Do Gut Microbes Control Your Personality? | Kathleen McAuliffe | TED

Translator: ryan aziz Reviewer: Made Pramana

We've been debating the question forever.

Kita sudah lama memperdebatkan pertanyaan itu.

Is there such a thing as free will?

Apakah kehendak bebas itu ada?

Am I captain of my ship?

Apakah saya kapten kapal sendiri?

Master of my own destiny?

Penguasa takdir saya sendiri?

I'm no philosopher.

Saya bukan seorang filsuf.

Biology is my realm and from where I stand,

Biologi adalah bidang saya dan dari tempat saya berdiri,

there is clearly more than one of us at the helm.

jelas ada lebih dari satu dari kita yang memimpin.

I'm referring to the fact

Saya mengacu pada fakta

that half the cells in your body do not contain your own DNA.

bahwa setengah dari sel dalam tubuh Anda tidak mengandung DNA Anda sendiri.

They belong to bacteria, protozoa, fungi

Mereka termasuk bakteri, protozoa, jamur

and other unicellular creatures.

dan makhluk uniseluler lainnya.

These tiny tenants, collectively known as our microbiota,

Penyewa kecil ini, secara kolektif dikenal sebagai mikrobiota kita,

are most abundant in the gut,

paling melimpah di usus,

where they aid in digestion

di mana mereka membantu pencernaan

and carry out many other essential functions.

melakukan banyak fungsi penting lainnya.

Most amazing, they "talk" to your brain.

Yang paling menakjubkan, mereka “berbicara” ke otak Anda.

They influence your mood,

Mereka memengaruhi suasana hati Anda,

your energy level, your appetite,

tingkat energi Anda, nafsu makan Anda,

your memory,

ingatan Anda,

perhaps even your personality.

bahkan mungkin kepribadian Anda.

I can say this with confidence

Saya mengatakan ini dengan penuh keyakinan

owing to mice like this, which have no microbes.

karena tikus seperti ini, yang tidak memiliki mikroba.

They've been dubbed bubble mice

Mereka dijuluki tikus gelembung

because they're raised in sterile facilities.

karena mereka dibesarkan di fasilitas steril.

Contrast their behavior to that of a normal mouse,

Bandingkan perilaku mereka dengan tikus normal,

which is colonized at birth with microbes,

yang dijajah saat lahir dengan mikroba,

and you'll notice striking differences.

Anda akan melihat perbedaan mencolok.

A normal mouse is a quick and eager learner.

Tikus normal adalah pembelajar yang cepat dan bersemangat.

Show it a novel object, like a napkin ring,

Berikan benda baru, seperti cincin serbet,

and it will circle and sniff it with great interest.

ia akan melingkari dan mengendusnya dengan penuh minat.

Place it in a maze and it's keen to explore new passages

Tempatkan di labirin dan ia tertarik untuk menjelajahi bagian-bagian baru

and remembers where it's been.

dan mengingat di mana ia berada.

A bubble mouse could not be more different.

Tikus gelembung berbeda.

It lacks natural curiosity.

Tidak memiliki rasa ingin tahu alami.

It's slow to learn, quick to forget,

Lambat untuk belajar, cepat melupakan,

and just as inclined to favor the familiar

cenderung menyukai yang akrab

over what's new, exciting, or different.

daripada hal-hal yang baru, menarik, atau berbeda.

Indeed, they don't even protest

Mereka bahkan tidak memprotes

if separated at a young age from their mothers,

jika dipisahkan pada usia muda dari ibu mereka,

a trauma that in a normal mouse would lead to lifelong skittishness.

trauma yang pada tikus normal akan menyebabkan kegelisahan seumur hidup.

But if you colonize a bubble mouse early in life

Tetapi jika Anda mengkoloni tikus gelembung di awal kehidupannya

with the normal microbiota for that strain,

dengan mikrobiota normal untuk strain itu,

guess what happens?

tebaklah apa yang terjadi?

Their behavior normalizes.

Perilaku mereka menjadi normal.

We're not mice.

Kita bukan tikus.

So does any of this apply to us?

Jadi apakah semua ini berlaku untuk kita?

Actually a mountain of evidence suggests that it does.

Sebenarnya segunung bukti menunjukkan bahwa itu benar.

Consider this.

Renungkanlah hal ini.

