Racism thrives on silence -- speak up! | Dexter Dias

Transcriber: Ivana Korom Reviewer: Joanna Pietrulewicz

Translator: astri dwi naristi Reviewer: Nathaniel Luis Reyhan Soesilo

I'm a human rights lawyer.

Saya pengacara Hak Asasi Manusia.

I've been a human rights lawyer for 30 years,

Saya telah menjadi pengacara HAM selama 30 tahun,

and this is what I know.

dan inilah yang saya tahu.

Once there was a man alone in a room.

Suatu hari ada seorang pria sendirian di sebuah ruangan.

And his name was Alton.

Namanya Alton.

And then seven other men, seven strangers,

Lalu ada tujuh pria lain, tujuh orang asing

rushed into his room and dragged him out.

bergegas masuk ke ruangannya dan menyeretnya keluar.

And they held him in a horizontal, crucifix position.

Lalu mereka memeganginya dalam posisi berdiri membentuk salib.

One on each arm,

Satu orang pada setiap lengan,

two on each leg,

dua orang pada masing-masing kaki,

and the seventh man held Alton's neck in a vice-like grip

dan pria ketujuh mencekik leher Alton dengan sangat kuat

between his forearms.

di antara lengan bawahnya.

And Alton was struggling for breath

Alton kesulitan bernapas

and saying, "I can't breathe,"

dan berkata, "Aku tidak bisa bernapas,"

just as George Floyd said, "I can't breathe."

sama seperti yang George Floyd katakan, "Aku tidak bisa bernapas."

But they didn't stop.

Tapi mereka tidak berhenti.

And soon, Alton was dead.

Tak lama kemudian, Alton meninggal dunia.

When I was asked to represent his mother and his brother and his sister

Ketika saya diminta untuk mewakili ibu, saudara laki-laki dan perempuannya

in the inquest into his death,

dalam pemeriksaan kematianya,

they asked me, "How could it happen?"

mereka bertanya pada saya, "Bagaimana ini bisa terjadi?"

And I didn't have an answer.

Saya tak punya jawabannya.

Because Alton had injuries all over his body.

Karena Alton memiliki luka di sekujur tubuhnya.

He had bruising to his neck and his torso.

Terdapat memar di leher dan batang tubuhnya.

He had injuries to his arms and his legs.

Dia memiliki luka di lengan serta kakinya.

He had blood in his eyes, his ears and his nose.

Dia memiliki darah di mata, telinga, dan hidungnya.

But they claimed no one knew anything.

Tapi mereka mengatakan mereka tak tahu apa-apa.

They claimed that they couldn't explain how he died.

Mereka bilang tak bisa menjelaskan bagaimana dia meninggal.

For Alton had two problems.

Karena Alton punya dua masalah.

Firstly, the corridor in which he died

Pertama, koridor tempatnya meninggal

was a prison corridor.

adalah koridor penjara.

And secondly, he was Black.

Kedua, dia orang kulit hitam.

So I want to talk to you today

Hari ini saya ingin berbicara dengan Anda

about Alton's mother's question.

tentang pertanyaan dari Ibu Alton.

How could such a thing happen in our country?

Bagaimana kejadian seperti itu bisa terjadi di negara kita?

How can these things happen

Bagaimana kejadian ini bisa terjadi

in countries across the world?

di negara-negara di seluruh dunia?

How can they happen still,

Bagaimana kejadian tersebut masih tetap terjadi,

and what could we do to stop it?

dan apa yang bisa kita lakukan untuk menghentikannya?

For three decades,

Selama tiga dekade,

I've been representing the families of people of color

saya telah mewakili keluarga orang kulit berwarna

who have been killed in state custody in the United Kingdom.

yang terbunuh dalam penjagaan di Britania Raya.

And I've done human rights work across four continents.

Saya juga sudah bekerja di bidang HAM di empat benua.

