Why Iranians Are Cutting Their Hair for "Woman, Life, Freedom" | Sahar Zand | TED

Translator: Aliyah Anjani Reviewer: Intan Andini

When you were a child,

Ketika Anda masih kecil,

what did you want to be when you grew up?

Anda ingin jadi apa saat dewasa nanti?

Pemain sepak bola?

A footballer?

An actress?

Pemain film?

A doctor?

Dokter?

Well, when I was a little girl,

Ya, ketika saya masih kecil,

whenever I was asked the question,

kapan pun saya ditanyai itu,

my answer was pretty much always the same:

jawaban saya hampir selalu sama:

"When I grow up, I want to become a man."

“Ketika saya dewasa, saya ingin menjadi seorang pria.”

To my logic, that was the only way I could live a life

Dalam logika saya, itu satu-satunya cara untuk bisa menjalani hidup

free from the suffocating restrictions

bebas dari pembatasan-pembatasan mematikan

that women in my birth country of Iran were forced to endure.

yang terpaksa diderita wanita di negara kelahiran saya, Iran.

I'm not quite sure where this line of thinking started from,

Saya tak yakin dari mana ini semua bermula,

but a particularly hot summer's afternoon comes to mind.

namun saya ingat, di suatu sore musim panas.

Usia saya 9 tahun dan sedang pergi bersama keluarga saya,

I was nine years old and along with my family,

as we did on every summer holiday,

seperti yang biasa kami lakukan di liburan musim panas,

we had traveled to the north of Iran

kami pergi ke Iran bagian utara

to a little seaside village called Chamkhaleh.

mengunjungi desa kecil di pesisir pantai bernama Chamkhaleh.

For as long as I remember,

Seingat saya,

some of my best childhood memories are of me swimming in the Caspian Sea,

beberapa kenangan indah masa kecil saya adalah berenang di Laut Kaspia,

paddling in its waves

berenang dalam ombak

and making sandcastles on its gorgeous beaches.

dan membuat istana pasir di pantai yang indah.

Namun, semua memori indah itu akan ditulis ulang.

All of those lovely memories, though, were about to be rewritten.

In the Islamic Republic of Iran,

Di Republik Islam Iran,

when a girl turns nine years old, she has legally entered womanhood.

ketika perempuan menginjak 9 tahun, dia dianggap wanita dewasa secara legal.

And that means having to follow a series of restrictive rules written by men.

Dan artinya, harus mengikuti serangkaian aturan restriktif yang ditulis oleh pria.

The most symbolic of which is probably the mandatory wearing of the hijab.

Mungkin yang paling simbolis adalah kewajiban mengenakan jilbab.

That year, my mom had to sit me down

Tahun itu, ibu mendudukkan saya

and sorrowfully explain that I was now too old

dan dengan sedih menjelaskan bahwa saya sudah terlalu besar

to get into the water wearing a swimsuit.

untuk pergi berenang mengenakan baju renang.

Now that I was nine years old, it was illegal.

Saat itu umur saya 9 tahun, dan itu ilegal.

And if I wanted to get into the water like all the other women,

Dan jika saya ingin pergi berenang seperti wanita lainnya,

I had to go in fully covered from head to toe.

saya harus berpakaian tertutup dari kepala sampai kaki.

I had to go in wearing a pair of trousers,

Saya harus memakai celana panjang,

a long-sleeved top and a loose covering called the manto to cover it all.

memakai atasan lengan panjang dan longgar yang tertutup, namanya manto.

And of course, the headscarf.

Dan tentunya, jilbab.

I still remember the lump in my throat as I set foot in the water.

Saya masih ingat luapan kesedihan saya saat kaki saya menyentuh air.

I could no longer feel the fresh coolness of the Caspian Sea against my skin.

Saya tidak bisa merasakan kesegaran Laut Kaspia di kulit saya lagi.

Instead, my now-wet layers felt itchy and weird.