If I transfer gut bacteria from an overweight twin to bubble mice,

Jika saya mentransfer bakteri usus

dari tikus kembar yang kegemukan ke tikus gelembung,

the animals fatten up.

hewan-hewan itu menjadi gemuk.

Transfer gut bacteria from a thin twin to bubble mice,

Mentransfer bakteri usus dari tikus kurus ke tikus gelembung,

feed them the same rat chow and the animals stay thin.

beri makanan tikus yang sama dan hewan-hewan itu tetap kurus.

Similarly, if I transfer gut bacteria from a depressed person

Demikian pula, jika saya mentransfer bakteri usus dari orang yang depresi

to a bubble mouse,

ke tikus gelembung,

the animal will display depressive-like symptoms.

hewan itu akan menunjukkan gejala seperti depresi.

For example, if placed in a water tank,

Jika ditempatkan di tangki air,

it stops swimming sooner than a mouse that receives gut bacteria

ia berhenti berenang lebih cepat dari tikus yang menerima bakteri usus

from a non-depressed person.

dari orang yang tidak depresi.

That mouse will keep trying to escape.

Tikus itu akan terus berusaha melarikan diri.

It's not so quick to give in to despair.

Tidak begitu cepat menyerah pada keputusasaan.

How in the world can gut bacteria influence how we feel and act?

Bagaimana mungkin bakteri usus memengaruhi perasaan dan tindakan kita?

They have many techniques, actually.

Mereka memiliki banyak teknik.

But here's one of their coolest.

Tapi inilah salah satu yang paling keren.

Gut bacteria produce hoards of psychoactive compounds,

Bakteri usus menghasilkan timbunan senyawa psikoaktif,

including half a dozen neurotransmitters.

termasuk setengah lusin neurotransmiter.

Put simply, gut bacteria can talk to the brain because we,

Sederhananya, bakteri usus dapat berbicara dengan otak karena kita,

meaning our microbes and human cells,

yang berarti mikroba dan sel manusia kita,

all speak the same language.

semuanya berbicara bahasa yang sama.

In fact, some scientists think

Bahkan, beberapa ilmuwan berpikir

this language was actually invented by bacteria.

bahasa ini sebenarnya ditemukan oleh bakteri.

I should point out that this long-distance conversation

Saya akan tunjukkan bahwa percakapan jarak jauh ini

is facilitated by a major nerve cable that runs from your gut to your brain.

difasilitasi oleh kabel saraf utama yang mengalir dari usus Anda ke otak Anda.

It's called the vagus nerve,

Ini disebut saraf vagus,

and it can be directly activated by bacteria

dapat langsung diaktifkan oleh bakteri

or by the psychoactive compounds they produce.

atau oleh senyawa psikoaktif yang mereka hasilkan.

Incidentally, about 80 percent of the traffic on this cable

Sekitar 80 persen lalu lintas pada kabel ini

is going from the gut to the brain and not the other way around,

mengalir dari usus ke otak dan bukan sebaliknya,

as had long been assumed.

seperti yang telah lama diasumsikan.

Of course, gut bacteria can also rely on the circulatory system

Bakteri usus dapat mengandalkan sistem peredaran darah

to transport their psychoactive compounds upstairs.

untuk mengangkut senyawa psikoaktif mereka ke atas.

And there's one other very important, albeit indirect way

Ada satu cara lain yang sangat penting, meskipun tidak langsung

that gut bacteria signal the brain.

bahwa bakteri usus memberi sinyal ke otak.

And that's by misbehaving.

Yaitu berperilaku buruk.

When aggressive bacteria invade the gut wall,

Ketika bakteri agresif menyerang dinding usus,

immune cells rush to the scene

sel-sel kekebalan bergegas ke tempat kejadian

and surprising scientists,

dan mengejutkan para ilmuwan,

those immune cells and related compounds don't always stay localized in the gut,

sel-sel kekebalan dan senyawa terkait tidak selalu tetap terlokalisasi di usus,

but can travel to the brain

tetapi dapat melakukan perjalanan ke otak

where they trigger inflammation and depression.

di mana mereka memicu peradangan dan depresi.

Untuk alasan yang tidak dipahami dengan baik,

For reasons that are not well understood,

inflammation and depression often go hand in hand.

peradangan dan depresi sering kali berjalan beriringan.

They're a destructive duo.

Mereka adalah duo destruktif.

Interestingly, a rapidly advancing treatment for mental disturbances

Pengobatan yang berkembang pesat untuk gangguan mental

is called vagus nerve stimulation, or VNS.

disebut stimulasi saraf vagus, atau VNS.

