Don't Be a Jerk to Your Barista — and Other Thoughts on Frontline Work | Adriann Negreros | TED

Translator: ryan aziz Reviewer: Made Pramana

Would it be alright if I told you all about my first kiss?

Apakah boleh jika saya memberitahu kalian tentang ciuman pertama saya?

(Cheers)

(Sorak-sorai)

It sounds like it would be, alright.

Terdengar tidak masalah, baiklah.

So I'm from a small town in the United States,

Saya berasal dari kota kecil di Amerika Serikat,

and I was working at one of the local spots,

dan saya bekerja di salah satu tempat hiburan,

a job that required me to be in person, a frontline job.

pekerjaan yang mengharuskan saya bertatap muka, pekerjaan garis depan.

So I'm there, behind the counter.

Saya di sana, di belakang meja.

The person I really like, they come in.

Orang yang sangat saya sukai, dia masuk.

We have a great conversation.

Kami memiliki percakapan luar biasa.

And I know this, because it ends with a kiss.

Dan saya tahu ini, karena itu berakhir dengan ciuman.

(Laughter)

(Tertawa)

Perhaps that kiss that day, though, was the only good thing about the job.

Ciuman hari itu mungkin satu-satunya hal yang baik tentang pekerjaan itu.

The work itself was really, really hard.

Pekerjaan itu sendiri sangat sulit.

Most frontline work is,

Pekerjaan garis depan begitu,

and you know this if you drive for Uber or Lyft,

Anda tahu ini jika Anda pengemudi untuk Uber atau Lyft,

or if you work as a barista at Starbucks.

atau jika Anda bekerja sebagai barista di Starbucks.

Today, I spend all my time

Hari ini, saya menghabiskan seluruh waktu saya

working with some of the world's largest companies,

bekerja dengan beberapa perusahaan terbesar di dunia,

companies with tens of thousands of frontline workers.

perusahaan dengan puluhan ribu pekerja garis depan.

Nearly three billion of us around the world do this work,

Hampir tiga miliar dari kita di seluruh dunia melakukan pekerjaan ini,

and it's my mission to make that job as good as possible.

dan ini adalah misi saya untuk membuat pekerjaan itu sebaik mungkin.

It just doesn't take much research

Tidak perlu banyak penelitian

to realize why we need to improve this job.

agar paham mengapa kita perlu meningkatkan pekerjaan ini.

80 percent of frontline workers faced some form of incivility in 2023,

80 persen pekerja garis depan menghadapi ketidaksopanan pada tahun 2023,

and that's translated into anger.

dan itu diartikan ke dalam kemarahan.

40 percent of the global adult workforce is mad at work.

40 persen tenaga kerja dewasa global marah pada pekerjaan.

Saya bukan seorang psikolog, tapi rasanya tidak bagus

Now, I'm not a psychologist, but I can't imagine it's good

when half of the adults are angry at their job.

jika setengah dari orang dewasa marah saat bekerja.

And that number has doubled from before COVID.

Dan jumlah itu meningkat dua kali lipat dari sebelum COVID.

I just don't think this has to be the case.

Saya merasa seharusnya ini tidak terjadi.

I think frontline jobs can be great careers.

Saya pikir pekerjaan garis depan bisa menjadi karier yang hebat.

Let's talk about how to make that happen.

Mari kita bicara tentang cara mewujudkannya.

For me, it starts at the top.

Menurut saya, itu dimulai dari atas.

CEOs don't know what the frontline job is like,

CEO tidak tahu seperti apa pekerjaan garis depan,

and they have got to figure it out right now.

dan mereka harus mengetahuinya sekarang.

I'm not sure if any of you have seen the show "Undercover Boss."

Saya tidak yakin apakah Anda pernah menonton “Undercover Boss.”

It was hot, at least in the United States, for a while.

Itu terkenal, setidaknya di Amerika Serikat, untuk sementara waktu.

Very simple premise --

Premis yang sangat sederhana --

executives leave their corner office,

para eksekutif meninggalkan kantor sudut mereka,

they spend some time on the front line,

mereka menghabiskan waktu di garis depan,

and they're always really, really shocked what they find.

dan mereka sungguh terkejut dengan apa yang mereka temukan.

And you might say, "Adriann, of course they're shocked.

Anda mungkin berkata, “Adriann, tentu mereka terkejut.

It's reality TV.

