Can alligators survive this apex predator? - Kenny Coogan

Translator: Elyonai Krist Reviewer: Agus Ari Wibawa

It's 5000 BCE in the verdant swamps of North America,

Saat itu 5000 SM di rawa-rawa hijau Amerika Utara,

and this young deer has no idea it’s being hunted.

dan rusa muda ini tidak tahu kalau ia sedang diburu.

Suddenly, an alligator hurtles out of the water at almost 50 kilometers an hour,

Tiba-tiba, seekor buaya keluar dari air dengan kecepatan hampir 50 km/ jam,

locking its jaws around its prey

mengunci rahangnya di sekitar mangsanya dan

and swinging wildly in a signature move known as the death roll.

berputar dengan liar dalam gerakan khas yang dikenal sebagai gulungan kematian.

This deer never stood a chance,

Rusa ini tidak pernah punya kesempatan,

but then, nothing in this region can compete with this apex predator.

tapi, tidak ada di wilayah ini yang bisa bersaing dengan predator puncak ini.

These alligators easily devour the birds, turtles, and small fish

Buaya ini dengan mudah melahap burung, kura-kura, dan ikan kecil

living in what’s known today as Everglades National Park.

yang hidup di Taman Nasional Everglades.

But despite ruling the swamp for millennia,

Namun, meskipun menguasai rawa selama ribuan tahun,

the last 500 years have brought deadly new predators

500 tahun terakhir telah membawa predator baru yang mematikan

that challenge the alligators’ reign.

yang menantang kekuasaan buaya.

And the origins of these international invaders are just as unexpected

Dan asal-usul penjajah internasional ini sama tak terduganya

as their impact on the Everglades.

dengan dampak mereka pada Everglades.

We tend to think of swamps as hostile landscapes

Kita cenderung berpikir bahwa rawa sebagai lanskap tidak bersahabat

since they’re overflowing with plant and animal life.

karena mereka dipenuhi dengan kehidupan tumbuhan dan hewan.

But all this biodiversity makes these environments vital to regional food webs.

Tapi semua keanekaragaman hayati ini

membuat lingkungan ini penting bagi jaring makanan regional.

And the Everglades are no exception.

Tidak terkecuali Everglades.

The park's subtropical climate can support species from around the world,

Iklim subtropis taman bisa mendukung spesies dari seluruh dunia,

and its borders are full of ecotones— transition areas between habitats—

dan perbatasannya penuh dengan ekoton— daerah peralihan antar habitat—

that connect the region’s freshwater prairies,

yang menghubungkan daerah padang rumput air tawar,

rocky pinelands, mangrove forests, and more.

hutan pinus berbatu, hutan bakau, dan banyak lagi.

Human activity has made the region even more biodiverse,

Aktivitas manusia menjadikan wilayah itu lebih beraneka ragam,

developing Florida into a major port

mengembangkan Florida menjadi pelabuhan utama

that welcomes countless human and non-human migrants.

yang menyambut banyak pendatang manusia dan non-manusia.

In the 1500s, Spanish colonizers brought wild boar to the area,

Pada tahun 1500-an, penjajah Spanyol membawa babi hutan ke daerah itu,

which quickly multiplied and uprooted the wetlands.

dengan cepat berkembang biak dan menghancurkan lahan basah.

They devoured alligator eggs and spread European parasites to local panthers.

Mereka melahap telur buaya dan menyebarkan Parasit Eropa ke panther lokal.

Then, in the 1800s, Florida’s shipping industry exploded,

Lalu, pada tahun 1800-an, Industri pengiriman Florida meledak,

bringing all manner of new invasive species.

membawa segala macam spesies invasif baru.

Brazilian peppertrees blocked out the sun, water hyacinths clogged the rivers,

Pohon lada Brazil menghalangi matahari, eceng gondok menyumbat sungai,

and brown anole lizards upset the food chain.

dan kadal anole coklat merusak rantai makanan.

Alligator populations mostly endured this onslaught,

Populasi buaya kebanyakan bertahan dari serangan ini,

but in the late 19th century,

tapi pada akhir abad ke-19,

human intervention kicked things up a notch.

intervensi manusia membuat keadaan menjadi lebih parah.

Pemerintah dan pejabat bisnis ingin mengubah Everglades jadi tanah pertanian

Government and business officials wanted to turn the Everglades into farmland

and began building canals to drain the swamp.

dan mulai membangun kanal untuk mengeringkan rawa.

