Wild, Intricate Sculptures — Made Out of My Hair | Laetitia Ky | TED

Translator: ryan aziz Reviewer: annisa putri

I was born and I grew up in Ivory Coast,

Saya lahir dan dibesarkan di Pantai Gading,

and like so many other African kids,

dan seperti banyak anak Afrika lainnya,

I used to resent my Blackness, including my hair.

saya dulu membenci kegelapan saya, termasuk rambut saya.

I longed for straight hair

Saya merindukan rambut lurus

that could be easily managed and brushed.

yang bisa dengan mudah dirawat dan disikat.

After years of using hair relaxer,

Setelah bertahun-tahun menggunakan pelemas rambut,

I went back to natural hair at 16 after an incident with my hair

saya kembali ke rambut alami pada usia 16 tahun setelah insiden rambut saya

that forced me to shave and start over,

yang memaksa saya mencukur dan memulai dari awal,

and it was a very hard new beginning.

dan itu adalah awal baru yang sangat sulit.

But at 18,

Tetapi pada usia 18 tahun,

while I was still in the process of learning how to love my natural hair,

ketika saya masih dalam proses belajar bagaimana mencintai rambut alami saya,

I came across a photo album

saya menemukan album foto

showing the hair of African women in pre-colonial society,

yang menunjukkan rambut wanita Afrika di masyarakat pra-kolonial,

and I was instantly inspired.

dan saya langsung terinspirasi.

Seeing that photo album was so powerful to me.

Melihat album foto itu sangat kuat bagi saya.

It made me see hair completely differently.

Itu membuat saya melihat rambut benar-benar berbeda.

Not just as a beauty tool,

Bukan hanya sebagai alat kecantikan,

but as a way to communicate and to tell stories about who we are.

tetapi sebagai cara untuk berkomunikasi dan bercerita tentang siapa kita.

And immediately, I started to experiment with my own hair.

Saya mulai bereksperimen dengan rambut saya sendiri.

I wanted to see what I was able to create.

Saya ingin melihat apa yang bisa saya ciptakan.

And today I'm an artist and hair sculpting is one of my media.

Hari ini saya seniman dan memahat rambut adalah salah satu media saya.

(Tepuk tangan dan sorak-sorai)

(Applause and cheers)

I use my hair to advocate for what I believe in,

Saya menggunakan rambut saya untuk mengadvokasi apa yang saya yakini,

particularly for issues that affect women and girls.

terutama untuk masalah yang mempengaruhi wanita dan anak perempuan.

But it didn't start that way.

Itu tidak dimulai seperti itu.

At the beginning, I was just doing beautiful shapes

Pada awalnya, saya hanya membuat bentuk yang indah

for the aesthetic aspects.

untuk aspek estetika.

I started with doing simple geometrical shapes

Saya mulai dengan membuat bentuk geometris sederhana

just for the beauty of it,

hanya untuk keindahannya,

and when I was posting those shapes online,

dan ketika saya memposting bentuk-bentuk itu online,

I was receiving so much love

saya menerima begitu banyak cinta

that it encouraged me to push my limit

sehingga mendorong saya untuk mendorong batas saya

to create more complex sculpture.

untuk membuat seni yang lebih kompleks.

From 2017 when I first started

Dari tahun 2017 ketika saya pertama kali mulai

until now, I’ve made hundreds of sculptures.

hingga sekarang, saya telah membuat ratusan seni rambut.

Beberapa bisa menyenangkan, yang lain bisa sangat serius.

Some can be playful, others can be very serious.

Berikut adalah beberapa contoh yang bisa saya lakukan dengan rambut saya.

So here are just a few examples of what I can do with my hair.

Animals.

Hewan.

(Cheers and applause)

(Sorak-sorai dan tepuk tangan)

Random things, like an umbrella or car.

Hal-hal acak, seperti payung atau mobil.

(Laughs)

(Tertawa)

(Applause)

(Tepuk tangan)

Portraits.

Potret.

Audience: Wow!

Wow!

Teks, seperti di sini di mana saya menulis “sempurna” dengan rambut saya

Text, like here where I write “perfect” with my hair

because I do believe my hair is perfect.

karena saya percaya rambut saya sempurna.

(Laughs)

(Tertawa)

(Applause)

(Tepuk tangan)

Cartoon.

Kartun.

(Laughter)

(Tawa)

Sunflowers.

Bunga matahari.

Fashion accessories.

Aksesoris mode.

Wings.

Sayap

Even zodiac-inspired hairstyle because my rising sign is Scorpio.

Bahkan gaya rambut inspirasi zodiak karena bintang saya adalah Scorpio.

I'm another astrology freak.

Saya seorang penggila astrologi.

(Laughter)

(Tawa)

Medusa and even body parts.

Medusa dan bahkan bagian tubuh.

(Laughter)

(Tawa)

(Applause)

(Tepuk tangan)

Thanks.

Terima kasih.

The process to make the sculpture is actually pretty simple.

Proses pembuatannya sebenarnya cukup sederhana.