Ini reality TV.

It's American reality TV.

Ini reality TV Amerika.

Itulah yang terbaik dari yang terbaik.”

That is the best of the best."

(Laughter)

(Tertawa)

"These executives, they went to Harvard Business School, that's HBS.

“Para eksekutif ini, mereka pergi ke Harvard Business School, itu HBS.

They have big offices.

Mereka memiliki kantor besar.

They know what the job is like."

Mereka tahu seperti apa pekerjaannya.”

You might be shocked to find CEOs spend just six percent of their working hours

Anda mungkin terkejut menemukan CEO menghabiskan enam persen jam kerja mereka

with the front line.

di garis depan.

They spend 70 percent of their time in meetings.

Mereka menghabiskan 70 persen waktu mereka dalam rapat.

I just don't believe you can actually understand the job

Saya hanya tidak percaya Anda benar-benar dapat memahami pekerjaan itu

when you spend just a few days a year seeing it.

ketika Anda hanya melihatnya beberapa hari dalam setahun.

What I would like to see, instead --

Apa yang ingin saya lihat, sebagai gantinya --

I would like to see a CEO spend 30 days straight --

saya ingin melihat seorang CEO menghabiskan 30 hari berturut-turut --

that's just eight percent of the year,

itu hanya delapan persen dari setahun,

tons of time, still, for your meetings --

ribuan jam, tetap saja, untuk rapat Anda --

30 days straight doing one shift every single day.

30 hari berturut-turut melakukan satu shift setiap hari.

And then spend only the money you make from that shift, with no backups.

Dan kemudian habiskan hanya uang yang Anda hasilkan dari shift itu, tanpa cadangan.

After this 30 days, ask yourself ...

Setelah 30 hari ini, tanyakan pada diri sendiri...

"Can I make it?

“Bisakah saya membuatnya?

Apakah saya ingin pekerjaan ini menjadi karier anak-anak saya?”

Would I want this job to be my kids' career?"

Saya pikir, melalui pengalaman ini,

I think, through this experience,

you'll be a lot more attuned to the problems with the job,

Anda menjadi sadar terhadap masalah dengan pekerjaan,

and you'll also, very importantly,

dan sangat penting, Anda juga

realize your own employees have a lot of good ideas

menyadari karyawan Anda sendiri memiliki banyak ide bagus

on how to make the job better.

tentang bagaimana membuat pekerjaan lebih baik.

And before I talk about those ideas,

Sebelum saya berbicara tentang ide itu,

let's address the elephant in the room for everyone.

mari kita berbicara tentang situasi rumit di sini.

That's pay.

Yaitu gaji.

Wages matter.

Upah itu penting.

And it drives me crazy

Dan itu membuat saya tergila-gila

that some CEOs in the Fortune 500 are making 70,000 dollars a day,

bahwa beberapa CEO di Fortune 500 menghasilkan 70.000 dolar sehari,

and it would take their own employees 150 years

dan karyawan mereka akan membutuhkan waktu 150 tahun

to make what they make in one year.

untuk menghasilkan apa yang mereka dapat dalam satu tahun.

There's a word for this, it's pay inequity,

Ada kata untuk ini, ketidakadilan gaji,

and it's wrong, and it frustrates me.

dan itu salah, itu membuat saya frustrasi.

And I could talk about this for hours, believe me.

Saya bisa membicarakan hal ini berjam-jam.

Afterwards, let's go talk about it.

Setelah itu, mari kita bicarakan hal itu.

But today, I want to share something from our own research.

Hari ini, saya ingin berbagi sesuatu dari penelitian kami sendiri.

We've surveyed tens of thousands of frontline workers around the globe.

Kami telah mensurvei puluhan ribu pekerja garis depan di seluruh dunia.

Why do they say they quit their own job?

Mengapa mereka mengatakan mereka keluar dari pekerjaan?

They say it has to do a lot more with emotional needs

Mereka harus melakukan lebih banyak kebutuhan emosional

than just pay alone.

daripada hanya membayar sendiri.

A really good example is a high desire for some shift flexibility.

Contoh yang sangat bagus adalah keinginan untuk fleksibilitas shift.

Saat berbicara dengan para eksekutif, saya sering dengar:

And when I bring this up with executives, I often hear:

"Shift flexibility for frontline workers?

“Perubahan fleksibilitas untuk pekerja garis depan?

