A King Cobra Bite -- and a Scientific Discovery | Gowri Shankar | TED

Translator: Faradila Zuchrina Reviewer: Hafizh Alfarisi

[TED Fellows]

[TED Fellows]

[Bentuklah Masa Depanmu]

[Shape Your Future]

(King cobra growl)

(Geraman raja kobra)

That’s the beautiful growl of the world’s longest venomous snake:

Itu geraman indah dari ular berbisa terpanjang di dunia,

the king cobra.

raja kobra.

Mereka satu-satunya ular yang membangun sarang untuk mengerami telurnya.

They’re the only snakes that build a nest to incubate their eggs.

Apt to their scientific name, Ophiophagus hannah,

Mereka sesuai dengan nama ilmiahnya, Ophiophagus hannah,

meaning a snake-eater, they eat other snakes,

artinya pemakan ular.

Mereka memakan ular lain, termasuk jenisnya sendiri.

including their own kind.

Growing up to five meters,

Ular ini tumbuh hingga lima meter,

they possess enough venom to kill 10 people in a single bite,

dan racunnya cukup untuk membunuh sepuluh orang dalam sekali gigitan,

or even an elephant.

bahkan seekor gajah.

King cobras might be intimidating to most people,

Raja kobra mungkin jadi momok bagi kebanyakan orang,

but I was always fascinated by them.

tapi aku selalu terpesona olehnya.

Aku mempelajari spesies legendaris ini selama 20 tahun terakhir.

I've been studying this legendary species for the last 20 years.

Lima belas tahun yang lalu,

Fifteen years ago,

I was bitten by a king cobra while rescuing it from a house,

aku digigit raja kobra saat mengungsikannya dari sebuah rumah.

Jika tidak kupindahkan, ia akan dibunuh.

which otherwise would have been killed.

Tidak ada antivenom untuk raja kobra India.

There is no antivenom for Indian king cobra,

Karenanya, aku yakin akan mati dalam waktu sekitar 30 menit.

so I was certain I would die in about 30 minutes.

The bite was in my hand.

Gigitannya ada di tanganku.

The pain was moving up my arm towards the heart.

Rasa sakitnya menjalar ke atas lenganku sampai ke jantung.

The pain was so excruciating

Rasa sakitnya begitu menyiksa

that I actually begged the team to just let me die

sampai aku sungguh memohon tim medis agar membiarkanku mati

rather than stay in agony.

daripada bertahan dalam penderitaan.

I remembered I had stocked a few vials of antivenom from Thailand,

Aku ingat punya beberapa botol antivenom dari Thailand

meant for Thailand king cobra,

untuk raja kobra Thailand.

which I decided to experiment with on myself.

Aku pun memutuskan untuk mengujinya ke diriku sendiri.

But the Thai antivenom failed,

Namun, antivenom Thailand itu gagal dan kami harus menghentikan pengobatannya.

and we had to stop the treatment.

But here I am, a ghost?

Lantas, apa aku yang di sini hantu?

No, the king was kind.

Tidak, sang raja berbaik hati.

It injected a very small quantity of venom into my hand,

Ia menanamkan racun ke tanganku dalam jumlah yang sangat sedikit

which wasn't enough to kill me.

dan tidak cukup untuk membunuhku.

My mother hoped

Ibuku berharap pengalaman nyaris mati ini akan menghentikan obsesiku pada ular.

that this near-death experience would finally stop my snake obsession.

But no.

Namun, tidak.

For those three painful days at the hospital,

Selama tiga hari yang menyakitkan di rumah sakit,

all I wondered was if the king cobra was one species, as science believed,

aku bertanya-tanya jika raja kobra itu satu spesies, seperti yang diyakini sains.

then why didn't the Thailand antivenom work on me?

Lalu, mengapa antivenom Thailand-nya tidak bekerja padaku?

It became apparent that we were missing something.

Jelaslah kami melewatkan sesuatu.

King cobra was first described scientifically in 1836,

Raja kobra pertama kali dideskripsikan secara ilmiah pada 1836.

after which many speculated there could be different species,

Setelahnya, banyak yang berspekulasi bahwa mungkin ada spesies berbeda,

tapi tidak ada yang pernah menetapkannya.

but no one had ever established it.

This became my research topic.

Hal ini menjadi topik penelitianku.

For seven years after the bite,

Selama tujuh tahun setelah gigitan itu,

aku bepergian melintasi habitat raja kobra di Asia Selatan dan Tenggara.

I traveled across king cobra habitat in South and Southeast Asia.

Dan, inilah yang aku temukan.

And this is what I found.

King cobras, despite being the most curious, majestic snakes

Meski raja kobra merupakan ular paling unik dan aggun

are disliked, feared and hated by most people on the planet.

yang tak disukai, ditakuti, dan dibenci oleh kebanyakan orang di planet ini.

