini?

And that was kind of weird.

Dan itu sedikit aneh.

Because I thought that I ...

Karena saya pikir bahwa saya...

where was I in that?

apa peran saya di situ?

I know that I was the one making the choice, right?

Saya tahu bahwa saya yang membuat pilihannya, kan?

But how did the computer know about that?

Tetapi bagaimana komputer itu mengetahuinya?

So that was a little disturbing.

Rasanya sedikit mengganggu.

And since I'm an engineer, whenever I have a problem like this,

Dan karena saya seorang insinyur, setiap saya memiliki masalah seperti ini,

my instinct is to fix it,

naluri saya adalah untuk memperbaikinya,

to make something that solves the problem.

untuk membuat sesuatu yang memecahkan masalah itu.

And so I decided to make an app

Maka saya putuskan untuk membuat sebuah aplikasi

that would help me choose where to go on this evening.

yang dapat membantu saya memilih tempat untuk dikunjungi malam ini.

And so the way that it works

Dan cara kerjanya adalah

is that the app looks at all the places

aplikasi itu melihat semua tempat

that are on Google maps in the city of San Francisco,

yang ada di Google Maps di kota San Fransisco,

and then chooses one at random.

lalu memilih satu secara acak.

And then it calls an Uber.

Dan lalu menelepon layanan Uber.

And that car shows up at your location

Dan mobil itu tiba di lokasi Anda

and takes you to that random place.

dan membawa Anda ke tempat itu.

It tells the Uber driver where the random place is,

Aplikasi itu memberi tahu sopir Uber di mana lokasinya,

but tells you nothing.

tetapi Anda tidak tahu.

And so it's a big surprise when you arrive.

Dan itu adalah sebuah kejutan besar ketika Anda tiba.

(Laughter)

(Tertawa)

And so I texted Kelly and I said, "We should do this."

Maka saya mengirim Kelly pesan, “Kita harus mencoba ini.”

We met up and pressed the button.

Kami bertemu dan menekan tombolnya.

And suddenly, miraculously,

Dan tiba-tiba, secara ajaib,

there was an Uber driver at my apartment door.

ada sopir Uber di depan apartemen saya.

So we got in

Maka kami naik

and very quickly started heading to a part of San Francisco

dan dengan cepat bergerak menuju suatu bagian dari San Fransisco

that neither of us really knew.

yang tidak ada dari kami yang tahu.

It was a part of town that we just had never been in before.

Itu adalah sebuah bagian kota yang belum pernah kami datangi sebelumnya.

And when the driver told us we had reached our destination,

Dan saat sopirnya memberi tahu bahwa kami telah sampai,

we thought it must have been a joke.

kami pikir ini pasti sebuah lelucon.

We showed up in front of this austere brick building

Kami berada di depan sebuah gedung bata sederhana

with a wrought iron fence in front of it,

dengan pagar besi di depannya,

and a sign that said the words

dan sebuah tanda dengan tulisan

San Francisco General Hospital, Psychiatric Emergency Center.

Rumah Sakit Umum San Fransisco, Pusat Gawat Darurat Psikiatri.

(Laughter)

(Tertawa)

Which, maybe that's pretty appropriate,

Yang mungkin memang cukup cocok,

I don't know.

saya tidak tahu.

(Laughter)

(Tertawa)

But we thought it was funny.

Tetapi kami pikir itu lucu.

But it was also exhilarating

Tetapi juga menyenangkan

because here we were,

karena di situlah kami,

in this place that we never would have gone to otherwise,

di sebuah tempat yang mungkin tidak akan pernah kami kunjungi,

doing something really different on a Friday night.

melakukan sesuatu yang sangat berbeda di malam Sabtu.

(Laughter)

(Tertawa)

And I was hooked,

Dan saya terpikat,

I started using this app

saya mulai menggunakan aplikasi ini

untuk pergi ke semua tempat berbeda di San Fransisco.

to go to all different places in San Francisco.

