How Sci-Fi Informs Our Climate Future — and What to Do Next | Zainab Usman | TED

Translator: Obbie Prima Reviewer: ryan aziz

We don't have to look far

Kita tidak perlu melihat jauh

to see how humanity's fight against climate change might play out.

untuk melihat bagaimana perjuangan umat manusia melawan perubahan iklim

mungkin terjadi.

Science fiction authors from around the world,

Penulis fiksi ilmiah dari seluruh dunia,

writing from different traditions,

menulis dari tradisi yang berbeda,

coalesce on one point.

bersatu pada satu titik.

A divided world, unable to fight the common threat.

Dunia yang terpecah, tidak mampu melawan ancaman bersama.

In Cixin Liu's "The Three-Body Problem" trilogy,

Dalam trilogi “The Three-Body Problem” karya Cixin Liu,

the threat of aliens from a dying planet invading to conquer Earth

ancaman alien dari planet sekarat yang menyerang untuk menaklukkan Bumi

does not bring humanity together.

tidak menyatukan umat manusia.

Instead, a potent combination of fear,

Sebaliknya, kombinasi kuat dari ketakutan,

jingoism and competition for scarce resources among countries

jingoisme, dan persaingan sumber daya yang langka di antara negara-negara

fractures the world into competing geoeconomic blocs

memecah dunia menjadi blok geo-ekonomi yang bersaing

centered around three powers:

yang berpusat di sekitar tiga kekuatan:

the United States, China and Europe.

Amerika Serikat, China dan Eropa.

And none of these blocs succeed in staving off the alien invasion

Tak satu pun dari blok-blok ini berhasil mencegah invasi alien

with, as you can imagine, disastrous consequences

dengan, seperti yang dapat Anda bayangkan, konsekuensi bencana

for the survival of humanity.

bagi kelangsungan hidup umat manusia.

Sorry for the spoilers about the books.

Maaf untuk spoiler tentang buku-buku itu.

(Laughter)

(Tawa)

In George Orwell's "1984,"

Dalam karya George Orwell “1984"

the world’s three superstates --

tiga negara super dunia --

Oceania, Eurasia and East Asia --

Oceania, Eurasia dan Asia Timur --

fight each other in perpetuity in a disputed area

saling bertarung terus menerus di daerah sengketa

located mostly around parts of Africa and the Middle East,

yang sebagian besar terletak di sekitar bagian Afrika dan Timur Tengah,

where “the rest” reside.

di mana “sisanya” tinggal.

The realm of fiction is years ahead in anticipating important global currents.

Ranah fiksi berada bertahun-tahun ke depan dalam mengantisipasi arus penting global.

The International Monetary Fund’s “World Economic Outlook”

“World Economic Outlook” International Monetary Fund’s (IMF)

describes an ongoing fragmentation of our global economy around four blocs:

menggambarkan fragmentasi ekonomi global yang sedang terjadi di sekitar empat blok:

The United States, China,

Amerika Serikat, China,

the European Union and the rest.

Uni Eropa dan sisanya.

This geoeconomic fragmentation

Fragmentasi geoekonomi ini

may seriously hinder our ability to fight climate change

dapat menghambat kemampuan kita untuk memerangi perubahan iklim

by affecting the collective will to fight it.

dengan mempengaruhi kehendak kolektif untuk melawannya.

Because no individual, no group

Karena tidak ada individu, kelompok

and certainly no nation state

dan tentu saja tidak ada negara bagian

is self-sufficient in all of the resources,

yang mandiri dalam semua sumber daya,

the finances and the manpower needed to reduce the rapid warming of our planet.

keuangan dan pekerja yang dibutuhkan untuk mengurangi pemanasan planet kita.

We need collective action to invent and deploy at scale

Kita membutuhkan tindakan kolektif untuk menciptakan dan menyebarkan skala besar

the technology solutions needed to reduce greenhouse gases

solusi teknologi yang diperlukan untuk mengurangi gas rumah kaca

in wealthy, high-emitting countries

di negara-negara kaya dengan emisi tinggi

and to build systems in poorer, low-emitting countries

dan untuk membangun sistem di negara-negara miskin dan rendah emisi

to help them adapt to changing weather patterns.

untuk membantu mereka beradaptasi dengan perubahan pola cuaca.

This is a three-part problem.

Ini adalah masalah tiga bagian.

Let us starts with the technoeconomic spheres of innovation.

Mari kita mulai dengan bidang inovasi teknoekonomi.

OK, I have to confess, even that is a mouthful for me.

Saya harus mengakui, bahkan itu berlebihan bagi saya.

So let's rephrase this a bit.

Jadi mari kita ulangi ini sedikit.

Where in the world is innovation around low-carbon technologies happening?

Di manakah inovasi seputar teknologi rendah karbon terjadi di dunia ini?

To slow down the speed of global warming,

Untuk memperlambat pemanasan global,

we need to deploy clean technology solutions

kita perlu menerapkan solusi teknologi bersih

around battery storage, renewable energy generation, etc.,

di sekitar penyimpanan baterai, pembangkit energi terbarukan, dll.,

at scale in all reaches of the world.

dalam skala besar di semua penjuru dunia.

