Nancy N. Chen: The inaccurate link between body ideals and health | TED

Transcriber: Leslie Gauthier Reviewer:

Translator: Bernadine Rosa Isabella Reviewer: Maria Nainggolan

Hello and welcome.

Halo dan selamat datang.

As visual beings,

Sebagai makhluk visual,

we rely on images to perceive the world

kita mengandalkan gambar untuk memahami dunia

and make meaning.

dan membuat makna.

Imagine I ask you to draw a human body.

Bayangkan aku memintamu untuk menggambar tubuh manusia.

How would you depict this body?

Bagaimana caramu menggambar tubuh ini?

Body ideals reflect social meanings

Tubuh ideal mencerminkan makna sosial

about how we dwell in spaces both physical and cultural.

tentang bagaimana kita menghuni ruang fisik dan budaya.

We often interpret bodies with categories of gender,

Kita sering menafsirkan tubuh sesuai gender,

race,

ras,

ethnicity,

etnis,

class

kelas sosial,

and belonging --

dan kepemilikan --

or not --

atau --

through modifications such as hair,

melalui modifikasi seperti rambut,

skin,

kulit,

clothing.

pakaian.

As a medical anthropologist,

Sebagai seorang antropologi medis,

I study cultural concepts about bodies

aku mempelajari konsep-konsep budaya tentang tubuh

and how these shape both being in the world and health.

dan bagaimana keduanya membentuk dunia maupun kesehatan

Curvy bodies have been around for millennia.

Tubuh yang berisi telah ada selama ribuan tahun.

The limestone figurine,

Patung batu kapur,

known as the Venus of Willendorf,

yang dikenal sebagai Venus of Wilendorf,

is considered to reflect two values that were ranked high in the past:

dianggap mencerminkan dua nilai yang berperingkat tinggi di masa lalu:

reproduction and abundance.

reproduksi dan kelimpahan.

Fertility figures with voluptuous curves suggest

Patung kesuburan dengan bentuk yang montok menunjukan

that body ideals for females have focused on full-figured, curvy bodies,

bahwa tubuh ideal perempuan difokuskan pada bentuk lekukan tubuh,

especially in agrarian societies.

khususnya dalam masyarakat agraris.

Low waist-to-hip ratios,

Rasio pinggang ke pinggul yang rendah,

or hourglass figures,

atau figur jam pasir,

have long been considered to be more attractive,

sejak lama dianggap lebih menarik,

from an evolutionary perspective,

dari perspektif evolusi,

in terms of the ability for childbearing.

dalam hal kemampuan untuk melahirkan anak.

Then something changed.

Kemudian sesuatu berubah.

In the past century,

Selama abad terakhir,

body ideals shifted significantly

tubuh yang ideal berubah secara signifikan

when Western societies increasingly featured thin-bodied female models

ketika masyarakat Barat terus menampilkan model perempuan yang bertubuh kurus

in mainstream media.

di media arus utama.

The Western body ideal in the 1960s was Marilyn Monroe.

Tubuh ideal masyarakat Barat tahun 1960-an adalah Marilyn Monroe.

By the 1970s, magazines featured Twiggy.

Pada tahun 1970-an, majalah menampilkan Twiggy.

That’s a huge shift,

Ini adalah perubahan besar,

and such body ideals continued shrinking.

dan tubuh yang ideal terus menyusut.

Throughout the 1980s and 90s,

Sepanjang tahun 1980 dan 1990-an,

the gap between the average size of regular women

jarak antara ukuran rata-rata perempuan

and the size of models continue to grow.

dan ukuran model terus berkembang.

This gap between actual and ideal can impact self-image.

Kesenjangan antara kenyataan dan ideal dapat mempengaruhi citra diri.

Over the past three decades,

Selama tiga dekade terakhir,

thinness has come to be associated with dominant portrayals of prestige,

Tubuh kurus dikaitkan dengan gambaran yang prestise,

in addition to well-being.

selain kesejahteraan.

The systemic proliferation of thin body ideals circulates on a global scale.