That can't happen.

Itu mustahil.

Pekerjaan mereka mengharuskannya untuk terus ada.

Their job requires them to be in person.

Way too expensive."

Terlalu mahal.”

I don't know if that's true.

Saya tak tahu apakah itu benar.

One company I worked with for a very long time,

Satu perusahaan tempat saya bekerja untuk waktu yang lama,

mereka melakukan beberapa hal dengan dramatis.

they did some superdramatic things.

So, folks, buckle up those seat belts,

Hadirin, kencangkan sabuk pengaman,

these are some crazy changes that they made.

ini adalah beberapa perubahan aneh yang mereka buat.

Hold on here.

Tunggu di sini.

So the first thing they did,

Hal pertama yang mereka lakukan,

they gave their workers a ten-minute buffer in the morning

mereka memberi pekerja mereka penyangga sepuluh menit di pagi hari

so they could drop their kids off on time.

sehingga mereka bisa mengantar anak-anak mereka tepat waktu.

I know. Crazy, right?

Saya tahu. Gila, kan?

My mind was blown when this came up as an idea,

Pikiran saya terpesona ketika ini muncul sebagai ide,

but it gets crazier.

tetapi semakin gila-gilaan.

The second thing they did,

Hal kedua yang mereka lakukan,

they got rid of their point system.

Mereka menyingkirkan sistem poinnya.

Essentially, there's an attendance-policy system

Pada dasarnya, ada sistem kebijakan kehadiran

at most manufacturing plants, still, around the world.

di sebagian besar pabrik manufaktur, di seluruh dunia.

If you're late to work or don't show up,

Jika Anda terlambat bekerja atau tidak muncul,

you get a little check mark by your name, like in kindergarten.

Anda dapat tanda centang kecil di nama Anda, seperti saat di TK.

It's public, people can see this.

Secara publik, orang bisa melihat.

They said, "Let's get rid of that."

Mereka berkata, “Mari kita hapus.”

Good idea.

Ide bagus.

The last thing they did,

Hal terakhir yang mereka lakukan,

and this is, like, the moon-shot idea, like, a next-gen AI sort of thing.

dan ini adalah, ide ambisius, seperti, jenis AI generasi berikutnya.

The thing they decided to do ...

Hal yang mereka putuskan untuk dilakukan...

they let their workers end their shifts on time.

mereka membiarkan pekerja mereka mengakhiri shift mereka tepat waktu.

You work nine to five, you get to leave at five.

Anda bekerja sembilan sampai lima, Anda harus pergi jam lima.

It's crazy stuff.

Ini hal yang gila-gilaan.

Obviously, I'm kidding. Like, this is clearly a joke.

Jelas, saya bercanda. Sepertinya, ini jelas lelucon.

But these small changes, very few companies are doing that,

Tetapi perubahan kecil ini, sedikit perusahaan yang melakukan itu,

and the results speak for themselves.

dan hasilnya bisa dilihat.

At some of these plants, turnover is down 50 percent.

Di beberapa pabrik ini, proses pergantian pegawai turun 50 persen.

There's a 40 percent reduction in overtime hours,

Ada pengurangan 40 persen dalam jam lembur,

and there's actually more perfect attendance than ever.

dan sebenarnya ada kehadiran yang lebih sempurna dari sebelumnya.

Another company we worked with for a long time,

Perusahaan lain yang bekerja dengan kami,

we come in and we see people are getting hurt a lot.

kami masuk dan kami melihat orang-orang sangat terluka.

Like, physically injured on the job.

Seperti, cedera fisik di tempat kerja.

And we quickly realize

Dan kami segera menyadari

the personal protective gear that's issued to the employees,

bahwa alat pelindung pribadi yang dikeluarkan untuk karyawan,

it's made for only one body type.

itu dibuat hanya untuk satu tipe tubuh.

You can probably guess what body type.

Anda mungkin bisa menebak tipe tubuh apa.

It's the white male body type.

Ini adalah tipe tubuh pria kulit putih.

And we say, "That's not very smart,

Dan kami berkata, “Itu tidak terlalu pintar,

so let's get safety gear that fits multiple body types."

Mari kita dapatkan alat keselamatan yang sesuai dengan berbagai tipe tubuh.

And that, along with a couple other very small changes,

Bersama dengan beberapa perubahan kecil lainnya,

safety incidents were down 40 percent.

insiden keselamatan turun 40 persen.

