How I Found Myself — By Impersonating Other People | Melissa Villaseñor | TED

Translator: Nauka N. Prasadini Reviewer: Made Pramana

Hi, I'm Melissa Villaseñor, and I do voice impressions.

Halo, saya Melissa Villaseñor, dan saya adalah seorang peniru suara.

For example,

Sebagai contoh,

this is Kristen Wiig about to go skydiving.

ini adalah Kristen Wiig yang akan terjun payung

“I changed my mind.

“Saya berubah pikiran.

I'm, I'm scared, I'm scared I'll get stuck on a cloud,

Saya, saya takut, saya takut saya akan tersangkut di awan,

and then I’ll have to become an angel.”

dan harus menjadi seorang malaikat.”

(Laughter and applause)

(Suara tawa dan tepuk tangan)

Thanks.

Terima kasih.

This is Sandra Bullock

Ini adalah Sandra Bullock

if she were to knock over a bunch of dominoes.

jika ia akan menjatuhkan sekumpulan balok domino.

Just pretend they're here in the room.

Anggap saja ada di sini, di dalam ruangan.

“No, no, no, no, no, no, no, no, no, no, no.”

“Tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak.”

That's it.

Itu saja.

(Laughter)

(Suara tawa)

She always does that in movies.

Dia selalu melakukan itu di film.

And this is Lady Gaga

Dan ini adalah Lady Gaga

if she gave birth to a baby in "A Star is Born."

jika ia sedang melahirkan bayi dalam "A Star is Born."

(Vocalizing)

(Suara nyanyian)

(Vocalizing baby crying)

(Suara nyanyian bayi)

(Applause and laughter)

(Tepuk tangan dan suara tawa)

Miss Gaga, a star is born.

Miss Gaga, seorang bintang telah lahir.

(Laughter)

(Suara tawa)

And this is Melissa Villaseñor giving a TED Talk.

Dan ini adalah Melissa Villaseñor sedang memberi ceramah untuk TED.

Hi, I'm Melissa Villaseñor and I do voice impressions.

Hai, saya Melissa Villaseñor dan saya adalah peniru suara.

(Laughter)

(Suara tawa)

A little bit about me.

Sedikit cerita tentang saya.

Born and raised in Los Angeles, California,

Lahir dan dibesarkan di Los Angeles, California

to a Mexican-American family.

oleh keluarga Meksiko-Amerika.

Middle child, OK, I was very shy.

Anak tengah, oke, saya sangat pemalu.

I didn't do the best in school,

Saya bukan yang terbaik di sekolah,

but I was very observant, maybe a little creepy.

tapi saya sangat jeli, mungkin sedikit menyeramkan.

And I realized I had this superpower of doing voice impressions

Dan saya sadar saya punya kekuatan super meniru suara ini

when I was 12 years old.

saat saya berusia 12 tahun.

And it all began with the pop singers at that time, OK.

Dan semuanya bermula dari para penyanyi pop pada masa itu, oke.

Britney Spears:

Britney Spears:

“All you people look at me like I’m a little girl.”

"Kalian semua memandangiku seperti gadis kecil."

I know, spooky.

Saya tahu, itu menyeramkan.

(Laughter)

(Suara tawa)

And hot.

Dan seksi.

I should do that all the time, huh?

Saya harus selalu lakukan itu, kan?

(Laughter)

(Suara tawa)

I sang a lot of Shakira back then, just,

Dulu saya sering menyanyi lagu Shakira,

“There’s a she wolf in the closet.”

"Ada serigala betina di dalam lemari."

And I was kind of wolf-like singing at 13, you know, hairy, puberty days.

Saya bernyanyi seperti serigala berusia 13 tahun, Anda tahu, berbulu, pubertas.

(Laughter)

(Suara tawa)

I looked up to Gwen Stefani in high school.

Saya mengidolakan Gwen Stefani saat SMA.

I loved Gwen Stefani from No Doubt, and I wanted to look like her.

Saya mencintai Gwen Stefani di No Doubt, dan saya ingin terlihat seperti dia.

