The AI-Powered Tools Supercharging Your Imagination | Bilawal Sidhu | TED

Translator: annisa putri Reviewer: ryan aziz

All right. Good afternoon, y’all.

Baiklah. Selamat siang, hadirin sekalian.

Let's talk about blending reality and imagination.

Mari kita bicara tentang memadukan realitas dan imajinasi.

But first, let's take a step back in time to 2001.

Tapi pertama, mari kita mundur ke masa lalu ke tahun 2001.

As an 11-year-old in India,

Saat usiaku 11 tahun di India,

I became obsessed with computer graphics and visual effects.

Aku menjadi terobsesi dengan grafis komputer dan efek visual.

Of course, at that age,

Tentu saja, di umur itu,

it meant making cheesy videos kind of like this.

itu berarti untuk membuat video murahan seperti ini.

But therein started a foundational theme in my life,

Tapi di situlah dimulainya tema mendasar dalam hidupku,

the quest to blend reality and imagination.

pencarian untuk memadukan realitas dan imajinasi.

And that quest has stayed with me

Dan pencarian itu tetap melekat padaku

and permeated across my decade-long career in tech,

dan menyatu selama satu dekade karirku di bidang teknologi,

working as a product manager at companies like Google

bekerja sebagai manajer produk di perusahaan seperti Google

and as a content creator on platforms like YouTube and TikTok.

dan sebagai pembuat konten di platform seperti YouTube dan TikTok.

So today, let's deconstruct this quest to blend reality and imagination

Hari ini, mari kita mendekonstruksi upaya untuk memadukan realitas dan imajinasi

and explore how it’s getting supercharged -- buzzword alert --

dan jelajahi bagaimana teknologi semakin canggih --peringatan jargon --

by artificial intelligence.

oleh kecerdasan buatan.

Let's start with the reality bit.

Mari kita mulai dengan kenyataan.

You probably heard about photogrammetry.

Anda mungkin pernah mendengar fotogrametri.

It's the art and science of measuring stuff in the real world

Ini adalah seni dan ilmu mengukur benda di dunia nyata

using photos and other sensors.

menggunakan foto dan sensor lainnya.

What required massive data centers and teams of experts in the 2000s

Hal yang membutuhkan pusat data dan tim ahli dalam jumlah besar tahun 2000an

became increasingly democratized by the 2010s.

menjadi semakin demokratis pada tahun 2010an.

Then, of course, machine learning came along

Kemudian, tentunya, pembelajaran mesin pun muncul

and took things to a whole new level

membawa segala hal ke tingkat yang baru

with techniques like neural radiance fields, or NeRFs.

dengan teknik seperti bidang pancaran saraf, atau NeRF.

What you're seeing here is an AI model

Apa yang Anda lihat di sini adalah model AI

creating a ground-up volumetric 3D representation

membuat representasi 3D volumetrik dari bawah ke atas

using 2D images alone.

menggunakan gambar 2D saja.

But unlike older techniques for reality capture,

Namun tidak seperti teknik lama untuk menangkap realitas,

NeRFs do a really good job of encapsulating the sheer complexity

NeRF mampu merangkum kompleksitas yang ada dengan sangat baik

and nuance of reality.

dan nuansa realitas dengan sangat baik.

The vibe, if you will.

Suasananya, jika Anda mau.

Twelve months later, you can do all of this stuff

Dua belas bulan kemudian, Anda dapat lakukan semua ini

using the iPhone in your pocket,

menggunakan iPhone di saku Anda,

using apps like Luma.

menggunakan aplikasi seperti Luma.

It's like 3D screenshots for the real world.

Ini seperti tangkapan layar 3D untuk dunia nyata.

Capture anything once and reframe it infinitely in postproduction,

Tangkap apa pun sekali dan ubah bingkainya tanpa batas di pasca produksi,

so you can start building that collection of spaces, places and objects

sehingga Anda dapat mulai membangun kumpulan ruang, tempat, dan objek tersebut

that you truly care about

yang benar-benar Anda pedulikan

and conjure them up in your future creations.

dan bayangkan mereka dalam kreasi masa depan Anda.