Malahan, penutup saya yang basah itu terasa gatal dan tak nyaman.

I can still remember feeling the watchful eyes of the morality police,

Saya masih ingat rasanya diawasi oleh polisi moralitas,

the so-called morality police,

yang katanya polisi moralitas,

making sure that me and the other girls were not showing too much hair

memastikan saya dan perempuan lainnya tidak terlalu menampakkan rambut

or too much skin to, God forbid, arouse the men.

atau kulitnya, yang amit-amit, membangkitkan nafsu pria.

It was as if my former freedoms were washing away

Rasanya seperti kebebasan saya yang dulu tersapu bersih

with every tide and flow of the water.

dengan setiap gelombang dan arus air.

Next, I'm deep in the water.

Selanjutnya, saya ada di kedalaman air.

I was a good swimmer, but my layers were so heavy and restrictive.

Saya perenang andal, tapi lapis-lapis pakaian saya berat dan membatasi.

Saya coba menarik napas,

I tried to gasp for air,

but my headscarf kept blocking my face.

namun jilbab saya terus menutupi wajah saya.

The tides were pulling me further and further out.

Gelombang menarik saya semakin jauh dan jauh.

I could see my mom and dad on the beach,

Saya bisa melihat ibu dan ayah saya di pantai,

I tried to call for help, but they couldn't hear me.

saya coba meminta tolong, tapi mereka tak bisa dengar saya.

Mungkin suara saya tenggelam

Perhaps my voice was drowned out

oleh deru mesin perahu motor

by the roaring engines of the bikes

that the morality police were patrolling the beaches.

milik polisi moralitas yang berpatroli di pantai.

The tides continued, pulling me further and further out

Gelombang terus-menerus mendorong saya semakin jauh dan jauh.

and hopelessness started creeping in.

dan rasa putus asa mulai merasuki.

Next, I wake up on the beach, cold, wet, shivering.

Lalu, saya bangun di pantai, dingin, basah, dan gemetaran.

It turns out my father had just spotted my struggles in time

Ternyata ayah saya melihat kepayahan saya saat itu

and had rushed in to get me.

dan bergegas menghampiri saya.

Itu adalah terakhir kali

That was the last time

I ever set foot in my beloved Caspian Sea.

saya menginjakkan kaki di Laut Kaspia tercinta.

Growing up in the Islamic Republic of Iran,

Tumbuh besar di Republik Islam Iran,

every day it felt as though I was going through the same experience

setiap hari rasanya saya akan mengalami hal yang sama

but in different ways.

namun dengan cara yang berbeda.

And looking at the women in my life,

Melihat wanita-wanita di hidup saya,

they seemed to be going through the same thing too, in different ways.

mereka terlihat melewati hal yang sama, dengan cara yang berbeda.

And the older I grew,

Dan semakin saya tumbuh dewasa,

the further out the tides of oppression, injustice, inequality

semakin jauh gelombang penindasan, ketidakadilan, ketidaksetaraan

felt like they were pulling me in.

terasa menarik saya ke dalamnya.

Wherever I turned,

Ke mana pun saya menoleh,

shame, fear and especially hopelessness were ever-present.

rasa malu, ketakutan dan khususnya keputusasaan selalu hadir.

Women in Iran are second-class citizens.

Wanita di Iran adalah masyarakat kelas kedua.

They have almost no access

Mereka hampir tidak punya akses apapun

when it comes to some of the most basic rights like divorce,

bahkan untuk hak dasar sekalipun, seperti menggugat cerai,

custody of children and even travel.

hak asuh anak atau bahkan bepergian.

They have no legal protection

Mereka tak punya perlindungan legal

against sexual harassment and domestic violence.

terhadap kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga.

They are not allowed to sing in public or have sex outside of marriage,

Mereka tak diizinkan bernyayi di muka umum atau berhubungan seks di luar nikah,

and they're only allowed to show their face and hand in public.

dan mereka hanya diizinkan menampakkan wajah dan tangan mereka di publik.