So I shaved my eyebrows real thin to copy her,

Jadi saya mencukur alis tipis untuk menirunya,

like in the "Return of Saturn" days, that Gwen.

seperti Gwen di masa-masa "Return of Saturn."

And I thought, "Oh, my friends at school must think

Dan saya pikir, "Oh, teman di sekolah pasti mengira

I look just like Gwen Stefani."

saya terlihat seperti Gwen Stefani."

I probably looked more like It, the clown.

Saya mungkin seperti si badut It.

It was spooky, thin, just,

Itu menakutkan, tipis, seperti,

“I kinda always knew I’d end up looking like It.”

"Saya tahu saya akan terlihat seperti It."

(Laughter)

(Suara tawa)

I loved making my friends laugh at school with my voices.

Saya suka membuat teman-teman saya tertawa di sekolah dengan suara saya.

And I suddenly wasn't so shy anymore.

Dan seketika, saya bukan pemalu lagi.

I felt like, oh, this is why I'm here.

Saya rasa, oh, ini alasan saya di sini.

This is my purpose, to bring joy and laughs.

Ini tujuan saya, untuk mendatangkan kebahagiaan dan tawa.

And I suddenly got obsessed with Saturday Night Live at 15 years old.

Dan saya seketika terobsesi dengan Saturday Night Live saat 15 tahun.

And I was so determined, I was like,

Dan saya sangat bertekad, seperti,

I'm going to become a comedian

saya akan menjadi komedian

and I'm going to get on the cast of Saturday Night Live.

dan saya akan menjadi pemeran Saturday Night Live.

So right after high school, I graduate,

Jadi setelah SMA, saya lulus,

I go straight to signing up for open mic shows in Hollywood.

dan saya langsung mendaftar untuk acara open mic di Hollywood.

My parents went straight to worrying for their daughter.

Orang tua saya langsung mengkhawatirkan putri mereka.

(Laughter)

(Suara tawa)

Now I went to junior college for them.

Jadi saya kuliah diploma II untuk mereka.

You know, I went for, like, a quarter or a semester.

Anda tahu, saya masuk selama, yah, seperempat atau satu semester.

I don't know, I wasn't there long enough to find out.

Entahlah, saya tidak lama di sana untuk mencari tahu.

(Laughter)

(Suara tawa)

But thankfully I got amazing opportunities pretty early on in my career

Tapi syukurnya saya mendapatkan kesempatan luar biasa di awal karir saya

because I think it was rare to see a female voice impressionist

karena saya rasa jarang sekali ada peniru suara wanita

at comedy clubs.

di banyak klub komedi.

And a cute one.

Yang manis pula.

(Laughs)

(Tertawa)

(Laughter)

(Suara tawa)

But I got the opportunity to be on “America’s Got Talent”

Namun saya dapat kesempatan untuk tampil di musim keenam

season six in 2011.

"America's Got Talent" pada 2011.

I'm not going to lie, I killed it, OK, 90 seconds.

Jujur saja, saya berhasil, oke, dalam 90 detik.

I did a bunch of impressions, just,

Saya meniru banyak orang,

Barbara Walters.

Barbara Walters.

I did a Natalie Portman from the "Black Swan."

Saya meniru Natalie Portman dalam "Black Swan."

I did a Sarah Silverman.

Saya meniru Sarah Silverman.

Wanda Sykes.

Wanda Sykes.

I did Miley Cyrus.

Saya meniru Miley Cyrus.

And Christina Aguilera, oh, oh.

Dan Christina Aguilera, oh, oh.

(Laughter)

(Suara tawa)

From that exposure, being on that show,

Karena paparan itu, berada di acara itu,

I was able to quit my part-time job

saya mundur dari pekerjaan paruh waktu saya

and become a headlining comedian around the country

dan menjadi komika pembuka di penjuru negeri

for clubs and colleges.

untuk klub dan kampus.

Now, that's amazing if you've been doing stand up for a while,

Itu luar biasa jika Anda melakukan lawakan tunggal sekian lama,

but I only had ten minutes and suddenly I had to do an hour

tapi saya hanya punya sepuluh menit dan seketika saya punya satu jam

at comedy club.

di klub komedi.