Ketika saya membawa contoh-contoh ini kepada para eksekutif,

And when I bring these examples to executives,

mereka sering berkata, “Itu sangat masuk akal.

they often say, "That makes a ton of sense.

I'm very compelled by this.

Saya sangat terdorong oleh ini.

But isn't this turning into a 'If You Give a Mouse a Cookie' situation?"

Tapi bukankah ini berubah menjadi situasi 'If You Give a Mouse a Cookie'?"

And I would say, one, like,

Dan saya akan jawab, satu,

CEO, great reference, incredible children's book.

CEO, referensi bagus, buku anak-anak luar biasa.

Go back and read it, if you haven't read it recently.

Kembalilah dan bacalah, jika Anda belum membacanya saat ini.

And two, and very importantly,

Dan dua, dan yang sangat penting,

yes, it is turning into that situation.

ya, itu berubah menjadi situasi itu.

You can give your employees the full cookie.

Anda dapat memberikan cookie lengkap kepada karyawan Anda.

I've talked to hundreds, thousands of workers

Saya telah berbicara dengan ratusan ribu pekerja

over the last couple of years.

selama beberapa tahun terakhir.

And what do the workers say themselves that they need to be successful?

Dan apa yang dikatakan para pekerja sendiri bahwa mereka perlu untuk sukses?

They say they need a clean bathroom.

Mereka mengatakan mereka membutuhkan kamar mandi yang bersih.

They need safety gear that fits.

Mereka membutuhkan peralatan pengaman yang pas.

They need a little time to eat lunch.

Mereka membutuhkan waktu untuk makan siang.

And they need a living wage.

Dan mereka membutuhkan upah hidup.

And when I talk to executives, I often hear,

Saat bicara dengan eksekutif, saya sering dengar,

"Well, we can give A, but we can't give B.

“Yah, kita bisa memberi A, tapi tidak bisa memberikan B.

If we give B, our business is going to implode."

Jika kita memberi B, bisnis kita akan meledak.”

I'm sorry, if your business is going to implode

Maaf, jika bisnis Anda akan meledak

because you provide workers, I don't know, a clean bathroom and a living wage,

karena Anda memberi pekerja kamar mandi bersih dan upah hidup,

it's time to look at your business model again.

saatnya untuk melihat model bisnis Anda lagi.

And ...

Dan...

(Cheers)

(Sorak-sorai)

Yeah.

Ya.

(Cheers and applause)

(Sorak-sorai dan tepuk tangan)

And I'm not saying this to ding CEOs or companies,

Dan saya tidak mengatakan ini kepada CEO atau perusahaan,

I'm saying this because I have worked with organizations

saya mengatakan ini karena saya telah bekerja dengan organisasi

to change their business model.

untuk mengubah model bisnis mereka.

It is very possible.

Hal ini sangat mungkin.

And when you make these changes, what actually happens ...

Ketika Anda membuat perubahan ini, apa yang sebenarnya terjadi...

it pays for itself.

itu terbayarkan.

It pays for itself in less overtime,

Itu terbayar untuk perusahaan dengan lebih sedikit lembur,

less turnover

lebih sedikit turnover

and happier and much more engaged employees.

dan karyawan yang lebih bahagia dan jauh lebih terlibat.

And that's good for your people, CEO,

Dan itu baik untuk orang-orang Anda, CEO,

that's also very good for your business.

itu juga sangat baik untuk bisnis Anda.

There's another thing that matters to me a lot.

Ada hal lain yang penting bagi saya.

Saya harap ini penting bagi Anda semua.

I hope it matters to all of you as well.

It's how we treat each other.

Itu adalah cara kita memperlakukan satu sama lain.

Now I'm not saying you have to wander the world

Saya tidak mengatakan Anda harus berkeliaran di dunia

as your own version of the world's best optimist, Ted Lasso.

sebagai versi Anda sendiri dari optimis terbaik dunia, Ted Lasso.

Anda bisa melakukan itu, itu akan sangat bagus.

You can do that, that would be great.

More Teds in the world, net positive for the world.

Lebih banyak TED di dunia, net positive bagi dunia.

You're allowed to be mad if a brand provides you a bad experience.

Anda diizinkan untuk marah jika merek memberi Anda pengalaman buruk.

That is OK.

Itu tidak apa-apa.