And what I've learned is this:

Yang sudah saya pelajari adalah:

that if we want to do something about racism,

bahwa jika kita ingin melakukan sesuatu tentang rasisme,

we have to first understand what it is.

kita harus memahami dulu apa itu rasisme.

So let's talk about this thing called race.

Jadi, mari kita berbicara tentang hal yang disebut ras.

What exactly is it?

Apakah sebenarnya ras itu?

A fact of our lives?

Sebuah fakta dari hidup kita?

One of the most powerful forces in the world?

Salah satu kekuatan terkuat di dunia?

Something we don't particularly want to talk about?

Sesuatu yang tidak terlalu ingin kita bicarakan?

It is all these things,

Ras adalah semua hal tersebut,

but it is something else.

namun itu merupakan hal lain.

It is a myth.

Itu adalah sebuah mitos.

There is no such thing as race.

Tidak ada yang namanya ras.

Scientific research shows that race is an illusion.

Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa ras adalah sebuah ilusi.

For example,

Sebagai contoh,

someone of European descent

seseorang dari keturunan Eropa

might be genetically closer to an Asian person

mungkin lebih dekat secara genetik dengan orang Asia

than to someone else of European descent.

daripada orang lain dari keturunan Eropa.

So if race isn't a biological fact,

Jadi, jika ras bukanlah sebuah fakta biologis,

what actually is it?

apakah sebenarnya ras itu?

It is a social construct.

Ras adalah sebuah konstruksi sosial.

Which means it's been invented.

Yang artinya hal tersebut ditemukan.

But by whom and for what reason?

Namun oleh siapa dan untuk apa?

As a species, we share 99.9 percent of DNA with everybody else.

Sebagai spesies, kita berbagi 99,9 persen DNA dengan orang lain.

But visible external characteristics,

Namun karakteristik eksternal yang terlihat,

like hair type and skin color,

seperti tipe rambut dan warna kulit,

have been used in order to promote this racist genetic lie

telah digunakan untuk mengembangkan kebohongan genetik yang rasis

about the supposed racial genetic differences.

tentang dugaan perbedaan genetik ras.

Racism has been endemic for centuries.

Rasisme telah menjadi endemik selama berabad-abad.

The Nazis, of course, were very keen to promote the racist lie.

Para Nazi, jelas, sangat ingin mengembangkan kebohongan rasis itu.

But also, in the United States,

Juga di Amerika Serikat,

there were eugenic experiments and eugenic laws.

terdapat percobaan eugenik dan hukum eugenik.

And in Australia,

Di Australia,

children of dual Aboriginal heritage were confiscated from their parents

anak-anak dari keturunan Aborigin asli dirampas dari orang tua mereka

in order to create a white Australia.

untuk menciptakan Australia yang berkulit putih.

This kind of thinking is rising again with alt-right groups

Pemikiran seperti itu bangkit kembali dengan kelompok ideologi sayap kanan

hankering after racially pure homelands.

yang mendambakan tanah air yang murni secara rasial.

How does this work?

Bagaimana cara kerjanya?

You see, we don't have social inequalities because of race.

Kita tak punya ketidaksamarataan sosial karena ras.

We have social inequalities that are justified by race.

Kita memiliki ketidaksamarataan sosial yang dibenarkan oleh ras.

I started to understand this

Saya mulai memahami ini

when I was representing anti-apartheid activists.

ketika saya mewakili aktivis anti-apartheid.

And they showed me how apartheid was a system of social exploitation

Mereka menunjukkan bahwa apartheid adalah sistem eksploitasi sosial

and discrimination

dan diskriminasi

that was justified by race.

yang dibenarkan oleh ras.

By the supposed superiority of white people

Dengan asumsi superioritas orang kulit putih

and the supposed inferiority of Black people.

dan asumsi inferioritas orang kulit hitam.

