How Poop Turns Into Forests | Ludmila Rattis | TED

Translator: Indah Setiawan Reviewer: Wulan H.

When I was a child growing up in Brazil,

Ketika saya masih kecil di Brasil,

I would play by stepping on cow's poop barefoot

saya sering bermain dengan menginjak kotoran sapi tanpa alas kaki

just to feel the warm and soft sensation of the digested organic matter

hanya untuk merasakan sensasi hangat dan lembut dari materi organik

going through my toes.

menembus sela jari kaki saya.

(Laughter)

(Tawa)

But for my family, animal waste had another level of importance.

Namun bagi keluarga saya, kotoran hewan memiliki manfaat lain.

My grandma would sell the manure and split the money with my mom.

Nenek saya menjual kotoran tersebut dan berbagi uang itu dengan ibu saya.

That was my mom's only income as a housewife,

Hanya itu penghasilan ibu saya sebagai ibu rumah tangga,

raising her four children,

untuk membesarkan keempat anaknya,

while my father worked in our farm.

selagi ayah saya bekerja di lahan pertanian kami.

That's my grandma.

Itu nenek saya.

On that very farm, my grandpa had a stroke of genius.

Di lahan itulah, kakek saya melahirkan ide jenius.

Instead of ordinary fences,

Alih-alih pagar biasa,

he carved out some ditches surrounded by trees,

ia mengeruk beberapa parit yang dikelilingi oleh pepohonan,

creating forest corridors for animals to cross.

menciptakan koridor hutan bagi hewan untuk menyeberang.

It was like Mother Nature's highway system,

Itu seperti sistem jalan raya Ibu Pertiwi,

allowing critters to commute from one leafy paradise to another.

memungkinkan hewan untuk berpergian dari satu surga rindang ke surga lainnya.

My mom never wanted me to rely on animal waste for a living.

Ibu saya tidak mau saya bergantung pada kotoran untuk mencari nafkah.

My grandpa did not know he was increasing the landscape connectivity

Kakek saya tidak tahu dia meningkatkan konektivitas daratan

for animals to cross,

untuk dilewati hewan,

but they were both working on nature-based solutions

tetapi mereka semua menciptakan solusi berbasis alam

before the term became trendy.

sebelum istilah itu menjadi populer.

Two aspects of ecosystem restoration:

Dua aspek restorasi ekosistem:

investing in soil fertility

berinvestasi untuk kesuburan tanah

and increasing the landscape connectivity.

dan meningkatkan konektivitas daratan.

Bringing back the nutrients,

Membawa kembali nutrisi,

bringing back the forests:

membawa kembali hutan:

both with positive consequences for the entire system.

keduanya dengan konsekuensi positif bagi seluruh sistem.

I believe a healthy ecosystem should stand behind every plate of food.

Saya percaya ekosistem yang sehat harus ada di balik tiap piring makanan.

So today, as a scientist,

Jadi sekarang, sebagai ilmuwan,

my role is to understand how to produce food

peran saya adalah memahami bagaimana menghasilkan makanan

while we let animals working in ecosystem resilience in a changing world.

dan membiarkan hewan bekerja dalam ketahanan ekosistem

di dunia yang terus berubah.

So I started where those changes are happening,

Jadi saya mulai dari di mana perubahan itu terjadi,

in the tropics, in Brazil,

di daerah tropis, di Brasil,

in the Amazonia.

di Amazonia.

And it's in there, in the wilds of the tropical forests,

Dan di sana, di hutan belantara tropis,

the tropical South America,

Amerika Selatan tropis,

that beholds the star of our tale:

itulah bintang kisah kita:

the lowland tapir.

tapir dataran rendah.

Those pig-like creatures grace the landscape from the Amazonia

Makhluk seperti babi itu menghiasi lanskap dari Amazonia

to the Pantanal.

hingga Pantanal.

Aren't they cute?

Bukankah mereka lucu?

(Audience murmuring)

(Audiens bergumam)

When it comes to big animals,

Ketika membicarakan hewan besar,

they tend to eat a lot of low-energy food like leaves.

mereka cenderung makan banyak makanan rendah energi, seperti daun.