In the 20 years or so since I almost drowned,

20 tahun sekian sejak saya hampir tenggelam,

nothing has changed.

tidak ada yang berubah.

Iranian women have been adrift in a vast sea of oppression.

Wanita Iran telah terhanyut dalam lautan penindasan yang luas.

Their only way out, for those who could,

Jalan satu-satunya, bagi mereka yang bisa,

is to leave themselves at the mercy of people smugglers,

adalah bergantung pada belas kasihan penyelundup manusia,

set out on dangerous journeys

memulai perjalanan berbahaya

in hope of finding safety in a land far away.

dengan harapan menemukan keselamatan di negeri yang jauh.

That's what happened to me.

Itulah yang terjadi pada saya.

Age 12, along with my mom and my baby sister,

Umur 12, bersama dengan ibu dan adik bayi saya,

we escaped Iran.

kami kabur dari Iran.

And after years of living in refugee camps across Europe,

Dan setelah bertahun-tahun hidup di kamp pengungsi di seluruh Eropa,

sleeping rough

tidur tak nyaman

and being at the mercy of some very, very dodgy people smugglers,

dan berada di bawah belas kasihan para penyelundup yang sangat cerdik,

we finally found safe haven here, in the UK.

kami akhirnya menemukan keselamatan di sini, di Inggris.

For my friends and family who stayed behind,

Untuk teman-teman dan keluarga saya yang masih tinggal di sana,

there was little hope for change.

akan selalu ada harapan kecil untuk perubahan.

And so when in September last year,

Lalu pada September tahun kemarin,

22-year-old Mahsa Jina Amini stepped out of the metro

Mahsa Jina Amini usia 22 tahun melangkah keluar dari metro

onto the bustling streets of Tehran,

menuju ke jalan-jalan ramai di Tehran,

there was little reason to expect a change to the status quo.

kecil alasan untuk mengharap perubahan pada situasi saat ini.

The same way that it's happened to my own mother and many other women I know,

Sama seperti yang terjadi pada saya, ibu saya dan banyak wanita lainnya,

Mahsa was arrested by the so-called morality police

Mahsa ditangkap oleh mereka yang disebut polisi moral

because, in their opinion,

karena, dalam anggapan mereka,

she was showing more hair than they deemed acceptable.

dia telah menampakkan rambut lebih dari yang diperbolehkan.

Three days later,

Tiga hari kemudian,

Mahsa died in police custody.

Mahsa meninggal dalam tahanan polisi.

This time, though, something changed.

Namun, kali ini, ada perubahan.

Thanks to the power of social media

Berkat kekuatan media sosial

and the brave journalists working hard on the ground,

dan para jurnalis pemberani yang bekerja keras di lapangan,

the news of Mahsa's killing wasn't drowned out

berita pembunuhan Mahsa tidak hilang begitu saja

in the regime's relentless propaganda.

dalam propaganda rezim yang tiada henti.

In the same way

Sama halnya dengan

that the unjust killing of George Floyd ignited the Black Lives Matter movement,

pembunuhan tak adil George Floyd yang memicu gerakan Black Lives Matter,

the unjust killing of Mahsa Amini

pembunuhan tak adil Mahsa Amini

ignited the biggest anti-regime protests across Iran

memicu protes anti rezim terbesar di seluruh Iran

since the formation of the Islamic Republic in 1979.

sejak pembentukan Republik Islam pada 1979.

For the first time in decades,

Untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade,

women in Iran are finally daring to defy the strict morality laws.

wanita di Iran akhirnya berani menentang hukum moralitas yang ketat.

In a fight for equality and dignity,

Dalam perjuangan untuk kesetaraan dan harga diri,

they are taking off their headscarves, burning them in bonfires,

mereka melepas jilbab mereka, membakarnya di api unggun,

and some are cutting off their hair.

dan beberapa memotong rambutnya.

They're chanting "Zan. Zendegi. Azadi."

