The Hidden Wonders of Soil | Jane Zelikova | TED

Translator: Ardiyanti Cahyani Reviewer: Sabrina Go

Under our feet,

Di bawah kaki kita,

there is an unseen world

ada dunia yang tak terlihat

more diverse than all the tropical rainforests combined.

lebih beragam dari semua gabungan hutan tropis.

Teeming with microbial life and critters, large and small,

Kaya akan kehidupan mikroba dan makhluk hidup, besar dan kecil,

this hidden world of soil is on every single continent.

kehidupan tanah tersembunyi ini ada di setiap benua.

But most of us know little to nothing about this vast world under our feet.

Tetapi kebanyakan dari kita tidak tahu tentang dunia luas di bawah kita ini.

And for most of my life,

Dan sebagian besar hidup saya,

I was no exception.

Saya tidak terkecuali.

I grew up [a] very curious and adventurous kid.

Saya tumbuh sebagai anak yang ingin tahu dan berjiwa petualang.

I spent a lot of time climbing trees and falling out of them.

Saya banyak menghabiskan waktu memanjat dan jatuh dari pohon.

And I spent a lot of time getting really dirty.

Dan banyak waktu menjadi sangat kotor.

In college, I had to take a class for a science requirement,

Di kampus, saya harus mengambil kelas untuk persyaratan sains,

and I was shocked to discover that being really curious

dan saya kaget saat mengetahui bahwa menjadi sangat ingin tahu

and loving dirt could be a legitimate career.

dan mencintai kotoran dapat menjadi karir yang sah.

So it took no convincing whatsoever for me to change my major,

Jadi tidak perlu menyakinkan apa pun bagi saya untuk mengubah jurusan,

and that's how I became an ecologist.

dan itulah bagaimana saya menjadi seorang ahli ekologi.

In graduate school, I studied how the loss of a seed disperser,

Di sekolah pascasarjana, saya belajar bagaimana hilangnya penebar benih

in this case, the winnow ant,

dalam kasus ini, semut winnow,

affected the plants that they disperse.

mempengaruhi tanaman yang mereka sebarkan.

In my research site,

Di situs penelitian saya,

we were discovering that these ants were moving up in elevation

kami menemukan bahwa semut-semut itu bergerak naik ke atas

to escape a rapidly changing climate.

untuk menghindari iklim yang berubah dengan cepat.

But they were leaving the plants they dispersed behind.

Tetapi mereka meninggalkan tanaman yang mereka sebarkan.

So while I came to grad school to study ants,

Jadi ketika saya datang untuk belajar tentang semut,

I all of a sudden found myself studying climate change.

saya tiba-tiba menemukan diri saya belajar tentang perubahan iklim.

And because ants nest in soils, I had to learn a lot more about soil.

Dan karena semut bersarang di tanah, saya harus belajar lebih banyak.

What I couldn't have predicted, as that young, curious, budding ecologist,

Yang tidak dapat saya prediksi, sebagai ahli ekologi muda, ingin tahu, pemula,

was that I would spend the next decade of my life

adalah saya akan menghabiskan dekade berikutnya

thinking about the invisible army of soil microbes

memikirkan tentang pasukan mikroba tanah tak terlihat

and how we can harness their awesome powers

dan bagaimana bisa memanfaatkan kekuatan luar biasa mereka

to help address climate change.

untuk mengatasi perubahan iklim.

But before we get to all of that, let's start at the beginning.

Tetapi sebelum kita membahas itu, mari kita mulai dari awal.

Soils are considered to be the skin of the Earth.

Tanah dianggap sebagai kulit dari Bumi.

They're only a few meters thick,

Tebalnya hanya beberapa meter,

but they support all agriculture and every single terrestrial biome.

tetapi mereka mendukung semua pertanian dan setiap bioma terestrial.

Soils help protect our food supply,

Tanah membantu melindungi persediaan makanan kita,

clean our water, boost our immune systems,

membersihkan air, meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita,

and they serve as a source for some critical medicines,

dan menjadi sumber untuk beberapa obat-obat penting,

including many that have yet to be discovered.

termasuk banyak yang masih belum di temukan.

Without Earth's exceedingly thin layer of soil

Tanpa lapisan tanah Bumi yang sangat tipis

and its multitude of organisms,

dan banyak organisme-nya,

we would not eat,

kita tidak dapat makan,

and humanity as we know it may not exist.

dan kemanusiaan seperti yang kita tahu mungkin tidak ada.

