The Future of Fashion – Made from Mushrooms | Dan Widmaier | TED

Translator: Nabila Adiandini Reviewer: Made Pramana

I'm a proud lifelong nerd,

Saya adalah seorang kutu buku yang bangga,

and I have a PhD in chemistry and chemical biology to prove it,

dan saya punya gelar doktor kimia dan biologi kimia untuk membuktikannya,

itulah kenapa saya tidak pernah menyangka akan berdiri di sini,

which is why I never thought I'd be that guy standing up here,

berbicara tentang perselingkuhan saya dengan fashion.

talking about my love affair with fashion.

(Laughter)

(Tertawa)

And there's someone else in my life

Dan ada orang lain di hidup saya

who's equally shocked by this turn of events,

yang sama kagetnya akan hal ini,

and that's my wonderful wife,

dan ia adalah istri saya yang luar biasa,

who literally has a degree in fashion.

yang benar-benar punya gelar di bidang fashion.

(Laughter)

(Tertawa)

But here I am, standing with these two wallets.

Tapi di sinilah saya, berdiri dengan dua dompet ini.

One of these is made out of leather,

Salah satunya terbuat dari kulit,

one of these is made out of mushrooms.

dan satunya lagi terbuat dari jamur.

And I'm not going to tell you which one is which.

Saya tidak akan memberi tahu Anda bedanya.

Rata-rata pembeli tidak tahu perbedaannya --

The average consumer can't tell you the difference --

yang justru merupakan tujuannya.

kind of the whole point.

Because even if you hate fashion,

Karena walaupun Anda membenci fashion,

you've got an entire room in your house devoted to it.

Anda memiliki satu ruangan khusus untuk itu di rumah Anda.

It's called your closet.

Itu disebut dengan lemari Anda.

And your closet is full of all kinds of materials --

Dan lemari Anda dipenuhi oleh berbagai macam bahan --

cotton, leather, nylon, polyester --

katun, kulit, nilon, poliester --

that list goes on and on.

dan banyak lagi.

And those materials matter,

Dan bahan-bahan tersebut penting,

because those materials are the reason

karena bahan-bahan tersebut ialah alasan

fashion is in the midst of a sustainability crisis.

dunia mode berada di tengah-tengah krisis lingkungan.

This is an industry that makes 100 billion plus items per year.

Ini adalah industri yang menghasilkan 100 miliar lebih barang per tahunnya.

When I started my journey, I thought this was going to be a really easy answer.

Ketika saya memulai perjalanan saya, saya pikir jawabannya akan mudah.

Kita tinggal membeli lebih sedikit baju,

We just consume less,

memiliki lebih sedikit barang.

we have fewer, better things.

Tapi dalam beberapa dekade terakhir,

But in the last decade,

I've come to believe that ignores fundamental realities

saya menyadari bahwa hal itu mengabaikan realitas dasar

of both fashion and human nature.

dari industri pakaian dan sifat manusia.

You see, fashion is not purely functional.

Industri pakaian bukan hanya tentang fungsi.

It's about confidence, creativity, self-expression.

Itu tentang kepercayaan diri, kreativitas, ekspresi diri.

It's a pure reflection of our innate desire, as humans,

Ini adalah sebuah cerminan murni dari hasrat kita, sebagai manusia,

to always want more.

untuk selalu menginginkan lebih.

And it satisfies our insatiable appetites

Fashion memuaskan nafsu tak terpuaskan kita

to discover, buy, collect, show off.

untuk menemukan, membeli, mengumpulkan, memamerkan.

In truth, fashion is intrinsic to who we are.

Bahkan sesungguhnya, fashion adalah dasar dari siapa kita.

There is a piece of good news, though.

Tapi ada sebuah berita bagus.

We can make fashion sustainable,

Kita dapat membuat fashion berkelanjutan,

and we're going to do it with science,

dan kita akan melakukannya dengan sains,

and we're going to do it not by changing the humans,

dan kita akan melakukannya bukan dengan mengubah manusianya,

but by changing those materials themselves.

tapi dengan mengubah bahannya.

Dan beruntungnya kita,

And lucky for us,

the answers to all of fashion's materials problems

jawaban dari semua masalah bahan pakaian

are available today, out there in nature,

tersedia saat ini, di alam liar,

and it's our job, as scientists,

dan ini adalah tugas kita, sebagai ilmuwan,

to go find the best inventions

untuk menemukan penemuan terbaik

from nature's four-billion-year catalog of greatest hits

dari katalog empat-miliar-tahun bahan terhebat milik alam

and bring them to the world of design.

dan membawa mereka ke dunia desain.

