A Disability-Inclusive Future of Work | Ryan Gersava | TED

Translator: Reviewer: Karina Prabowo

If you identify as a person with disability,

Jika Anda merupakan penyandang disabilitas,

kindly close your eyes,

tolong pejamkan mata Anda,

and in your head, repeat after me:

dan dalam pikiran, ulangi kalimat saya:

I am a person

Saya adalah

with disability.

seorang dengan disabilitas.

Thank you.

Terima kasih.

I have bipolar disorder, type two.

Saya punya gangguan bipolar, tipe dua.

I am brave to say it now,

Saya dengan berani mengatakannya sekarang,

but it actually took me almost 20 years to be clinically diagnosed.

tapi sebenarnya butuh hampir 20 tahun untuk mendapatkan diagnosis klinis.

I had all the symptoms,

Saya punya semua gejala,

but I did not seek for medical attention.

tapi saya tidak mencari pertolongan medis.

Now I'm giving myself a gift.

Sekarang saya menghadiahi diri saya.

If I can be real honest,

Jika saya bisa jujur,

I was in denial, and I was ashamed of it.

Saya dulu denial, dan malu untuk mengakuinya.

And here's another interesting story.

Dan ada cerita menarik lainnya.

My bipolar diagnosis

Diagnosis bipolar saya

was actually prompted by having a chronic illness.

sebenarnya didorong karena menderita penyakit kronis.

I know.

Saya tahu.

And in the Philippines,

Dan di Filipina,

having a chronic disease can be a reason for employment discrimination,

memiliki penyakit kronis dapat menjadi alasan diskriminasi pekerjaan,

which I experienced firsthand.

yang sebelumnya sudah saya alami.

And since nobody decided to employ me,

Dan tidak ada yang mau mempekerjakan saya,

I decided to employ myself,

Saya putuskan untuk bekerja sendiri,

and started my company instead,

dan memulai perusahaan sendiri,

to contribute in building the future of work

untuk berkontribusi pada pekerjaan masa depan

that leaves no one behind.

yang tidak meninggalkan siapapun.

Little did I know --

Sedikit yang saya tahu --

(Applause)

(Tepuk tangan)

that starting this company --

bahwa memulai perusahaan ini --

thank you --

terima kasih --

also triggered my healing journey

juga memicu perjalanan penyembuhan saya

in embracing my reality as a person living with disability.

dalam merangkul realitas saya sebagai orang dengan disabilitas.

Worldwide, one in seven people has a disability.

Di seluruh dunia, satu dari tujuh orang memiliki disabilitas.

Disability is a reality that affects us all.

Disabilitas adalah kenyataan yang memengaruhi kita semua.

It's part of the diversity of human experience.

Itu bagian dari keragaman dari pengalaman manusia.

We may be born with it,

Kita mungkin terlahir dengan itu,

acquire it through an accident or aging,

mendapatkannya melalui kecelakaan atau penuaan,

or as a result of trauma and abuse.

atau sebagai akibat dari trauma dan pelecehan.

Over one billion people with disability in the world.

Lebih dari satu miliar orang dengan disabilitas di dunia.

Hundreds of them are unemployed,

Ratusan dari mereka menganggur,

especially in developing countries like the Philippines.

terutama di negara berkembang seperti Filipina.

Their economic inactivity and unemployment

Ketidakaktifan ekonomi dan pengangguran

puts them at a greater risk of insufficient social protection,

menaruh mereka di risiko atas perlindungan sosial yang lebih cekak,

making them more vulnerable to extreme poverty.

membuat mereka lebih rentan pada kemiskinan ekstrem.

And the impact on our global economy?

Dan dampaknya terhadap ekonomi global?

Trillions of US dollars lost in GDP.

Triliunan dolar AS hilang dari PDB.

That's before the pandemic.

Itu sebelum pandemi.

Trillions lost because our society excludes people like me

Triliunan dolar hilang karena masyarakat mengecualikan orang-orang seperti saya

[from] simply getting a job.

