The Nostalgia Behind Your Favorite Chinese Food | Vincent Yeow Lim | TED

Translator: Rahadiani Prasetianti Reviewer: Agus Ari Wibawa

My grandfather was a restaurant owner.

Kakek saya adalah pemilik restoran.

My father was a restaurant owner.

Ayah saya adalah pemilik restoran.

My name is Vincent Yeow Lim.

Nama saya Vincent Yeow Lim.

I'm a chef, content creator and restaurant owner.

Saya seorang koki, kreator konten sekaligus pemilik restoran.

Owning and running a Chinese restaurant

Memiliki dan mengelola restoran Tiongkok

is one of the hardest and most valuable things I think you can do.

adalah hal tersulit sekaligus paling berharga yang pernah saya lakukan.

When we first arrived in Australia, my dad opened a Chinese restaurant.

Ketika kali pertama tiba di Australia, ayah saya membuka restoran Tiongkok.

I would go there every single day to help him out.

Saya pergi ke tempat itu setiap hari untuk membantu ayah.

That was my way to spend time with him.

Itulah cara saya menghabiskan waktu bersamanya.

And slowly I developed my love for cooking.

Dan perlahan muncul kecintaan saya pada dunia kuliner.

At the age of 15,

Pada usia 15 tahun,

I was able to use a wok to cook and to serve customers.

saya bisa memasak untuk pelanggan menggunakan wajan.

Now I’m running a 100-seater Chinese restaurant.

Sekarang saya mengelola restoran Tiongkok berkapasitas 100 kursi.

The hard work that I saw my dad put into Chinese food

Kerja keras ayah saya dalam membuat masakan Tionghoa

makes me feel really proud.

membuat saya sangat bangga.

Proud that I was lucky enough to learn from a master.

Bangga bahwa saya beruntung bisa belajar dari seorang ahli.

When I tell people that I'm a chef cooking Chinese food,

Ketika saya berkata pada orang lain bahwa saya adalah koki masakan Tionghoa,

I want people to value it the same way that I do.

saya ingin orang menghargainya sama seperti saya1.

So what is the value of Chinese food?

Jadi, bagaimanakah nilai makanan Tionghoa?

Is it the taste?

Apakah tentang rasa?

Is it the hard work and the training?

Atau tentang kerja keras dan latihan peraciknya?

Or is it the dish's history and the nostalgia it makes us feel?

Ataukah sejarah hidangan itu dan nostalgia yang ditimbulkannya?

To me, it is all of those things.

Bagi saya, semuanya bernilai.

But being in the restaurant industry,

Namun dalam bisnis restoran,

I can tell you the most obvious value of food.

saya dapat memberitahu Anda nilai suatu makanan dengan pasti.

And that is the price at which we choose to set it at.

Dan itulah harga yang kami tetapkan.

The perception of Chinese food is that it is indulgent,

Masyarakat menganggap makanan Tionghoa memanjakan lidah,

yet cheap.

namun terjangkau.

But the value of Chinese food is so much more than that.

Tetapi, nilai makanan Tionghoa jauh lebih berharga dari itu.

There is no formal culinary school to train to be a Chinese chef.

Tidak ada pendidikan kuliner formal untuk menjadi koki masakan Tionghoa.

And after the pandemic,

Dan sesudah pandemi,

there was a shortage of Chinese chefs in Australia.

terjadi kekurangan koki masakan Tionghoa di Australia.

Now the cost of ingredients,

Saat ini harga bahan makanan,

labor

tenaga kerja,

and demand for Chinese food is high.

dan permintaan makanan Tionghoa meningkat.

The amount of skill required to cook the first dish that I ever learned

Keahlian yang dibutuhkan untuk memasak makanan pertama yang saya pelajari

doesn't match up to the price.

tidak sebanding dengan harganya.

The first dish that I ever learned to cook was the fried rice.

Masakan pertama yang saya pelajari adalah nasi goreng.