But tapirs are different.

Tetapi, tapir berbeda.

Up to 36 percent of their diet is based on fruit,

Hingga 36 persen dari makanan mereka merupakan buah-buahan,

and they have a very long digestive system.

dan mereka memiliki sistem pencernaan yang sangat panjang.

And they love to go for a walk.

Dan mereka suka berjalan-jalan.

So let's picture that.

Jadi mari kita bayangkan itu.

They go for a walk.

Mereka berjalan-jalan.

Mereka menemukan buah di sepanjang jalan,

They find fruits along the way,

they eat them while they process.

mereka makan saat mereka memproses makanan itu.

And they keep walking in degraded areas,

Dan mereka terus berjalan di daerah yang kurang nutrisi,

and eventually they poop.

dan pada akhirnya mereka buang air besar.

And when they poop, they help to spread the seeds

Dan ketika mereka buang air besar, mereka membantu menyebarkan biji

in the fruits they love to eat.

dari buah-buahan yang mereka suka makan.

Tapirs are big, tapirs are tough,

Tapir itu besar, tapir itu tangguh,

and tapirs poop ... a lot.

dan tapir buang air besar... banyak.

And how do I know that?

Dan bagaimana saya tahu itu?

Because at the research station that I work on,

Karena di pusat penelitian tempat saya bekerja,

at the Southeast Amazonia,

di Amazonia Tenggara,

among many other things, we wash poop.

di antara banyak kegiatan lainnya, kami mencuci kotoran.

(Laughter)

(Tawa)

We walk in the forest looking for their latrines,

Kami berjalan di hutan mencari jamban mereka,

and latrines are something like a toilet

dan jamban seperti toilet

but without the large bowl, just a lot of poop together.

tapi tanpa mangkuk besar,

hanya setumpuk kotoran yang banyak.

We find them, collect, wash,

Kami mencari, mengumpulkan, mencuci,

count and identify as many seeds as possible.

menghitung, dan mengidentifikasi benih sebanyak mungkin.

In one dung, we find on average 733 seeds

Dalam satu kotoran, kami menemukan rata-rata 733 biji

belonging to up to 24 different species.

yang berasal dari hingga 24 spesies berbeda.

We can see hundreds of seedlings emerging from one dung.

Kami bisa melihat ratusan bibit muncul dari satu kotoran.

And they can become trees, big trees.

Dan mereka bisa menjadi pohon, pohon besar.

And because large-seeded trees tend to be deep rooted

Dan karena pohon berbiji besar cenderung berakar dalam

and drought resistant,

dan tahan kekeringan,

those seed dispersers are helping to create a tree community

penyebar benih tersebut membantu menciptakan sekumpulan pohon

that’s resilient and resistant.

yang tangguh dan kuat.

But sometimes, as you can see,

Tetapi terkadang, seperti yang Anda tahu,

tapirs poop too many seeds in one place,

tapir membuang terlalu banyak benih di satu tempat,

leading to competition among the seedlings.

yang menyebabkan persaingan antar bibit.

So other animals come in to help, luckily.

Jadi hewan lain datang untuk membantu, untungnya.

Some of those animals [are] the dung beetle.

Beberapa dari hewan-hewan itu [adalah] kumbang kotoran.

Dung beetles help to disperse the seeds throughout the forest.

Kumbang kotoran membantu menyebarkan benih ke seluruh hutan.

There are two kinds of dung beetles dispersing seeds:

Ada dua jenis kumbang kotoran yang menyebarkan benih:

rollers and tunnelers.

rollers dan tunnelers.

Rollers roll the poop away from the source

Rollers menggulung kotoran menjauh dari sumbernya

and bury it underground,

dan menguburnya ke bawah tanah,

while tunnelers bury the poop right by the source.

sementara tunnelers mengubur kotoran tepat di dekat sumbernya.