They also planted non-native trees which crowded out the plants

Mereka juga menanam pohon non-asli yang memadati tumbuhan yang

local birds relied on for food and shelter,

diandalkan oleh burung lokal untuk makan dan tempat tinggal,

which in turn limited the alligators’ supply of prey.

yang pada gilirannya membatasi pasokan mangsa buaya.

Interventions like this wreaked havoc on the Everglades for decades,

Intervensi seperti ini membuat kekacauan di Everglades selama beberapa dekade,

until a conservationist named Marjory Stoneman Douglas

sampai seorang konservasionis bernama Marjory Stoneman Douglas

finally came to their defense.

akhirnya membela mereka.

In 1947, Douglas published a landmark book explaining that the Everglades

Pada tahun 1947, Douglas menerbitkan buku menjelaskan tentang Everglades

were not only a unique and precious ecosystem,

tidak hanya unik dan ekosistem yang berharga,

but that the region’s most fearsome residents were actually vital

tapi penduduk paling menakutkan di itu wilayah sebenarnya penting

to sustaining it.

untuk dipertahankan.

During the wet season,

Selama musim hujan,

alligators are constantly shaping the muddy landscape,

buaya terus membentuk lanskap yang berlumpur,

drawing lines with their bodies

menggambar garis di tubuh mereka

and digging holes with their snouts, claws, and tails.

dan menggali lubang dengan moncong, cakar, dan ekor mereka.

In the dry season,

Di musim kemarau,

these indentations become essential watering holes and firebreaks,

lubang itu menjadi penting untuk lubang penyiraman dan sekat api,

maintaining and protecting the swamp’s other residents.

mempertahankan dan melindungi penghuni rawa lainnya.

In the wake of Douglas’ book, Everglades National Park was established

Setelah buku Douglas, Taman Nasional Everglades didirikan

to formally begin protecting the landscape and its scaly stewards.

untuk secara resmi mulai melindungi lanskap dan pengurusnya yang bersisik.

But outside the park,

Tapi di luar taman,

conditions were brewing for the most dangerous invasion yet.

invasi paling berbahaya sedang dimulai.

Over the next 40 years, the exotic pet trade

Selama 40 tahun ke depan, perdagangan hewan eksotis

brought parakeets, iguanas, and relatives of piranhas to the region.

membawa parkit, iguana, dan kerabat piranha ke wilayah itu.

In the 1990s, Burmese pythons became a cheap, popular pet for many Floridians.

Pada 1990-an, ular piton Burma menjadi peliharaan murah populer orang Florida.

Some snake owners released their pets into the wild when they grew too large.

Pemilik ular melepaskan peliharaannya ke alam liar saat tumbuh terlalu besar.

But the python population really exploded in 1992

Tapi populasi piton meledak pada tahun 1992

when a hurricane destroyed a breeding facility

ketika badai menghancurkan fasilitas penangkaran

and released countless snakes into the wild.

dan melepaskan banyak ular ke alam liar.

Since then, pythons have been connected to a 90% decrease

Sejak itu, ular piton dihubungkan dengan menurunnya 90%

in some local mammal populations,

beberapa populasi mamalia lokal,

decimating the alligators’ food supply.

yang menipiskan pasokan makanan buaya.

And with help from other invasive reptiles like black and white tegus—

Dan dengan bantuan invasif reptil lainnya, seperti tegus hitam dan putih—

giant lizards who devour alligator eggs—

kadal raksasa yang melahap telur buaya—

these snakes have made a serious play for the top of the local food chain.

ular ini sangat serius agar menjadi puncak rantai makanan lokal.

Today, Florida ranks among the regions with the most invasive species

Hari ini, peringkat Florida berada di antara wilayah spesies paling yang invasif

in the world.

di dunia.

Some researchers suggest hunting these invaders down,

Beberapa peneliti menyarankan memburu penjajah ini,

while others recommend bringing in yet more creatures to balance the scales,

lainnya menyarankan membawa lebih banyak makhluk untuk menyeimbangkan timbangan,

such as releasing insects to eat invasive plants.

seperti melepas serangga untuk makan tanaman invasif.

It might seem absurd to try solving this problem with more foreign fauna.

Tidak masuk akal untuk menyelesaikan masalah dengan banyak fauna asing.

But perhaps a new arrival could fight invaders and feed the alligators—

Tapi mungkin pendatang baru bisa melawan penjajah dan memberi makan buaya—

giving them the boost they need to reclaim their ancient home.

memberi dorongan yang mereka butuhkan untuk merebut rumah kuno mereka.