So I bombed a lot.

Jadi saya sering gagal.

I cried in a lot of hotels around the country.

Saya sering kali menangis di hotel di penjuru negeri.

But I noticed something as I was on the road,

Tapi saya menyadari sesuatu saat perjalanan,

working on jokes and performing,

menulis lelucon dan tampil,

I noticed that everyone was laughing at all the impression bits.

saya sadar semua orang menertawakan tiruan orang saya.

But every time I tried to talk about myself and my life, my family,

Tapi setiap kali saya mencoba bercerita tentang kehidupan saya, keluarga saya,

it didn't get laughs and it was starting to bug me.

itu tak menghasilkan tawa dan itu mulai mengusik saya.

People will come up to me after shows and they would go,

Orang akan menghampiri saya setelah pentas dan berkata,

"Oh, I love your Owen Wilson impression.

"Oh, aku suka penampilan Owen Wilson-mu.

He's so funny."

Dia sangat lucu."

And I'd say, "Thanks,"

Saya menjawab, "Terima kasih,"

but inside I'd be like,

tapi di dalam hati, saya berpikir,

"Wait, do they only like me for my Owen Wilson impression, wow?

“Tunggu, mereka menyukai saya karena tiruan Owen Wilson saya, wow?

That really bums me out, man."

Itu membuat saya kecewa."

(Laughter)

(Suara tawa)

So at that point I became determined again.

Jadi saat itu, saya kembali bersemangat.

I was like, no, I'm going to write about myself.

Tidak, saya akan menulis tentang diri saya.

I want to find my own voice among the voices that I do

Saya ingin menemukan suara saya di antara suara yang saya tiru

because I think it's important and it's special,

karena saya merasa ini penting dan istimewa,

and I think it's the best feeling to connect

dan ini perasaan terbaik untuk terhubung

as your true self with other people.

dengan diri Anda yang sebenarnya dan orang lain.

(Laughs)

(Suara tawa)

(Applause)

(Tepuk tangan)

And, you know, thankfully, I did find a voice.

Dan syukurnya, saya menemukan suara yang tepat.

Yeah, a funny-sounding one, but a voice.

Ya, suara yang terdengar lucu, tapi tetap saja suara.

And I like making fun of things in life.

Dan saya suka bercanda soal kehidupan.

It just makes life a little easier to handle.

Membuat hidup terasa sedikit lebih mudah.

I like making fun of my energy.

Saya suka bercanda tentang energi saya.

It's not sexy.

Ini tidak seksi.

You feel it.

Anda merasakannya.

(Laughter)

(Suara tawa)

My energy is a lot like a proud dad's.

Energi saya seperti ayah yang bangga.

(Laughter)

(Suara tawa)

No wonder relationships don't work out.

Tidak heran hubungan saya tak berhasil.

Because every time I go on a date,

Karena setiap kali saya berkencan,

I check out the dude, first thing I go,

saya amati pria itu, yang saya lakukan,

"Man, look at you."

"Astaga, lihatlah dirimu."

(Laughter)

(Suara tawa)

"Ah, you look good.

"Ah, kau terlihat tampan.

Is that a new jacket?

Itu jaket baru, ya?"

You look really sharp, my boy."

Kau terlihat sangat keren, Nak."

(Laughter)

(Suara tawa)

"Here's 20 bucks.

“Ini 20 dolar.

Don't tell your mom, go ahead."

Jangan beritahu ibumu, sana."

(Laughter)

(Suara tawa)

I like talking about how I'm Mexican, you know?

Saya suka bercerita sebagai orang Meksiko, Anda tahu?

And I don't look it, a lot of people don't believe me.

Dan saya tak mirip mereka, banyak yang tak percaya.

All my life, people would say,

Selama ini, mereka berkata,

"Oh, you're Mexican? You don't look Mexican."

"Oh, kau orang Meksiko? Kau tak seperti mereka."

And I get so apologetic, I'm like,

Dan saya, seorang pemaaf, menjawab,

"Oh, I'm so sorry, I forgot my sombrero.

