Jenna C. Lester: Why skin disease is often misdiagnosed in darker skin tones | TED

Translator: Made Pramana Reviewer: Nathaniel Luis Reyhan Soesilo

Kulit adalah organ manusia yang paling besar

dan salah satu faktor penting untuk memprediksi kesehatan kita.

Ini adalah erythema migrans, gejala khas dari penyakit Lyme,

The skin is the human body's largest organ

penyakit akibat gigitan kutu yang beredar di 80 negara

and one of the most powerful predictors of our health.

dan diperkirakan menjangkit 476.000 orang di Amerika Serikat setiap tahunnya.

This is erythema migrans, a hallmark feature of Lyme disease,

a tick-borne illness present in over 80 countries

Dokter dermatologi seperti saya adalah dokter spesialis kulit

and estimated to affect 476,000 people in the United States each year.

yang dilatih untuk mendiagnosis dan menangani penyakit kulit.

Dan ini cara kami dilatih untuk mendeteksi erythema migrans,

Dermatologists like me are doctors of the skin

yaitu ruam berbentuk lingkaran tanda bidik yang berwarna kemerahan.

trained to diagnose and treat skin disease.

And this is how we're trained to see erythema migrans,

Namun, itu terlihat sangat berbeda pada kulit yang gelap.

as a bullseye-shaped rash that ranges from red to pink.

Seperti yang Anda lihat,

ada bercak berwarna ungu, magenta, dan bahkan cokelat gelap.

But this is not at all what it looks like in dark skin.

Bila kita hanya mengandalkan buku teks dermatologi

As you can see here,

untuk mengajari kita cara mengidentifikasi penyakit kulit,

there are hues of violet, of magenta, and even dark brown.

kita akan sering salah mendiagnosis pasien-pasien non-kulit putih.

If we were to rely only on dermatology textbooks

Dan ini adalah masalah besar karena penyakit Lyme perlu ditangani.

to teach us how to identify skin disease,

we would frequently misdiagnose it in patients of color.

Apabila tidak diobati, penyakit Lyme memiliki dampak kesehatan yang signifikan,

And this is a huge problem because Lyme disease needs to be treated.

termasuk radang sendi dan kerusakan saraf.

Left untreated, Lyme disease has significant health ramifications

Terlebih,

kita telah melihat peningkatan insiden penyakit Lyme,

including arthritis and even nerve damage.

sebuah fenomena yang berhubungan dengan perubahan iklim,

And what's more,

di saat kita terus melihat dan mengalami dampak dari perubahan iklim,

as we've seen an increase in the incidence of Lyme disease,

a phenomenon attributed in part to climate change,

kita bisa saja menemui lebih banyak pasien penyakit Lyme,

membuatnya semakin penting bagi kita untuk mendiagnosisnya secara akurat.

as we continue to see and experience the effects of climate change,

Cerita tentang erythema migrans ini melambangkan masalah yang lebih besar.

we may see more people infected with Lyme disease,

making it even more important that we're able to accurately diagnose it.

Di Amerika Serikat, 47 persen dokter residen kulit yang lulus

Now, this story of erythema migrans is emblematic of a larger issue.

merasa tidak nyaman untuk mendiagnosis penyakit kulit pada pasien berkulit gelap.

In the United States, 47 percent of graduating dermatology residents

47 persen. Camkan itu untuk sejenak.

report feeling uncomfortable diagnosing skin disease in patients with dark skin.

Ini adalah statistik yang mengejutkan,

dan hal ini berarti orang-orang yang telah menjalani

47 percent. I just want that to sink in for a second.

pelatihan yang sangat intensif untuk menjadi dokter kulit

merasa tidak nyaman dalam mendiagnosis dan merawat semua pasien.

This is a staggering statistic,

and this means that the people who have just undergone

Dan bahkan, mereka lulus dari program residensi,

their most intensive training to become doctors of the skin

dan memenuhi syarat untuk menjadi dokter spesialis kulit berlisensi,

don't feel comfortable diagnosing and treating all patients.

berkualifikasi untuk merawat semua orang.

And even so, they graduate from residency,

Saya penasaran, apakah ini alasan mengapa kita masih melihat dan mengalami

and they're eligible to become board-certified dermatologists,

kesenjangan pelayanan kesehatan dalam seluruh aspek kedokteran,

qualified to care for all people.

termasuk dermatologi?

Now, I wonder, could this be why we still see and experience

Saya percaya ada hubungan antara fakta

bahwa hampir setengah dari dokter residen kulit

health care disparities in all aspects of medicine,

merasa tidak nyaman mendiagnosis dan mengobati pasien tertentu

including dermatology?