But the innovation around these crucial low-carbon technologies

Tetapi inovasi seputar teknologi rendah karbon yang penting ini

is happening in only a handful of countries.

hanya terjadi di segelintir negara.

The world's largest science and technology clusters,

Cluster sains dan teknologi terbesar di dunia,

with the highest density of inventors and scientific authors,

dengan kepadatan penemu dan penulis ilmiah tertinggi,

are concentrated in just three regions:

terkonsentrasi hanya di tiga wilayah:

North America, Europe and Asia.

Amerika Utara, Eropa dan Asia.

There is a danger here that the innovation and diffusion

Ada bahaya di sini bahwa inovasi dan penyebaran

of these crucial low-carbon technologies

teknologi rendah karbon yang penting ini

will only happen among an exclusive group of allies,

hanya akan terjadi di antara kelompok sekutu eksklusif,

while excluding non-allies, especially the poorer countries.

sementara tidak termasuk non-sekutu, terutama negara-negara miskin.

We are already seeing a trend

Kita sudah melihat tren

of global public energy research and development budgets

anggaran penelitian dan pengembangan energi publik global

concentrated within these technoeconomic spheres of innovation:

yang terkonsentrasi dalam bidang inovasi teknoekonomi ini:

China, Europe and the United States.

China, Eropa, dan Amerika Serikat.

A second part of the problem

Bagian kedua dari masalah ini

is that we need to prioritize consumer gains and welfare.

adalah bahwa kita perlu memprioritaskan keuntungan dan kesejahteraan konsumen.

The commercialization of climate mitigation

Komersialisasi teknologi mitigasi

and adaptation technologies

dan adaptasi iklim

is essential for their global equitable deployment at scale.

sangat penting untuk penyebaran global yang adil dalam skala besar.

The mass production of clean energy hardware,

Produksi massal perangkat keras energi bersih,

electric vehicles,

kendaraan listrik,

sustainable building materials and so on

bahan bangunan berkelanjutan dan lainnya

will encourage their widespread use.

akan mendorong penggunaannya secara luas.

Access to large export markets will result in higher quality products

Akses ke pasar ekspor yang besar

akan menghasilkan produk berkualitas yang lebih tinggi

and the creation of green jobs at home.

serta penciptaan lapangan kerja hijau di rumah.

Competition among producer firms will help push down prices for consumers

Persaingan antara perusahaan produsen akan membantu menurunkan harga bagi konsumen

and help raise living standards across the board,

dan membantu meningkatkan standar hidup,

including in poorer countries.

termasuk di negara-negara miskin.

But if strict barriers to entry are placed on firms from rival geoeconomic blocs,

namun jika perusahaan dari blok geoekonomi saingan dihambat untuk masuk,

there will be a cost to this lack of competition

akan ada biaya untuk kurangnya persaingan

that is borne by ordinary people.

yang ditanggung oleh orang-orang biasa.

Inefficiencies in the mass production of green technologies

Inefisiensi dalam produksi massal teknologi hijau

by firms with monopoly power in small but captive markets

oleh perusahaan-perusahaan dengan kekuatan monopoli pasar kecil tetapi tertahan

will neither reduce greenhouse gases, nor improve people's quality of life.

tidak akan mengurangi gas rumah kaca, atau meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Imagine having to choose between maybe two or even one brand

Bayangkan harus memilih antara mungkin dua atau bahkan satu merek

of highly overpriced electric vehicles or solar panels,

kendaraan listrik atau panel surya yang sangat mahal,

when restrictions are placed

ketika pembatasan ditempatkan

on the imports of dozens of more affordable options

pada impor lusinan opsi yang lebih terjangkau

from companies from around the world.

dari perusahaan dari seluruh dunia.

This is the case currently with cell phones in some countries,

Ini adalah kasus saat ini dengan ponsel di beberapa negara,

where consumers are restricted to just two highly overpriced brands,

di mana konsumen dibatasi hanya pada dua merek yang sangat mahal,

or maybe even one.

atau bahkan mungkin satu.

A third issue is that we need global standards

Masalah ketiga adalah bahwa kita membutuhkan standar global

to govern the sourcing of strategic materials.

untuk mengatur sumber bahan strategis.

Strategic minerals, such as cobalt, copper,

Mineral strategis, seperti kobalt, tembaga,

nickel and lithium

nikel dan litium

are essential components for the manufacturing of solar panels

adalah komponen penting untuk pembuatan panel surya

that we all love,

yang kita semua sukai,

electric vehicles,

kendaraan listrik,

wind turbines

turbin angin

and other such clean energy, clean mobility hardware.

dan energi bersih lainnya, perangkat keras mobilitas bersih.

These resources are nonrenewable.

Sumber daya ini tidak dapat diperbarui.

They are in finite supply and they are in high demand.

Mereka memiliki pasokan yang terbatas dan mereka sangat diminati.

By 2040, for instance, the demand for lithium is projected to grow 40-fold.