Fried rice is the easiest dish to cook, but also the hardest dish to get right.

Nasi goreng adalah masakan termudah, namun tersulit untuk dibuat dengan benar.

I actually wasn't allowed to serve customers

Saya tidak diizinkan memasak untuk pelanggan

until I got this dish right.

sampai saya bisa memasaknya dengan benar.

(Laughter)

(Tertawa)

The oil goes into the wok first,

Pertama, tuang minyak ke dalam wajan,

but only when the wok is hot enough.

perhatikan wajannya harus cukup panas.

The egg goes in next.

Kemudian, masukkan telur.

This creates a nonstick coating

Maka, akan terbentuk lapisan antilengket

for when the rice hits the hot wok.

saat nasi dimasukkan ke wajan panas.

(Stove beeps)

(Kompor berbunyi)

From experience, you can tell when the rice is too wet

Pengalaman akan membuat Anda mengetahui apakah nasinya terlalu lembek

or if the wok is too hot or too cold.

atau wajannya terlalu panas atau dingin.

All these small factors will create a different end result.

Semua faktor kecil ini akan menghasilkan hasil akhir yang berbeda.

If the rice is too wet, you lose the smoky aromatic flavor.

Jika nasinya terlalu lembek, Anda akan kehilangan aroma khas asapnya.

But if the rice is too dry,

Tapi jika nasinya terlalu kering,

you're basically eating pebbles.

sama saja dengan memakan kerikil.

(Laughter)

(Tertawa)

Now we add a little bit of yum, yum.

Sekarang tambahkan sedikit penyedap.

(Laughter)

(Tertawa)

Now we add the cooked meats and vegetables.

Sekarang kita masukkan daging dan sayur yang telah dimasak.

I'm tossing it to combine the flavors of the meat and vegetables with the rice.

Saya mengaduknya untuk memadukan rasa daging dan sayuran dengan nasi.

Even if we were to remove all the meat and vegetables,

Meskipun kita menghilangkan daging dan sayur di dalamnya,

your rice should still have all the flavor.

semua rasa tersebut harus tetap ada dalam nasi.

(Sizzling)

(Mendesis)

From years of experience,

Berdasar pengalaman bertahun-tahun,

I can tell you the difference between a good fried rice

saya bisa mengetahui nasi goreng yang baik

just from the feel and from the smell,

hanya dari perasaan dan aromanya,

without even having to take a bite.

tanpa harus mencicipinya.

(Applause)

(Tepuk tangan)

And I thought --

Dan menurut saya--

I thought that was enough.

itu sudah cukup.

But I realized cooking with one wok was way too slow.

Tapi saya sadar, memasak dengan satu wajan masih terlalu lambat.

So I took the knowledge from my dad

Maka saya mengambil ilmu dari ayah saya

and taught myself the dual wok cooking technique,

dan berlatih teknik memasak dua wajan secara otodidak,

using two woks to cook two different dishes at the same time.

menggunakan dua buah wajan untuk memasak dua hidangan berbeda sekaligus.

This requires coordination,

Teknik ini membutuhkan koordinasi,

organization and years of training.

keteraturan, dan latihan bertahun-tahun.

What makes it harder is the combination of dishes coming up next.

Kesulitan muncul dari kombinasi hidangan yang disajikan.

They have endless possibilities.

Begitu banyak kemungkinan yang ada.

Chow mein, sizzling garlic prawns,

Mi goreng, udang goreng bawang putih,

egg foo young.

fuyunghai.

When one is cooking, the other is served.

Ketika satu makanan dimasak, yang lainnya siap tersaji.

When the other is cooking, the next is served.

Ketika makanan lain dimasak, yang berikut siap terhidang.

The goal is that no matter the combination,

Tujuannya adalah apapun kombinasinya,

all the dishes get to the table at the same time.

semua hidangan tersaji di meja sekaligus.

People expect this in a Chinese restaurant.

Ini yang orang harapkan saat di restoran Tiongkok.