So I started a PhD,

Jadi saya kuliah S3,

and I actually fell in love with one of these materials from nature.

dan betul-betul jatuh cinta pada salah satu bahan yang ada di alam.

And it's this -- it's spider silk.

dan ini adalah -- jaring laba-laba.

It's this fine, elegant, tough fiber that spiders make.

Ini adalah serat halus, elegan, dan kuat yang dibuat oleh laba-laba.

Anda mungkin pernah menonton film Spider-Man.

You've probably seen a Spider-Man movie, you know.

You may have wanted to make Peter Parker's web slinger.

Anda mungkin pernah ingin membuat web slinger milik Peter Parker.

It's OK -- I did, too; it's badass.

Tidak apa -- saya juga; itu memang keren.

I wanted to recreate that material in a lab,

Saya ingin membuat bahan itu di lab,

jadi saya membangun perusahaan, dan kami melakukannya.

so I started a company, and we did just that.

And the very first product we made was this:

Produk pertama yang kami buat adalah ini:

a tie.

sebuah dasi.

I took the very first tie, and I sent it to Stan Lee himself,

Saya membawa dasi pertama ini dan mengirimkannya kepada Stan Lee,

cocreator of Spider-Man, idol to nerds around the planet,

co-creator dari Spider-Man, idola bagi para kutu buku di seluruh dunia,

all-around amazing human.

betul-betul manusia yang hebat.

And he loved it.

Dan ia menyukainya.

He actually cold-called my phone from a blocked number,

Ia bahkan menelepon saya dari nomor rahasia,

and we geeked out over the technology.

dan kami berdiskusi panjang tentang teknologi ini.

And back in those days,

Pada saat itu, hampir tidak ada yang membuat bahan berkelanjutan dalam fashion.

almost nobody was working on sustainable materials in fashion.

So I excitedly ran off to go talk to designers and fashion executives.

Jadi saya dengan semangat berbicara dengan para desainer dan eksekutif dunia mode.

And they thought this was fine, cool,

Dan mereka merasa ini oke, keren,

but they couldn't shut up about their problem with leather.

tapi mereka tidak bisa berhenti memakai bahan kulit.

And for really good reason.

Untuk alasan yang sangat bagus.

Leather is one of the most pivotal materials in the fashion world.

Kulit adalah salah satu bahan yang paling penting di dunia mode.

In 2020 alone, the five biggest European luxury houses

Pada tahun 2020 saja, lima rumah mode terbesar di Eropa

sold over 50 billion dollars of leather goods.

menjual lebih dari 50 miliar dolar barang berbahan kulit.

And the challenge with leather

Dan tantangannya dengan bahan kulit adalah

is that today, it's inextricably linked to raising cows,

sekarang, sangat berhubungan dengan beternak sapi,

and not just a few -- like, lots of cows.

dan tidak hanya beberapa -- tapi banyak sekali sapi.

And cows, at the global scale, are terrible for our environmental future.

Dan sapi, dalam skala global, sangatlah buruk bagi masa depan lingkungan kita.

And so I left this conversation thinking,

Jadi saya pada akhirnya kemudian berpikir,

"OK, what makes leather leather?"

“Oke, apa yang membuat bahan kulit seperti kulit?”

And the truth is,

Dan ternyata,

nobody loves leather because it comes from a cow.

tidak ada yang suka bahan kulit karena ia datang dari sapi.

We love it because it's strong, it's soft, it's beautiful.

Kita suka bahan kulit karena ia kuat, lembut, dan cantik.

It plays from the runway in Paris to a rodeo in Texas.

Ia berada di pagelaran di Paris hingga ke rodeo di Texas.

So if we can take cows out of the equation,

Bila kita menghapus para sapi dari rumus tersebut,

what's the thing we have to replicate to make a great material like leather?

apa yang harus kita tiru untuk membuat bahan seperti bahan kulit?

And the answer is microstructure.

Jawabannya adalah mikrostruktur.

So this is a microscope image of the collagen in cowhide.

Ini adalah gambar mikroskop dari kolagen pada kulit sapi.

And it looks like a mess,

Dan ini terlihat kacau,

it's just this jumble of fibers mixed together.

seperti sekumpulan serat yang bercampur bersama.

At its essence, that structure is why leather is both pliable and strong.

Dasarnya, struktur tersebut adalah alasan bahan kulit mudah dibentuk dan kuat.

Now, contrast that to your closet.

Sekarang, bandingkan itu dengan baju-baju Anda.

