The Habit That Could Improve Your Career (and Your Life) | Paul Catchlove | TED

Translator: Rahadiani Prasetianti Reviewer: Reno Kanti Riananda

I wrote this journal entry in 2013.

Saya menulis jurnal ini di tahun 2013.

"I've been sleeping restlessly for months.

“Beberapa bulan ini saya tidur dengan gelisah.

There's a constant feeling of tension in my body.

Saya selalu merasa cemas.

I love ministry as a Catholic priest,

Saya mencintai pekerjaan saya sebagai pastor Katolik,

the opportunity to share my faith with people

dapat berbagi keyakinan dengan orang lain,

and support them as we journey through life together.

dan mendukung mereka sembari menjalani hidup bersama-sama.

But I have a desire to share my life with another person.

Namun, saya ingin menjalani hidup bersama orang lain.

I knew, in discerning ministry,

Saya tahu, dalam kepastoran,

that celibacy, not getting married, was part of the package.

selibat, atau tidak menikah, merupakan bagian tak terpisahkan.

But I don't know if I can do this any longer.

Namun, saya tak tahu apakah saya bisa terus menjalaninya.

I'm rarely alone, but I feel bitterly lonely."

Saya jarang sendirian, tetapi saya merasa kesepian.”

I wrote this when I was on the cusp

Saya menulisnya saat saya

of making one of the biggest and most significant decisions of my life:

hendak membuat salah satu keputusan terbesar dan terpenting:

whether to leave ministry as a Catholic priest.

meninggalkan kepastoran Katolik.

I think my life has been a reasonably unique and unusual one.

Saya pikir hidup saya cukup unik dan tidak biasa.

Now in my early forties, I've had careers as an opera singer,

Kini di usia 40-an, saya telah berkarier sebagai penyanyi opera,

a Catholic priest,

pastor Katolik,

a corporate lawyer,

pengacara korporasi,

and now, a management consultant.

dan kini, konsultan manajemen.

(Laughter)

(Tertawa)

And when people hear the careers that I've had,

Ketika orang mendengar tentang jejak karier saya,

the most common question I get asked --

pertanyaan yang sering saya dapat—

maybe the one that's on your mind --

mungkin yang juga ada di benak Anda—

is, “What on earth is the connection amongst it all?”

adalah, “Apa hubungan dari semua pekerjaan tadi?”

(Laughter)

(Tertawa)

Through all of these changes,

Melewati semua perubahan ini,

through all of these careers,

menjalani beraneka macam karier,

one constant has been present:

satu hal yang selalu ada:

the practice of reflection.

aktivitas refleksi diri.

Now people may think that reflection

Orang mengira bahwa refleksi diri

is something that happens in a dark, private room

terjadi di kamar yang sepi dan gelap,

by candlelight or flashlight,

ditemani cahaya lilin atau lampu,

to purge one's deepest, darkest secrets.

untuk mengeluarkan rahasia terdalam.

But I want to bring this practice out of the dark

Saya ingin memperkenalkan aktivitas ini

and into the light.

kepada semua orang.

I want to share how this practice can help our everyday lives,

Saya ingin berbagi tentang bagaimana aktivitas ini dapat membantu,

and especially our work lives.

terutama di bidang karier kita.

I want to share how this practice helps to improve performance,

Saya ingin berbagi bagaimana kegiatan ini membantu meningkatkan performa,

to make better decisions, both big and small,

membuat keputusan yang lebih baik, besar maupun kecil,

and to build better relationships.

dan membangun hubungan yang lebih baik.

Interestingly, in a 2020 survey of some 4,000 respondents,

Menariknya, pada survei tahun 2020 atas 4000 responden

conducted by BCG and BVA,

yang dilakukan BCG dan BVA,

the question was asked,

pertanyaan yang diajukan adalah,

"What makes a good leader?

“Apa yang menjadikan seseorang pemimpin yang baik?

What are their main qualities and skills?"

Apa kelebihan utama dan kemampuan mereka?”

Notably, possessing a good capacity for reflection

Patut dicatat, memiliki kemampuan refleksi diri yang baik

was listed as one of the top five skills,

menempati salah satu dari lima kemampuan teratas,

the others being empathy, listening, consideration and team development.

yang lainnya adalah empati, mendengarkan, pengertian, dan pengembangan tim.

Reflection is about learning.

Refleksi diri adalah tentang belajar.

It's about looking at the events of our lives without judgment,

Tentang melihat peristiwa hidup kita tanpa menghakimi,

but with a critical lens.

tetapi dengan pandangan kritis.