The idea comes to my head, I do a little sketch

Idenya muncul di kepala saya, saya membuat sketsa kecil

dan kemudian saya hanya memahat, menggunakan rambut alami saya,

and then I just sculpt, using my natural hair,

some hair extension and wire.

beberapa ekstensi rambut dan kawat.

I just wrap the braid around the wire,

Saya hanya membungkus kepang di sekitar kawat,

and then it's very easy for me to shape as I want.

kemudian sangat mudah bagi saya untuk membentuk yang saya inginkan.

And in general, you know,

Secara umum,

to make the sculpture being able to stand on top of my head,

untuk membuat bentuk itu bisa berdiri di atas kepala saya,

the base needs to be extremely tight.

alasnya harus sangat ketat.

So if you're wondering, is it hurtful? Yes.

Jika Anda bertanya, apakah itu menyakitkan? Ya.

(Laughter)

(Tertawa)

Yes it is.

Ya.

But this is why, in general, I quickly undo it after the photo shoot.

Tapi inilah mengapa, saya mengembalikannya setelah pemotretan.

Sebagian besar waktu dihabiskan berfoto, tetapi ketika saya membutuhkan bantuan,

Most of the time I will take the picture by myself, but when I need help,

adik perempuan saya, Florencia,

my little sister, Florencia,

who is the most supportive person on the planet,

yang merupakan orang yang paling mendukung di planet ini,

will help me.

akan membantu saya.

And depending on what I want to create,

Dan tergantung pada apa yang ingin saya buat,

a sculpture can take me from five minutes to more than three, four or five hours.

sebuah seni membawa saya dari lima menit hingga tiga, empat atau lima jam.

When I started to create,

Ketika saya mulai membuatnya,

I was just doing, as I said before,

saya hanya melakukannya, seperti yang saya katakan,

for the beauty of it, no meanings.

untuk keindahannya, tidak ada makna.

But it changed in 2018

Tapi itu berubah pada tahun 2018

when one of my photo series went completely viral.

ketika salah satu seri foto saya benar-benar viral.

Itu yang satu ini.

It was this one.

I shaped my hair as a second pair of hands,

Saya membentuk rambut saya sebagai sepasang tangan kedua,

very playful, in various configurations,

sangat menyenangkan, dalam berbagai konfigurasi,

and I started to receive a lot of messages from Black women around the world

saya mulai menerima banyak pesan dari wanita kulit hitam di seluruh dunia

telling me that seeing my hair helped them to feel better

bahwa melihat rambut saya membantu mereka merasa lebih baik

about their hair, about their Blackness.

tentang rambut mereka, tentang kulit hitam mereka.

And I realized, OK, actually, what I'm doing is pretty powerful.

Saya sadar, apa yang saya lakukan cukup kuat.

So maybe it can just serve a greater purpose

Jadi mungkin itu bisa memberikan tujuan yang lebih besar

and I can use it to advocate for change.

dan saya bisa menggunakannya untuk mendukung perubahan.

So I decided to use my hair as a platform

Saya memutuskan menggunakan rambut saya sebagai media

to advocate for the equity of sexes.

untuk mendukung kesetaraan gender

Anda mungkin bertanya, mengapa topik khusus ini?

Why this specific subject, you may ask?

Because I was born and I grew up in an environment

Karena saya lahir dan tumbuh di lingkungan

that normalized the bad treatment of women.

yang menormalkan perlakuan buruk terhadap wanita.

I have my experience,

Saya mengalaminya,

many women have their experience,

banyak wanita juga mengalaminya

so it touched me a lot.

jadi itu sangat menyentuh saya.

And when it comes to equality of sexes, I touch a lot of different subjects.

Ketika menyangkut kesetaraan gender, saya menjangkau banyak subjek yang berbeda.

Unfortunately, I can't share all of them with you.

Sayangnya, saya tidak bisa berbagi semuanya dengan Anda.

I can just give you today a glimpse of it.

Saya hanya bisa memberi Anda sekilas hari ini.

Bodily autonomy and self-love is very important for me.

Otonomi tubuh dan cinta diri sangat penting bagi saya.

I went myself into a long process towards self love.

Saya menjalani proses yang panjang menuju cinta diri.

Coming from a place where I used to dislike everything about myself

Datang dari tempat di mana saya dulu tidak menyukai tentang diri saya

to a place where I just love everything.

ke tempat di mana saya mencintai segalanya.

So I love to inspire myself --

Jadi saya suka menginspirasi diri saya sendiri --

(Applause)

(Tepuk tangan)

So I love to inspire myself from our female body

Saya suka menginspirasi diri saya dari tubuh wanita kami

to create sculpture and shapes

untuk membuat seni dan bentuk

that are associated with uplifting words to empower those who need it.

dikaitkan dengan kata motivasi untuk mereka yang membutuhkannya.

