It’s Time To Rethink the Role of First Lady | Irina Karamanos Adrian | TED

Translator: Syifa Sabrina Reviewer: Made Pramana

In 2021, Gabriel Boric became the elected President of Chile.

Pada tahun 2021, Gabriel Boric terpilih menjadi Presiden Chili.

He was one of the youngest worldwide

Dia merupakan salah satu presiden termuda di dunia

and one of the most voted in the country's history.

dan salah satu yang paling banyak dipilih dalam sejarah negara itu.

He was supported by a political party

Dia didukung oleh sebuah partai

called Convergencia Social.

bernama Convergencia Social.

And by the time of the election,

Pada saat pemilihan,

I was in charge of the feminist front of that party.

saya bertanggung jawab atas front feminis partai itu.

So even though I was very confident our candidate was going to win,

Jadi, meskipun saya sangat yakin kandidat kami akan menang,

the night itself of the election was still very overwhelming,

malam pemilihan itu tetap membuat saya merasa kewalahan,

especially so when we got to walk through the crowds, held by security.

terutama ketika kami harus melewati kerumunan

yang dijaga petugas keamanan.

You know, it suddenly all felt so real

Tiba-tiba semua terasa begitu nyata

because we were walking to a stage

karena kami berjalan ke panggung

in front of where thousands of people had gathered to celebrate the victory.

di depan ribuan orang yang sudah berkumpul

untuk merayakan kemenangan.

Because Gabriel Boric was not just a candidate I was supporting,

Gabriel Boric bukan hanya seorang kandidat yang saya dukung,

he was also my partner.

tetapi dia juga suami saya.

So soon enough,

Jadi, tidak lama lagi,

this meant for people that I was about to become a First Lady.

artinya saya akan menjadi Ibu Negara.

And now I come to you, this great audience,

Sekarang, saya ada di depan Anda, penonton yang hebat ini,

and want to ask you,

ingin bertanya kepada Anda,

have you ever thought of becoming a First Lady?

pernahkah Anda berpikir menjadi seorang Ibu Negara?

Is it something you thought of growing up or lately, I don't know?

Apakah itu sesuatu yang Anda pikirkan saat tumbuh dewasa atau akhir-akhir ini?

(Laughter)

(Tawa)

Well, I didn't think so.

Saya rasa tidak.

Me neither.

Begitu pun saya.

Until I was about to become one.

Sampai saya menjadi salah satunya.

Because really, whatever your partner does, you know,

Karena sungguh, apa pun yang dilakukan pasangan Anda,

do you picture yourself getting up in the morning

apakah Anda membayangkan diri Anda bangun di pagi hari

and accompanying him or her to his or her job?

dan menemaninya bekerja?

(Laughter)

(Tawa)

You know?

Ya, 'kan?

And now picture that job being to rule over a country.

Sekarang, bayangkan pekerjaan itu adalah untuk memerintah suatu negara.

(Laughter)

(Tawa)

But as much as it comes as a surprise to me,

Meski hal ini mengejutkan saya,

imagine what a surprise it might be to the voters that don't elect you.

bayangkan betapa mengejutkannya bagi para pemilih yang tidak memilih Anda.

They elected the president, right?

Mereka memilih presiden, kan?

And the president chose me,

Dan presiden memilih saya,

but surely not thinking of me becoming an authority one day.

meski saya tidak pernah berpikir akan menjadi pemimpin suatu hari nanti.

And so I first rejected the idea

Jadi, awalnya saya menolak ide

of becoming a First Lady,

untuk menjadi Ibu Negara,

and all of, you know, what that meant.

dan semua hal tentang itu.

And so, many people criticized me,

Maka, banyak orang mengkritik saya,

but many feminists applauded me, right.

tetapi banyak feminis memuji saya.