I went to museums randomly,

Saya pergi ke museum dengan acak,

random grocery stores, random bars, random bowling alleys,

supermarket, bar, arena bowling, toko bunga yang acak.

random florists.

And I started discovering

Dan saya mulai menemukan

that there was an entire side to San Francisco

bahwa ada sisi lain San Fransisco

that I had been ignoring because of my preference.

yang selama ini saya abaikan hanya karena preferensi saya.

And then I started thinking,

Dan saya mulai berpikir,

how else can I apply this concept to my life?

bagaimana lagi konsep ini dapat diterapkan dalam hidup saya?

And so I started building other experiments that involved randomness.

Maka saya mulai membuat percobaan lain yang melibatkan keacakan.

I made a random YouTube video generator,

Saya membuat pemain video YouTube acak,

a random schedule generator,

pembuat jadwal acak,

a random diet club

klub diet acak

that would randomly eliminate a food from my diet each week.

yang dengan acak menghapus satu makanan dari diet saya setiap minggunya.

(Laughter)

(Tertawa)

And it's cumulative, so eventually you just can't eat.

Dan ini kumulatif, jadi pada akhirnya Anda tidak bisa makan.

(Laughter)

(Tertawa)

Random tattoo generator,

Pemilih tato acak,

a random Spotify playlist,

daftar putar Spotify acak,

random podcast,

podcast acak,

a printer that prints out random suggestions of things to do.

mesin pencetak yang mencetak saran acak tentang hal-hal untuk dilakukan.

(Laughter)

(Tertawa)

A random Facebook event generator.

Pemilih acara Facebook dengan acak.

And the way that this one works

Cara kerjanya adalah

is that in a city like Vienna on a given day,

di suatu kota seperti Wina di suatu tanggal,

there are hundreds of Facebook events --

ada ratusan acara Facebook --

acara publik -- yang diselenggarakan.

public Facebook events -- that are going on.

Ia memilih satu dengan acak dan berkata,

So it would choose one at random and say,

ini rencana Anda untuk malam ini.

this is your plan for tonight.

And so I ended up showing --

Jadi saya akhirnya datang --

(Laughter)

(Tertawa)

And so I'd show up at events like Joe's birthday,

Saya datang ke acara seperti ulang tahun Joe,

the eighth grade band recital, chess club, truck drivers school.

pertunjukan band kelas delapan, klub catur, sekolah mengemudi truk.

And it was really interesting

Dan itu sangat menarik

karena ini adalah komunitas-komunitas yang tidak saya ketahui

because these were communities that I knew nothing about

but were having amazing events

tetapi mereka memiliki acara yang luar biasa

to talk about things that they cared about.

untuk membicarakan hal-hal yang penting bagi mereka.

And there I was.

Dan di situlah saya berada.

After a while,

Setelah beberapa lama,

I had the opportunity to transition my work into freelance,

saya mendapat kesempatan untuk beralih ke pekerjaan lepas,

which gave me a lot more flexibility about where I lived.

yang membuat saya lebih fleksibel dalam memilih tempat tinggal.

And so I decided,

Dan saya putuskan,

you know, what if I could let the computer decide

bagaimana jika saya biarkan komputer yang memutuskan

what part of the world I lived in?

di bagian dunia mana saya akan tinggal?

And so I wrote a program that figured out

Maka saya menulis sebuah program untuk mengetahui

every city that it was possible for me to live in,

setiap kota yang memungkinkan untuk saya tinggali,

given my budget,

sesuai anggaran saya,

and then chose one at random.

dan lalu memilih satu secara acak.

And I started living this way

Dan saya mulai hidup seperti ini

and it sent me all over the world.

dan ini membawa saya ke seluruh dunia.

Taipei, Taiwan,

Taipei, Taiwan,

Mumbai, India, Dubai.

Mumbai, India,

Dubai.