The apartheid regime said it was nature

Rezim apartheid mengatakan bahwa hal tersebut adalah kodrat

and so it was inevitable

dan maka itu tak terelakkan

and there was nothing you could do about it.

serta tak ada yang bisa Anda lakukan tentang hal itu.

The Mother Nature lie gives discrimination and injustice a pass.

Kebohongan Ibu Pertiwi memberi izin untuk diskriminasi dan ketidakadilan.

I've also found it in cases

Saya juga menemukannya di beberapa kasus

where people suffer from the legacy of colonization and empire.

yang orang-orang menderita dari warisan kolonisasi dan kekaisaran.

I've seen similar effects amongst people of the same color in Africa.

Saya telah melihat efek serupa

di antara orang-orang dengan warna kulit yang sama di Afrika.

And how people of certain castes are looked down upon in India.

Serta bagaimana orang-orang dari kasta tertentu

dipandang rendah di India.

The victims may be different,

Korbannya mungkin berbeda,

but the mechanism --

namun mekanismenya,

the labeling and the lies --

pelabelan dan kebohongannya

is exactly the same.

sama persis.

And so you can see why people are so keen to embrace the race thing.

Anda bisa melihat mengapa orang-orang sangat tertarik untuk menerima ras.

Because it gives the privileged,

Karena ras memberi orang-orang yang diunggulkan,

people like us,

orang-orang seperti kami,

a get out of jail free card.

sebuah kartu bebas penjara.

The simple truth is that race is a system.

Kebenaran sederhananya adalah bahwa ras merupakan sistem.

It's like oxygen, like an atmosphere.

Itu seperti oksigen, seperti atmosfer.

It flows everywhere in our society.

Itu terjadi di mana-mana di masyarakat kita.

It infects everybody it touches.

Itu memengaruhi semua orang yang disentuhnya.

It protects power and privilege.

Itu melindungi kekuatan dan hak istimewa.

Whose?

Milik siapa?

Well, look around you.

Lihatlah sekeliling Anda.

So what is it like for people of color,

Bagaimana rasanya bagi orang kulit berwarna,

people like me,

orang-orang seperti saya,

to try to speak to white people

untuk mencoba berbicara dengan orang kulit putih

about racism?

tentang rasisme?

Many, many white people find it extremely difficult to do.

Ada banyak orang kulit putih yang merasa kesulitan untuk melakukannya.

Some white people say they know nothing about it.

Beberapa orang kulit putih berkata mereka tak tahu apa-apa tentang itu.

Others say that our societies

Yang lain mengatakan bahwa masyarakat kita

may not even suffer from racism at all.

mungkin bahkan sama sekali tidak menderita oleh adanya rasisme.

So if you are a white person who is wondering about all of this,

Jadi, jika Anda orang kulit putih yang bingung tentang semua hal ini,

there is a thought experiment that you can do.

ada sebuah eksperimen pikiran yang bisa Anda lakukan.

Because here's the truth.

Karena inilah kebenarannya.

You know.

Anda tahu.

You already know.

Anda sudah mengetahuinya.

So ask yourself this:

Jadi, tanyakan pada diri Anda sendiri:

Would you, would you really want your son or your daughter,

Akankah Anda benar-benar ingin anak laki-laki atau perempuan,

your brother or your sister,

saudara laki-laki atau perempuan Anda,

to marry a practicing Muslim from the Middle East?

untuk menikahi seorang Muslim dari Timur Tengah?

Or someone recently arrived from South Asia, who is a Hindu?

Atau seseorang yang baru datang dari Asia Selatan yang beragama Hindu?

Or an asylum seeker from Sub-Saharan Africa?

Atau seorang pencari suaka yang berasal dari Afrika Sub-Sahara?

Or someone who's recently crossed the US-Mexican border?

Atau seseorang yang baru saja melewati perbatasan Amerika-Meksiko?

You may not have a total objection,

Anda mungkin tak sepenuhnya keberatan,

but you may have a concern.

tetapi Anda mungkin memiliki kekhawatiran.