But before you get mad at the worker in front of you,

Tapi sebelum Anda marah pada pekerja di depan Anda,

tanyakan pada diri sendiri,

I want you to ask yourself,

why did this breakdown in experience happen?

mengapa gangguan pengalaman ini terjadi?

Because I think these experiences,

Karena saya pikir pengalaman ini,

they go bad from decisions way above a worker's pay grade.

mereka menjadi buruk karena keputusan jauh di atas tingkat gaji pekerja.

Let me talk a little bit

Biarkan saya berbicara sedikit

about how workers themselves are mandated to treat all of us

tentang bagaimana pekerja itu sendiri diamanatkan untuk memperlakukan kita

as customers.

sebagai pelanggan.

There are these handbooks workers are given on day one,

Ada buku pegangan yang diberikan pekerja pada hari pertama,

and they are filled with rules that employees must follow

dan mereka diisi dengan aturan yang harus diikuti karyawan

to provide us good customer service.

untuk memberi kita layanan pelanggan yang baik.

Let me give you some examples.

Izinkan saya memberi Anda contoh.

At some fast-food chains,

Di beberapa rantai makanan cepat saji,

employees are told if they see somebody sitting by themselves

karyawan diberitahu jika mereka melihat seseorang duduk sendiri

for ten minutes or so,

selama sepuluh menit atau lebih,

to go check on them.

untuk memeriksanya.

At some retail stores,

Di beberapa toko ritel,

you must solemnly -- this is written down --

Anda harus sungguh-sungguh - ini tertulis -

solemnly swear, if someone comes within ten feet of you,

sungguh bersumpah, jika seseorang datang dalam jarak sepuluh kaki dari Anda,

you'll make eye contact,

Anda akan melakukan kontak mata,

you'll smile at them,

Anda tersenyum pada mereka dan bertanya

you'll ask if you can help with anything.

apakah Anda dapat membantu mereka.

[One of] my favorite rules I've seen recently,

Salah satu aturan favorit saya baru-baru ini,

some airlines, they mandate how to treat your dog

beberapa maskapai mengamanatkan bagaimana memperlakukan anjing Anda

as a customer on a plane.

sebagai pelanggan di pesawat.

And this includes all types of dogs --

Dan ini termasuk semua jenis anjing --

big, small, barking, anxious.

besar, kecil, menggonggong, cemas.

There are rules the flight attendants must follow.

Ada aturan yang harus diikuti oleh pramugari.

I've seen this stuff, I've asked workers about it.

Saya melihatnya, saya tanyakan itu kepada mereka.

I asked about it on Reddit a couple of weeks ago,

Saya bertanya itu di Reddit beberapa minggu lalu,

and on Reddit, the front line comes out in full force,

di Reddit, garis depan keluar dengan kekuatan penuh,

so go have a look after this.

jadi lihatlah ini.

The point is,

Intinya adalah,

somebody took the time to write down these rules,

seseorang meluangkan waktu untuk menuliskan aturan ini,

and mandated the employees follow them.

dan mengamanatkan karyawan untuk mengikutinya.

We also can follow a set of rules

Kita juga dapat mengikuti seperangkat aturan

in what I will call the "Handbook of Humanity."

dalam apa yang akan saya sebut “Buku Pegangan Kemanusiaan.”

And I know we can follow these rules.

Kita bisa ikuti aturan ini.

Let me tell you why.

Biarkan saya memberi tahu Anda mengapa.

There's this restaurant called the Restaurant of Mistaken Orders.

Ada restoran yang disebut Restaurant of Mistaken Orders.

Saya tidak tahu apakah Anda pernah dengar.

I'm not sure if you've heard of it.

It's based in Tokyo, Japan.

Berbasis di Tokyo, Jepang.

Almost all the employees there have dementia.

Hampir semua karyawan di sana menderita demensia.

It's a really interesting idea

Ini adalah ide yang menarik

in a country where one in five or so people

di negara di mana satu dari lima atau lebih orang

will be affected by dementia in the next couple of years.

akan terkena demensia dalam beberapa tahun ke depan.

The restaurant is trying to raise awareness,

Restoran mencoba meningkatkan kesadaran,

and I might be leading the witness just a little bit here.

dan saya mungkin sedikit mengarahkan di sini.

At the Restaurant of Mistaken Orders,

Di Restaurant of Mistaken Orders,

40 percent of the orders are delivered incorrectly.

