How are these fires burning underground? - Emma Bryce

Translator: neysa nasywa Reviewer: Azfa A

In 1997, a fire began in Indonesia that would rage for almost a year.

Pada tahun 1997, terjadi kebakaran yang berlangsung hampir setahun di Indonesia.

It spanned several thousand square kilometers,

Kebakaran itu membentang beberapa ribu km persegi,

halted numerous international flights,

menghentikan banyak penerbangan global,

and spread an acrid haze all the way to China.

dan menyebarkan kabut asap tajam sampai ke China.

Yet, despite being one of the largest fires in recorded history,

Namun, meski merupakan salah satu kebakaran terbesar di sejarah,

for months at a time it burned without a flame—

berbulan-bulan, api ini sempat tak kasat mata—

blazing on entirely underground.

seluruhnya terjadi di bawah tanah.

This might sound like a uniquely freaky fire, but each year,

Mungkin kebakaran ini terdengar aneh dan unik, tetapi setiap tahun,

subterranean fires produce roughly 15% of global greenhouse gas emissions—

kebakaran bawah tanah menghasilkan sekitar 15% emisi gas rumah kaca global—

that’s six times more than international aviation.

enam kali lebih banyak daripada penerbangan internasional.

And these burns are virtually unstoppable,

Dan kebakaran ini hampir tak terbendung

earning them the ominous title of zombie fires.

sehingga dijuluki api zombi.

So, is it possible to snuff out these bizarre blazes?

Jadi, apakah kebakaran aneh ini mungkin untuk dipadamkan?

And how do they even form in the first place?

Dan bagaimana kebakaran ini bisa terbentuk?

A standard fire requires three ingredients: fuel, heat, and oxygen.

Api standar membutuhkan tiga bahan: bahan bakar, panas, dan oksigen.

Every fuel has what’s known as an ignition point—

Setiap bahan bakar memiliki titik pengapian—

a temperature at which it begins to break down.

yaitu suhu ketika bahan itu mulai pecah.

This process, also known as pyrolysis,

Proses ini, dikenal sebagai pirolisis,

releases gaseous compounds that mix with nearby oxygen molecules

melepaskan senyawa gas yang bercampur dengan molekul oksigen terdekat

to produce combustion.

untuk menghasilkan pembakaran.

And it’s this chemical reaction that releases large amounts of heat and light

Dan reaksi kimia inilah yang melepaskan panas dan cahaya berjumlah besar

in the form of flames.

dalam bentuk api.

But not all combustion leads to flames.

Tetapi tidak semua pembakaran menghsilkan api.

Pyrolysis leaves behind a solid material called char—

Pirolisis meninggalkan bahan padat yang disebut arang—

like what’s found in charcoal.

seperti dalam arang kayu.

Char contains no combustible gases but it’s rich in highly flammable carbon.

Arang tidak mengandung gas bisa terbakar, tapi kaya akan karbon yang mudah menyala.

And under hot enough conditions,

Dan dalam kondisi yang cukup panas,

its surface reacts with the surrounding oxygen,

permukaannya bereaksi dengan oksigen di sekitarnya,

creating a slow, glowing burn called smoldering.

menciptakan pembakaran lambat bercahaya, atau pembaraan.

Instead of flame, this process releases smoke;

Alih-alih nyala api, proses ini melepaskan asap;

specifically, smoke full of emissions like carbon monoxide, methane,

khususnya, asap yang penuh dengan emisi seperti karbon monoksida, metana,

and particulate matter.

dan partikel.

All these factors come into play in zombie fires,

Semua faktor ini berperan dalam api zombi,

which are more scientifically known as peat fires.

yang secara ilmiah dikenal sebagai kebakaran gambut.

Peat is a type of soil that forms when organic matter builds up more rapidly

Gambut adalah jenis tanah yang terbentuk ketika bahan organik menumpuk lebih cepat

than it decomposes,

daripada terurai,

and it’s typically found in regions that are very cold or very wet—

dan biasanya ditemukan di daerah yang sangat dingin atau sangat basah—

two factors that can slow down decomposition.

dua faktor yang dapat memperlambat penguraian.