Even places that for an American are really off the beaten path,

Bahkan tempat-tempat yang dirasa terpencil bagi orang Amerika,

like Essen, Germany and Gortina, Slovenia.

seperti Essen, Jerman dan Gortina, Slovenia.

And every time I would go to a new city,

Dan setiap saya pergi ke kota yang baru,

I would do the same sort of stuff I was doing in San Francisco,

saya melakukan hal yang sama seperti di San Fransisco,

pergi ke acara acak, bertemu orang-orang baru.

go to random events, meet random people.

And I'd live there for two to three months

Dan saya tinggal selama dua atau tiga bulan

and then ask the computer again for the next location.

dan bertanya pada komputer lagi untuk lokasi selanjutnya.

I did this for two years.

Saya begini selama dua tahun.

Paradoxically, giving up control to this machine

Anehnya, melepaskan kontrol kepada mesin ini

actually made me feel more free than when I was making choices,

malah membuat saya merasa lebih bebas daripada saat membuat keputusan sendiri,

because I discovered that ...

karena saya menemukan bahwa...

My preference had blinded me from the complexity

preferensi saya telah membutakan saya dari betapa kompleks

and the richness of the world.

dan kayanya dunia ini.

And following the computer gave me the courage

Dan mengikuti komputer memberi saya keberanian

to live outside of my comfort zone,

untuk hidup di luar zona nyaman saya,

to discover parts of the human experience that I ignored

untuk menggali bagian dari pengalaman manusia yang saya abaikan

because they were too different

karena terlalu berbeda

atau tidak cocok untuk saya.

or not for me.

I ended up in Mumbai, India for a while,

Saya tinggal di Mumbai, India untuk beberapa waktu,

and I was going to a lot of Facebook events when I was there.

dan saya pergi ke banyak acara Facebook saat saya di sana.

And one day, the computer sent me to this yoga class

Dan suatu hari, komputer mengarahkan saya ke kelas yoga

and I'm really bad at yoga,

dan saya sangat buruk dalam yoga,

but I went anyway.

tetapi saya tetap pergi.

I found myself descending into a downward dog

Saya menemukan diri saya melakukan pose anjing membungkuk

when I had a revelation.

ketika saya mendapatkan ilham.

Because I was thinking about, you know,

Karena saya sedang berpikir tentang,

this random stuff is really freeing,

hal-hal acak ini benar-benar membebaskan,

it's sort of putting me outside of my bubble, my comfort zone.

rasanya seperti hal ini menaruh saya di luar batasan saya, zona nyaman saya.

But really how random is it?

Tetapi sebenarnya seberapa acak?

Because this was not my first yoga event in Mumbai.

Karena itu bukan kelas yoga pertama saya di Mumbai.

In fact, it was my third that week.

Bahkan sebenarnya yang ketiga di minggu itu.

(Laughter)

(Tertawa)

And if you think about it,

Dan jika Anda pikirkan,

it's not surprising that you see patterns like this.

tidak mengejutkan jika Anda melihat pola seperti ini.

Because I was choosing randomly

Karena saya memilih secara acak

from a list of things that was decidedly not random.

dari daftar hal-hal yang sebenarnya tidak acak.

The list of Facebook events that are happening in a city

Daftar acara Facebook yang berlangsung di sebuah kota

is very influenced by the things that are going on in a city like that.

sangat dipengaruhi oleh hal-hal yang terjadi di kota seperti itu.

And if you think about it, every time you make a choice,

Dan jika Anda memikirkannya, setiap Anda membuat pilihan,

you're not just making it on your own.

Anda tidak sedang membuatnya sendiri.

You're selecting from a list,

Anda sedang memilih dari sebuah daftar,

a menu of choices

sebuah menu berisikan pilihan-pilihan

that was designed by someone or something else.

yang dirancang oleh seseorang atau sesuatu yang lain.