People expect variety.

Mereka menginginkan keragaman.

In a Western restaurant, you open the menu,

Di restoran ala Barat, saat membuka menu,

there's 20 items.

Anda menemukan 20 hidangan.

When I first started, I had 300.

Saat saya baru belajar, ada 300 masakan.

(Laughter)

(Tertawa)

In a Western restaurant,

Di restoran Barat,

you can often judge the food by the decor,

Anda dapat menilai makanan dari dekorasi,

the plating of the dishes

penempatan makanan di piring

or even by the number of different forks for each course.

atau bahkan dari berapa garpu yang dipakai di tiap sajian.

But in a Chinese restaurant, it's a little bit different.

Namun di restoran Tiongkok, semuanya sedikit berbeda.

You can often judge it

Anda bisa menilainya

by things like the kids sitting on the first table doing their homework.

dari hal-hal seperti anak yang duduk di meja makan sambil mengerjakan PR.

That's when you know a Chinese restaurant will have amazing food.

Saat itulah Anda tahu restoran China ini memiliki masakan yang menakjubkan.

(Laughter)

(Tertawa)

(Applause)

(Tepuk tangan)

I was that kid.

Anak itu adalah saya.

(Laughter)

(Tertawa)

To a lot of us Chinese immigrants who started our own restaurants,

Bagi kami, imigran China yang baru saja memulai bisnis restoran,

the restaurant isn't just a business.

hal ini bukanlah sekadar bisnis.

It's a part of our lives.

Ini bagian hidup kami.

We eat almost three meals a day there,

Kami makan tiga kali sehari di sana,

and often we just use our homes as a place to sleep.

dan rumah kami hanya sekadar menjadi tempat untuk tidur.

We dedicate our lives to these restaurants and to making delicious food.

Kami mendedikasikan hidup kami untuk resto dan untuk membuat makanan lezat.

In Chinese cooking, we use a lot of strong flavors

Dalam masakan Tionghoa, kami sering menggunakan rasa yang tajam

like ginger, garlic, chilies

seperti jahe, bawang putih, cabe

and even shrimp paste.

dan bahkan terasi udang.

The different flavors, I think, are why people like Chinese food,

Perbedaan rasa inilah yang menyebabkan masakan Tionghoa dicintai,

because every bite is different, and you never really get bored.

karena tiap suapnya berbeda, dan Anda tidak akan pernah bosan.

But flavors, flavors are also built with the tools we use.

Namun rasa masakan juga diciptakan oleh perkakas yang kami gunakan.

When you use a wok, you get wok hei,

Ketika Anda menggunakan wajan, Anda mendapat wok hei,

known as "breath of the dragon."

yang dikenal sebagai “napas naga.”

Wok hei is the reason why noodles and rice always taste better at a restaurant

Wok hei menyebabkan mi dan nasi goreng lebih lezat saat disantap di restoran

than when you try to cook it at home.

jika dibandingkan dengan dimasak di rumah.

Wok hei is the combustion of oils in the air

Wok hei adalah terbakarnya minyak di udara

that make that smoky aromatic flavor.

yang menciptakan aroma asap.

But wok hei also tastes like nostalgia.

Tapi wok hei juga terasa bagai nostalgia.

Growing up in Malaysia, the kitchens are outside, just like this.

Saya tumbuh di Malaysia di mana dapur terletak di luar rumah.

You can smell every ingredient that goes into the wok.

Anda bisa menghirup aroma setiap bahan yang masuk ke wajan.

The air is thick with humidity,

Udara sangat lembab,

and the fragrances of the food, they linger around so much longer.

dan aroma masakan jauh lebih lama menguar di udara.

Those memories, they become nostalgic.

Memori itu menjadi nostalgia.

The sense of home is what I feel when I taste Chinese wok cooking.

Saat cicipi masakan tradisional Tionghoa, saya merasa pulang ke rumah.

