Amina J. Mohammed: A new perspective on the journey to net-zero | TED Countdown

Translator: Ardiyanti Cahyani Reviewer: Maria Nainggolan

Saat kecil, aku berjalan menyusuri tepi Danau Chad,

salah satu danau terbesar di Afrika.

Panjang sekali,

As a girl, I walked along the shores of Lake Chad,

menyentuh empat negara: Chad, Niger,

one of the largest lakes in Africa.

Kamerun dan negaraku sendiri, Nigeria.

It went on forever,

Seperti lautan bagi saya pada saat itu,

touching four countries: Chad, Niger,

dengan 30 juta orang mengandalkan karunianya.

Cameroon and my own country, Nigeria.

Sayangnya, sekarang, ketika menyebrangi Danau Chad,

It seemed like an ocean to me at the time,

tidak banyak yang bisa dilihat.

with 30 million people relying on its bounty.

Hanya sebagian kecil dari ukuran aslinya.

Sembilan puluh persen dari lembah air tawarnya telah mengering,

Sadly, today, as you fly over Lake Chad,

you won't see much.

dan bersamanya, jutaan dan jutaan mata pencaharian,

It's a fraction of its original size.

petani, nelayan dan pedagang pasar wanita kami.

Ninety percent of this fresh water basin has dried up,

Perubahan iklim telah memakan korban lagi.

and with it, millions and millions of livelihoods,

farmers, fisherfolk and our market women.

Sekarang, tambahkan lagi cuaca ekstrem

Harmattan.

Climate change takes yet another victim.

Yang dahulunya musim debu dan angin pendek selama tiga bulan,

Now, add another extreme weather event

seorang petani berkata badai debu datang lebih awal dan besar setiap tahunnya.

the Harmattan.

What was once a short three-month season of dust and wind,

Satu badai dapat melenyapkan panen setahun dalam semalam.

one farmer told me the dust storms are coming earlier and bigger every year.

Harga tenaga dan ekologi?

A single storm can wipe out an entire year's crop overnight.

Banyak pekerjaan yang hilang.

Kelaparan.

Keluarga mengungsi.

Badai yang sempurna untuk menghancurkan kemiskinan.

The human and ecological cost?

Dan lebih menyedihkan lagi, kekerasan.

More jobs lost.

Hunger.

Dan mungkin sebuah tantangan sekarang untuk bertanam

Families displaced.

A perfect storm for crushing poverty.

di lembah Danau Chad,

And even more, sadly, violence.

tapi ia juga telah menjadi tanah subur bagi para ekstrimis untuk mengakar,

And so it may be a challenge to grow food today

merusak perdamaian.

in the Lake Chad basin,

Sayangnya, datanglah di mana saja di dunia,

but it has also become a fertile ground for extremists to take root,

dan Anda akan mendengar cerita lebih tragis dari kehancuran iklim.

wreaking havoc on peace.

Sadly, touch down anywhere in the world,

Kekeringan.

Banjir, kebakaran hutan.

and you'll hear more tragic stories of climate devastation.

Nyawa dan mata pencaharian terancam,

menuju malapetaka.

Droughts.

Namun, terlepas dari itu semua,

Floods, wildfires.

Saya masih memiliki harapan dalam keluarga manusia kita.

Lives and livelihoods in jeopardy,

tipping towards catastrophe.

Dan Anda mungkin bertanya kenapa.

And yet, despite it all,

Adalah kapasitas kita untuk bertahan hidup melawan segala rintangan.

I still have hope in our human family.

And you might ask why.

Yang menciptakan janji luar biasa dari Perjanjian PBB Paris

It's our capacity for human endeavor to survive against all odds.

dan kekuatan untuk mendorong 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

One that created the extraordinary promise of the UN Paris Agreement

untuk manusia dan untuk planet.

Kita tahu janji Paris bertujuan membatasi pemanasan global hingga 1.5 derajat

and its power to drive the 17 Sustainable Development Goals

for people and for planet.

untuk memastikan kita semua bisa bertahan.

We know that the promise of Paris aims to limit global heating to 1.5 degrees

Untuk mencapainya, kita tahu apa yang harus kita lakukan.

Kita harus mendekarbonasi ekonomi global di tahun 2050

to ensure that we survive as a human family.

dengan cara mengurangi separuh emisi dalam dekade ini.

To get there, we know exactly what we must do.

Kita harus membuat batu bara sebuah sejarah,

We must decarbonise the global economy by 2050

dengan menghapusnya dari negara-negara kaya pada tahun 2030

by way of halving the emissions in this decade.

dan dari negara-negara lain pada tahun 2040.