"Oh, maaf, saya lupa sombrero saya."

Oh, man.

Oh, astaga.

Did I not roll my Rs enough? Sorry."

Saya tidak mengulung R saya? Maaf.”

And I just have to salsa away.

Dan saya akan bersalsa pergi.

(Laughter)

(Suara tawa)

I know, exterior, you wouldn't believe it,

Dari luar, Anda tak akan percaya.

but just know that inside ...

Tapi di dalam ...

A lot of piñatas in here.

Ada banyak piñatas di sini.

(Laughter)

(Suara tawa)

I bleed Tapatío.

Darah saya Tapatío.

(Laughter)

(Suara tawa)

You know, I don't speak Spanish.

Saya tidak bisa bahasa Spanyol.

I was a lazy kid,

Saya pemalas,

second generation Mexican, I didn't work on it.

orang Meksiko generasi kedua, saya tak belajar.

I know, shame on me.

Saya tahu, ini salah saya.

Or as you would say in Spanish ...

Atau dalam bahasa Spanyol ...

I don't know.

saya tak tahu.

(Laughter)

(Suara tawa)

I have been working on my Spanish though,

Tapi saya memperbaiki bahasa Spanyol saya,

because there's a lot of relatives of mine that only speak in Spanish.

karena banyak saudara saya yang hanya bisa berbahasa Spanyol.

And I think back when I would hang out with my great grandma, my abuelita,

Dan saya rasa saat saya bertemu dengan nenek buyut saya, abuelita saya,

you know, I would just nod and smile and wave at her.

saya hanya mengangguk dan tersenyum dan melambaikan tangan.

How rude.

Betapa tak sopannya.

But she didn't mind, she would just stare at me lovingly, you know.

Tapi dia tak keberatan, dia hanya menatap saya dengan rasa sayang.

I'd be like, "Hey, abuelita, how are you?"

Saya bilang, "Hai, abuelita, bagaimana kabarmu?"

“Ay.”

“Ay.”

(Speaking in Spanish)

(Berbicara dalam bahasa Spanyol)

Thanks, you’re bonita, too.

Terima kasih, kau bonita.

(Laughter)

(Suara tawa)

"Ay."

"Ay."

And then she'd start talking crap about me in Spanish.

Lalu dia menggosip tentang saya dalam bahasa Spanyol.

(Speaking in Spanish)

(Berbicara dalam bahasa Spanyol)

(Laughs)

(Suara tawa)

(Speaking in Spanish)

(Berbicara dalam bahasa Spanyol)

(Laughter)

(Suara tawa)

(Laughs)

(Tertawa)

I know I’m loca. You too, huh?

Saya tahu saya loca. Kau juga, ya?

"No, me no."

"Bukan. Bukan saya."

(Laughter)

(Suara tawa)

(Speaking in Spanish)

(Berbicara dalam bahasa Spanyol)

(Speaking in Spanish)

(Berbicara dalam bahasa Spanyol)

What? The tone changed.

Apa? Nada bicaranya berubah.

What are you two saying over here?

Apa yang kalian berdua bicarakan?

I don’t like this. Why are you sad now?

Saya tak menyukai ini. Kenapa kau sedih?

(Speaking in Spanish)

(Berbicara dalam bahasa Spanyol)

What is that, boyfriend?

Apa, pacar?

I don’t want one right now, I’m free.

Saya tak mau, saya masih lajang.

(Speaking in Spanish)

(Berbicara dalam bahasa Spanyol)

(Laughter)

(Suara tawa)

Fair enough.

Baiklah.

See, I like imitating my family and talking about them,

Saya suka meniru keluarga saya dan membicarakan mereka,

because that'll never get old, that's always a part of me.

karena itu tak akan basi, itu selalu menjadi bagian saya.

Celebrities, I don't even know them, you know?

Selebriti, saya tak kenal mereka, Anda tahu?

But this means so much to me.

Tapi, ini berarti bagi saya.

I like imitating my mom, she's a funny character.

Saya suka meniru ibu saya, dia sangat lucu.