And soils, like many good things, they take time to develop.

Dan tanah, seperti hal baik lain, memerlukan waktu untuk berkembang.

They form over hundreds to thousands of years

Mereka terbentuk selama ratusan hingga ribuan tahun

as rocks break down

saat batu hancur

and plants and animals decompose.

dan tumbuhan dan binatang mengurai.

As soils form, they accumulate and store carbon.

Saat tanah terbentuk, mereka mengakumulasi dan menyimpan karbon.

In fact, there are billions of tons of carbon stored underground.

Nyatanya, ada miliaran ton karbon tersimpan di bawah tanah.

Two to three times more than what we have in the atmosphere.

Dua hingga tiga kali lipat dari yang kita miliki di atmosfer.

Plants and soil work in collaboration

Tumbuhan dan tanah bekerja sama

to drive the single most important transformation of carbon on this planet,

untuk mendorong satu-satunya transformasi karbon terpenting di planet ini,

photosynthesis.

fotosintesis.

Plants take carbon dioxide from the air,

Tumbuhan mengambil karbon dioksida dari udara,

and they combine it with water and sunshine to create sugars.

dan mereka menggabungkannya dengan air dan cahaya matahari untuk membuat gula.

And of course, to grow plants.

Dan tentunya, menumbuhkan tanaman.

Plants and their sugars eventually decompose in the soil,

Tumbuhan dan gula mereka pada akhirnya terurai di tanah,

feeding the microbes.

memberi makan mikroba.

In fact, most of the carbon that comes in through plants

Nyatanya, banyak dari karbon yang masuk melalui tumbuhan

ends up in soil at some point.

suatu saat berakhir di tanah.

The carbon cycle continues.

Siklus karbon berlanjut.

Microbes and their carbon eventually break down,

Mikroba dan karbon mereka pada akhirnya hancur,

and the carbon from the microbes sticks to soil particles,

dan karbon dari mikroba menempel pada partikel tanah,

creating what we call soil clumps or aggregates.

membentuk yang kita sebut gumpalan tanah atau agregat.

Because microbial carbon is sticky.

Karena karbon mikroba itu lengket.

So when that microbial carbon ends up in a clump,

Jadi ketika karbon mikroba menjadi gumpalan,

it's physically protected from further decomposition.

secara fisik terlindungi dari penguraian lebih lanjut.

And what we know now

Dan apa yang kita tahu

is that the majority of soil carbon that is sequestered

ialah sebagian besar dari karbon tanah yang tersimpan

is actually dead microbes

adalah mikroba yang mati

or what we call microbial necromass.

atau yang kita sebut dengan nekromassa mikroba.

That necromass can stick around in soils for decades to millennia,

Nekromassa itu dapat bertahan selama beberapa dekade hingga ribuan tahun,

especially if we leave soils undisturbed.

terutama jika kita membiarkan tanah tidak terganggu.

But over the last 12,000 years,

Tetapi selama 12,000 tahun terakhir,

we have lost billions of tons of carbon from our soil

kita telah kehilangan miliaran ton karbon dari tanah kita

as humans converted grasslands and forests

seiring manusia mengubah padang rumput dan hutan

into agricultural fields and range lands,

menjadi ladang pertanian dan penggembalaan,

building roads and cities.

membangun jalan dan kota.

One of the major drivers of that loss was the plow,

Salah satu pendorong utama dari kehilangan itu adalah bajak,

which, at the time, was a major technological breakthrough

yang, pada saat itu, adalah terobosan teknologi besar

that really revolutionized agriculture

yang sangat merevolusi pertanian

and altered the trajectory of human history.

dan mengubah lintasan dari sejarah manusia.

With each pass of the plow,

Dengan setiap lintasan bajak,

those plant roots and soil aggregates that we know are really important

akar tumbuhan dan agregat tanah yang kita tahu sangat penting itu

are broken apart, exposing carbon to decomposition.

pecah, mengekspos karbon pada penguraian.

Today we use more than a third of our land

Hari ini kita memakai lebih dari sepertiga tanah kita

to feed and clothe billions of people on this planet.

untuk memberi makan dan pakaian miliaran orang.

But we're losing our soils at an alarming rate,

Tetapi kita kehilangan tanah kita di tingkat yang mengkhawatirkan,

and with it, we're losing their fertility.

dan dengannya, kesuburan mereka.