Pada tahun 2040, misalnya,

permintaan lithium diproyeksikan tumbuh 40 kali lipat.

For graphite, 25-fold.

Untuk grafit, 25 kali lipat.

And for copper 21-fold.

Dan untuk tembaga 21 kali lipat.

These minerals are often found in poorer countries,

Mineral ini sering ditemukan di negara-negara miskin,

such as the Democratic Republic of Congo in Africa,

seperti Republik Demokratik Kongo di Afrika,

Indonesia, Myanmar and the Philippines in Asia,

Indonesia, Myanmar dan Filipina di Asia,

and in fragile ecosystems such as our ocean floors.

dan di ekosistem rapuh seperti dasar laut kita.

In a world of fiercely competing geoeconomic blocs,

Dalam dunia blok geoekonomi yang bersaing ketat,

how will the race to access these scarce strategic minerals play out?

bagaimana perlombaan mengakses mineral strategis langka ini akan berlangsung?

Think about this for a second.

Pikirkan tentang ini sebentar.

The race to access strategic minerals from our ocean floors,

Perlombaan untuk mengakses mineral strategis dari dasar laut kita,

destroying precious animal and plant species.

menghancurkan spesies hewan dan tumbuhan yang berharga.

Or a new space race to strip the moon of strategic minerals.

Atau perlombaan luar angkasa baru untuk melucuti mineral strategis di bulan.

I wish all of this was far-fetched, but it really is not.

Saya berharap semua ini dibuat-buat, tetapi sebenarnya tidak.

In fact, the history of the Democratic Republic of Congo

Faktanya, sejarah Republik Demokratik Kongo

is a cautionary tale of what a zero-sum race without guardrails

adalah kisah peringatan tentang perbuatan oleh perlombaan zero-sum tanpa pembatas

to access precious human and natural resources could do.

untuk mengakses sumber daya manusia dan alam yang berharga.

It was a competition among European empires

Itu adalah persaingan di antara kekaisaran Eropa

that drove the transatlantic slave trade between the 16th and the 19th centuries

yang mendorong perdagangan budak transatlantik antara abad ke-16 dan ke-19

that depopulated vast swaths of the Congo.

yang mendepopulasi sebagian besar Kongo.

The Shinkolobwe mine in the Congo was a source of two thirds of the uranium

Tambang Shinkolobwe di Kongo adalah sumber dua pertiga uranium

used in the atomic bomb

yang digunakan dalam bom atom

that the United States dropped on Hiroshima in 1945,

yang dijatuhkan Amerika Serikat di Hiroshima pada tahun 1945,

during World War II.

selama Perang Dunia II.

Today, the Congo is a source of cobalt

Saat ini, Kongo adalah sumber kobalt

that makes its way to refineries in China

yang menuju kilang di China

for the manufacturing of batteries.

untuk pembuatan baterai.

We need global standards to prevent the destruction of our fragile ecosystem,

Kita butuhk standar global untuk mencegah kehancuran ekosistem kita yang rapuh,

such as our ocean floors, the moon and the Democratic Republic of Congo.

seperti dasar laut kita, bulan, dan Republik Demokratik Kongo.

Now an alternative scenario is actually possible.

Sekarang skenario alternatif sebenarnya mungkin terjadi.

We can reject the dystopian future painted by Liu and Orwell

Kita dapat menolak masa depan distopia yang dilukis oleh Liu dan Orwell

if we consciously prioritize collective action

jika kita secara sadar memprioritaskan tindakan kolektif

on the key issues that matter.

pada isu-isu kunci yang penting.

To do that, we need action on three fronts.

Untuk melakukannya, kita perlu bertindak di tiga bidang.

Policymakers are the ones implementing radical protectionist policies

Pembuat kebijakan adalah orang-orang yang menerapkan kebijakan proteksionis radikal

to meet short-term political imperatives.

untuk memenuhi kewajiban politik jangka pendek.

They need to think carefully about the long-term consequences

Mereka perlu berhati-hati tentang konsekuensi jangka panjang

for their people, their economies

bagi rakyat mereka, ekonomi mereka

and their societies that will persist long after their political tenures.

dan masyarakat mereka yang akan bertahan lama setelah masa jabatan politik mereka.

Business leaders must consider

Para pemimpin bisnis harus menimbang

whether atomized and insular markets are their preferred future.

apakah pasar yang diatomisasi dan insular adalah masa depan pilihan mereka.

And finally, for us scholars, intellectuals and activists,

Dan akhirnya, bagi kita para sarjana, intelektual dan aktivis,

we must identify and defend the values that matter most to us.

kita harus identifikasi dan pertahankan nilai-nilai yang paling penting bagi kita.

We must advance continued improvements in human well-being,

Kita harus memajukan peningkatan berkelanjutan dalam kesejahteraan manusia,

shared prosperity for everyone around the world,

kemakmuran bersama untuk semua orang di seluruh dunia,

ecological balance and mutual coexistence.

keseimbangan ekologis dan koeksistensi timbal balik.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)