A qualm that scratches at the back of your brain.

Kecemasan yang muncul di belakang otak Anda.

It's not because of the color of their skin.

Itu bukan karena warna kulit mereka,

But because you know that in countries like ours,

tapi karena Anda tahu di negara-negara seperti negara kita,

as things stand now,

seperti keadaan sekarang ini,

their life prospects are likely to be affected by this union.

prospek hidup mereka kemungkinan besar akan terpengaruh oleh persatuan ini.

And you realize that you do know,

Serta Anda menyadari bahwa memang Anda tahu,

you do understand that people will judge them.

Anda memang paham bahwa orang-orang akan menghakimi mereka.

And in a hundred ways,

Dalam beragam cara,

those judgments will impact their lives

anggapan tersebut akan memengaruhi hidup mereka

and the lives of their children.

dan kehidupan anak-anak mereka.

At that moment,

Pada saat itu,

you are connecting with a powerful truth.

Anda terhubung dengan kebenaran yang kuat,

Which is that you know systemic racism is real.

yang mana adalah Anda tahu bahwa rasisme sistematik itu nyata.

So why do you not want to talk about race?

Jadi, mengapa Anda tak mau berbicara tentang ras?

Because it's uncomfortable, certainly.

Karena itu tidak nyaman, tentunya.

But that's only part of the answer.

Namun itu hanya sebagian dari jawabannya.

The bigger truth is far more damaging.

Kenyataan yang lebih besar jauh lebih merusak.

Your bristling isn't just defensiveness.

Sensasi was-was Anda bukan hanya pertahanan.

It is a defense mechanism.

Itu adalah sebuah mekanisme pertahanan.

It defends the system of privilege

Hal itu mempertahankan sistem dari hak istimewa

and the unequal division of wealth and power.

dan ketidaksamarataan pembagian kekayaan dan kekuasaan.

Fragility gives racial inequality a pass.

Kelemahan memberikan ketidaksamarataan ras sebuah jalan.

Who are the winners and losers?

Siapa yang menang dan siapa yang kalah?

Well look at the data.

Mari lihat datanya.

In income.

Dalam pendapatan.

In health inequalities.

Dalam ketidaksamarataan kesehatan.

In school exclusion.

Dalam pengeluaran sekolah.

In career prospects.

Dalam prospek karier.

In stop and search.

Dalam penegakan hukum.

Look at how people of color

Lihatlah bagaimana orang kulit berwarna

have been disproportionately dying of COVID.

telah secara tidak proporsional meninggal karena COVID.

So if the racial myth invisibilizes

Jadi, jika mitos rasial tidak terlihat

and the fragility response silences,

dan respons kerapuhan dibungkam,

what choices are you left with?

pilihan apa yang tersisa?

The binary choice between you being a racist and a non-racist.

Pilihan binernya adalah antara Anda menjadi rasis dan tidak rasis,

Or is there another way?

atau ada cara lain?

Because almost everyone in this TED Talk

Karena hampir semua orang di TED Talk ini

will say that they are non-racist.

akan mengatakan bahwa mereka bukanlah orang yang rasis.

But we have to face it,

Namun kita harus menghadapinya,

being non-something is not enough.

menjadi bukan siapa-siapa tidaklah cukup.

The third choice is being actively anti-racist.

Pilihan ketiga adalah menjadi anti rasis secara aktif.

So if you agree that Black lives matter,

Jadi, kalau Anda setuju bahwa kehidupan orang kulit hitam penting,

ask yourself,

tanya pada diri Anda sendiri,

"How do Black lives matter in my life?"

"Bagaimana kehidupan orang kulit hitam penting dalam hidupku?"

"What have I done to show

"Apa yang sudah kulakukan untuk menunjukkan

that Black lives matter to me?"

bahwa kehidupan orang kulit hitam penting bagiku?"

