Goats, Blockchain and the Future of Money | Fariel Salahuddin | TED

Translator: Sahrul Din Reviewer: Reno Kanti Riananda

Hi, my name is Fariel,

Hai, nama saya Fariel.

but back home,

Namun, di kampung halaman saya,

I am also called the goat lady.

saya dikenal dengan nama Wanita Kambing.

And today I will be sharing the story of how that came to be about.

Dan hari ini saya akan ceritakan bagaimana saya bisa dikenal dengan nama itu.

In 2015,

Di tahun 2015,

I visited a small, remote village in Pakistan

saya mengunjungi sebuah desa terpencil di Pakistan bernama Pathan Goth.

called Pathan Goth.

The residents of Pathan Goth

Dulu penduduk Pathan Goth

were living without access to basic facilities

hidup tanpa akses terhadap fasilitas dasar

such as water and electricity.

seperti air dan listrik.

The community was bussing water two hours from Karachi.

Mereka mengangkut air dengan bis, dua jam dari Karachi.

This made their water so expensive

Hal ini menyebabkan harga air sangat mahal

that their livestock went without water every other day.

sehingga ternak mereka kekurangan air.

Bathing and laundry was a luxury.

Mandi dan mencuci adalah kemewahan.

The solution was simple:

Solusinya sederhana:

a solar water pump.

pompa air tenaga surya.

But that would cost $10,000.

Namun, harganya sekitar $10,000.

And for a community

Dan untuk sebuah komunitas

where the average household earned

di mana penghasilan rata-rata setiap rumah tangga

just about $70 a month,

hanya sekitar $70 per bulan,

this was beyond their affordability.

harga ini di luar daya beli mereka.

As I sat there thinking about this issue,

Ketika saya duduk dan memikirkan masalah ini,

the solution literally walked in front of me.

solusinya secara harfiah lewat di depan saya.

A herd of more than 100 goats crossed my path.

Lebih dari 100 ekor kambing menyeberang jalan.

And I thought to myself,

Dan saya berpikir,

that is a lot of goats.

“Banyak sekali kambingnya.”

(Laughter)

(Tertawa)

I took a chance and asked the village elder:

Saya coba untuk bertanya kepada tetua desa

Would they consider paying me for their pump in goats?

apa mereka bersedia membeli pompa saya dengan kambing sebagai alat tukarnya?

He agreed,

Dia setuju,

and that is how Pathan Goth got its pump

dan itulah cerita bagaimana Pathan Goth memiliki pompa

and I became the proud owner of 40 goats.

dan saya menjadi pemilik yang bangga atas 40 ekor kambing.

(Applause)

(Tepuk tangan)

A few months down the line,

Beberapa bulan kemudian,

the Muslim festival of Eid came around.

Idul Kurban semakin mendekat.

During Eid, livestock is offered

Di Idul Kurban, hewan ternak dipersembahkan

to honor Abraham’s willingness to sacrifice Isaac.

untuk menghormati kerelaan Ibrahim mengorbankan Ishak.

And much like shopping before Christmas,

Dan hampir seperti belanja sebelum Natal,

the demand for goats goes up,

permintaan akan kambing meningkat,

and the price skyrockets.

dan harganya melambung tinggi.

I remembered my goats

Saya teringat kambing-kambing saya

and decided to put up a post on Facebook

dan memutuskan untuk membuat posting di Facebook,

asking my friends and family to buy their Eid goat from me that year.

meminta teman dan keluarga saya

untuk membeli kambing kurban dari saya tahun itu.

Within a week I sold all my goats.

Dalam seminggu semua kambing saya terjual.

And even after paying for a team to do transport and manage them,

Bahkan, setelah menggaji sekelompok orang yang mengantar

dan mengurus kambing,

I more than recovered the cost of the pump.

keuntungan yang saya dapatkan melebihi harga pompanya.

This experience made me question the idea of money

Hal ini membuat saya mempertanyakan gagasan tentang uang

and how it has changed and evolved for us.

dan bagaimana ia berubah dan berevolusi untuk kita.

I found that in 2500 BC,

Ternyata, di tahun 2500 SM,

Mesopotamia,

di Mesopotamia,

Sumerians used measured quantity of barley as money.

Bangsa Sumeria menggunakan gandum dengan timbangan tertentu sebagai uang.

But as the trading circle grew beyond one village,

Namun, seiring berkembangnya lingkup perdagangan ke luar desa,

money's key characteristics changed and evolved.

karakteristik utama uang berubah dan berevolusi.

Money not only needed to reliably store value

Uang tidak hanya dibutuhkan untuk menyimpan nilai secara andal,

but also be easy to convert

tapi juga harus mudah dikonversikan

and easy to transport.

dan mudah dibawa.

That is when we --

Itulah titik saat kita --

civilization --

peradaban --

moved towards coin and paper money.

berpindah ke koin dan uang kertas.

But coin and paper money get value

Namun, koin dan uang kertas hanya berharga

only when they’re validated by an external authority,

ketika mereka divalidasi oleh otoritas eksternal,

such as God, crown or the central bank.

seperti Tuhan, kerajaan, atau bank sentral.

Technology today enables us

Teknologi saat ini memungkinkan kita

to bypass the need for this central authority.

untuk mengabaikan kebutuhan akan otoritas sentral ini.

Today, the value of any asset can be transferred

Saat ini, nilai dari suatu aset dapat ditransfer

from one person to another

dari satu orang ke orang lain

using blockchain.

dengan menggunakan blockchain.