All those materials are what we call knits or wovens.

Bahan-bahan tersebut, yang kita sebut rajutan atau tenunan.

They look like this under a microscope.

Mereka terlihat seperti ini di mikroskop.

Essentially, you take a single thread, and you loop it around itself,

Dasarnya, Anda ambil sebuah benang

dan Anda buat simpul, atau Anda silangkan, hingga Anda membuat kain.

or you crisscross it over itself, and you make a fabric.

Apabila kita ingin membuat bahan baru

If we want to make a new material

dengan sifat yang mirip bahan kulit, kita harus pergi keluar dan mencari

with the same amazing properties as leather,

we need to go out and find a natural material

bahan alami dengan mikrostruktur yang sama dengan kolagen pada kulit sapi.

with the same microstructure as the collagen in cowhide.

Now, my brain gets going with this,

Sekarang otak saya memproses hal ini,

and I think, "OK, we can grow skin, we can grow pure collagen,

dan berpikir, “Oke, kita bisa menumbuhkan kulit, kolagen murni, serat tumbuhan...”

we can use plant fibers ..."

Those all fail.

Semua itu gagal.

Quality, cost or scalability reasons tank those ideas.

Faktor kualitas, biaya, atau skalabilitas menenggelamkan ide tersebut.

And that's what brought me to the world of fungi.

Dan itulah yang membawa saya pada dunia fungi.

I'm going to assume you all know what mushrooms are.

Saya berasumsi bahwa Anda semua tahu apa itu jamur.

I'm going to show you some mushrooms on the side of a dead tree.

Saya akan menunjukkan jamur yang tumbuh pada pohon mati.

And I'm much more interested in what's happening

Dan saya lebih tertarik pada apa yang terjadi

just beneath the surface.

di bawah permukaannya.

Inside that tree are millions of stringy little strands

Di dalam pohon itu ada jutaan helai jaringan seperti benang

that are called mycelium,

yang disebut miselium,

that are eating away at it.

yang memakan pohon tersebut. Mereka terlihat seperti ini.

They look like this.

So you see those white fibrous roots underneath the mushroom --

Anda bisa melihat akar berserat di bawah jamur tersebut --

itu adalah miselium. Mereka adalah jaringan cabang panjang.

those are mycelium.

They’re these long branch networks.

And what they're doing is eating dead stuff in the soil

Dan mereka sedang memakan benda mati di tanah

and releasing nutrients to the mushroom and to the ecosystem around it.

dan melepaskan nutrisi pada jamur dan ekosistem di sekitarnya.

And so now, I'm going to show you side by side.

Sekarang, saya akan menunjukkannya secara berdampingan.

Collagen on the left, mycelium on the right.

Kolagen di kiri, miselium di kanan.

We're looking at microstructure;

Kita sedang melihat mikrostruktur; saya meringkas enam tahun S3 untuk Anda.

I'm saving you six years of getting a PhD.

(Laughter)

(Tertawa)

We're on to something here.

Kita mendapatkan sesuatu di sini.

But to pull this off,

Namun agar berhasil, kita perlu membuatnya dalam skala besar.

we need to do this at the scale of fashion.

Bukan sedikit miselium tapi banyak. Bukan satu lab, tapi satu pabrik.

We need a lot of mycelium. Not a lab, but a factory.

So that's exactly what we did.

Jadi itulah yang kami lakukan.

So here, what you're seeing is our first factory,

Anda sedang melihat pabrik pertama kami,

and you're seeing rows and rows of pure mycelium

dan Anda melihat barisan penuh miselium murni

growing in these trays.

yang tumbuh di baki-baki ini.

And those mycelium are eating leftover sawdust,

Miselium ini memakan bekas serbuk gergaji,

so they're doing what fungi do best in nature --

jadi mereka sedang menunjukkan keahlian jamur di alam --

they eat something nobody wants, and they turn it into something useful.

memakan yang tidak diinginkan siapa pun, dan mengubahnya jadi hal berguna.

And instead of growing into the soil,

Dan bukannya tumbuh ke tanah,

these mycelium are growing up in these big puffy clouds

miselium ini tumbuh ke atas membentuk awan besar

that we can easily harvest.

yang bisa kita panen dengan mudah.

And this is where science has to meet design.

Dan inilah titik di mana sains bertemu dengan desain.

We take that material and turn it into something leatherlike.

Kami mengambil bahan tersebut dan mengubahnya menjadi bahan mirip kulit.

It has to be beautiful, has to be functional.

Bahan tersebut harus terlihat cantik, fungsional.