Penyebarluasan akan tubuh kurus yang ideal beredar dalam skala global.

Body dysmorphia,

Dismorfik tubuh

and often accompanying eating disorders,

yang sering disertai dengan gangguan makan,

can be found around the world.

dapat ditemukan di seluruh dunia.

Thinness has become a matter of achievement through diet regimes,

Tubuh yang kurus menjadi suatu pencapaian melalui diet,

food avoidances,

menghindari makanan,

exercise --

olahraga --

even surgery.

bahkan operasi.

In 1998, the category of orthorexia,

Pada 1998, kategori ortoreksia,

the obsessive focus on healthy eating,

obsesi pada makanan sehat,

was coined as a new category of eating disorder.

diciptakan sebagai kategori baru gangguan makan.

During this pandemic,

Selama pandemi ini,

social media followed the journeys of celebrities documenting weight loss

sosial media mengikuti selebriti dalam proses penurunan berat badan

and other transformations.

atau transformasi lainnya.

Idealized body types aren’t just about thinness anymore.

Tipe tubuh ideal bukan hanya tentang kurus lagi.

New forms of thin --

Bentuk tubuh kurus yang baru --

lean, muscular bodies --

tubuh ramping dan berotot --

have come to be pursued across gender,

menjadi sesuatu yang dikejar oleh tiap gender,

age,

usia,

income

pendapatan,

and locations with accompanying bias against fat.

dan lokasi yang diiring bias terhadap lemak.

It's important to note, however,

Penting untuk dicatat,

that not all societies and cultures fully embrace thin bodies as ideals.

bahwa tidak semua masyarakat dan budaya menerima tubuh kurus sebagai tubuh ideal.

Curves remain significant for many cultures and ethnic groups even today,

Tubuh berisi tetap signifikan bagi berbagai budaya dan kelompok etnis,

including Black, Indigenous and Latinx communities.

termasuk komunitas orang kulit hitam, orang pribumi, dan orang latin.

Moreover, standards of beauty differ

Selain itu, standar kecantikan berbeda

and are not solely based on external features.

dan tidak hanya berdasarkan pada fitur eksternal.

An earlier study of body ideals in rural Jamaica found

Sebuah studi tentang tubuh yang ideal di pedesaan Jamaika menemukan bahwa

that bodies there are reflections of one’s social relations.

tubuh adalah cerminan dari hubungan sosial seseorang.

Whether by shared fluids or food,

Baik melalui cairan atau makanan,

plump bodies in this rural context are considered to be desirable,

tubuh montok dalam konteks pedesaan dianggap sebagai sesuatu yang diinginkan,

healthy

sehat,

and loveable

dan menggemaskan

in this measure of well-being.

dalam ukuran kesejahteraan.

Thin bodies there were interpreted to be antisocial

Tubuh yang kurus dianggap sebagai antisosial

or neglected without social capital or relations to feed or care for them.

atau diabaikan tanpa modal sosial atau keluarga yang merawat mereka.

Similar positive views about ample or thick bodies

Pandangan positif terhadap tubuh yang berisi

have been found in ethnographic studies across Africa,

telah ditemukan dalam studi etnografi di seluruh Afrika,

the Pacific Islands

Kepulauan Pasifik,

and the U.S.

dan Amerika Serikat.

With increased globalization and market reach,

Dengan meningkatnya globalisasi dan jangkauan pasar,

body ideals change over time,

tubuh yang ideal berubah dari waktu ke waktu,

even in rural and remote areas.

bahkan di pededaan dan tempat terpencil.

Weight stigma,

Stigma akan berat badan,

or fat phobia and bias,

atau fobia lemak dan bias,

are increasingly found not only in the Global North,

semakin banyak ditemukan tidak hanya di bagian Utara,

but also the Global South.

tapi juga bagian Selatan.

With increasing obesity around the world,

Dengan meningkatnya obesitas di seluruh dunia,

public health campaigns to address overweight and obesity may backfire

kampanye untuk mengatasi obesitas dapat menjadi bumerang

by reinforcing weight stigma.

dengan memperkuat stigma akan berat badan.