40 persen pesanan dikirim secara tidak benar.

Anda mendapatkan makanan yang salah.

You get the wrong food.

(Laughter)

(Tertawa)

99 percent of people have a really good experience at this restaurant.

99 persen orang memiliki pengalaman yang sangat baik di restoran ini.

The other one percent filled out the survey wrong.

Satu persen lainnya salah mengisi survei.

You know, the thing is,

Anda tahu, masalahnya adalah,

you might say, "Adriann, obviously, the Restaurant of Mistaken Orders,

Anda mungkin berkata, “Adriann, jelas, Restaurant of Mistaken Orders,

people know the rules, they know what to expect."

orang-orang tahu aturannya, mereka tahu apa yang diharapkan.”

Yeah, that's true. And you know what?

Ya, itu benar. Anda tahu apa?

The rules in the Handbook of Humanity are also written down,

Aturan dalam Handbook of Humanity juga tertulis,

they're very clear for everyone to follow.

sangat jelas untuk diikuti semua orang.

Rule number one --

Aturan nomor satu --

if I have to spell it out for everyone -- and I will, don't worry,

jika saya mengejanya untuk semua orang -- dan saya akan, jangan khawatir,

I'm not going to leave you hanging --

saya tidak akan membiarkan Anda tergantung --

Number one:

Nomor satu:

don't be a jerk.

jangan marah.

Don't be a jerk when your specialty latte takes a bit too long to brew,

Jangan marah ketika latte spesial Anda butuh waktu terlalu lama untuk diseduh,

and don't be a jerk when your flight is delayed

dan jangan marah ketika penerbangan Anda tertunda

and the gate agent has to tell you, "Because of the thunderstorm" ...

dan agen gerbang harus memberitahu Anda, “Karena badai petir”...

No, gate agents cannot control the weather, contrary to popular belief.

Tidak, agen gerbang tidak dapat mengontrol cuaca,

bertentangan dengan kepercayaan populer.

Don't be a jerk, and be a good human.

Jangan marah, dan jadilah manusia yang baik.

The Handbook of Humanity holds in all of these situations.

Buku Pegangan Kemanusiaan berlaku dalam semua situasi ini.

There's one more group of people I want to talk to you [about] today,

Ada satu kelompok lagi yang ingin saya bicarakan hari ini,

before I end my time.

sebelum saya mengakhirinya.

What is my advice for the three billion of us

Apa saran saya untuk tiga miliar dari kita

yang melakukan pekerjaan garis depan?

that do frontline work?

What can frontline workers themselves do to make their experience better?

Apa yang dapat dilakukan mereka untuk membuat pengalaman lebih baik?

Sejujurnya saya sudah memikirkan hal ini untuk waktu yang sangat lama.

I've honestly thought about this for a very long time.

And I don't think frontline workers need to do anything.

Saya tidak berpikir pekerja garis depan perlu melakukan apa pun.

All I have to say to the three billion frontline workers that show up every day,

Yang harus saya katakan kepada tiga miliar pekerja garis depan muncul setiap hari,

in person, and that includes before COVID,

secara langsung, dan itu termasuk sebelum COVID,

during COVID and even today.

selama COVID dan bahkan hari ini.

All I have to say,

Yang harus saya katakan,

and all the CEOs of these companies should be saying,

dan semua CEO dari perusahaan-perusahaan ini harus katakan,

is a massive, massive "thank you."

adalah “terima kasih.”

(Cheers and applause)

(Sorak-sorai dan tepuk tangan)

You should not have to ask for basic human decency,

Anda seharusnya tidak perlu meminta martabat dasar manusia,

comfortable working conditions

kondisi kerja yang nyaman,

and a living wage.

dan upah hidup.

And you should expect all of us, as leaders of companies,

Dan Anda harus mengharapkan kita semua, sebagai pemimpin perusahaan,

all of us as customers you interact with,

kita semua sebagai pelanggan yang berinteraksi dengan Anda,

all of us just as basic humans ...

kita semua sebagai manusia...

to do better.

melakukan dengan lebih baik.

And I am so confident we can do better.

Dan saya sangat yakin kita bisa melakukannya lebih baik.

Let's do better.

Mari kita lakukan dengan lebih baik.

Thank you very much.

Terima kasih banyak.

(Cheers and applause)

(Sorak-sorai dan tepuk tangan)