Why do we procrastinate? ⏲️ 6 Minute English

Hello. This is 6 Minute English from BBC Learning English. I’m Sam.

Halo. Ini adalah 6 Menit Bahasa Inggris dari BBC Learning English. Saya Sam.

And I'm Neil. Come on, Neil.

Dan saya Neil. Ayo, Nil.

Let's make a start.

Mari kita mulai.

I've got a deadline to meet today and I haven't finished my work yet.

Saya punya tenggat waktu untuk bertemu hari ini dan saya belum menyelesaikan pekerjaan saya.

Let me guess, it’s because you delayed, and delayed, and put your work off until the last minute - as usual!

Biar saya tebak, itu karena Anda menunda, dan menunda, dan menunda pekerjaan Anda sampai menit terakhir - seperti biasa!

You’re a real procrastinator, Sam – someone who keeps delaying things that need to be done.

Anda benar-benar penunda, Sam – seseorang yang terus menunda hal-hal yang perlu dilakukan.

What can I say? I work better when a deadline is approaching.

Apa yang bisa kukatakan? Saya bekerja lebih baik ketika tenggat waktu semakin dekat.

I see, but did you know that that people who procrastinate have higher levels of stress and lower wellbeing?

Begitu ya, tetapi tahukah Anda bahwa orang yang menunda-nunda memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dan kesejahteraan yang lebih rendah?

Procrastination is also linked with lower financial and career success,

Penundaan juga dikaitkan dengan kesuksesan finansial dan karier yang lebih rendah,

so there's a lot of reasons not to do it.

jadi ada banyak alasan untuk tidak melakukannya.

In this programme, we’re discussing procrastination – the act of delaying things that must be done until later,

Dalam program ini, kami membahas penundaan – tindakan menunda hal-hal yang harus dilakukan sampai nanti,

often because they’re difficult, boring or unpleasant.

sering kali karena sulit, membosankan, atau tidak menyenangkan.

And, as usual, we’ll be learning some new vocabulary along the way.

Dan, seperti biasa, kita akan mempelajari beberapa kosa kata baru selama ini.

So, without wasting any more time, I have a question for you, Sam.

Jadi, tanpa membuang waktu lagi, saya punya pertanyaan untuk Anda, Sam.

The fact that procrastinating, or putting things off, is bad for us doesn’t stop people doing it.

Fakta bahwa menunda-nunda, atau menunda sesuatu, buruk bagi kita tidak menghentikan orang melakukannya.

According to recent research by DePaul University in Chicago, what percentage

Menurut penelitian baru-baru ini oleh Universitas DePaul di Chicago, berapa persen

of people procrastinate so much that it interferes with their day-to-day life?

orang yang suka menunda-nunda sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari mereka?

Is it: a) 10 percent? b) 20 percent? or c) 30 percent?

Apakah: a) 10 persen? b) 20 persen? atau c) 30 persen?

I would guess that around ten percent of people have

Saya kira sekitar sepuluh persen orang memiliki

a serious procrastination problem.

masalah penundaan yang serius.

OK, Sam. We’ll find out the answer later in the programme.

Oke, Sam. Kami akan menemukan jawabannya nanti di program ini.

Sam is not certainly not alone in putting things off

Sam tidak sendirian dalam menunda-nunda

until the last minute.

sampai menit terakhir.

Here’s Ella al-Shamahi, presenter of BBC Radio 4’s, Why Do We Do That?

Inilah Ella al-Shamahi, presenter BBC Radio 4's, Why Do We Do That?

talking to the comedian, Eshaan Akbar, about his procrastination habit:

berbicara dengan komedian, Eshaan Akbar, tentang kebiasaannya menunda-nunda:

Would you say, Eshaan, that you're a procrastinator?

Apakah Anda akan mengatakan, Eshaan, bahwa Anda seorang yang suka menunda-nunda?

I am a serial procrastinator without a shadow of a doubt.

Saya seorang penunda serial tanpa bayangan keraguan.

Why? Why do you think you procrastinate?

Mengapa? Menurut Anda mengapa Anda menunda-nunda?