When I'm driving my car and she's in the passenger seat,

Saat saya menyetir dan dia duduk di kursi penumpang,

she's a backseat driver,

dia yang jadi supirnya,

she comments on my driving,

dia mengomentari cara saya menyetir,

and she knows it pisses me off.

dan dia tahu itu membuat saya kesal.

So she whispers everything about my driving,

Jadi dia membisikkan komentar soal cara menyetir saya,

which is like, that's worse.

yang tentu saja, lebih buruk.

Everything sounds so dirty to my innocent ears.

Semuanya terdengar kotor di telinga saya.

I'm driving,

Saya menyetir,

she's in the passenger seat holding on to that rail, you know.

ibu saya di kursi penumpang, memegang pegangan atas mobil.

She's pressing --

Dia menginjak --

I didn't know there was a brake pedal on that side

Saya tak tahu jika ada pedal rem di sisi itu

because she is pressing it, she's just --

karena dia terus menginjaknya, dia --

(Breathes sharply through teeth)

(Menarik napas tajam di sela gigi)

(Whispering) "Slow down."

(Berbisik) "Pelan-pelan."

(Laughter)

(Suara tawa)

(Whispering) "Oh, you're going too fast."

(Berbisik) "Oh, kau terlalu cepat."

(Laughter)

(Suara tawa)

(Whispering) "Oh, we're not in a rush."

(Berbisik) "Oh, kita tidak terburu-buru."

(Laughter)

(Suara tawa)

(Whispering) "Oh, my back."

(Berbisik) "Punggungku."

(Laughter)

(Suara tawa)

"Oh, there's a spot right there,

"Oh, ada tempat di sana,

right there, right there, right there, oh."

di sana, di sana, di sana, oh."

(Laughter)

(Suara tawa)

"You missed it."

"Kau melewatkannya."

Ew, nasty.

Ew, menjijikkan.

(Laughter)

(Suara tawa)

Now, after nine years in my journey,

Sekarang, setelah perjalanan sembilan tahun,

I did get the chance to audition for Saturday Night Live in 2016,

saya mendapat kesempatan untuk audisi Saturday Night Live pada 2016,

and I get cast on the show.

dan saya menjadi pemeran acara itu.

(Cheers and applause)

(Suara sorak dan tepuk tangan)

It was so beautiful to be on the show and magical,

Sangat luar biasa dan magis berada di acara itu,

I felt like I entered ...

saya merasa saya memasuki ...

I mean, my dream, it was real.

maksud saya, mimpi saya menjadi nyata.

It was ...

Itu ...

It was beautiful.

Itu indah sekali.

And being on SNL amplified everything I ever wanted,

Dan berada di SNL memperkuat segala sesuatu yang saya inginkan,

especially for doing voices.

terutama meniru suara.

Now, I left SNL after six seasons on the show, just recently,

Sekarang, saya meninggalkan SNL setelah enam musim, baru saja,

because, one,

karena, satu,

I wasn't strong enough anymore to handle the pressure of the show.

saya tak kuat lagi untuk menangani tekanan acara tersebut.

Two,

Kedua,

I wasn't having fun anymore looking up celebrities.

mengidolakan artis tidaklah menyenangkan lagi bagi saya.

And three, there was something inside me, inside Meliss, that was saying,

Dan tiga, ada sesuatu dalam diri saya, dalam Meliss, yang berkata,

there's more to discover about myself, there's more talents,

masih ada banyak hal, banyak talenta yang bisa ditemukan dalam diri saya,

there's more things to learn, to expand on.

ada banyak hal yang perlu dipelajari, perlu dieksplorasi.

So now I'm in a funny position because I did the --

Sekarang, saya di posisi yang lucu karena saya meniru --

Evil laugh.

Tawa jahat.

(Imitates evil laugh)

(Meniru tawa jahat)

(Laughter)

(Suara tawa)

No, but it is a funny position I'm in

Tidak, ini posisi yang lucu bagi saya

because that was the goal I worked for since 15

karena itu impian saya sejak berusia 15 tahun

and it's so like, now, like, what do I do?

dan sekarang, rasanya seperti, apa berikutnya?