Without that soil,

Tanpa tanah itu,

it's going to be a lot harder to feed

akan menjadi lebih sulit untuk memberi makan

what is going to be close to 10 billion people

apa yang akan menjadi hampir 10 miliar orang

on this planet by 2050.

di planet ini di 2050.

That's going to put a lot more pressure

Itu akan menambah lebih banyak beban

on what is already a disappearing

pada sumber yang telah menghilang

and resoundingly underappreciated resource.

dan sangat jelas kurang dihargai.

There is no machine that can bring soil back.

Tidak ada mesin yang dapat mengembalikan tanah.

No technology that can do what thousands of years of rock weathering

Tidak ada teknologi yang dapat melakukan apa yang ribuan tahun dari pelapukan batu

and biological activity have achieved.

dan aktifitas biologi telah capai.

But we can build our soils and put more carbon underground

Tetapi kita dapat membangun dan menempatkan banyak karbon di bawah tanah

with a little help from plants and microbes.

dengan sedikit bantuan dari tumbuhan dan mikroba.

Rebuilding soil is going to require us to fundamentally rethink our reliance

Membangun tanah mengharuskan kita untuk memikirkan kembali ketergantungan kita

on technology and chemicals

pada teknologi dan bahan kimia

to deliver what soils can do on their own:

untuk memberikan apa yang dapat tanah lakukan sendiri:

support life.

mendukung kehidupan.

And life in soil is mostly microbial.

Dan kehidupan di tanah sebagian besar adalah mikrobial.

The Dutch scientist, Antoni van Leeuwenhoek,

Ilmuwan Belanda, Antoni van Leeuwenhoek,

saw tiny organisms he called the "wee beasties,"

melihat organisme kecil yang ia sebut “wee beasties,”

under his microscope about 350 years ago.

di bawah mikroskopnya sekitar 350 tahun lalu.

And with the rapid innovation of molecular and computational tools,

Dan dengan inovasi pesat dari alat-alat molekuler dan komputasi,

we are finally getting a sneak peek at who they are

akhirnya kita bisa mengintip siapa mereka

and how they make their way in the world.

dan bagaimana mereka berhasil di dunia.

Here's the thing.

Begini.

A teaspoon of soil holds billions of organisms,

Satu sendok teh tanah menampung miliyaran organisme,

things like bacteria, fungi, protists and archaea.

seperti bakteri, jamur, protista dan archaea.

These microbes are the movers and shakers

Mikroba-mikroba ini adalah pemindah dan penyampur

of nature's carbon cycle.

dari siklus karbon alam.

They drive really important processes in soil,

Mereka mendorong proses-proses yang sangat penting di tanah,

they take organic matter

mengambil bahan organik

and convert it into complex carbon molecules.

dan mengubahnya menjadi molekul karbon kompleks.

And having more carbon in soil is transformative.

Dan memiliki banyak karbon di tanah bersifat transformatif.

As carbon accumulates,

Selagi karbon terakumulasi,

agricultural fields can hold on to more water and more nutrients,

ladang pertanian dapat menyimpan lebih banyak air dan nutrisi,

building resilience that helps them

membangun ketahanan yang membantu mereka

deal with the ups and downs of a changing climate.

menghadapi pasang surut dari perubahan iklim.

That resilience means plants can grow more consistently,

Ketahanan itu berarti tumbuhan dapat tumbuh lebih konsisten,

even when the weather is fickle.

bahkan ketika cuaca berubah.

And the awesome thing is carbon-rich soils help buffer us

Dan luar biasanya, tanah kaya karbon membantu menopang kita

against what is an uncertain climate future.

dari iklim masa depan yang tidak pasti.

The trick is to really rethink how we do agriculture.

Triknya adalah untuk benar-benar memikirkan bagaimana cara kita bertani.

So there is the good news,

Ada kabar baiknya,

which is there are some tried and true ways

dimana ada beberapa cara teruji dan benar

that we can get more carbon in our soils and build our soils back.

untuk bisa mendapat lebih banyak karbon di tanah dan membangun kembali.

We can plow less,

Kita dapat mengurangi membajak,

and we can make sure that we have roots in the ground year round,

dan memastikan kita memiliki akar di tanah sepanjang tahun,

feeding the microbes

memberi makan mikroba

and powering that microbial engine humming under our feet.

dan menghidupkan tenaga mesin mikroba di bawah kaki kita.