How is it possible to move beyond these body ideals

Bagaimana cara untuk bergerak melampaui tubuh ideal

that may be harmful for esteem or self-care?

yang mungkin berbahaya bagi harga diri atau perawatan diri?

The problem is that no matter the preference for thick or thin,

Masalahnya adalah baik preferensi untuk kurus atau berisi,

these universally imposed body ideals miss a key point.

tubuh ideal yang dipaksakan kehilangan poin utamanya.

There are many different kinds of body shapes, weight and looks.

Ada banyak jenis bentuk tubuh, berat, dan penampilan.

Yet the conflation of appearance with health often facilitates

Namun perpaduan antara penampilan dengan kesehatan memfasilitasi

unhealthy shaming of oneself or others

rasa malu yang berlebihan terhadap diri sendiri atau orang lain

based on outdated ideals.

berdasarkan idealisme yang sudah ketinggalan zaman.

The good news is that body diversity is being recognized

Berita baiknya adalah keragaman tubuh diakui

as a critical component and reflection of social diversity, equity and inclusion.

sebagai faktor penting dan cerminan dari keragaman sosial, kesetaraan, dan inklusi.

In calling out standard media portrayals,

Dalam mengkritisasi standar penggambaran media,

which feature size-two models

yang menampilkan model dengan ukuran dua

while the average American woman may be a size 16,

sementara rata-rata perempuan Amerika berukuran 16,

body diverse activists,

Aktivis keragaman bentuk tubuh,

along with earlier queer and Black activists,

bersama dengan para aktivis queer dan aktivis kulit hitam,

have pointed out the harm of body-shaming

menunjukan bahaya dari celaan fisik

and they advocate instead for retraining social lenses on systemic ideals.

dan menganjurkan untuk melatih kembali lensa sosial pada cita-cita sistemik.

With increasing body positive advocacy,

Dengan meningkatnya advokasi penerimaan tubuh,

there’s been a shift in national and global ad campaigns

telah terjadi pergeseran dalam kampanye iklan nasional dan global

that feature more diversity of bodies,

yang menampilkan lebih banyak keragaman bentuk tubuh,

skin color,

warna kulit,

hairstyles

gaya rambut,

and even age.

dan bahkan usia.

Another way to enhance body diversity entails expanding

Cara lain untuk meningkatkan keragaman bentuk tubuh yaitu perluasan

where we look for diverse bodies.

di mana kita mencari bentuk tubuh yang beragam.

For instance,

Misalnya,

sports events are major stages where bodies are on display

acara olahraga adalah panggung utama di mana bentuk tubuh dipamerkan

Rather than uniformly thin or lean,

Alih-alih berotot atau kurus,

different proportions, sizes and abilities can be seen

proporsi, ukuran, dan kemampuan yang berbeda dapat dilihat

in the bodies of Olympians,

pada tubuh para peserta Olimpiade,

Paralympians

Paralimpiade,

and other athletes.

dan atlet lainnya.

Beyond athletes,

Selain atlet,

ad campaigns for clothing or cosmetics

kampanye iklan untuk pakaian dan kosmetik

may also feature a range of ordinary consumers

juga menampilkan berbagai orang biasa

to represent their brand as accessible and inclusive.

untuk mewakili merek mereka sebagai inklusif dan dapat diakses.

These approaches are helpful correctives

Pendekatan ini berguna untuk membantu memperbaiki

to address the divergence between ideals and actual lived bodies in everyday life.

perbedaan antara bentuk tubuh yang ideal dan bentuk tubuh yang nyata.

These are important directions addressing narrow body ideals

Ini adalah petunjuk penting yang membahas cita-cita tubuh yang sempit

by expanding diversity and inclusion of bodies

dengan memperluas keragaman dan inklusi tubuh

that become the focus of media,

yang menjadi fokus media,

social media

sosial media,

and advertising.

dan periklanan.