Mereka berseru, “Zan. Zendegi. Azadi.”

"Woman, Life, Freedom."

“Wanita, Kehidupan, Kebebasan.”

Furious crowds are calling for democracy,

Kerumunan membara menyerukan demokrasi,

for freedom of speech, for freedom of expression,

untuk kebebasan berpendapat, untuk kebebasan berekspresi,

whilst many others are calling for the fall of the supreme leader,

sementara banyak juga yang menyerukan runtuhnya kepemimpinan tertinggi,

Ali Khamenei.

Ali Khamenei.

Khamenei is Iran's spiritual leader

Khamenei adalah pemimpin spiritual Iran

and has the final say over all government matters.

yang memiliki keputusan akhir atas semua urusan pemerintahan.

For the first time in a very, very long time,

Untuk pertama kalinya dalam waktu yang sangat lama,

there seems to be hope in the air.

nampak ada harapan di udara.

Hope that perhaps change in Iran is possible.

Harapan bahwa perubahan di Iran mungkin terjadi.

And that's exactly why the crackdown has been so brutal and deadly.

Dan itulah mengapa tindakan keras itu sangat brutal dan mematikan.

These are the faces of the protesters who fought for freedom

Ini adalah wajah-wajah pengunjuk rasa yang berjuang untuk kebebasan

but will not live to see it.

namun mereka tak hidup untuk menyaksikannya.

Since the protest began nearly five months ago,

Sejak protes berjalan hampir 5 bulan lalu,

around 500 people have been killed.

sekitar 500 orang telah dibunuh.

Nearly 80 of those children.

Setidaknya 80 dari mereka adalah anak-anak.

Around 18,000 protesters have been arrested.

Sekitar 18.000 pengunjuk rasa telah ditahan.

And there are reports of psychological, physical and sexual torture in prisons.

Dan terdapat laporan adanya kekerasan mental, fisik, dan seksual di penjara.

There has been a series of hasty trials,

Terdapat serangkaian pemaksaan,

forced confessions

pengakuan paksa,

and public executions of the protesters.

dan eksekusi pengunjuk rasa di depan publik.

The authoritarian regime of Iran is clearly desperate

Rezim otoritas Iran sungguh kejam

to kill any and all hope

membunuh setiap dan semua harapan

because they know that for as long as we remain hopeless,

karena mereka tahu jika kami menyerah,

we'll resign to their oppression and injustice.

kami akan tunduk pada penindasan dan ketidakadilan.

But as history has shown over and over again,

Namun seperti yang ditunjukkan sejarah lagi dan lagi,

the light of hope emerges from the depth of darkness.

cahaya harapan muncul dari kegelapan.

Hope is angry.

Harapan itu marah.

It's defiant.

Ia menentang.

Hope is dangerous.

Harapan itu berbahaya.

Hope is standing its ground on the streets of Iran,

Harapan itu berdiri tegak di jalanan Iran,

chanting "Woman, Life, Freedom."

berseru “Wanita, Kehidupan, Kebebasan.”

Hope is in political prisons,

Harapan itu terkurung dalam penjara politik,

biding its time, sustaining those in shackles.

menunggu waktunya, menopang mereka yang terbelenggu.

Hope has now spread to the four corners of my birth country.

Harapan telah tersebar ke empat penjuru negara kelahiran saya itu.

As a journalist, I can't travel to Iran.

Sebagai seorang jurnalis, saya tidak bisa mengunjungi Iran.

But as my sisters in Tehran, Mashhad,

Namun saudara perempuan saya di Tehran, Mashhad,

Shiraz, Baluchistan, Kurdistan, shomal, jonoob, shargh, gharb,

Shiraz, Baluchistan, Kurdistan, Shomal, Jonoob, Shargh, Gharb,

all over Iran have done,

di seluruh Iran telah melakukannya,

I, too,

saya, juga,

I'm going to cut my hair to show my solidarity with the movement.

saya akan memotong rambut saya untuk menunjukkan solidaritas pergerakan.