We must make coal history,

G20 memproduksi 80 persen dari seluruh polusi gas rumah kaca,

with coal phased out in rich countries by 2030

and in other countries by 2040.

jadi mereka pun harus,

20 pemimpin global ini,

The G20 produces 80 percent of all greenhouse gas pollution,

mengambil tanggung jawab dan memimpin.

and so they too must,

Kita harus berhenti mengeluarkan triliunan mensubsidi bahan bakar fosil,

these 20 global leaders,

take responsibility and lead.

menyumbat paru-paru orang-orang kita

dan menghancurkan hutan-hutan dan lautan.

We must stop spending trillions subsidizing fossil fuels,

Dan kita harus menyediakan sumber daya yang dibutuhkan

clogging the lungs of our people

untuk transisi hijau dan biru yang adil.

and destroying forests and oceans.

Kita tahu semua ini adalah bahan yang penting

And we must provide the resources that are needed

untuk memenuhi Perjanjian Paris.

for a just green and blue transition.

Sekarang, coba bayangkan bersama saya

We know that these are all essential ingredients

seperti apa perjalanan ke emisi nol-bersih ini

to fulfill the Paris Agreement.

dari lensa lain.

Now, try to re-imagine with me

Yang menempatkan fokus menginvestasi pada orang-orang untuk mencapai potensi mereka

what this journey to net-zero emissions could look like

sekaligus melindungi rumah kita, planet Bumi.

through another lens.

One that puts our focus on investing in people to reach their potentials

Dekarbonasi, sebuah pendorong kuat untuk aksi iklim

while protecting our home, planet Earth.

tapi juga untuk mengantarkan 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Decarbonization, a powerful vehicle for climate action

Izinkan saya memberi sebuah contoh seperti apa itu.

but also for delivering on the 17 Sustainable Development Goals.

Tembok Hijau Besar,

sebuah ide yang lahir di Afrika lebih dari satu dekade lalu di tepi Sahara.

Let me give you an example of what this looks like.

Ia bertujuan untuk menghentikan penggurunan

The Great Green Wall,

dan memulihkan 100 juta hektar lahan terdegradasi

an idea born in Africa over a decade ago at the edge of the Sahara.

dari Senegal di Barat hingga Djibouti di Tanduk Afrika.

It aims to stop desertification

and restore 100 million hectares of degraded lands

Adalah sebuah rencana ambisius, untuk menanam 100 juta pohon,

from Senegal in the West to Djibouti in the Horn of Africa.

meningkatkan penyimpanan air dan penggunaan lahan.

It's an ambitious plan to plant 100 million trees,

Yang jelas, manfaat iklim akan sangat besar

tapi ini lebih dari sekadar menyimpan debu di padang pasir.

improve water harvesting and the use of land.

Ini tentang menciptakan sebuah koridor ekonomi hijau

Clearly, the climate benefits will be enormous,

untuk lebih dari setengah miliar orang.

but it's about much more than keeping dust in the desert.

Pria, wanita, anak-anak.

It's about creating a green economic corridor

Yang dibangun dari rantai nilai lokal,

for more than half a billion people.

memperkuat ekonomi dan membina tenaga kerja yang muda, tumbuh pesat.

Men, women, children.

One that builds local value chains,

Dan selagi peluang eknomi tumbuh,

strengthens economies and fosters a young, fast-growing workforce.

harapan untuk masa depan menjadi sebuah realita dalam jutaan nyawa.

Dan ruang untuk terorisme, ekstremisme, menyurut.

And as an economic opportunity grows,

hope for the future becomes a reality in millions of lives.

Tembok Hijau Besar menginspirasi saya karena itu sebuah perjalanan

And the space for terrorism, extremism, recedes.

dari potensi manusia.

Potensi untuk memperkuat ilmu yang dalam dari masyarakat adat

The Great Green Wall inspires me because it is a journey

yang bertahan dan berkembang dalam harmoni bersama alam.

of the human potential.

Potensi untuk memanfaatkan teknologi,

Potential to amplify the deep knowledge of indigenous people

untuk menghubungkan dan menjembatani kesenjangan energi terbarukan,

who survive and thrive in harmony with nature.

terlebih untuk wanita dan anak perempuan.

Potential to harness technology,

Potensi untuk mengubah sistem pangan

to connect and to bridge the renewable energy divide,

ke cara yang membuat orang-orang dan planet lebih sehat.

especially for women and for girls.

Jadi apa yang menahan kita?

The potential to transform food systems

Apa yang diperlukan agar potensi ini menjadi sebuah kenyataan bersama?

in ways which make people and planet healthier.

So what's holding us back?

Sangat mudah untuk saya katakan uang.

What will it take for this potential to become a shared, lived reality?

Jadi, akan saya katakan.

Uang, lebih banyak uang.