So that's the reality bit.

Jadi itulah kenyataannya.

As NeRFs were popping off last year,

Saat NeRF bermunculan tahun lalu,

the AI summer was also in full effect,

musim panas AI juga berdampak penuh,

with Midjourney, DALL-E 2, Stable Diffusion

dengan Midjourney, DALL-E 2, Difusi Stabil

all hitting the market around the same time.

semuanya memasuki pasar di waktu yang hampir bersamaan.

But what I fell in love with was inpainting.

Tapi yang membuat aku jatuh cinta adalah restorasi gambar.

This technique allows you to take existing imagery

Teknik ini memungkinkan Anda mengambil citra yang ada

and augment it with whatever you like,

dan menambahnya dengan apa pun yang Anda suka,

and the results are photorealistically fantastic.

dan hasilnya sungguh fantastis secara fotorealistik.

It blew my mind

Itu mengejutkanku

because stuff that would have taken me like three hours in classical workflows

karena hal-hal yang membutuhkan waktu sekitar tiga jam dalam alur kerja biasa

I could pull off in just three minutes.

Aku bisa melakukannya hanya dalam tiga menit.

But I wanted more.

Tapi aku ingin lebih.

Enter ControlNet,

Masuk ke ControlNet,

a game-changing technique by Stanford researchers

teknik yang mengubah permainan oleh para peneliti Stanford

that allows you to use various input conditions

yang memungkinkan Anda menggunakan berbagai kondisi masukan

to guide and control the AI image generation process.

untuk memandu dan mengontrol proses pembuatan gambar AI.

So in my case, I could take the depth information

Jadi dalam kasusku, aku dapat mengambil informasi mendalam

and the texture detail from my 3D scans

dan detail tekstur dari pindaian 3D-ku

and use it to literally reskin reality.

dan menggunakannya untuk benar-benar mengubah kenyataan.

Now, this isn't just cool video.

Ini bukan hanya video keren.

There’s a lot of useful use cases, too.

Ada banyak hal penggunaan yang berguna juga.

For example, in this case I'm taking a 3D scan of my parents' drawing room,

Misalnya, dalam hal ini aku mengambil scan 3D dari ruang tamu orang tuaku,

as my mother likes to call it,

begitu ibuku menyebutnya,

and reskinning it to different styles of Indian decor

dan mengubahnya menjadi gaya dekorasi India yang berbeda

and doing so while respecting the spatial context and the layout

dan melakukannya dengan tetap menghormati konteks spasial dan tata letaknya

of the interior space.

dari ruang interior.

If you squint, I'm sure you can see

Jika menyipitkan mata, aku yakin Anda bisa lihat

how this is going to transform architecture

bagaimana hal ini akan mengubah arsitektur

and interior design forever.

dan desain interior selamanya.

You could take that 2016 scan of a Buddha statue

Anda dapat mengambil pindaian patung Buddha tahun 2016 itu

and reskin it to be gloriously golden

dan mengubah kulitnya menjadi emas yang megah

while pulling off these impossible camera moves

sambil melakukan gerakan kamera yang mustahil ini

you just couldn't do any other way.

Anda tidak dapat melakukan cara lain.

Or you could take that vacation footage from your trip to Tokyo

Atau Anda dapat mengambil cuplikan liburan dari perjalanan Anda ke Tokyo

and bring these cherry blossoms to life in a whole new way.

dan menghidupkan bunga sakura ini dengan cara yang benar-benar baru.

And let me tell you, cherry blossoms look really good during the day,

Dan aku beri tahu, bunga sakura terlihat sangat indah di siang hari,

but they look even better at night.

namun terlihat lebih indah di malam hari.

Oh, my God. They sure are glowing.

Ya Tuhan. Mereka sungguh bersinar.

It's almost like this dreamlike quality

Ini hampir seperti kualitas mimpi

where you can use AI to accentuate the best aspects of the real world.

di mana Anda bisa menggunakan AI untuk menonjolkan aspek terbaik dunia nyata.