By adopting a visible, conscious, active anti-racist stance,

Dengan mengadopsi sebuah sikap anti rasis yang nyata, sadar, dan aktif,

what was once invisible is made visible.

apa yang awalnya tidak terlihat dibuat menjadi nyata.

What was once silenced,

Apa yang awalnya diam,

is shouted out loud and clear.

diteriakkan dengan lantang dan jelas.

But that still is not enough.

Namun hal itu masih belum cukup.

After weeks of bitter struggle at the inquest,

Setelah berminggu-minggu perjuangan sengit dalam pemeriksaan,

the all-white jury returned to the courtroom in Alton's case.

juri kulit putih kembali ke ruang sidang untuk menangani kasus Alton.

There was a moment of complete silence

Ada momen keheningan total

when the foreperson stood

ketika ketua juri berdiri,

and then he announced the verdict.

kemudian dia mengumumkan vonisnya.

And it was unlawful killing.

Itu adalah pembunuhan yang melanggar hukum.

And at that moment,

Pada saat itu,

all hell broke loose in the courtroom.

keadaan menjadi kacau di ruang sidang.

And there was just this deafening noise.

Yang ada hanya suara yang memekakkan telinga.

People were screaming,

Orang-orang berteriak.

Alton's sister got up into the aisle to my left

Saudara perempuan Alton bangkit ke lorong di sebelah saya

and she was pointing at the prison officers

dan dia menunjuk ke petugas penjara

and shouting at them,

dan meneriaki mereka,

"You killed my brother!

"Kau membunuh saudaraku!

You killed my brother!"

Kau membunuh saudaraku!"

And the family desperately wanted

Keluarganya sangat menginginkan

that the prison officers who were responsible for Alton's death

agar petugas penjara yang bertanggung jawab atas kematian Alton

should be prosecuted.

dituntut.

We all desperately wanted that.

Kami semua sangat menginginkanya.

But not a single one of them was prosecuted.

Namun tak ada seorang pun dari mereka yang dituntut.

So we took the chief prosecutor to court,

Jadi, kami membawa jaksa penuntut ke pengadilan,

the director of public prosecutions.

direktur penuntutan umum.

And the highest judge in the land,

Hakim tertinggi di negeri itu,

the Lord Chief Justice,

Ketua Mahkamah Agung,

agreed that the decision not to prosecute

setuju bahwa keputusan untuk tidak menuntut

was fatally flawed and unlawful.

adalah cacat fatal dan melanggar hukum.

Every day during Alton's case,

Setiap hari selama kasus Alton,

his brother would sit on the courtroom steps

saudaranya akan duduk di tangga ruang sidang,

and he would say to me,

lalu dia bilang kepada saya,

"Train them up good today, Mr. D."

"Latih mereka dengan baik hari ini, Tuan D."

But when he realized that nobody would ever be prosecuted

Tapi saat dia menyadari bahwa takkan pernah ada yang dituntut

for the killing of his brother,

atas pembunuhan saudaranya,

it crushed him.

itu menghancurkannya.

And he died a few years later in a psychiatric hospital.

Lalu dia meninggal beberapa tahun kemudian di rumah sakit jiwa.

So how does Alton's death connect to you

Jadi, bagaimana kematian Alton terhubung dengan Anda

and to the racism and privilege in our societies?

dan dengan rasisme serta hak istimewa dalam masyarakat kita?

What do I want from you?

Apa yang saya inginkan dari Anda?

What I want from myself is to be put out of a job.

Yang saya inginkan dari diri saya sendiri adalah berhenti dari pekerjaan.

You see, families come to me who are grieving

Para keluarga yang sedang berduka datang kepada saya

and I see the hope in their eyes.

dan saya melihat harapan di mata mereka.

And I have to tell them

Saya harus memberitahu mereka

that the chances of anybody ever being prosecuted

bahwa kemungkinan adanya seorang pun yang dituntut

for being involved in the killing of their loved ones

karena terlibat dalam pembunuhan orang yang mereka cintai

are very remote.

sangat kecil.