Because, as a feminist,

Karena, sebagai seorang feminis,

I can see that feminist beliefs

saya dapat melihat bahwa keyakinan feminis

seem contradictory or incompatible with being a First Lady.

tampak kontradiktif atau tidak sesuai dengan menjadi Ibu Negara.

On the one hand,

Di satu sisi,

OK, what does a feminist possibly want to do

apa yang mungkin ingin dilakukan seorang feminis

in such a conservative space?

di ruang konservatif seperti itu?

But on the other hand,

Namun, di sisi lain,

ain't the pursuit of taking feminist action,

bukankah upaya dalam mengambil langkah feminis,

even more so in such an unlikely place,

terlebih lagi di tempat yang agak tidak mungkin,

something that is worth doing

merupakan sesuatu yang patut dilakukan

more than caring about your coherent image as a feminist?

lebih dari sekadar peduli dengan citra Anda sebagai seorang feminis?

So I decided to meet up with former First Ladies

Jadi, saya memutuskan untuk bertemu dengan mantan Ibu Negara

of the last decades

dari puluhan tahun terakhir

and talk to them about their achievements, about their experiences.

dan berbincang tentang pencapaian dan pengalaman mereka.

So I talked to them, and that was very important.

Saya berbicara dengan mereka dan itu sangat bermakna.

It was crucial.

Itu sangat penting.

And I also made meetings with feminists from different generations

Saya juga mengadakan pertemuan dengan feminis dari berbagai generasi

to talk it all through.

untuk membicarakan semuanya.

But the point and the moment that really struck me

Namun, waktu dan momen yang benar-benar berkesan

was my meetings with attorneys,

adalah pertemuan dengan para pengacara,

because they told me the following.

karena mereka memberitahu saya hal berikut ini.

They were like, "Well, this is great for you.

Mereka bilang, “Yah, ini bagus untuk Anda.

You will have so many opportunities

Anda akan memiliki begitu banyak peluang

and the chance to do whatever you want with your interests."

dan kesempatan untuk melakukan apa pun yang Anda inginkan dengan minat Anda.”

And I was like, this doesn't sound right.

Saya pikir, ini tidak terdengar benar.

You know, he was like, "Yes, because you can create projects,

Lalu, dia bilang, “Ya, karena Anda dapat membuat proyek,

you can create new foundations, because this is not regulated

Anda dapat membuat lembaga baru, karena hal ini tidak ada aturannya

and there are many gray zones."

dan terdapat banyak zona abu-abu.”

(Laughter)

(Tawa)

I realized what this construction was all about.

Saya menyadari apa maksud dari semua susunan ini.

In Chile, First Lady's institutionalized version looks like this,

Di Chili, versi institusionalisasi Ibu Negara terlihat seperti ini,

because they got progressively more and more functions, alright?

karena mereka semakin mendapatkan lebih banyak tugas, 'kan?

So they are anchored in the state through diverse set of things.

Jadi, mereka sangat berkaitan dengan negara melalui beragam hal.

On the one hand,

Di satu sisi,

you've got foundations, a set of foundations,

Anda memiliki yayasan, seperangkat yayasan,

for example, for childhood education.

misalnya, untuk pendidikan masa kanak-kanak.

Then you’ve got a foundation for recycling computers.

Lalu, Anda memiliki yayasan untuk mendaur ulang komputer.

Then you’ve got a foundation for empowering women.

Lalu, Anda memiliki yayasan untuk memberdayakan wanita.

Then you've got a museum with a focus on interactive approach.

Kemudian, Anda memiliki museum dengan fokus pada pendekatan interaktif.

Then you’ve got education and music.

Kemudian, Anda punya yayasan untuk pendidikan dan musik.

But they were all formed by former First Ladies.

Namun, itu semua dibangun oleh Ibu Negara yang sebelumnya.

And you get to preside [over] all of these foundations,

Dan Anda bisa memimpin semua yayasan ini,

regardless of your professional background.

terlepas dari latar belakang profesional Anda.