Natural landscapes look just as beautiful.

Pemandangan alam pun terlihat tak kalah indahnya.

Like this waterfall that could be on another planet.

Seperti air terjun ini yang mungkin ada di planet lain.

But of course, you could go over the hills and far away

Namun tentu saja, Anda bisa pergi ke perbukitan dan jauh

to the French Alps from another dimension.

ke Alpen Prancis dari dimensi lain.

But it's not just static scenes.

Namun ini bukan hanya layar statis.

You can do this stuff with video, too.

Anda bisa lakukan hal ini dengan video juga.

I can't wait till this technology is running at 30 frames per second

Aku tidak sabar hingga teknologi ini berjalan dengan 30 bingkai per detik

because it's going to transform augmented reality and 3D rendering.

karena ini akan mengubah realitas bertambah dan mengubah 3D.

I mean, how soon until we're channel-surfing realities

Maksudku, seberapa cepat kita menjelajahi realitas penelusuran saluran

layered on top of the real world?

berlapis di atas dunia nyata?

Of course, just like reality capture got democratized,

Seperti penangkapan realitas yang didemokratisasi,

all these tools from last year are getting even easier.

semua alat yang digunakan tahun lalu menjadi semakin mudah.

So instead of me spending hours

Jadi daripada aku menghabiskan waktu

weaving together a bunch of different tools,

merangkai berbagai alat yang berbeda,

tools like Runway and Kaiber let you do exactly the same stuff

alat seperti Runway dan Kaiber membuat Anda melakukan hal yang persis sama

with just a couple clicks.

hanya dengan beberapa klik.

Want to go from day to night? No problemo.

Ingin pergi dari siang hingga malam? Tidak masalah.

Want to get that retro 90s aesthetic from "Full House"?

Ingin mendapatkan estetika retro 90-an dari “Full House”?

You can do that too.

Anda bisa melakukannya juga.

But it goes beyond reality capture.

Namun hal ini lebih dari sekedar menangkap kenyataan.

Companies like Wonder Dynamics

Perusahaan seperti Wonder Dynamics

are turning video into this immaculate form of performance capture

mengubah video menjadi bentuk penangkapan kinerja yang sempurna

so you can embody fantastical creatures using the phone in your pocket.

sehingga Anda dapat mewujudkan makhluk luar biasa dengan ponsel di saku Anda.

This is stuff that James Cameron only dreamt about in the 2000s.

Ini adalah hal yang hanya diimpikan oleh James Cameron di tahun 2000an.

And now you could do it with your iPhone? That’s absolutely wild to me.

Dan sekarang Anda bisa melakukannya dengan iPhone? Itu sangat hebat.

So when I look back at the past two decades

Jadi ketika aku melihat kembali ke dua dekade terakhir

and this ill-tailored tapestry of tools that I've had to learn,

dan permadani alat yang tidak dirancang dengan baik yang harus aku pelajari,

I feel a sense of optimism for what lies ahead

Aku merasakan optimisme terhadap masa depan

for the next generation of creators.

para kreator generasi berikutnya.

The 11-year-olds of today

Anak usia 11 tahun saat ini

don't have to worry about all of that crap.

tidak perlu khawatirkan semua omong kosong itu.

All they need to do is have a creative vision

Yang perlu mereka lakukan hanyalah memiliki visi kreatif

and a knack for working in concert with these AI models,

dan kemampuan untuk bekerja sama dengan model AI ini,

these AI models that are truly a distillation

model AI ini yang benar-benar merupakan hasil distilasi

of human knowledge and creativity.

pengetahuan dan kreativitas manusia.

And that's a future I'm excited about,

itu masa depan yang membuatku bersemangat,

a future where you can blend reality and imagination

masa depan di mana Anda dapat memadukan kenyataan dan imajinasi

with your trusty AI copilot.

dengan kopilot AI terpercaya Anda.

Thank you very much.

Terima kasih banyak.

(Applause)

(Tepuk tangan)