When they bury the seeds,

Ketika mereka mengubur benih,

they revolve around the soil and may make it better for the seeds

mereka memutari tanah itu dan dapat membuatnya lebih subur bagi benih

and [increase] the chances of them to grow into plants.

dan [meningkatkan] peluang mereka untuk tumbuh menjadi tanaman.

These animals’ interactions can really reseed the forests,

Interaksi hewan-hewan ini benar-benar dapat menyemai hutan kembali,

but we must preserve their habitats to increase their chances of survival.

tetapi kita harus melestarikan habitat mereka

untuk meningkatkan peluang mereka dalam bertahan hidup.

When people ask me if forests can regrow without our help,

Ketika orang bertanya apakah hutan dapat tumbuh kembali tanpa bantuan kita,

I say we always have to help,

saya katakan bahwa kita selalu harus membantu,

even if it is just to get out of the way.

bahkan ketika kita harus merepotkan diri kita.

But another, more active way to help

Tetapi cara lain yang dapat membantu dengan lebih efektif

is by leaving forest patches in the landscape.

adalah dengan meninggalkan petak hutan di lanskap.

Forest patches are something like VIP lounges

Petak hutan adalah sesuatu seperti lounge VIP

for plants and animals,

untuk tanaman dan hewan,

where critters can hop, skip and jump

di mana hewan dapat melompat dan berpindah

from one leafy hot spot to another.

dari satu titik rindang ke titik lain.

And when they do that,

Dan ketika mereka melakukan itu,

they act like real gardeners, bringing back the forests.

mereka bertindak seperti tukang kebun sejati, melestarikan hutan.

And they need to do that

Dan mereka perlu melakukan itu karena masa depan hutan itu dipertaruhkan.

because the future of those forests is at stake.

As scientists, we are concerned with deforestation and degradation.

Sebagai ilmuwan, kami prihatin dengan deforestasi dan degradasi lahan.

Deforestation takes away those forests

Deforestasi merusak hutan-hutan

those animals are helping to plant for thousands of years.

yang ditanami hewan-hewan itu selama ribuan tahun.

Degradation makes those forests less healthy,

Degradasi membuat hutan kurang sehat,

harboring fewer animals.

menampung lebih sedikit hewan.

I truly believe that those animals are trying to bring back the spring,

Saya sungguh percaya bahwa hewan-hewan itu berusaha menghijaukan hutan kembali,

despite all the efforts to stop them.

terlepas dari semua upaya untuk menghentikan mereka.

So let me throw you some questions.

Jadi, izinkan saya mengajukan beberapa pertanyaan.

How powerful is the tapirs’ poop?

Seberapa berguna kotoran tapir?

How far can they travel?

Seberapa jauh mereka bisa melakukan perjalanan?

How charming do my friends,

Seberapa menarik teman-teman saya,

totally unconcerned with social conventions,

yang sama sekali tidak peduli dengan konvensi sosial,

need to be in order to revert the tipping point

harus terlihat untuk mengembalikan titik kritis yang mungkin

we are possibly about to reach?

sebentar lagi akan kita rasakan?

My colleagues and I at the Woodwell Climate Research Center

Rekan-rekan dan saya di Pusat Penelitian Iklim Woodwell

and at the Instituto de Pesquisa Ambiental da Amazônia

dan di Instituto de Pesquisa Ambiental da Amazônia

are trying to answer those questions,

sedang mencoba menjawab pertanyaan itu,

but we already know some of the answers.

tetapi kami tahu beberapa jawabannya.

We know that the resilience of those ecosystems

Kami tahu bahwa ketahanan ekosistem tersebut

is on the diversity of plants and animals living there.

terletak pada keanekaragaman tumbuhan dan hewan yang hidup di sana.

Our future is intertwined with the future of those animals,

Masa depan kita terhubung dengan masa depan hewan-hewan itu,

and it depends on how good a job we do trying to protect them.

dan itu bergantung pada sekeras apa usaha kita untuk melindungi mereka.

And people, I’m not afraid to say: our future lies in poop.

Dan semuanya, saya tidak takut untuk berkata:

masa depan kita tergantung pada kotoran.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)