They're killed on sight for food, poached for skin,

Mereka dibunuh sekejap untuk jadi makanan, diburu secara ilegal karena kulitnya,

for traditional medicinal purpose and for pet trade.

untuk pengobatan tradisional, dan perdagangan hewan peliharaan.

And of course, their habitats are under severe threat,

Tentunya, habitat mereka sangat terancam seperti banyak spesies lainnya.

like many other species.

But we also found an answer

Namun, kami juga menemukan jawaban

to this 185-year-old question of species complex.

untuk pertanyaan berusia 185 tahun mengenai spesies kompleks ini.

My research has shown that king cobra is actually four distinct species,

Penelitianku menunjukkan raja kobra berasal dari empat spesies yang berbeda,

not one, as everyone thought.

tidak sejenis seperti yang dipikirkan orang-orang.

Now that is why the Thailand antivenom did not work on me.

Itulah sebabnya antivenom Thailand tidak bekerja padaku.

So what does this finding mean?

Jadi, apa makna temuan ini?

I found king cobras differed from each other

Aku sadar bahwa raja kobra berbeda satu sama lainnya

by one to four percent genetic makeup.

dari satu sampai empat persen susunan genetik.

So what does this discovery mean for the king cobra?

Jadi, apa arti temuan ini untuk raja kobra?

Well, imagine there's a tsunami or an epidemic on an island

Nah, bayangkan ada tsunami atau epidemi di sebuah pulau

yang dihuni oleh spesies raja kobra tertentu.

inhabited by a particular species of king cobra.

We could lose that whole species.

Kita bisa kehilangan seluruh spesies itu.

Dengan kata lain, satu kerusakan habitat berakibat pada hilangnya seluruh spesies

In other words, one habitat destruction is the loss of an entire species

we have yet to understand.

yang belum kita pahami.

Memecahkan kebingungan spesies sangatlah penting

Resolving species confusion is highly important

for the conservation planning, biological control,

untuk perencanaan konservasi, kontrol biologis,

treatment of diseases and snakebite.

pengobatan penyakit, dan gigitan ular.

According to the International Union for Conservation of Nature's Red List

Menurut Uni Internasional untuk Konservasi Alam

mengenai daftar merah spesies terancam,

of Threatened Species,

raja kobra tidak terlalu diperhatikan.

king cobras are not given much attention.

My discovery calls for an urgent reassessment of each species status

Temuanku membutuhkan peninjauan ulang yang mendesak terhadap status tiap spesies

and conservation efforts.

dan upaya konservasi.

As a direct conservation measure,

Sebagai usaha konservasi langsung,

we at Kalinga Foundation rescue king cobras from distressed situations.

kami dari Kalinga Foundation menyelamatkan raja kobra dari situasi tertekan.

So far, we have rescued close to 375 king cobras,

Sejauh ini, kami telah menyelamatkan hampir 375 raja kobra,

monitored about 50 plus king cobra nests

memantau lebih dari 50 sarang raja kobra

and helped release over 500 hatchlings

dan melepaskan lebih dari 500 anak ular kembali ke habitat aslinya.

back into their natural habitat.

We partner with communities

Kami bekerja sama dengan komunitas

and invest in creating awareness among local people,

dan berinvestasi dalam menciptakan kesadaran di antara warga setempat,

especially kids, who urge their parents to choose rescue over killing.

terutama anak-anak yang mendesak orang tuanya

untuk memilih penyelamatan daripada pembunuhan ular.

We encourage students to participate in our research

Kami mendorong para pelajar untuk ikut serta dalam penelitian kami

and conduct capacity-building training for snake rescuers and forest officials.

dan mengadakan pelatihan peningkatan kapasitas

sebagai penyelamat ular dan petugas hutan.

King cobras are potential flagship species among snakes.

Raja kobra adalah spesies unggulan berpotensi di antara para ular.

Declaring it as such will be a big win for the species,

Pernyataan demikian akan jadi kemenangan besar bagi spesies ini,

to my senior scientists and the forest they inhabit.

untuk ilmuwan seniorku, dan hutan yang ular itu huni.

Yang menarik adalah kawasan ini merupakan hutan tropis yang sama

What is interesting is these are the same tropical forests

of South and Southeast Asia,

di Asia Selatan dan Tenggara

which has seven of the world's 36 biodiversity hotspots.

yang memiliki 7 dari 36 titik keanekaragaman hayati dunia.

And these also contribute 68 percent to the global carbon sink.

Hutan ini pun memberi kontribusi atas 68 persen penyerapan karbon global.

Dengan kata lain, timku dan aku melakukan semua yang kami bisa

In other words, my team and I are doing all we can

to say what we now know are four species,

untuk menceritakan yang kami ketahui dari empat spesies ini

and I welcome you to join us in conserving the beautiful king cobra.

dan aku menyambutmu untuk bergabung bersama kami

melestarikan raja kobra yang cantik.

Terima kasih.

Thank you.