[dari] sekadar mendapat pekerjaan.

And it's not just me.

Dan itu bukan hanya saya.

Almost everyone in my team experienced this systemic problem.

Hampir semua orang di tim saya mengalami masalah sistemik ini.

So we built a virtual school

Jadi kami membangun sekolah virtual

that equips our students with the skills and the mindset

yang membekali siswa dengan keterampilan dan pola pikir

to work as online service providers.

untuk bekerja sebagai penyedia layanan online.

We have hundreds of graduates in over 60 cities and provinces

Kami memiliki ratusan alumni di lebih dari 60 kota dan provinsi

all over the Philippines,

dari seluruh Filipina,

earning an average income that is 60 percent above the minimum wage.

memperoleh pendapatan rata-rata 60 persen lebih banyak dari upah minimal.

But we realize

Tapi kemudian kami sadar

that for vocational programs to be truly sustainable and effective,

bahwa untuk program kejuruan dapat berkelanjutan dan efektif,

technical skills and employment support are not enough.

keterampilan teknis dan dukungan pekerjaan tidak cukup.

So we invested in having a resident psychologist

Jadi kami berinvestasi untuk memiliki seorang psikolog residen

to help our students process their past experiences,

untuk membantu siswa kami memproses pengalaman masa lalu mereka,

restore human dignity

mengembalikan martabat manusia

and embrace their realities.

dan merangkul realitas mereka.

After completing our program,

Setelah menyelesaikan program kami,

92.6 percent

92,6 persen

claim that they have embraced and they have understood their disability.

mengklaim bahwa mereka telah memeluk dan memahami disabilitas mereka.

So my advice to organizations

Jadi saran saya untuk organisasi

that are investing in talents with disability

yang berinvestasi pada bakat dengan disabilitas

is to look internally

adalah melihat ke dalam

and identify unconscious bias of our people around those disabilities.

dan mengidentifikasi bias bawah sadar orang-orang kita terhadap disabilitas.

From there, validate and address their fears,

Dari sana, validasi dan atasi ketakutan mereka,

and work with your people to cocreate a solution --

dan bekerja dengan rekan Anda untuk membuat solusi --

an inclusive solution --

sebuah solusi inklusif --

together.

bersama.

This is how we can build and sustain

Inilah bagaimana kita dapat membangun dan mempertahankan

a safe space that nurtures healing

ruang aman yang memupuk penyembuhan

and disclosure.

dan keterbukaan.

Disclosure is the key to this systemic and intergenerational problem.

Keterbukaan adalah kunci dari masalah sistemik dan antargenerasi ini.

Speaking from my personal experience,

Berbicara dari pengalaman pribadi saya,

the journey to embracing a disability

perjalanan untuk merangkul disabilitas

is painful.

itu menyakitkan.

It's like coming out of the closet

Ini seperti membuka orientasi seksual,

or sharing a story of sexual assault.

atau berbagi cerita tentang kekerasan seksual.

It forces us to revisit the hidden past

Itu memaksa kita untuk mengunjungi kembali masa lalu yang tersembunyi

or confront an uncertain future.

atau menghadapi masa depan yang tidak pasti.

It is extremely difficult,

Ini sangat sulit,

and it requires a strong support system,

dan itu membutuhkan sistem pendukung yang kuat,

something that you and I can build together.

sesuatu yang Anda dan saya bisa bangun bersama.

So that ...

Sehingga ...

hopefully, less and less people will ... suffer in silence.

semoga makin sedikit orang akan ... menderita dalam diam.

We need to effectively heal

Kita perlu menyembuhkan secara efektif

to fight inequality.

untuk melawan ketimpangan.

The only way for us to build,

Satu-satunya cara bagi kita untuk membangun,

to truly build a world where people can truly find belonging,

untuk benar-benar membangun dunia di mana orang dapat menemukan kepemilikan,

is to start with healing.

adalah dengan memulai penyembuhan.

Thank you.

Terima Kasih.

(Cheers and applause)

(Sorakan dan tepuk tangan)