When plants shed and die in peatland,

Ketika tanaman tumpah dan mati di lahan gambut,

the carbon they've absorbed during their lifetime gets locked inside,

karbon yang mereka serap selama hidupnya terkunci di dalam,

making peatlands one of the planet's largest natural carbon stores.

membuat lahan gambut salah satu penyimpan karbon alami terbesar di planet ini.

But just like char, that also makes this carbon-rich material extremely flammable.

Tapi sama seperti arang, itu juga membuat bahan kaya karbon ini mudah terbakar.

Historically, the moisture and cold temperatures of peatlands

Secara historis, kelembapan dan suhu dingin lahan gambut

made them unlikely to catch fire.

membuatnya tidak mungkin terbakar.

But today, droughts caused by climate change

Tapi sekarang, kekeringan yang disebabkan perubahan iklim

are drying out these landscapes worldwide,

membuat kering wilayah ini di seluruh dunia,

and other peatlands have been drained to make way for farms.

dan lahan gambut lainnya telah dikeringkan untuk pertanian.

Under these conditions,

Dalam kondisi ini,

a fire at the surface can more easily ignite the peat below,

api di permukaan dapat lebih mudah menyalakan gambut di bawahnya,

transforming it into char which will continue to smolder.

mengubahnya menjadi arang yang akan terus membara.

As heat builds in the soil, it further dries the peat

Saat panas menumpuk di tanah, gambut semakin kering

and eventually, deeper layers begin to burn.

dan akhirnya, lapisan lebih dalam mulai terbakar.

Peat fires are slow, creeping along at just one millimeter a minute.

Kebakaran gambut lambat, merambat hanya satu milimeter per menit.

But what they lack in speed, they make up for in persistence.

Tetapi meski kecepatannya kurang, api ini dapat bertahan lama.

These fires can burn for months or even years,

Kebakaran ini dapat membakar selama bulanan, bahkan tahunan,

all while spewing smoke full of poisonous gases.

sambil memuntahkan asap yang penuh dengan gas beracun.

And since they show few signs of burning above ground,

Karena tanda kebakaran hampir tidak tampak di atas tanah,

they’re incredibly difficult to track until they ignite dry surface soil,

api ini sangat sulit dilacak hingga menyalakan tanah permukaan kering,

potentially miles away from the source.

yang mungkin bermil-mil jauhnya dari sumber.

Zombie fires can even burn beneath snow-caked soil,

Api zombi bahkan dapat terbakar di bawah tanah yang tertutup salju,

overwintering until they spark new blazes in the spring.

melewati musim dingin sampai memicu api baru di musim semi.

So how can we fight these fires?

Jadi bagaimana api ini dilawan?

Well, dousing them with water is surprisingly tricky.

Ternyata, menyiramnya dengan air sangatlah rumit.

Water's molecules form close bonds,

Molekul air membentuk ikatan erat,

resulting in a high surface tension that stops it from filtering evenly

menghasilkan tegangan permukaan tinggi yang berhenti menyaring secara merata

through burning peat.

dalam gambut terbakar.

Researchers are experimenting with ways to reduce water’s surface tension,

Peneliti sedang bereksperimen untuk mengurangi tegangan permukaan air,

allowing it to permeate the simmering soil.

memungkinkannya meresap ke tanah yang mendidih.

And some countries are trying to stop the fires before they start

Beberapa negara berusaha menghentikan kebakaran sebelum terjadi

by running controlled burns in peatland habitats.

dengan pembakaran terkontrol di habitat lahan gambut.

But many others are simply working to prevent peatland drainage,

Tetapi banyak yang berusaha mencegah pengeringan lahan gambut,

which keeps these landscapes wet and resilient to fires.

membuat wilayah ini tetap basah dan tahan terhadap api.

Despite accounting for only 3% of Earth's land,

Meskipun hanya menyumbang 3% dari tanah Bumi,

peatlands hold more than a quarter of the planet's carbon.

lahan gambut menyimpan lebih dari seperempat karbon planet ini.

And as climate change continues to increase the risk of extreme weather,

Dan saat perubahan iklim terus terjadi, risiko cuaca ekstrem meningkat,

including the droughts plaguing these landscapes,

termasuk kekeringan yang melanda wilayah ini,

keeping that carbon out of the atmosphere has never been more important.

menjaga karbon tetap di luar atmosfer menjadi prioritas penting.