And with this sculpture,

Dan dengan bentuk ini,

what I want to do is to encourage women to have agency over their body,

saya ingin mendorong wanita untuk memiliki hak atas tubuh mereka,

but also to destigmatize all the classic taboos around our bodies,

tetapi juga untuk menghilangkan stigma terhadap tabu klasik di tubuh kita,

like, for example, periods.

seperti, misalnya, menstruasi.

(Laughter)

(Tawa)

Aging, disabilities

Penuaan, cacat

and much more.

dan banyak lagi.

This sculpture, for example, was to --

Seni ini, misalnya, adalah untuk --

(Laughter)

(Tertawa)

Was to address the big taboo of body hair on women.

Untuk mengatasi tabu besar rambut tubuh pada wanita.

Ketika berusia 15 tahun, saya memposting foto saya di media sosial

When I was 15, I posted a photograph of me on social media

without realizing that my armpit hair was visible

tanpa menyadari bahwa rambut ketiak saya terlihat

and immediately, the comments were wild.

dan segera, komentarnya liar.

"This is disgusting."

“Ini menjijikkan.”

"Go shave."

“Pergi bercukur.”

"Ew, I can buy you a razor if you want."

“Ew, saya bisa membelikan Anda pisau cukur jika Anda mau.”

I was traumatized, so I deleted the picture

Saya trauma, saya menghapus gambar itu

and after that I started to shave way more regularly.

dan setelah itu saya mulai bercukur lebih teratur.

Even if, for me, it's a very uncomfortable routine.

Bahkan jika, bagi saya, itu adalah rutinitas yang sangat tidak nyaman.

It took me years to be able to love my body the way it is

Butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa mencintai tubuh saya apa adanya

and to embrace everything, including my body hair.

dan merangkul segalanya, termasuk rambut tubuh saya.

Besides all the topics related to bodies,

Selain semua topik yang berkaitan dengan tubuh,

saya juga suka membahas topik yang berkaitan dengan kecerdasan wanita,

I love to also address topics related to our intellect as women,

because this world doesn't only encourage women to dislike the body,

karena dunia ini tidak hanya

mendorong wanita untuk tidak menyukai tubuh,

but also encourages women to dislike what they have inside.

tetapi juga mendorong wanita untuk tidak menyukai apa yang mereka miliki di dalam.

And I think just as we're supposed to love our bodies,

Saya pikir sama seperti kita seharusnya mencintai tubuh kita,

we're supposed to also own our hopes,

kita juga seharusnya memiliki harapan,

dreams, our ideas or opinion without shame.

impian, ide atau pendapat kita tanpa rasa malu.

And for that, I think --

Dan untuk itu, saya pikir --

(Applause)

(Tepuk tangan)

And for that I think education is extremely important.

Untuk itu saya pikir pendidikan sangat penting.

This is why I did this sculpture.

Inilah sebabnya saya membuat seni ini.

(Laughter)

(Tawa)

Unfortunately, in Ivory Coast, many women still can't read.

Sayangnya, di Pantai Gading, banyak wanita masih belum bisa membaca.

When I was a child,

Ketika saya masih kecil,

many women were working at our home as nannies.

banyak wanita bekerja di rumah kami sebagai pengasuh.

Mereka tidak dididik.

They weren't educated.

They would ask me to read the text messages

Mereka akan meminta saya untuk membaca pesan teks

because they couldn't.

karena mereka tidak bisa.

Di pedesaan Pantai Gading,

In rural Ivory Coast,

many parents think that it's useless to put a girl in school

banyak orang tua berpikir bahwa tidak ada gunanya seorang gadis sekolah

because they are better at home learning how to cook

karena mereka lebih baik di rumah belajar memasak

or to take care of of the home for their future husbands.

atau merawat rumah untuk calon suami mereka.

But when it comes to their son, they are allowed to have an education.

Tetapi ketika menyangkut putra mereka, mereka diizinkan untuk memiliki pendidikan

So most of the time those women will end up marrying older men,

Jadi sebagian besar para wanita itu akhirnya akan menikahi pria yang lebih tua

and when those men abandon them, they are left with nothing,

ketika para pria itu meninggalkan mereka, mereka tidak memiliki apa-apa,

with very few career options,

dengan pilihan karir yang sangat sedikit,

because they are not educated.

karena mereka tidak berpendidikan.

And to me, this is revolting.

Dan bagi saya, ini memuakkan.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Growing up in an environment

Tumbuh di lingkungan

where I wasn't always encouraged to love who I was,

di mana saya tidak selalu didorong untuk mencintai diri saya sendiri,

my journey has been about becoming my own friend and advocate.

perjalanan saya adalah tentang menjadi teman dan pendukung saya sendiri.

And when I embraced the capacity I have to share my stories

ketika saya merangkul kapasitas yang saya miliki untuk berbagi cerita saya

and the ones of others,

dan kisah orang lain,

I found the strength to advocate for what I believe in

Saya menemukan kekuatan untuk mendukung apa yang saya yakini

through my hair.

melalui rambut saya.

Thank you.

Terima kasih.

(Cheers and applause)

(Sorak-sorai dan tepuk tangan)