And designers need to be able to easily incorporate it

Para desainer harus dapat menggabungkannya secara mudah

into the world of fashion products.

ke dunia produk fashion.

The first prototypes were none of those things.

Prototipe pertama tidak seperti ini.

But after many thousands of iterations,

Tapi setelah ribuan revisi,

we have a material, and we call it Mylo.

kami mendapatkan bahan, dan kami menyebutnya Mylo.

And Mylo does everything we set out for it.

Dan Mylo dapat melakukan segalanya.

It's beautiful, it's functional,

Bahan ini cantik, fungsional,

but most importantly, it's sustainable.

tapi lebih pentingnya lagi, bahan ini berkelanjutan.

So when you grow mushrooms,

Ketika Anda menumbuhkan jamur,

it takes about a little under one square meter of land

butuh lahan sekitar kurang dari satu meter persegi

to grow one kilogram of mushrooms.

untuk menumbuhkan dua kilo jamur.

Contrast that to cows --

Berbeda dengan sapi --

takes about 97 square meters of land to grow one kilogram of cow.

yang membutuhkan lahan 97 meter persegi untuk membiakkan satu kilo sapi.

Saat kami menumbuhkan Mylo,

And when we're growing Mylo,

we're doing this in high-density vertical agriculture,

kami melakukannya di agrikultur vertikal yang padat,

and we power it with 100 percent renewable energy.

dan kami mendayainya dengan 100 persen energi terbarukan.

And this is technology.

Ini adalah teknologi.

We're constantly getting better. Contrast that to the cow.

Kami jadi semakin baik.

Bandingkan itu dengan sapi.

It's about as good as it's going to get,

Kita akan melakukan hal serupa

and the cows really don't like it

dan para sapi sangat tidak suka disusun di agrikultur vertikal yang padat.

when you stack them up in high-density vertical agriculture.

(Tertawa)

And so the question remains:

Jadi pertanyaan yang tersisa:

How are we going to distribute this material at global scale

Bagaimana kita akan menyalurkan bahan ini dalam skala global

to meet the moment?

sesuai permintaan?

Dan saya memiliki berita buruk untuk Anda.

I have bad news for you here.

Historically, it takes decades

Dahulu kala, butuh beberapa dekade

for a new material to reach global-scale adoption.

untuk bahan baru dapat diadopsi secara global.

Take spandex, that stretchy fiber.

Contohnya spandex, serat yang bisa melar itu.

It's in your blue jeans, your yoga pants.

Bahan itu ada di jin, celana yoga Anda. Membuat bokong Anda terlihat menakjubkan.

Makes your butt look amazing.

That material was invented in the 1950s,

Bahan tersebut diciptakan pada tahun 1950-an,

and it wasn't until the athleisure megatrend 50 years later

dan tidak sebelum athleisure menjadi tren besar 50 tahun kemudian

that it was truly everywhere on this planet.

bahan tersebut jadi tersedia di seluruh dunia.

Dan terima kasih, perubahan iklim --

And thank you, climate change --

we humans don't have 50 years to wait.

kita manusia tidak bisa menunggu 50 tahun.

Kita harus memecahkan masalah ini. Kita butuh bahan baru dan butuh sekarang.

We need to solve this problem.

We need new materials, and we need them now.

And this is where fashion can be transformational.

Inilah saat di mana fashion dapat menjadi transformasional.

So I went out and constructed what we call the Mylo Consortium.

Jadi saya pergi dan menyusun sesuatu yang kami sebut Persatuan Mylo.

These are fashion brands you know.

Ini adalah merek yang Anda ketahui.

Stella McCartney, lululemon, Kering and Adidas.

Stella McCartney, lululemon, Kering, dan Adidas.

Normally, fashion brands are renowned for their competitive nature

Biasanya, merek fashion terkenal dengan sifatnya yang kompetitif

and their desire for exclusivity.

dan keinginan kuat mereka menjadi eksklusif.

But I was able to convince these brands

Tapi saya berhasil meyakinkan mereka

bahwa mereka tidak bisa menyelesaikan masalah ini sendiri.

that no one group can solve this problem alone.

And to meet this moment,

Dan untuk di momen ini,

it was time to act in collaboration instead of competition.

ini adalah waktu untuk berkolaborasi alih-alih berkompetisi.

We did just that.

Dan kami melakukan itu.

With the idea that we're going to solve this really big problem really fast.

Dengan ide bahwa kita akan memecahkan masalah besar ini dengan cepat.

And here's a taste of how they're supporting Mylo.

Dan ini adalah cara mereka mendukung Mylo.