(Laughter)

(Tawa)

And through them, you can do your projects or make more foundations, right?

Dari sana, Anda dapat mengerjakan proyek Anda

atau membuat yayasan lagi, bukan?

(Laughter)

(Tawa)

And then you've got protocol, OK?

Kemudian, Anda punya protokol.

Protocol is accompanying the president

Protokol menemani presiden

to several events, ceremonies, engagements.

ke beberapa acara, upacara, dan perjanjian.

And then you've got something very important.

Kemudian, Anda memiliki sesuatu yang sangat penting.

Or at least I find it very important because it's so symbolic.

Atau setidaknya menurut saya sangat penting karena sangat simbolis.

They give you an office right inside of the presidential palace.

Mereka memberi Anda kantor tepat di dalam istana presiden.

But it's not just an office, it's the most beautiful one.

Itu bukan hanya kantor biasa,

tetapi kantor yang paling indah.

Like, people actually call it Versailles, OK?

Karena, orang-orang menyebutnya Versailles, oke?

And you get to choose a team,

Lalu, Anda juga bisa memilih tim,

which I would publicly like to thank.

yang saya amat berterima kasih akan hal ini.

And so I decided to make a plan.

Jadi, saya memutuskan untuk membuat rencana.

And my approach would be to tackle both issues,

Caranya adalah dengan mengatasi kedua masalah tersebut,

the democratic illegitimacy of having the institution of marriage

yaitu ilegalitas demokratis dari tradisi pernikahan

so embedded in state,

yang begitu tertanam dalam negara,

and on the other hand, you know --

dan di sisi lain,

(Laughter)

(Tawa)

the gender-biased imaginary around this figure, OK?

bayangan ketimpangan gender di sekitar gambaran ini, oke?

But this meant making a turn again, towards action this time,

Namun, ini berarti berbalik lagi, kali ini menuju sebuah tindakan,

because I thought, OK, on the one hand,

karena saya berpikir, OK, di satu sisi,

if I do nothing, if I don't take the job,

jika saya diam dan tugas itu tidak saya ambil,

nothing will change.

tidak akan ada yang berubah.

If I do take the job,

Jika tugas itu saya ambil,

at least I have the chance to change something.

setidaknya saya memiliki kesempatan untuk mengubah sesuatu.

And we all know how traditions work.

Kita tahu bagaimana tradisi bekerja.

They repeat in time until something or someone interrupts it.

Berulang-ulang sampai sesuatu atau seseorang menyela.

So this meant making a new press conference

Ini artinya saya akan mengadakan konferensi pres

where I would say that I was to take office

di mana saya mengatakan bahwa saya akan menjabat

in order to transform the figure of First Ladies.

untuk mengubah sosok Ibu Negara.

Of course, I got criticism again,

Tentu saja, saya mendapat kritik lagi,

and a lot of people actually didn't understand this.

dan sebenarnya banyak orang tidak mengerti tentang ini.

But something a bit painful was, of course,

Namun, hal yang agak menyakitkan, tentu saja,

that many feminists criticized me too.

banyak feminis yang turut mengkritik saya.

So in that criticism, you know, is bad press

Dalam kritik itu terdapat pers yang buruk

when you come from a feminist party or a progressive party, for sure.

ketika Anda berasal dari pihak feminis atau pihak progresif.

But while it was super uncomfortable

Namun, meskipun itu sangat tidak mengenakkan

and I knew I was going to be,

dan saya tahu saya akan merasakan itu,

I was very convinced that I should use my power this way.

saya sangat yakin bahwa saya harus menggunakan kekuatan saya dengan cara ini.

That's what I felt, at least.

Setidaknya itulah yang saya rasakan.

So I started presiding [over] the existing foundations.

Jadi, saya mulai memimpin yayasan yang sudah ada.

So I wanted to know if they were still, you know,

Saya ingin tahu apakah mereka masih

following their social goals.

mengikuti tujuan sosial mereka.