As its name suggests,

Seperti namanya,

it entails electrically stimulating the vagus nerve

itu melibatkan secara elektrik merangsang saraf vagus

via an electrode implanted in the chest.

melalui elektroda yang ditanamkan di dada.

Although this therapy evolved independently of microbiota research,

Meskipun terapi ini berkembang independen dari penelitian mikrobiota,

some scientists think

beberapa ilmuwan berpikir

that the current may actually mimic the effects of gut bacteria

bahwa arus sebenarnya dapat meniru efek bakteri usus

on the nerve.

pada saraf.

That's speculative, but what is clear is that VNS strengthens the gut barrier,

Itu spekulatif, tetapi yang jelas bahwa VNS memperkuat penghalang usus,

preventing pathogenic bacteria from breaching it

mencegah bakteri patogen agar tidak melewatinya

and causing an inflammatory response that spreads to the brain.

dan menyebabkan respons inflamasi yang menyebar ke otak.

Encouragingly, the FDA has already approved VNS

Yang menggembirakan, FDA telah menyetujui VNS

for the treatment of severe epilepsy

untuk pengobatan epilepsi berat

and depression unresponsive to standard therapy.

dan depresi yang tidak responsif terhadap terapi standar.

What's more, early clinical trials suggest

Terlebih lagi, uji klinis awal menunjukkan

the procedure may also benefit people suffering from ADHD, OCD and PTSD.

prosedur ini juga dapat bermanfaat bagi penderita ADHD, OCD dan PTSD.

In parallel with these developments,

Sejalan dengan perkembangan ini,

microbiota researchers are attempting to treat mental disturbances

peneliti mikrobiota berusaha untuk mengobati gangguan mental

by changing the composition of our gut bacteria

dengan mengubah komposisi bakteri usus kita

or alternatively,

atau sebagai alternatif,

by boosting or blocking the action of the chemicals these organisms make.

dengan meningkatkan atau memblokir aksi dari bahan kimia oleh organisme ini.

To that end,

Untuk itu,

they're making exciting progress

mereka membuat kemajuan yang menarik

in pinpointing exactly which bacteria are good or bad actors

dalam menentukan dengan tepat bakteri mana yang merupakan aktor baik atau buruk

in various neuropsychiatric conditions.

dalam berbagai kondisi neuropsikiatri.

People with autism spectrum disorder, for example,

Orang dengan gangguan spektrum autisme, misalnya,

often have high amounts of a bacteria molecule in their blood,

sering memiliki jumlah molekul bakteri yang tinggi dalam darah mereka,

and in rodents,

dan pada hewan pengerat,

this molecule has been shown to raise anxiety

molekul ini telah terbukti meningkatkan kecemasan

and even alter brain connectivity.

bahkan mengubah konektivitas otak.

Axial Therapeutics,

Axial Therapeutics,

a company at the forefront of developing microbiota-based treatments,

perusahaan terdepan dalam mengembangkan perawatan berbasis mikrobiota,

is now conducting a clinical trial of a drug

sekarang melakukan uji klinis obat

designed to prevent this destructive molecule

yang dirancang untuk mencegah molekul destruktif ini

from reaching the brain.

mencapai otak.

The goal is to treat irritability in children with autism.

Tujuannya untuk mengobati iritabilitas pada anak-anak dengan autisme.

Meanwhile, a bacterium found in yogurt called Lactobacillus reuteri

Di sisi lain, bakteri yang ditemukan dalam yogurt yang disebut lactobacillus reuteri

has shown to promote social bonding in animal models of autism.

telah terbukti meningkatkan ikatan sosial pada model hewan autisme.

Both good and bad bacteria have similarly been linked

Bakteri baik dan buruk dikaitkan dengan

to amyotrophic lateral sclerosis, or ALS.

sklerosis lateral amiotrofik, atau ALS.

That's the neurodegenerative disease

Itulah penyakit neurodegeneratif

best known for paralyzing the great baseball player Lou Gehrig

yang paling dikenal karena melumpuhkan pemain bisbol hebat Lou Gehrig

at the peak of his career.

di puncak karirnya.

Like him, most patients die within just a few years

Seperti dia, kebanyakan pasien meninggal hanya dalam beberapa tahun

of being diagnosed with the disease.

setelah didiagnosis penyakit ini.

A small minority live ten years or longer.