I really like the way leadership professors

Saya menyukai cara para pakar kepemimpinan

James Bailey and Scheherazade Rehman describe it:

James Bailey and Scheherazade Rehman menjelaskannya:

"It requires taking an honest moment to look at what transpired,

“Dibutuhkan suatu momen kejujuran untuk melihat apa yang terjadi,

what worked, what didn't,

apa yang berhasil, apa yang gagal,

what can be done and what can't.

apa yang bisa dilakukan, apa yang tak bisa.

Reflection requires courage.

Refleksi membutuhkan keberanian.

It's thoughtful, and it's deliberate."

Dengan kebijaksanaan, dan kesengajaan.”

So how do we do this, then?

Jadi, bagaimana cara melakukannya?

Let's take a look at sports.

Mari kita lihat suatu olahraga.

I grew up in Australia,

Saya tumbuh di Australia,

and one of the most popular games played was cricket.

dan salah satu permainan yang populer adalah kriket.

Consistent high performance from batters, bowlers and fielders is essential.

Penampilan prima dan konsisten dari batter, bowler, dan fielder itu penting.

But given it’s a team sport,

Namun, karena ini permainan tim,

it’s not just about how ... the individual performs,

ini bukan hanya tentang penampilan individu,

but about how the team performs collectively together.

tetapi juga bagaimana performa tim secara keseluruhan.

Cricketers reflect during a game, after a game and over time.

Atlet kriket berefleksi selama, sesudah, dan selepas pertandingan.

During a game, they might think about a missed catch

Selama pertandingan, mereka memikirkan hilangnya satu poin

or how they could bat or bowl better the next delivery.

atau bagaimana cara memukul lebih baik pada kesempatan berikut.

After a game, they might come together to watch video replays,

Setelah pertandingan, mereka berkumpul untuk menonton rekaman ulang,

to look at what worked and what didn't,

untuk mengetahui mana yang berhasil atau gagal,

which might differ from what they actually experienced

mana yang berbeda dari yang sesungguhnya mereka alami

during the game itself.

selama pertandingan itu.

And then, over time, they might look to the patterns of their wins and losses,

Maka, seiring waktu, mereka bisa melihat pola kemenangan dan kekalahan mereka

to glean even more meaningful conclusions and insights.

untuk mendapatkan kesimpulan dan masukan yang berharga.

The same process can and should be used in the workplace,

Proses yang sama dapat dan harus diterapkan dalam dunia kerja,

and I don't think we need to watch video replays of our meetings

dan kurasa kita tak perlu memutar ulang video rapat kita

to dissect what took place.

untuk mengurai apa yang terjadi.

(Laughter)

(Tertawa)

I don't know about you, but that might feel kind of creepy.

Saya tak tahu pendapat Anda, tapi hal tadi terasa cukup aneh.

(Laughter)

(Tertawa)

Reflection can be done through a variety of different formats:

Refleksi dapat dilakukan melalui berbagai bentuk:

purposeful thinking,

berpikir terarah,

written journal entries, audio notes, pitches,

jurnal tertulis, catatan suara, usulan,

a discussion with a mentor or honest friend.

diskusi dengan mentor atau teman yang jujur.

The point is to find what works for you

Tujuannya adalah menemukan apa yang sesuai dengan Anda

and to make a regular commitment.

lalu berkomitmen untuk secara rutin

To examine the events and experiences of your lives --

meneliti kejadian dan pengalaman dalam hidup Anda—

what worked, what didn't, and why --

mana yang berhasil, mana yang tidak, dan mengapa—

and then, to think about what and how

lalu, untuk memikirkan tentang apa dan bagaimana

you would like to do things differently next time.

Anda melakukannya dengan cara lain pada kesempatan berbeda.

When we practice reflection as a habit, we gain even more meaningful insight,

Saat mempraktikkan kebiasaan berefleksi, kita mendapat wawasan yang lebih berarti,

because we see patterns that reflection on stand-alone events doesn't provide.

karena kita melihat pola dalam refleksi yang tak nampak dalam peristiwa tunggal.

I truly think reflection can help everyone --

Saya berpikir refleksi sungguh dapat membantu semua orang --

people in every industry, at every stage in one's career,

orang-orang di semua bidang, pada semua tahap karir mereka,

and in every point in one's life.

dan pada setiap momen hidup mereka.

Let me share with you an example that I think most people can connect with.

Izinkan saya membagi contoh yang saya pikir bisa dipahami semua orang.

Most of us have meetings.