Any asset can now be tokenized,

Saat ini, aset apa pun bisa ditokenkan,

digitized

didigitalkan,

and traded.

dan diperdagangkan.

So technology is not only disrupting the need

Jadi, teknologi tak hanya mengacaukan kebutuhan

akan perantara keuangan

for a financial intermediary

in mainstream economy

di dalam ekonomi arus utama,

but also has the potential

tapi juga berpotensi

to disrupt and democratize economic power

untuk mengganggu dan mendemokratisasi kekuatan ekonomi

in more rural economies.

dalam perekonomian pedesaan.

By removing the need for inefficient and expensive intermediaries,

Dengan menghilangkan kebutuhan akan perantara yang tak efisien dan mahal,

small farmers can derive greater value

petani kecil bisa mendapatkan nilai yang lebih tinggi

from what they grow and raise.

dari apa yang mereka tanam dan rawat.

Livestock is very abundant in these communities.

Hewan ternak sangat banyak jumlahnya di dalam komunitas ini.

Farmers literally use their goats and cows

Para petani pada hakikatnya menggunakan kambing dan sapi mereka

as ATM machines

sebagai mesin ATM

and as saving instruments.

dan sebagai tabungan.

They will sell an animal when they need cash,

Mereka menjual seekor ternak ketika membutuhkan uang,

such as to buy fodder for the rest of the herd,

misalnya untuk membeli pakan bagi kawanan ternak yang tersisa,

to buy groceries for their home

untuk membeli bahan makanan,

or for weddings and health emergencies.

untuk pernikahan, dan keadaan darurat kesehatan.

But these communities have never been able

Namun, komunitas ini tak pernah bisa

to use their goats and cows

menggunakan kambing dan sapi mereka

for larger, more productive assets ...

untuk aset yang lebih besar dan produktif...

until now.

sampai hari ini.

Our farmers are able to convert 15 goats into a solar water pump.

Petani kami mengonversi 15 kambing menjadi sebuah pompa air tenaga surya.

Previously,

Sebelumnya,

these communities would rely on

komunitas ini hanya bergantung pada

or wait for an NGO,

atau menunggu sebuah LSM,

a charity

badan amal,

or the government to take notice

atau pemerintah untuk memperhatikan

and give them what they needed.

dan memberikan apa yang mereka butuhkan.

Now they are using their own resources

Sekarang mereka menggunakan sumber daya mereka sendiri

to fulfill their own needs when they need it.

untuk memenuhi kebutuhan ketika mereka membutuhkannya.

This is self-reliance.

Inilah kemandirian.

(Applause and cheers)

(Tepuk tangan dan sorakan)

So how have we enabled the use of goats

Jadi, bagaimana kita memungkinkan penggunaan kambing

as a reliable form of currency?

sebagai bentuk mata uang yang bisa diandalkan?

Right now, we we work with farmers through physical barter.

Sekarang ini, kami bekerja dengan petani melalui barter fisik.

At the time of the solar installation,

Pada waktu instalasi panel surya,

we take possession of the goats.

kami mengambil kambingnya.

We then sell these goats as meat to grocery chains

Kami kemudian menjual daging kambing ini ke jaringan supermaket

and through our own retail brand.

dan ke merek ritel kami sendiri.

Every goat that we receive is then recorded,

Setiap kambing yang kami dapatkan didata

as its unique ID --

berdasarkan identitas uniknya --

its key characteristics such as its sex,

berdasarkan karakteristik utama seperti jenis kelaminnya,

its age,

umurnya,

its weight

beratnya,

and even its number of teeth are taken into account.

dan bahkan jumlah giginya juga diperhitungkan.

And then using these,

Dan dengan data ini

we assign each goat a dollar or a rupee value,

kami memberi harga dalam dolar atau rupee kepada setiap ekornya,

essentially tokenizing a goat.

dengan kata lain, mentokenisasi kambing ini.

We have already worked with 45 communities,

Kami telah bekerja dengan 45 komunitas,

enabling more than 6,000 farmers

memungkinkan lebih dari 6 ribu petani

to convert their goats into water and electricity.

mengonversi kambing mereka menjadi air dan listrik.

(Applause)

(Tepuk tangan)

We are now planning to add smartphones,

Kami akan menambahkan ponsel pintar,

tractors

traktor,

and other equipment.

dan alat-alat lain.

My hope is that we can create a more inclusive economic system

Harapan saya adalah kita bisa menciptakan sebuah sistem ekonomi yang lebih inklusif

where any person

di mana siapa pun atau komunitas apa pun

or any community can use what they grow and raise as money.

dapat menggunakan apa yang mereka tanam dan rawat sebagai uang.

Where a farmer, a small farmer

Di mana seorang petani, petani kecil,

can use, wherever he is,

di manapun dia berada,

whether it’s Pakistan, Nepal, Somalia,

baik di Pakistan, Nepal, Somalia,

can use a digitized goat to pay for her kid’s school fees,

dapat menggunakan kambing digital untuk membayar biaya sekolah anaknya,

a tractor

membeli traktor,

or a smartphone.

atau ponsel pintar.

This future isn't quite here yet,

Masa depan yang seperti ini belum sepenuhnya terwujud,

but I hope using goats as money gets us closer.

tapi saya harap akan semakin dekat dengan digitalisasi kambing sebagai uang.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause and cheers)

(Tepuk tangan dan sorakan)