Has anyone here reached a life goal and still have years left?

Apakah ada yang di sini yang mencapai impian mereka tapi masih punya waktu?

(Laughter and applause)

(Suara tawa dan tepuk tangan)

There was one day recently, I Googled

Baru-baru ini, saya meng-Google

"What the hell do Olympians do after they go to the Olympics?"

"Apa pekerjaan atlet olimpiade setelah bertanding di olimpiade?"

Just because I want to know other people that feel this way.

Karena saya penasaran bagaimana orang lain memikirkan hal ini.

I did find out on Google, Olympians become teachers and mentors.

Lalu di Google, saya menemukan bahwa atlet olimpiade menjadi guru dan mentor.

And I thought,

Dan saya pikir,

"Well, eff that. I don't want to do that."

"Persetan itu. Aku tak mau melakukan itu."

(Laughter)

(Suara tawa)

The thing I noticed within the six years of being on SNL,

Yang saya sadari selama enam tahun bekerja di SNL,

there was something -- the best stuff that I did

ada sesuatu -- hal terbaik saya

were pieces where I was doing my impressions,

adalah bagian-bagian saat saya melakukan tiruan saya,

but I was also very much being Melissa.

tapi tetap menjadi Melissa.

So as I go forth in my journey,

Jadi seiring perjalanan saya,

I've got to remember to always share the gifts that I have of doing voices

saya harus selalu ingat untuk berbagi talenta saya dalam meniru suara

and also make sure I could be vulnerable and be myself.

dan memastikan saya juga terbuka dan menjadi diri saya sendiri.

So something I love to share at my standup shows is

Sesuatu yang saya suka ceritakan dalam acara lawakan tunggal saya

how I struggle with low self-esteem,

adalah rendahnya rasa percaya diri,

and I constantly have to tell myself positive talk and affirmations.

dan saya selalu berusaha memberi ucapan dan afirmasi positif.

Now I don't use my voice.

Nah, tapi tidak dengan suara saya.

No, I sound too sarcastic, I don't believe me.

Tidak, saya terlalu sarkastis, saya tak percaya diri saya.

(Laughter)

(Suara tawa)

If I say, "I'm good at what I do, I'm funny."

Jika saya bilang, “Saya ahli, saya lucu.”

I don't ... no.

Saya... tidak.

Thankfully, I have a Dolly Parton impression,

Untungnya, saya bisa meniru Dolly Parton,

so I say my affirmations as Dolly.

Jadi afirmasi saya bersuara Dolly Parton.

Works way better.

Lebih efektif.

“I’m good at what I do.

"Saya ahli dalam pekerjaan saya.

I work hard.”

Saya bekerja keras."

(Laughter)

(Suara tawa)

(Singing) I work nine to five.

(Bernyanyi) Saya bekerja dari sembilan hingga lima.

What a way to make a living.

Cara terbaik untuk bekerja.

More like 10 minutes because I’m doing a TED Talk.

Lebih seperti 10 menit karena saya sedang memberi TED Talk.

(Cheers and applause)

(Suara tawa dan tepuk tangan)

So I hope the lesson or thing you leave with

Jadi, saya harap pelajaran yang Anda dapat adalah

is that I hope you could put your masks down, your personas,

saya harap Anda bisa menanggalkan topeng dan persona Anda,

and be your true, true self because man, it rocks.

dan menjadi diri Anda sendiri karena astaga, itu hebat.

Maybe learn a Dolly impression so you could look in the mirrorm

Mungkin belajar meniru Dolly, jadi Anda bisa melihat ke cermin

and say, "I am brave, I am beautiful."

dan berkata, "Saya berani dan cantik."

Or better yet, learn your Melissa impression

Atau lebih baik lagi, belajar meniru Melissa,

so you can look in the mirror and say,

sehingga Anda bercermin dan berkata,

"Man, look at you.

"Lihatlah dirimu.

Yeah, you're cool."

Ya, kau keren."

Muchas gracias, thank you.

Muchas gracias, terima kasih.

(Cheers and applause)

(Sorak sorai dan tepuk tangan)