Nonetheless, these images keep our views,

Meskipun demikian, gambar ini membuat pandangan kita,

often subjective,

seringkali subjektif,

on outer body features

pada fitur tubuh kita

as opposed to objectively thinking about health.

yang bertentangan dengan pemikian objektif tentang kesehatan.

If we are concerned about health and well-being,

Jika kita peduli dengan kesehatan dan kesejahteraan,

then we need to go beyond body standards or ideals.

maka kita perlu mengabaikan standar tubuh atau tubuh yang ideal.

We need to consider how healthy bodies are based on what’s going on inside,

Kita perlu mempertimbangkan kesehatan berdasarkan yang terjadi di dalam,

rather than focusing on externalities.

daripada berfokus pada eksternalitas.

Medical anthropology,

Antropologi medis,

the history of medicine and comparative knowledge,

sejarah kedokteran dan pengetahuan komparatif,

offers insights on how to examine bodies in different ways.

menawarkan wawasan tentang cara memeriksa tubuh dengan cara yang berbeda.

All the classical systems of medicine --

Semua sistem pengobatan klasik --

Ayurveda,

Ayurveda,

Chinese,

Cina,

Greco-Islamic,

Yunani-Islam,

as well as Indigenous healing knowledge,

serta pengetahuan penyembuhan Pribumi,

understood bodies through one’s life force

memahami tubuh melalui kekuatan hidup seseorang

and the energy in connection to natural and social environment.

dan energi dalam kaitannya dengan lingkungan alam dan sosial.

Energetic qualities of bodies such as dosha,

Kualitas energi tubuh seperti dosha,

chi

chi,

or vital essences such as blood,

atau hal vital seperti darah,

are much more significant than external features.

jauh lebih penting daripada fitur eksternal.

The outside body was a reflection of one’s interior

Bagian luar tubuh adalah cerminan bagian dalam seseorang

to understand what was happening inside for health and balance.

untuk memahami apa yang terjadi di dalam untuk kesehatan dan keseimbangan.

Well-being meant being able to harmonize one’s body

Kesejahteraan berarti mampu untuk menyelaraskan tubuh

in relation to dynamic relations between vital substances,

dalam kaitannya dengan hubungan dinamis antara zat vital,

human organs

organ manusia,

and one’s environment

dan lingkungan seseorang

to live as long as possible.

untuk hidup selama mungkin.

The immune system and microbiome are contemporary examples.

Sistem kekebalan dan mikrobioma adalah contoh modern.

They help to understand human bodies in relation to entities such as bacteria,

Mereka membantu memahami tubuh yang kaitannya dengan bakteri

microbes or pathogens.

mikroba atau patogen.

These offer key opportunities to reframe body ideals

Ini menawarkan peluang penting untuk membingkai ulang tubuh ideal

that engage vitality from within,

yang melibatkan vitalitas dari dalam,

such as metabolic health,

seperti kesehatan metabolisme,

rather than focus solely on externalities or ideal representations.

daripada berfokus pada eksternalitas atau representasi ideal.

We are in dire need of healthy bodies, societies and environments.

Kita sangat memerlukan tubuh, masyarakat, dan lingkungan yang sehat.

We come in all shapes and features that are desirable and beautiful.

Kita datang dengan segala bentuk dan fitur yang diidamkan dan indah.

By caring for healthy bodies,

Dengan merawat tubuh yang sehat,

placing more value on internal vitality,

menaruh nilai lebih pada vitalitas internal,

yang menganggap hidup dalam kaitannya dengan lingkungan kita

which takes into account living in relation to our environment

and each other,

dan satu sama lain,

we might be able to experience better health

kita mungkin bisa mengalami kesehatan yang lebih baik

and collective well-being in this century.

dan kesejahteraan kolektif di abad ini.

Kita bisa mulai menyembuhkan dengan melihat ke dalam diri kira sendiri.

We can begin to heal by looking within ourselves.

We can thrive by seeing vitality together.

Kita bisa berkembang dengan melihat vitalitas bersama.

Terima kasih.

Thank you.