And in order to have that diagnosed,

Untuk mengetahuinya,

I talked to the unions, to the workers,

saya berbicara dengan serikat pekerja dan para pekerja,

I wanted to understand if they still felt valued,

saya ingin memahami apakah mereka masih merasa dihargai,

if they still felt that they were taken, you know,

jika mereka masih merasa bahwa mereka dianggap

into account as professionals

sebagai profesional

or if, you know,

atau jika

politics were making something else out of them.

politik membuat mereka berubah.

And I talked to them. I improved salaries.

Dan saya berbicara dengan mereka. Saya menaikkan gaji.

I, you know, I made job listings public.

Saya membuat daftar pekerjaan menjadi publik.

We made processes more transparent.

Kami membuat proses lebih transparan.

And we also tried to make standards higher in general.

Kami juga mencoba membuat standar lebih tinggi secara umum.

So after all of this was done,

Jadi, setelah semua ini selesai,

we were ready for the next step,

kami siap untuk langkah berikutnya,

which was

yaitu

the First Lady not presiding over these foundations anymore.

Ibu Negara tidak lagi memimpin yayasan-yayasan ini.

(Laughter)

(Tawa)

So ...

Jadi...

Now you've got the ministries making the decision.

Anda memiliki kementerian yang membuat keputusan.

So, for instance,

Jadi, misalnya,

now that we do have a Ministry for Women and Equality,

kami memiliki Kementerian Perempuan dan Kesetaraan,

she decides who will be the president

dia yang memutuskan siapa yang akan menjadi pimpinan

of the foundation about empowerment for women, right?

yayasan tentang pemberdayaan bagi perempuan, bukan?

The Minister of Education is the one who decides

Menteri Pendidikan adalah orang yang memutuskan

who will be the president of the foundation for childhood education.

siapa yang akan menjadi pimpinan yayasan pendidikan anak.

Makes sense, right?

Masuk akal, kan?

All these changes took about nine months.

Semua perubahan ini memakan waktu sekitar sembilan bulan.

Now I'm just me.

Sekarang, saya hanyalah saya.

I have no team, no office, and no official role.

Saya tidak punya tim, tidak punya kantor, dan tidak punya jabatan resmi.

I don't take any resources from state.

Saya tidak mengambil sumber daya milik negara.

And I still have a lot of public exposure,

Saya masih mendapat banyak sorotan publik,

and I would still attend meaningful events with my partner.

dan saya masih akan menghadiri acara yang berarti dengan suami saya.

Which brings me to the next issue I wanted to tackle,

Yang membawa saya ke masalah berikutnya yang ingin saya atasi,

which is gender stereotypes, right?

yaitu stereotipe gender, bukan?

Because it turns out we actually still look at masculine authorities

Karena ternyata kita sebenarnya masih memandang otoritas maskulin

as people that need to be complemented by a feminine other.

sebagai sosok yang perlu dilengkapi dengan sosok feminin lainnya.

But if you think about a woman

Namun, jika Anda berpikir tentang seorang wanita

that has just been elected, or a woman in power,

yang baru saja terpilih, atau seorang wanita yang berkuasa,

we expect her to have both male and female qualities.

kami berharap dia memiliki kualitas pria dan wanita.

So this not only tells you

Jadi, hal ini tidak hanya memberitahu Anda

that relationships in such high rank,

bahwa hubungan dalam peringkat tinggi seperti itu,

like in a visible platform,

seperti dalam platform yang terlihat,

are expected to be heteronormative and traditional,

diharapkan bersifat heteronormatif dan tradisional,

but it also tells you how embedded marriage is in state.

tetapi hal ini juga menunjukkan betapa pentingnya pernikahan dalam negara.

Turns out it was very normal to have the wife around.

Ternyata istri yang selalu mengikuti itu merupakan hal yang biasa.