Kita pernah menghadiri rapat.

I was due for a daily catch-up with a colleague.

Setiap hari saya berbincang dengan seorang rekan.

He had just led a client meeting for the first time.

Ia baru saja memimpin rapat bersama klien untuk pertama kali.

It was to give a progress update

Tujuannya untuk memberi laporan perkembangan

on the work stream he was responsible for in this project.

untuk bagian pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

He said to me that the meeting had gone terribly.

Ia berkata, pertemuan tersebut berjalan dengan buruk.

He didn’t get through the actions taken.

Ia gagal mendapat persetujuan atas tindakannya.

He wasn’t able to discuss the obstacles faced or the decisions required.

Ia tak mampu mendiskusikan kendala atau mengambil keputusan yang diperlukan.

He didn’t get to the next steps or the responsible persons.

Ia gagal meraih langkah berikutnya maupun bertemu para penanggung jawab.

He felt

Ia merasa

angst, uneasy, upset.

sedih, gelisah, kecewa.

He was concerned about what the client had thought of him and the meeting,

Ia mencemaskan pendapat klien tentangnya dan mengenai rapat itu,

but more importantly,

tetapi yang lebih penting,

what the client felt about the work that was going on

apa pendapat klien tentang proyek yang sedang berjalan

in the work stream.

pada aliran kerja mereka.

It would have been so easy for him to have pushed past this,

Akan mudah baginya untuk melewatkan hal ini begitu saja,

to try and suppress the emotions,

untuk mencoba menahan emosi,

but that would have missed a massive opportunity.

tetapi itu berarti hilangnya kesempatan besar.

We took a few moments to think

Kami mengambil waktu sejenak untuk berpikir

and objectively reflect over what took place,

dan secara obyektif merefleksikan apa yang terjadi,

and then to put in place some commitments

lalu memasukkan sejumlah komitmen mengenai

as to what and how he could do things differently next time.

bagaimana ia menggunakan cara lain di kesempatan berikutnya.

He decided that in [the] future,

Ia memutuskan bahwa nantinya,

he would start each meeting with an agenda alignment,

ia akan memulai tiap pertemuan dengan rincian agenda,

to make sure there was clarity on what needed to be achieved.

untuk memastikan ada kejelasan tentang apa yang perlu dicapai.

And then, he'd resolve to make sure that he would take greater control

Lalu, ia bertekad untuk lebih mengambil kendali

over the meeting

dalam suatu rapat

so that if topics came up beyond the scope of the agenda,

sehingga bila sebuah topik muncul di luar cakupan agenda,

that he’d note that a separate discussion should be had.

ia akan memastikan akan diadakan diskusi terpisah.

Reflection helps to improve performance.

Refleksi membantu meningkatkan performa.

Reflection helps to make better decisions.

Refleksi membantu mengambil keputusan yang lebih baik.

Imagine, for a moment,

Bayangkan sejenak,

you've been in your current role for five years.

Anda bekerja di suatu bidang selama lima tahun.

It's a creative role,

Pekerjaan ini di bidang kreatif,

but you don't quite feel you've got that zing,

tetapi Anda tak merasa bersemangat,

that energy for it, anymore.

tak lagi berenergi.

You've been offered another opportunity in the organization.

Anda mendapat tawaran pekerjaan lain di perusahaan tersebut.

It’s actually a promotion. It’s a more senior role, managerial.

Sebenarnya itu adalah promosi. Posisi yang lebih senior, manajerial.

But you'll have responsibility for looking after 12 direct reports.

Namun, Anda bertanggung jawab atas 12 anak buah.

A competitor has also recently reached out to you.

Perusahaan kompetitor juga menghubungi Anda.

They've offered you an opportunity

Mereka menawarkan sebuah lowongan

for the same kind of role that you've got currently,

untuk posisi yang sama seperti yang saat ini Anda miliki,

but it pays a higher salary.

tetapi dengan gaji lebih tinggi.

There's a big difference

Ada perbedaan besar

between being a creative and being a manager.

antara menjadi orang kreatif dan menjadi manajer.

So what is it that really makes you happy?

Jadi, apa yang benar-benar membuat Anda bahagia?

What is it that really makes you fulfilled?

Apa yang membuat Anda merasa terpuaskan?

Reflection provides a treasure trove of data

Refleksi menyediakan segudang data

to help you work through this.

untuk membantu Anda memprosesnya.

Have your reflections mentioned being bored with projects,

Apakah refleksi Anda membahas tentang jenuh dengan pekerjaan,

or do you just want to try something new?

atau Anda hanya ingin mencoba hal baru?

