National law vs international law - An animated explainer

International law: it's a big network of agreements

Hukum internasional: ini adalah jaringan perjanjian besar

that countries follow, most of the time,

yang sering diikuti oleh negara-negara ,

to help the whole international system run as smoothly as possible,

untuk membantu seluruh sistem internasional berjalan semulus mungkin,

but of course, there's a problem.

tetapi tentu saja, ada masalah.

Let's say one country has a law about human rights

Katakanlah satu negara memiliki undang-undang tentang hak asasi manusia

and international law has a different one.

dan hukum internasional memiliki negara yang berbeda.

If someone in that country commits a human rights crime,

Jika seseorang di negara tersebut melakukan kejahatan hak asasi manusia,

are they subject to their own country's laws

apakah mereka tunduk pada hukum negara mereka sendiri

or to international law?

atau hukum internasional?

Well, according to the principle of sovereignty,

Nah, menurut prinsip kedaulatan,

each country has legal authority within its own territory.

setiap negara memiliki otoritas hukum di dalam wilayahnya masing-masing.

International law can't intervene,

Hukum internasional tidak dapat diintervensi,

but some say it provides an ethical example,

tetapi beberapa mengatakan itu memberikan contoh etis,

which states should follow.

yang harus diikuti oleh negara.

Some countries don't face this situation.

Beberapa negara tidak menghadapi situasi ini.

'Monist' countries, like the Netherlands,

Negara-negara 'monis', seperti Belanda,

believe that international and national law are a single system,

percaya bahwa hukum internasional dan nasional adalah satu sistem,

which is handy because many of the international courts

yang berguna karena banyak pengadilan internasional

are found in the Netherlands.

ditemukan di Belanda.

But other countries, like our imaginary country,

Tetapi negara lain, seperti negara imajiner kita,

believe they are separate systems.

percaya bahwa mereka adalah sistem yang terpisah.

We call this approach 'dualist'.

Kami menyebut pendekatan ini 'dualis'.