(Cheers and applause)

(Sorakan dan tepuk tangan)

(Cheers and applause continues)

(Sorakan dan tepuk tangan berlanjut)

Thank you.

Terima kasih.

(Applause continues)

(Tepuk tangan berlanjut)

(Tepuk tangan berakhir)

(Applause ends)

Thank you.

Terima kasih.

Audience: Freedom for women!

Penonton: Kebebasan untuk wanita!

(Cheers)

(Sorakan)

SZ: This hair, for too long, has been intertwined with religion and politics.

SZ: Rambut ini, telah terlalu lama, terkait dengan agama dan politik.

But I say with my sisters in Iran:

Namun saya katakan kepada saudara perempuan saya di Iran:

no more.

tidak lagi.

And I say with them:

Dan saya katakan ke mereka:

Women, to reclaim our rights.

Wanita, untuk meminta kembali hak-hak kami.

(Applause and cheers)

(Tepuk tangan dan sorakan)

Life, for the lives unjustly taken.

Hidup, untuk nyawa yang diambil secara tak adil.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Freedom, for the liberation of my people.

Kebebasan, untuk pembebasan rakyat saya.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Saya berdiri di sini dengan rambut di tangan saya,

I stand here with my hair in my hand,

in hope of a future

dengan harapan di masa depan

where no little girl has to wish she were a man

tidak ada lagi anak perempuan bercita-cita menjadi pria

because she's terrified that she might drown every day.

karena dia takut akan tenggelam setiap hari.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Yes, the crackdown is brutal.

Ya, tindakan kerasnya brutal.

And yes, there might not be a solution inside yet.

Dan ya, mungkin belum ada solusi untuk itu.

But the only thing that can help create and sustain one is hope.

Namun satu hal yang membantu menciptakan dan mempertahankan solusi adalah harapan.

Sorry.

Maaf.

(Cheers and applause)

(Sorakan dan tepuk tangan)

The only thing that can help create and sustain one is hope.

Satu hal yang membantu menciptakan dan mempertahankan solusi adalah harapan.

And every single one of us can take a step and play our part.

Dan setiap dari kita bisa ambil langkah dan ambil bagian.

I'm standing here speaking to you now.

Saya berdiri di sini berbicara dengan Anda sekarang.

Many non-Iranians and Iranians outside of Iran have been signing petitions,

Banyak warga Iran dan non Iran di luar Iran telah menandatangani petisi,

going to protest, putting pressure on their governments

pergi berunjuk rasa, menekan pemerintah mereka

so that in turn, they put pressure on the Iranian regime and government.

agar pada saatnya, mereka bisa menekan rezim dan pemerintah Iran.

For the past few months,

Dalam beberapa bulan lalu,

I've been speaking to protesters inside of Iran,

saya telah berbicara dengan pengunjuk rasa di Iran,

and they tell me how much it matters to them

dan mereka berkata betapa berartinya itu bagi mereka

that we on the outside stay informed and engaged.

bahwa kita yang berada di luar tetap terhubung dan terlibat.

So let's try our best to make certain

Jadi, mari kita usahakan yang terbaik untuk memastikan

that those of us on the shore let those at sea know

kita yang berada di pantai memberitahu mereka yang berada di laut

that we see them, that we hear their cries.

bahwa kita melihat mereka, bahwa kita mendengar tangisan mereka.

Thank you for taking a step towards a future

Terima kasih telah mengambil langkah untuk masa depan

where freedom is not just a dream, but a reality.

di mana kebebasan bukan hanya mimpi, namun sebuah kenyataan.

Not just for women,

Tidak hanya untuk wanita,

but for everyone.

namun untuk semua orang.

And not just in Iran,

Dan tidak hanya di Iran,

but everywhere.

namun di mana saja.

Thank you.

Terima kasih.

(Cheers and applause)

(Sorakan dan tepuk tangan)