Over the years, I've told myself that I procrastinate

Selama bertahun-tahun, saya berkata pada diri sendiri bahwa saya menunda-nunda

because I work better under pressure. That's what I've told myself.

karena saya bekerja lebih baik di bawah tekanan. Itu yang saya katakan pada diri saya sendiri.

Eshaan thinks that he is a procrastinator without a shadow

Eshaan berpikir bahwa dia adalah seorang penunda tanpa bayangan

of a doubt, a phrase which is used to

keraguan, ungkapan yang digunakan untuk

emphasise that you are completely certain of something.

menekankan bahwa Anda benar-benar yakin akan sesuatu.

Eshaan also says that, like Sam, he works better under pressure,

Eshaan juga mengatakan bahwa, seperti Sam, dia bekerja lebih baik di bawah tekanan,

when he feels stressed or anxious because of having too much to do.

ketika dia merasa stres atau cemas karena terlalu banyak pekerjaan.

But maybe, also like Sam, Eshaan has a problem organising his workload and managing his time.

Tapi mungkin, juga seperti Sam, Eshaan memiliki masalah dalam mengatur beban kerja dan mengatur waktunya.

Hang on, Neil, my time management skills are OK, thank you!

Tunggu sebentar, Neil, keterampilan manajemen waktu saya baik-baik saja, terima kasih!

With me, it’s more of an emotional response – I see a mountain of work,

Bagi saya, ini lebih merupakan respons emosional – saya melihat segunung pekerjaan,

feel threatened, and think, ‘how on earth will I finish all that?!’

merasa terancam, dan berpikir, 'bagaimana saya akan menyelesaikan semua itu?!'

What Sam says is supported by a theory of human evolution

Apa yang dikatakan Sam didukung oleh teori evolusi manusia

which explains how putting things off is an emotional response.

yang menjelaskan bagaimana menempatkan hal off adalah respon emosional.

Back when we were living in caves, life was dangerous and short,

Dulu ketika kita tinggal di gua, hidup itu berbahaya dan singkat,

and our ancestors were impulsive – they acted suddenly, on instinct,

dan nenek moyang kita impulsif – mereka bertindak tiba-tiba, berdasarkan insting,

without thinking about the consequences of what they were doing.

tanpa memikirkan konsekuensi dari apa yang mereka lakukan.

Back then, being impulsive was a good thing,

Saat itu, menjadi impulsif adalah hal yang baik,

but in modern life, with work goals and deadlines,

tetapi dalam kehidupan modern, dengan tujuan kerja dan tenggat waktu,

when we are impulsive and get distracted, we procrastinate.

saat kita impulsif dan terganggu, kita menunda-nunda.

So, rather than being a problem with time management,

Jadi, alih-alih bermasalah dengan manajemen waktu,

Sam should blame her caveman ancestors who acted on impulse.

Sam seharusnya menyalahkan leluhur manusia gua yang bertindak impulsif.

Hmm, let’s listen again

Hmm, mari kita dengarkan lagi

to comedian Eshaan Akbar talking how he feels when he procrastinates:

komedian Eshaan Akbar berbicara bagaimana perasaannya ketika dia menunda-nunda:

A lot of stuff you read about procrastination

Banyak hal yang Anda baca tentang penundaan

focuses on the time management element of it…

berfokus pada elemen manajemen waktu…

I probably got a better sense that for me it seems very squarely

Saya mungkin lebih mengerti bahwa bagi saya tampaknya sangat tepat

around the emotional aspect of it.

di sekitar emosional aspek itu.

Perhaps I get more emotional gratification from doing it last minute.

Mungkin saya mendapatkan lebih banyak kepuasan emosional dengan melakukannya pada menit terakhir.

And, I need to understand why I prefer that over the calm serenity

Dan, saya perlu memahami mengapa saya lebih suka itu daripada ketenangan yang tenang

of getting things done with oodles of time on my hands.

dalam menyelesaikan sesuatu dengan banyak sekali waktu di tangan saya.