I saw these grieving faces

Saya melihat wajah-wajah berduka ini

in the springtime of my career.

dalam awal karir saya.

And I still see them

Serta saya masih melihatnya

now that I'm entering the autumn of it.

setelah saya memasuki tahun-tahun terakhir karir saya.

And the summer season was full of blood.

Serta waktu untuk membangun bisnis dipenuhi darah.

And somehow I think that the blood is on my hands,

Entah bagaimana saya berpikir bahwa darahnya ada di tangan saya,

even though I know rationally that that is not the case.

meski saya tahu secara rasional bahwa itu bukan kenyataannya.

But I could not bring back

Tapi saya tak bisa membawa kembali

Alton or Gareth or Zahid

Alton atau Gareth atau Zahid

or any of the others,

atau yang lainnya,

which is all their grieving families ever wanted.

yang diinginkan oleh semua keluarga mereka yang berduka.

So I'm asking you to see through the lies.

Jadi saya meminta Anda untuk melihat melalui kebohongan.

And to see through one of the most disempowering lies of them all.

Serta untuk melihat melalui salah satu kebohongan

yang paling melemahkan dari semuanya.

That what we do will not and cannot make a difference.

Bahwa yang kita lakukan, tidak akan dan tidak bisa membuat perubahan.

I'm sure they said that to Rosa Parks

Saya yakin mereka mengatakannya kepada Rosa Parks

and to Martin Luther King

dan kepada Martin Luther King

and to Nelson Mandela.

serta kepada Nelson Mandela.

And they just went ahead and did it anyway.

Mereka terus maju dan melakukannya.

And I tried to think of them

Saya mencoba untuk memikirkan mereka

as I was cross-examining the prison officers.

saat saya memeriksa silang petugas penjara.

And I would say to each of them,

Saya akan berkata kepada mereka,

"Look at Mrs. Manning, Alton's mother,

"Tatap Ny. Manning, Ibunda Alton,

and you tell her why her son is dead."

katakan padanya alasan anaknya meninggal."

And not a single one of them could look at her.

Tak ada satu pun dari mereka yang mampu menatapnya.

They wanted her to be invisible.

Mereka ingin dia tidak terlihat.

Sadly, realizing that no one would be prosecuted for her boy's death,

Sayangnya, menyadari bahwa takkan ada yang dituntut atas kematian anaknya,

she sank into a deep depression

dia tenggelam dalam depresi berat,

and she died.

lalu dia meninggal.

But I'll never forget how, in the chaos and mayhem,

Tapi saya takkan pernah lupa bagaimana, dalam kekacauan,

when that verdict was announced,

ketika vonis itu diumumkan,

I turned to her and said,

saya menoleh kepadanya dan berkata,

"Mrs. Manning, I'm very sorry for your family."

"Ny. Manning, aku turut berduka atas keluargamu."

And she looked at me and said,

Lalu dia menatap saya dan berkata,

"Mr. Dias, you are family."

"Tn. Dias, kau keluarga."

And she pointed at the prison officers and the jury and she said,

Kemudian dia menunjuk petugas penjara dan juri, lalu berkata,

"And they are family.

"Dan mereka keluarga.

But families bicker and fight,

Tapi keluarga berselisih dan bertengkar,

but we've got to sort it out.

tapi kita harus menyelesaikannya.

And we've got to find a way."

Kita harus mencari cara."

So how do we sort it out and when?

Jadi, bagaimana kita menyelesaikannya dan kapan?

Dr. King taught us

Dr. King mengajarkan kita

the time is always right to do the right thing.

bahwa waktu selalu tepat untuk melakukan hal yang benar.

These contentious deaths in state custody

Kematian-kematian kontroversial dalam tahanan ini

have taken place in prisons and in police stations.

terjadi di penjara dan di kantor polisi.