So I thought

Jadi, menurut saya,

this kind of condescending constellation around the president

konstelasi yang merendah di sekitar presiden

is something that will not be well-received

merupakan sesuatu yang tidak akan diterima dengan baik

from the new generations of politicians.

dari generasi politisi baru.

Because if you think about it,

Karena jika dipikir-pikir,

women accompanying presidents are still seen as assets.

perempuan yang menemani presiden masih dipandang sebagai aset.

They are seen as someone who gives the president an image of more stability,

Mereka dianggap memberikan presiden sebuah citra kestabilan,

of completeness and of balance.

kelengkapan,

dan keseimbangan.

But that is because of our accustomed view of duality.

Namun, itu karena pandangan kita yang terbiasa dengan dualisme.

And I think we were already past that.

Saya pikir kita sudah melewati itu.

I mean, church and state,

Maksud saya, gereja dan negara,

state and love,

negara dan cinta,

state and marriage.

negara dan pernikahan.

Doesn't it sound antiquated already when you say it out loud?

Bukankah terdengar kuno jika dikatakan dengan lantang?

When it comes to women in politics,

Ketika menyangkut perempuan dalam politik,

yes, of course we want as many as possible.

tentu saja kami ingin ada perempuan sebanyak mungkin.

But the good news is, we can vote for them, right?

Kabar baiknya adalah, kita bisa memilih mereka, bukan?

(Laughter)

(Tawa)

(Cheers and applause)

(Sorak-sorai dan tepuk tangan)

Yeah.

Ya.

I say we keep marriage out of the presidential must-haves

Kita harus menghapus pernikahan dari keharusan menjadi presiden

and legitimize the person we vote for.

dan melegitimasi orang yang kita pilih.

My goal for taking on the institutional side of First Lady was to make change.

Tujuan saya mengambil sisi institusional Ibu Negara adalah untuk membuat perubahan.

To take away power from a position that is a result of affection

Untuk mencabut kekuatan sebuah posisi yang merupakan hasil dari afeksi

and not of democratic process.

dan bukan dari proses demokrasi.

Some people may think

Beberapa orang mungkin berpikir

that this is a personal rejection of a privilege.

bahwa ini adalah penolakan pribadi terhadap hak istimewa.

Instead, it's a political rejection of power

Sebaliknya, itu adalah penolakan politik terhadap kekuasaan

from where it doesn't belong.

dari posisi yang tidak seharusnya.

I am not to have --

Saya tidak akan mengambil—

(Applause)

(Tepuk tangan)

Thank you.

Terima kasih.

I am not to have power that people have not given me.

Saya tidak akan mengambil kekuasaan yang orang tidak berikan kepada saya.

So I see state innovations as crucial to turn the game around

Saya melihat inovasi negara sangat penting untuk mengubah permainan

when it comes to the devaluation of our democracies.

ketika menyangkut devaluasi demokrasi kita.

Because when you think about it,

Karena ketika Anda pikirkan hal ini,

making changes in governmental institutions,

membuat perubahan dalam lembaga-lembaga pemerintah,

updating them, making them more legit again,

memperbaruinya, membuatnya lebih sah lagi,

and taking away parts

dan menghilangkan bagian-bagian

that don't represent contemporary needs anymore

yang tidak mewakili kebutuhan kontemporer lagi

might make people feel more close, more reflected

mungkin membuat orang merasa lebih dekat, lebih tercermin

in the instrument of democracies.

dalam instrumen demokrasi.

And that's what it's there for.

Dan itulah gunanya.

So if making symbolic, cultural and institutional changes

Jadi, jika membuat perubahan simbolis, budaya, dan kelembagaan

increases our attachment to democratic values,

meningkatkan keterikatan kita pada nilai-nilai demokrasi,

then I say it's worth a try.

maka menurut saya hal itu patut dicoba.

Thank you very much.

Terima kasih banyak.

(Applause)

(Tepuk tangan)