In the same way that our ancestors felt good living on impulse,

Dengan cara yang sama nenek moyang kita merasa senang hidup berdasarkan dorongan hati,

Eshaan thinks he gets gratification - a feeling of pleasure and satisfaction – from doing things at the last minute.

Eshaan mengira dia mendapat kepuasan - perasaan senang dan puas - dari melakukan sesuatu pada menit terakhir.

What he doesn’t understand is why he prefers to work under pressure,

Apa yang tidak dia mengerti adalah mengapa dia lebih suka bekerja di bawah tekanan,

instead of finishing calmly with oodles, or lots of, time.

daripada menyelesaikan dengan tenang dengan jumlah besar sekali, atau banyak waktu.

Unlike Eshaan, I’d rather finish my work feeling relaxed, but there never seems to be enough time.

Tidak seperti Eshaan, saya lebih suka menyelesaikan pekerjaan saya dengan santai, tetapi sepertinya tidak pernah ada cukup waktu.

Well, breaking down the task into smaller stages

Nah, memecah tugas menjadi tahapan yang lebih kecil

also breaks down the level of threat you feel from your workload.

juga memecah tingkat ancaman yang Anda rasakan dari beban kerja Anda.

Also, forgiving yourself for procrastinating in the past

Juga, memaafkan diri sendiri karena menunda-nunda di masa lalu

seems helpful in avoiding procrastinating in the future.

tampaknya membantu menghindari penundaan di masa depan.

So, forgive yourself and start making changes, Sam,

Jadi, maafkan diri Anda sendiri dan mulailah membuat perubahan, Sam,

before you end up like the timewasters in my question:

sebelum Anda berakhir seperti pemboros waktu dalam pertanyaan saya:

what percentage of people procrastinate so much

berapa persen orang yang menunda-nunda

that it interferes with day-to-day life.

sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari.

Well, I guessed it was ten percent.

Yah, saya kira itu sepuluh persen.

Which was… the wrong answer, I’m afraid.

Yang mana… jawaban yang salah, saya khawatir.

In fact around 20 percent of us have a procrastination habit so strong it makes life difficult.

Faktanya, sekitar 20 persen dari kita memiliki kebiasaan menunda-nunda yang begitu kuat sehingga membuat hidup menjadi sulit.

Okay, let’s recap the vocabulary we’ve learned from this programme on procrastination – delaying,

Oke, mari kita rekap kosa kata yang telah kita pelajari dari program tentang penundaan ini – menunda,

or putting off, doing things until later,

atau menunda, melakukan sesuatu sampai nanti,

often because they’re difficult, unpleasant or boring.

sering kali karena itu sulit, tidak menyenangkan, atau membosankan.

The phrase without a shadow of a doubt

Ungkapan tanpa bayangan keraguan

is used to emphasise that you are completely certain of something.

digunakan untuk menekankan bahwa Anda benar-benar yakin akan sesuatu.

If you’re under pressure,

Jika Anda berada di bawah tekanan,

you feel stressed or anxious because of having too much to do.

Anda merasa stres atau cemas karena terlalu banyak hal yang harus dilakukan.

Impulsive behaviour is sudden and spontaneous,

Perilaku impulsif bersifat tiba-tiba dan spontan,

done without thinking about the consequences.

dilakukan tanpa memikirkan akibatnya.

Gratification means a feeling of pleasure and satisfaction.

Gratifikasi berarti perasaan senang dan puas.

And finally,

Dan akhirnya,

when you have oodles of something, you have a lot of a very large amount

ketika Anda memiliki banyak sekali sesuatu, Anda memiliki banyak sekali

of something pleasant….

hal yang menyenangkan….

like time, which once again we’ve run out of.

seperti waktu, yang sekali lagi sudah habis.

I’m rushing off to finish my work, Neil,

Saya sedang terburu-buru untuk menyelesaikan pekerjaan saya, Neil,

but remember to make time to join us again soon, here at 6 Minute English.

tetapi ingatlah untuk meluangkan waktu untuk segera bergabung dengan kami lagi, di sini di 6 Minute English.

Bye for now!

Selamat tinggal untuk sekarang!

Goodbye!

Selamat tinggal!