But finally, the spotlight has been shone on them

Tapi akhirnya, sorotan telah disorot pada mereka

by the horrendous death of George Floyd.

dengan kematian mengerikan George Floyd.

Now we can't say that we didn't know.

Sekarang, kita tak bisa mengatakan kita tidak tahu.

The COVID crisis and George Floyd's death

Krisis COVID dan kematian George Floyd

have shocked us out of our complacency.

telah mengejutkan kita dari rasa puas diri kita.

They put the world in flux,

Mereka membuat dunia berubah

because what has been seen cannot be unseen.

karena apa yang telah dilihat tidak mungkin tidak terlihat lagi.

So right now is a historic moment of change.

Saat ini adalah momen perubahan bersejarah.

Now is the time to take action

Sekarang adalah saatnya untuk bertindak

in our spheres of influence,

dalam lingkup pengaruh kita,

and we all have them.

dan kita semua memilikinya.

We have voting power,

Kita memiliki hak suara,

we have pocket power,

kita memiliki kekuatan,

where we spend our money and what we spend it on.

tempat kita menghabiskan uang dan untuk apa kita membelanjakannya.

We have the power to confront racism wherever and whenever we find it.

Kita punya kekuatan untuk menghadapi rasisme

di mana pun dan kapan pun kita menemukannya.

Those of you listening today,

Bagi Anda yang mendengarkan hari ini,

who have benefited from that privilege,

yang telah memperoleh manfaat dari hak istimewa itu,

have the opportunity to turn it on its head

ambillah kesempatan untuk mengubahnya

and to demand that society changes.

dan menuntut agar masyarakat berubah.

Ultimately what happens is now in our hands.

Akhirnya, apa yang terjadi sekarang ada di tangan kita.

And this is what I know.

Inilah yang saya tahu.

When someone in state custody says, "I can't breathe,"

Saat seseorang dalam tahanan mengatakan, "Aku tak bisa bernapas,"

they are in mortal danger.

mereka dalam bahaya besar.

But when a society doesn't challenge the oxygen of racism

Tetapi ketika masyarakat tidak menantang oksigen rasisme

that everyone breathes every day,

yang dihirup semua orang setiap hari,

the hope for racial justice and equality in that society

harapan akan keadilan dan kesetaraan ras dalam masyarakat itu

is also in mortal danger.

juga berada dalam bahaya mematikan.

There can't be any more Altons,

Jangan ada lagi Alton-Alton lain,

and Gareths and Zahids,

dan Gareth, Zahid,

and Olasenis and Jimmys and Seans

serta Olasenis, Jimmy, Sean

and Sherrys and Breonnas

Sherrys, Breonnas,

and Christophers and Georges.

Christopher, dan George.

But this isn't just about deaths,

Tapi ini bukan hanya tentang kematian,

but about life.

melainkan juga tentang kehidupan.

And about our human flourishing together.

Serta tentang manusia yang berkembang bersama.

And all of us are needed for that.

Kita semua dibutuhkan untuk hal itu.

Racism wants to stay invisible.

Rasisme ingin tetap tidak terlihat.

Expose it.

Eksposkan ini.

Racism wants your silence.

Rasisme ingin Anda bungkam.

Make a noise.

Bersuaralah.

Racism wants your apathy.

Rasisme menginginkan sikap apatis Anda.

Make a commitment now to use your voice

Buatlah komitmen sekarang untuk menggunakan suara Anda

and your privilege and your power

dan hak istimewa serta kekuatan Anda

to fight for racial justice always,

untuk selalu memperjuangkan keadilan rasial,

and to join the crescendo of voices calling for change.

dan untuk bergabung dengan kresendo suara yang menyerukan perubahan.

And to be part of the hope.

Serta menjadi bagian dari harapannya.

Maukah Anda bergabung dengan kami?

Will you join us?