Minoritas kecil hidup sepuluh tahun atau lebih.

In animal models of ALS,

Dalam model hewan ALS,

Israeli researchers have recently discovered two bacteria

peneliti Israel baru-baru ini menemukan dua bakteri

that accelerate the disease

yang mempercepat penyakit

and another that slows its development.

dan satu lagi yang memperlambat perkembangannya.

They suspect the benefits of the good bacteria

Mereka menduga manfaat bakteri baik

are due to a vitamin that it produces, called nicotinamide.

karena vitamin yang dihasilkannya, yang disebut nicotinamide.

Microbiota researchers are making even greater progress

Peneliti mikrobiota membuat kemajuan yang lebih besar

in unraveling the root causes of Parkinson's disease.

dalam mengungkap akar penyebab penyakit Parkinson.

If you know the actor Michael J. Fox,

Jika Anda mengenal aktor Michael J. Fox,

if you've seen many of his videos,

jika Anda melihat banyak videonya,

you'll know its symptoms are shaking,

Anda akan tahu gejalanya gemetar,

stiffness and an unsteady gait.

kaku dan gaya berjalan tidak stabil.

It's long been known that the disease involves the misfolding of a protein

Sudah lama diketahui bahwa penyakit ini melibatkan kesalahan pelipatan protein

called alpha-synuclein in this part of the brain.

yang disebut alpha-synuclein di bagian otak ini.

As the misfolding spreads, brain cells start to die,

Saat kesalahan pelipatan menyebar, sel-sel otak mulai mati,

symptoms worsen.

gejalanya memburuk.

The big mystery is, what causes alpha-synuclein,

Misteri besarnya adalah, apa yang menyebabkan alpha-synuclein,

the Parkinson's protein,

protein Parkinson,

to misfolded in the first place.

salah terlipat sejak awal.

Several labs have recently converged on one likely culprit.

Beberapa laboratorium baru-baru ini menyatu pada satu kemungkinan pelakunya.

The guts of some people, their research suggests,

Usus beberapa orang, penelitian mereka menunjukkan, menyimpan

harbor a strain of E. coli

mengandung strain E. coli

that churns out a misfolded compound very similar to the Parkinson's protein.

menghasilkan senyawa salah lipatan mirip dengan protein Parkinson.

And when misfolded variants of this protein

Ketika varian protein salah lipat ini

are injected into the guts of susceptible rodents,

disuntikkan ke dalam usus hewan pengerat yang rentan,

it causes the normal protein in the intestinal lining

itu menyebabkan protein normal dalam lapisan usus

to misfold in turn.

yang terlipat secara bergantian.

Like falling dominoes,

Seperti domino yang jatuh,

this wave of misfolding proteins slowly spreads up the vagus nerve,

gelombang protein yang salah lipat ini perlahan-lahan menyebar ke saraf vagus,

and in about two months,

dalam waktu sekitar dua bulan,

you see clumped up protein in exactly the part of the brain

Anda melihat protein menggumpal tepat di bagian otak

that degenerates in Parkinson's patients.

yang merosot pada pasien Parkinson.

Most importantly,

Yang paling penting,

these fresh glimpses into the origins of the disease

pandangan sekilas tentang asal-usul penyakit ini

are suggesting new ways of intervening in its progression,

menyarankan cara-cara baru untuk mengintervensi perkembangannya,

a prospect, needless to say, that has experts super excited.

sebuah prospek yang diragukan lagi, membuat para ahli sangat bersemangat.

Of course, it's early days.

Tentu saja, ini hari-hari awal.

We don't yet know

Kita belum tahu

whether successful treatments will emerge from this line of research,

apakah keberhasilan perawatan akan muncul dari lini penelitian ini,

or, for that matter,

atau, dalam hal ini,

any of the other investigations I've described.

salah satu penyelidikan lain yang telah saya jelaskan.

But I think you'll agree there's cause for optimism.

Tapi saya pikir Anda akan setuju ada alasan untuk optimisme.

If nothing else, I hope I've convinced you that your behavior is controlled

Jika tidak ada, saya harap bisa meyakinkan Anda bahwa perilaku Anda dikendalikan

not just from the top down,

tidak hanya dari atas ke bawah,

but quite literally from the bottom up.

tetapi secara harfiah dari bawah ke atas.

In short, the person you call "I" is really "we."

Singkatnya, orang yang Anda sebut “saya” benar-benar “kita.”

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)