Nostalgia is what makes a good dish taste ten times better

Nostalgia membuat rasa masakan sepuluh kali lebih lezat

and that much more valuable.

dan jauh lebih berharga.

But the value of Chinese food

Namun nilai makanan Tionghoa

is often compared to fast food, quick and cheap.

sering dibandingkan dengan makanan cepat saji yang murah.

Although we've spent years developing skills to cook faster,

Meskipun kami bertahun-tahun berlatih untuk memasak lebih cepat,

Chinese food isn't fast food.

makanan Tionghoa bukan makanan cepat saji.

It requires skills, mastery of ingredients and nostalgia.

Dibutuhkan keterampilan, penguasaan bahan dan nostalgia.

In 2017, my dad passed away.

Pada tahun 2017, ayah saya meninggal dunia.

I looked up to him.

Beliau adalah teladan.

He was my best friend.

Beliau adalah sahabat saya.

When he passed away, I realized --

Ketika ayah wafat,

I realized my passion of cooking dishes from my childhood.

saya menyadari minat memasak makanan dari masa kecil saya.

I was working as a chef at an airline’s first class lounge at the time,

Saat itu saya bekerja sebagai koki di ruang santai kelas satu sebuah maskapai,

but I didn't have any memories of the dishes I was cooking.

namun saya tak memiliki memori atas masakan yang saya buat.

I wanted to feel closer to my dad.

Saya merasa ingin lebih dekat dengan ayah.

So I quit.

Maka, saya berhenti.

I dropped out of university on my last semester.

Saya berhenti kuliah saat menempuh semester akhir.

I hopped onto a plane, and I flew over here to Sydney.

Saya bergegas terbang ke sini, ke Sydney.

And I took over the restaurant that I own today.

Dan saya mengambil alih restoran yang saat ini saya miliki.

I wanted to record everything that my dad taught me,

Saya ingin mengingat semua yang diajarkan ayah saya,

so I shared it on social media.

maka, saya membagikannya di media sosial.

It went viral.

Itu menjadi viral.

Hundreds of millions of views.

Jutaan orang melihatnya.

A lot of people related to the recipes that I was cooking

Banyak orang merasa terhubung dengan resep masakan saya

because it was what they grew up eating with their parents.

karena itulah yang dulu mereka makan bersama orang tua mereka.

I remember this one fried rice he made.

Saya ingat nasi goreng buatan ayah.

I was eight years old at the time.

Saat itu usia saya delapan tahun.

It was the first time I recall my dad stepping into the kitchen cooking.

Itulah pertama kalinya saya mengingat ayah ke dapur untuk memasak.

He made this fried rice

Ayah membuat nasi goreng

with spam, seafood, peas

dengan daging, udang, kacang polong

and a little bit of dark soy sauce.

dan sedikit kecap manis.

It was a little bit salty,

Rasanya sedikit asin,

but it was the best fried rice that I've ever had.

namun itu adalah nasi goreng terenak yang pernah saya makan.

I cook and I've always cooked because it was a way to connect to my dad.

Saya tak pernah berhenti memasak karena itulah cara untuk terhubung dengan ayah.

It was something that we shared.

Memasak menghubungkan kami berdua.

Cooking represents all the hard work and memories that we had,

Memasak mewakili kerja keras kami sekaligus memori kami,

learning the art, mastering the skills

mempelajarinya, menguasainya,

and understanding the history of Chinese food.

dan memahami sejarah masakan Tionghoa.

To me, the value of Chinese food

Bagi saya, nilai masakan Tionghoa

is so much more than the prices you pay at my restaurant.

jauh lebih berharga dari uang yang Anda bayar di restoran saya.

So the next time you visit a Chinese restaurant,

Lain kali saat Anda mengunjungi restoran Tionghoa,

just remember.

ingatlah.

It's not just a plate of fried rice.

Ini bukan hanya sepiring nasi goreng,

It's so much more than that.

melainkan lebih dari itu.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)