I believe there's a connection between the fact

dengan hasil akhir yang lebih buruk pada pasien-pasien tersebut.

that almost half of dermatology residents

feel uncomfortable diagnosing and treating certain patients

Saya berbicara dengan pasien non-kulit putih

yang mengungkapkan pemahamannya mengenai fakta

and the poorer health outcomes of those same patients.

bahwa dokter kulit mereka tidak familier

dalam mendiagnosis penyakit kulit dalam warna kulit mereka

I speak to patients of color all the time

atau tidak nyaman mengajari mereka cara merawat rambut atau kulit kepala.

who express an awareness of the fact

that their dermatologist is unfamiliar

with diagnosing skin disease in their skin tone

Saya penasaran, apa dampak pemahaman bahwa dokter tidak nyaman dengan Anda

or uncomfortable teaching them how to care for their hair or scalp.

terhadap hubungan dokter-pasien;

kepercayaan dalam perawatan medis;

And I wonder, what does this awareness that your doctor is uncomfortable with you

atau kecenderungan seseorang untuk kembali menerima perawatan?

due to the physician-patient relationship;

Masalah pada dermatologi adalah

to trust in the medical establishment;

bahwa kami tidak diajari presentasi penyakit kulit dalam semua warna kulit.

or to the likelihood that someone returns for additional care?

Sebagai mahasiswa kedokteran, saya dan teman sekelas menyadari

bahwa kami hanya melihat kulit gelap ketika sedang belajar tentang sifilis.

A problem in dermatology is

that we're not taught how skin disease appears in all skin tones.

Pengamatan ini didukung dengan penelitian yang saya terbitkan

As a medical student, my classmates and I quickly realized

pada British Journal of Dermatology di tahun 2019

that we only saw dark skin when we were learning about syphilis.

yang menunjukkan berlebihannya perwakilan warna kulit gelap pada bab

And this observation is supported by research that I published

yang berpusat pada infeksi menular seksual,

in the British Journal of Dermatology in 2019

meskipun kulit hitam kurang terwakilkan di bab lain

that shows an overrepresentation of dark skin in chapters

dalam buku teks yang sama.

focused on sexually transmitted infections,

Apa arti ini bagi para pelajar?

even while those same skin tones are underrepresented elsewhere

Apakah mereka berpikir kalau seseorang berkulit gelap

lebih berpeluang terjangkit infeksi menular seksual?

in the same textbook.

What does this do to impressionable learners?

Sekarang, saya yakin beberapa dari kalian berpikir,

Does it make them think that someone with dark skin

ada algoritma yang bisa membantu atau machine learning yang bisa menolong.

is more likely to have a sexually transmitted infection?

Saya tidak setuju.

Now, I know some of you may be thinking,

Hal ini karena data yang dipelajari algoritma

I know an algorithm that can solve this or machine learning to the rescue.

adalah foto yang sama yang terlalu mewakilkan kulit gelap

And I'm here to gently disagree.

dalam kondisi kulit tertentu,

dan kurang mewakilkannya di kondisi lain.

And that's because the data from which these algorithms learn

Dalam kata lain, algoritma ini tetap akan berat sebelah seperti kita

are the same photos that overrepresent dark skin

in certain skin conditions,

kecuali kita membuat perubahan besar.

even while underrepresenting them in others.

Saya memulai proyek Skin of Color

In other words, these algorithms will be as biased as we are

di University of California, San Francisco,

di mana saya belajar dengan mahasiswa dan residen

unless we make significant change.

sebagai usaha untuk membantu mereka melupakan pola-pola merugikan ini

I started the Skin of Color program

at the University of California, San Francisco,

yang membuatnya melihat hal-hal tertentu,

seperti kulit gelap dengan sifilis,

where I work with medical students and residents

dan lebih sulit melihat yang lain, seperti kulit gelap dengan erythema migrans.

in an effort to begin to help them unlearn some of these harmful patterns

Saya mengajari semuanya, mulai dari identifikasi inflamasi pada kulit gelap

that make it easier to see some things,

like dark skin with syphilis,

and harder to see others, like dark skin with erythema migrans.

hingga cara berbicara dengan wanita kulit hitam tentang perawatan rambutnya.

Satu fakta penting yang selalu saya sebut

I teach everything from how to identify inflammation in dark skin

adalah bahwa tidak bagus dan jarang

to how to talk to a Black woman about her hair care practices.

bagi wanita kulit hitam untuk keramas setiap hari.

Dan setiap pengobatan

And one important fact that I always make sure to mention

mengenai perawatan rambut dan kulit kepala

is that it's neither good nor common

perlu mencerminkan pemahaman penting ini.

for Black women to wash their hair every day.

Karya saya di proyek Skin of Color,

And any treatment regimen

serta kinerja dari proyek serupa di berbagai tempat lainnya,

focused on taking care of the hair and scalp

should reflect this important understanding.

menunjukkan pentingnya pembuatan sebuah program pendidikan khusus

My work at the Skin of Color program,

as well as the work of similar programs across the country,

bagi residen dan mahasiswa kedokteran untuk belajar spektrum penyakit kulit

demonstrate the importance of creating a dedicated educational environment

yang muncul pada seluruh pasien, terlepas dari warna kulitnya.

for residents and medical students to learn the full spectrum of skin disease

Ini adalah sebuah langkah penting

dalam perjalanan panjang untuk menghapus kesenjangan kesehatan pada dermatologi.

as they appear in all patients, regardless of skin tone.

Namun, mari berkomitmen untuk melangkah bersama-sama.

This is an important first step

Terima kasih.

(Tepuk tangan)

on a long road towards eliminating health care disparities in dermatology.

But let's commit to taking this journey together.

Thank you.

(Applause)