(Tawa)

Itu adalah bagian besar.

It would be easy for me to say money.

Kita harus berbuat baik dari jabat tangan

So let me say it.

Money, more money.

yang kita buat di Paris sebesar 100 miliar dolar.

(Laughter)

It's a big part of the solution.

Yang dijanjikan setiap tahun.

We need to make good now on the handshake

Negara-negara kaya,

that we had at Paris of 100 billion dollars.

saya katakan di sini sekarang,

kami sedang melihat Anda untuk urusan yang belum selesai.

And that was promised annually.

Anda harus maju, dan harus melakukannya segera.

Rich countries,

let me say here and now,

Bahan lain yang kita perlukan adalah solidaritas.

we are looking at you for the unfinished business.

Terkadang ia tampaknya ada di pasokan yang cukup sedikit.

You must step up, and you must do it urgently.

Tapi kita tahu itu ada.

Bagaimanapun, solidaritas yang membentuk Perjanjian Paris.

The other ingredient we need is solidarity.

Sometimes that seems to be in fairly short supply.

Solidaritaslah yang memberi kita Protokol Montreal.

But we do know it exists.

Dan disanalah Anda melihat lapisan ozon diselamatkan dan dunia kita sembuh.

After all, it's solidarity that forged the Paris Agreement.

It's solidarity that got us the Montreal Protocol.

Tapi kita perlu menghidupkan kembali semangat itu, dan sekarang.

And there you see that the ozone layer is saved and our world is healing.

Belum terlalu terlambat,

tapi kesempatan itu mulai menutup.

But we need to rekindle that spirit and we need to do that now.

Yang membawa saya kembali pada Anda.

Anda adalah alasan saya memiliki harapan.

It's not too late,

Lagi dan lagi,

but the window of opportunity is closing.

kita telah melihat ketika orang mengangkat suara mereka,

Which brings me back to you.

paduan suara itu menjadi terlalu medesak,

You're the reason that I have hope.

dan terlalu keras untuk para pemimpin abaikan.

Time and time again,

we've seen that when people raise their voices,

Paduan suara untuk aksi iklim yang tegas itu sedang tumbuh,

that chorus becomes too urgent

tapi masih tidak konsisten.

and too loud for leaders to ignore.

Perubahan iklim tidak berhenti, begitupun kita.

That chorus for bold climate action is growing,

Sekarang, terakhir saya periksa, setiap orang di ruangan ini

but it's in fits and starts.

Climate change doesn't pause, and neither must we.

dan semua yang menonton online,

guru, presiden, pemegang saham, kepala eksekutif,

Now, last I checked, every single person in this room

ilmuwan, pekerja, ibu dan ayah,

and all those watching online,

semua yang ada di Bumi adalah masyarakat di planet ini.

teachers, presidents, shareholders, chief executives,

Sekarang waktunya untuk berdiri.

scientists, employees, mums and dads,

Dengan keberanian dari keyakinan Anda,

everyone on Earth is a citizen on this planet.

angkat suara Anda lagi

dan tuntut pemimpin kita untuk mengambil aksi

So now's the time to stand up.

dari janji sebuah dunia 1.5 derajat.

With the courage of your convictions,

raise your voices yet again

Kawan, waktunya untuk membuat kebisingan yang serius

and demand our leaders to take action

untuk mengubah dunia kita.

on the promise of a 1.5 degree world.

Sekarang, ada seorang gadis perempuan kecil lain,

Friends, it's time to make some serious noise

mungkin dia Kolu, mungkin dia Aisha, mungkin dia Fatima,

to transform our world.

berjalan menyusuri tepi Danau Chad.

Right now, there's another young girl,

Dia berharap dan bertanya akan seperti apa masa depannya.

maybe it's Kolu, maybe it's Aisha, maybe it's Fatima,

Akankah menjadi lautan peluang?

walking on the shores of Lake Chad.

Mungkin.

She's looking out and wondering what her future may hold.

Atau akankah menjadi sebuah gurun debu sejauh mata memandang?

Will it be an ocean of opportunity?

Dia menanyakan pada semua pemimpin yang memegang masa depannya di tangan mereka,

It could be.

Or will it be a wasteland of dust as far as the eyes can see?

dan juga pada kita semua yang hadir hari ini

She's asking that question of all leaders who hold her future in their hands,

dan di seluruh penjuru dunia.

Waktu untuk tindakan nyata telah tiba.

and she's also asking it of all of us here today

Pilihan ada di kita.

Secara individu, dan kolektif.

and around the world.

The time for real action has come.

Apa yang akan Anda lakukan?

Terima kasih.

The choice is ours.

(Tepuk tangan)

Individually, collectively.

What will you do?

Thank you.

(Applause)