And we can do this.

Kita dapat melakukan ini.

The other thing is,

Hal lainnya,

diversity is the key ingredient in this recipe.

keragaman adalah bahan kunci di resep ini.

Diverse plant communities support diverse microbial communities

Komunitas tumbuhan beragam mendukung komunitas mikroba beragam,

that can transform and store more carbon.

yang dapat mengubah dan menyimpan karbon lebih.

Diversity is good for soils,

Keberagaman baik untuk tanah,

and it's good for climate mitigation.

dan baik untuk mitigasi iklim.

Just like we need every microbe,

Sama seperti kita memerlukan setiap mikroba,

we need every farmer and rancher,

kita perlu setiap petani dan peternak,

every climate solution and every solver.

setiap solusi iklim dan setiap pemecah masalah.

So ...

Jadi ...

Healthy, carbon-rich soils matter today more than ever.

Tanah yang sehat, kaya karbon, sangatlah penting.

The other great thing about carbon-rich soils

Hal hebat lain dari tanah kaya karbon

is they help farmers have more consistent agricultural operations

adalah membantu petani memiliki operasi pertanian yang lebih konsisten

and more sustainable ones

dan lebih berkelanjutan

that can withstand the ups and downs of a changing climate.

yang bisa menahan pasang surut dari iklim yang berubah.

That's a huge win for the people that grow our food,

Itu kemenangan besar bagi yang menanam makanan kita,

it’s a win for climate, and it’s a win for us consumers.

kemenangan untuk iklim, dan kemenangan untuk kita konsumen.

So how do we do it?

Jadi bagaimana melakukannya?

Well, there are three simple things we can do.

Ya, ada tiga cara sederhana yang dapat kita lakukan.

Number one, we have to protect our soils and the carbon they already hold.

Nomor satu, kita harus melindungi tanah dan karbon yang sudah disimpan.

Number two, we can get more carbon underground

Nomor dua, kita bisa mendapatkan lebih banyak karbon di bawah tanah

by growing diverse, climate-adapted crops.

dengan menanam tumbuhan beragam, yang beradaptasi dengan iklim.

And number three, we can let the microbes do their thing.

Dan nomor tiga, kita biarkan mikroba melakukan tugasnya.

Leave them alone by leaving the soil undisturbed.

Tinggalkan mereka dengan membiarkan tanah tidak terganggu.

It sounds simple, and that's because it kind of is.

Terdengar sederhana, dan karena memang seperti itu.

But there are some questions that are left to be answered,

Tetapi masih ada beberapa pertanyaan yang tersisa,

and there's a lot of room for us to innovate.

dan masih banyak ruang untuk kita berinovasi.

We need to track and measure our climate progress.

Kita perlu melacak dan mengukur perkembangan iklim kita.

We need to develop more climate-resilient crop varieties

Kita perlu mengembangkan lebih banyak jenis tumbuhan tahan iklim

that can grow deeper roots

yang menumbuhkan akar lebih dalam

and pump carbon underground deeper.

dan memompa karbon lebih dalam.

And we need to rethink our economic models and agriculture

Dan kita perlu memikirkan kembali model ekonomi dan pertanian

and help support and incentivize

dan membantu dan memberi insentif

these carbon-sequestering agricultural practices.

praktik pertanian yang menyerap karbon ini.

So lots of room for innovation, lots of room for research.

Jadi banyak ruang untuk inovasi, banyak ruang untuk penelitian.

Good news for us scientists.

Kabar baik bagi kita para ilmuwan.

But we don't have time to waste.

Tetapi kita tidak punya banyak waktu.

Climate change is here and it's affecting all of us, whether we know it or not.

Perubahan iklim tiba dan mempengaruhi kita semua, entah kita tahu atau tidak.

It's affecting every single ecosystem, including agriculture.

Mempengaruhi setiap ekosistem, termasuk pertanian.

Soils are the literal foundation of life on this planet,

Tanah adalah fondasi sesungguhnya dari kehidupan di planet ini,

the reason that we can eat

alasan kita dapat makan

and the climate solution just waiting to be unlocked.

dan solusi iklim yang menunggu untuk dibuka.

So let's build back our soils,

Jadi mari kita membangun ulang tanah kita

help our planet by looking down to the ground.

membantu planet kita dengan melihat ke bawah ke tanah

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)