Lululemon menenun Mylo pada aksesori yoga dan kesehatan.

Lululemon wove Mylo into yoga and wellness accessories.

Celebrity environmentalist Paris Jackson

Seleb environmentalis, Paris Jackson,

modeled Mylo in this fashion editorial.

menjadi model untuk Mylo di editorial busana ini.

Adidas redesigned the Stan Smith --

Adidas mendesain ulang Stan Smith --

it's their most iconic style --

model mereka yang paling ikonik --

with Mylo.

dengan Mylo.

And Stella McCartney designed the Frayme Mylo handbag,

Dan Stella McCartney mendesain tas tangan Frayme Mylo,

and debuted it on the Paris runway.

dan meluncurkannya pada pagelaran mode Paris.

And that little black handbag that you see right there,

dan tas tangan hitam kecil yang Anda lihat ini,

that's now part of Stella's commercial collection.

adalah bagian dari koleksi komersil Stella.

And what that means is that this is not some far-off idea

Artinya adalah, ini bukanlah suatu ide muluk

that's a dream that may one day be real.

atau mimpi yang mungkin akan jadi nyata.

Mylo's commercially viable today.

Mylo sekarang aktif secara komersil.

We sell it for 30 dollars a square foot.

Kami menjualnya seharga 30 dolar per 0.3 m2.

It's about the price of premium calf leather.

Kira-kira seharga bahan kulit anak sapi premium.

And this -- this is the tipping point.

Dan ini -- inilah titik krusialnya.

This is the first tangible proof that the future of fashion

Ini adalah bukti nyata pertama bahwa masa depan dunia mode

can and will be made with sustainable materials.

bisa dan akan terbuat dari bahan-bahan berkelanjutan.

And this is our road map.

Dan ini adalah perjalanan kami.

Kami mencari di alam, alternatif yang lebih baik dari bahan kulit,

We went looking to nature for a better alternative to leather,

dan kami menemukan miselium.

and we found that mycelium.

It was hiding in plain sight.

Ia bersembunyi di depan mata.

And this story, Mylo's story,

Dan cerita ini, cerita Mylo,

is just one small example in a much broader movement.

hanyalah salah satu contoh kecil dari pergerakan yang lebih besar.

Ini yang saya ketahui.

It's the one I know.

But in the last few years,

Tapi dalam beberapa tahun terakhir, banyak ilmuwan telah bergabung dengan kami

countless scientists have joined us

in this journey of a sustainable materials revolution.

dalam perjalanan revolusi bahan berkelanjutan.

Dalam beberapa tahun ke depan,

And in the coming years,

I think we're going to see amazing advances

saya rasa kita akan melihat kemajuan menakjubkan

that replace all the harmful materials in your closet,

yang menggantikan seluruh bahan berbahaya yang ada di lemari Anda,

in your home and your car.

di rumah Anda, dan di mobil Anda.

And my hope is that, by sharing this journey with Mylo,

Dan harapan saya adalah dengan membagikan perjalanan dengan Mylo ini,

it can act as a blueprint that these others can follow

hal ini dapat menjadi cetak biru yang dapat diikuti orang lain

to more quickly improve this world for all of us.

untuk memperbaiki bumi kita dengan lebih cepat.

Because in my heart,

Karena di dalam hati saya, saya masih seorang kutu buku,

I'm still that nerd from the beginning,

dan saya ingin tahu apa lagi yang bersembunyi di alam.

and I want to know what else is hiding out there in nature.

I want to know what's the number-one spot

Saya ingin tahu apa yang menduduki posisi pertama

on the best-of playlist from four billion years of evolution.

dari playlist terbaik selama empat miliar tahun evolusi.

And the incredible part of all this

Bagian menakjubkan dari semua ini adalah

is that fashion undoubtedly compounded our sustainability crisis.

fashion tidak diragukan lagi mempersulit krisis keberlanjutan kita.

But fashion has a golden opportunity to lead the charge,

Tapi fashion memiliki kesempatan emas untuk memimpin perubahan,

to live with nature, instead of against it.

untuk hidup bersama alam, bukan melawan alam.

And now, and in the future,

Dan sekarang, dan di masa depan,

fashion's not just about making yourself beautiful.

fashion bukan hanya tentang membuat diri Anda terlihat cantik.

It's also about making this planet beautiful and livable for generations.

Ini juga tentang membuat planet ini tetap cantik

dan dapat ditinggali untuk generasi mendatang.

Thank you.

Terima kasih.

(Cheers and applause)

(Bersorak dan bertepuk tangan)