And whatever freedom that you have in that choice

Dan kebebasan apapun yang Anda miliki dalam pilihan tersebut,

is necessarily constrained by social structures, customs and history

tentu dibatasi oleh struktur sosial, budaya, dan sejarah

that provide the context for that selection.

yang menyediakan konteks untuk pemilihan itu.

So initially, I thought of this as a way of getting outside of my bubble.

Jadi awalnya saya kira ini adalah cara untuk keluar dari zona nyaman saya.

As, you know, transcending myself, my preference.

Untuk melampaui diri saya, preferensi saya.

But eventually I started to think about it differently.

Namun akhirnya saya mulai melihatnya secara berbeda.

I started to think about it as a way of taking a photograph.

Saya mulai melihatnya sebagai cara untuk mengambil foto.

When I was in a place like Mumbai,

Saat saya di tempat seperti Mumbai,

it was more likely that I would show up at a yoga event.

kemungkinannya lebih besar bagi saya untuk berada di kelas yoga.

But if I was in Vienna,

Tetapi jika saya di Wina,

maybe a music event would be more likely.

mungkin acara musik akan lebih besar kemungkinannya.

Every time that I was choosing randomly in a city,

Setiap saya memilih secara acak di sebuah kota,

what I was doing was making an inquiry, asking,

yang saya lakukan adalah menanyakan,

"Mumbai, tell me what you're about."

“Mumbai, ceritakan tentang dirimu.”

And then the answer would tell me something about the structure of that city

Dan jawabannya akan memberi tahu tentang struktur kota itu,

and my relationship to it

hubungannya dengan saya,

and its relationship with the rest of the world.

dan hubungannya dengan seluruh dunia.

And so I ...

Maka saya...

I had, like, a really tidy ending for this previously.

Saya memiliki penutupan yang sangat tersusun untuk ini sebelumnya.

And as I was coming up here, I decided to scrap it, because ...

Dan saat berjalan ke atas sini, saya putuskan untuk membuangnya, karena...

You know, I think that, like, a problem with TED Talks often

Anda tahu, saya pikir, masalah pada TED Talks sering kali adalah

is that they wrap up in a tidy bow

mereka menutupnya dengan rapi

and then you can go away without really thinking about it.

dan lalu Anda dapat pergi tanpa benar-benar memikirkannya.

You can sort of just --

Anda dapat hanya --

It feels like everything is OK at the end.

rasanya seperti pada akhirnya semuanya baik-baik saja.

And I think ...

Dan saya pikir...

In the world that we're living in,

di dunia di mana kita tinggal,

there are a lot of real problems.

ada banyak masalah yang nyata.

And I think that these questions of algorithmic control

Dan saya pikir pertanyaan seputar kontrol algoritmik ini

play a lot into them.

berperan besar di dalamnya.

We're talking right now about the role

Sekarang kita berbicara tentang peran

that Facebook had in the American election.

yang dimiliki Facebook dalam pemilu Amerika.

There are a lot of questions

Ada banyak pertanyaan

about the ways that these algorithms are controlling our lives.

tentang cara berbagai algoritma ini mengatur kehidupan kita.

And so, I don't know,

Dan, saya tidak tahu,

I don't know what I'm saying

saya tidak tahu sedang berbicara apa

and I don't have, like, a very clear conclusion.

dan saya tidak punya kesimpulan yang jelas.

But I would just encourage you to try to be experimental

Tetapi saya hanya ingin mendorong Anda untuk mencoba menjadi lebih eksperimental

when it comes to interacting with these algorithms.

dalam hal berinteraksi dengan algoritma-algoritma ini.

Because if you just do the defaults,

Karena jika Anda hanya melakukan seperti yang biasanya,

follow your preference,

mengikuti preferensi Anda,

go in the direction that everything else is going,

berjalan mengikuti arus,

it's really easy to get caught in a place where you can be controlled.

akan sangat mudah untuk terjebak di tempat di mana Anda bisa dikontrol.

And I think that's it.

Saya pikir itu saja.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)