Would you like to be a manager?

Apa Anda ingin menjadi manajer?

Would you like to see people grow and form and develop them?

Inginkah Anda melihat orang bertumbuh dan membimbing mereka?

Do you think you could do a better job than your own manager?

Dapatkah Anda melakukan pekerjaan lebih baik dari manajer Anda?

Reflection provides great insight.

Refleksi memberi Anda wawasan yang hebat.

It's easy to get lost when you've got an opportunity

Anda dapat merasa kebingungan ketika mendapat kesempatan

of a fancier job title and more money.

memperoleh jabatan dan gaji yang lebih baik.

But reflection enables you to focus on what really matters,

Namun, refleksi memungkinkan Anda fokus pada hal-hal yang penting,

and to make better choices.

dan membuat pilihan yang lebih baik.

Let me share with you a final example.

Mari saya tunjukkan contoh terakhir.

Most of us have relationships in our work --

Kita memiliki relasi dalam pekerjaan—

bosses, customers, clients, suppliers, whomever.

atasan, pelanggan, klien, pemasok, siapa pun.

And I think most of us try to have good relationships with these people.

Menurut saya, kita berusaha menjalin hubungan baik dengan orang-orang ini.

If I'm honest,

Jujur saja,

while I strive for this ambition, I haven't always succeeded,

meski saya berjuang memenuhi ambisi itu, saya tidak selalu berhasil,

but reflection has helped me to build better relationships.

tetapi refleksi membantu saya untuk membangun hubungan yang lebih baik.

A number of years ago,

Beberapa tahun lalu,

I was giving a feedback session with a colleague,

saya menjalani sesi umpan balik bersama seorang rekan,

and after having done so,

dan sesudahnya,

I took a few moments to jot down some thoughts

saya menyisihkan waktu untuk menulis isi pikiran saya

as to how it went.

tentang sesi umpan balik itu.

I realized I had been too clinical.

Saya sadar bahwa saya terlalu detail.

In fact, if only you could have seen the expressions on my colleague's face.

Andai saja Anda bisa melihat ekspresi rekanku.

(Laughter)

(Tertawa)

I'd raced through their various strengths

Saya bergegas melewatkan aneka kelebihan mereka

and moved onto spending more time in their areas for development.

dan menghabiskan waktu untuk bagian yang dapat mereka kembangkan.

If I'd really thought about this person,

Jika saya sungguh memikirkan orang ini,

I would have spent far greater time actually on their strengths,

saya akan menghabiskan lebih banyak waktu pada kelebihan mereka,

actually emphasizing why they were such a valuable member of our organization,

menekankan mengapa mereka adalah bagian yang berharga dari perusahaan kami,

and then, creating a space where they felt psychologically safe,

lalu, menciptakan ruang di mana mereka merasa aman secara psikologis,

to be able to go on and explore these areas for development.

untuk bisa melangkah ke depan dan mengeksplorasi potensi mereka.

Reflection has helped me to improve this

Refleksi membantu saya untuk meningkatkan hal ini

and to build better relationships.

dan untuk membangun hubungan yang lebih baik.

So this might all sound a little fine and dandy,

Hal ini mungkin terdengar baik-baik saja,

and may be obvious or trivial,

dan mungkin terlihat remeh,

but the truth is, so many of us don't take time out for regular reflection.

tapi kenyataannya, kebanyakan dari kita tidak menyisihkan waktu untuk berefleksi.

This practice has helped me

Kegiatan ini telah membantu saya

and I am so grateful.

dan saya sangat bersyukur.

After I left being a priest,

Setelah saya meninggalkan kepastoran,

I took some time out for reflection to think about who I was

saya mengambil waktu sejenak untuk berefleksi, memikirkan siapa saya,

and what I wanted my life to be about.

dan hidup seperti apa yang saya inginkan.

Reflection helped me to grapple with this,

Refleksi membantu saya berjuang dengan semua ini,

and it continues to help me today

dan terus membantu saya hingga kini

as I grapple with this and other topics.

saat saya bergelut dengan berbagai hal.

So as we end this day, or tomorrow, before you begin the next,

Maka, saat di permulaan maupun di penghujung hari,

sit down,

duduklah,

take a breath,

ambil napas,

and reflect.

dan berefleksilah.

And you'll see the power that this habit brings to your life.

Anda akan melihat manfaat dari kebiasaan ini pada hidup Anda.

Thank you.

Terima kasih.

(Cheers and applause)

(Tepuk tangan)